Raja Swedia Terkesan Dengan Pramuka Di Bantul
Monday, May 20, 2019
Edit
Bantul – 1 Februari 2012, RESMIKAN DESA PRAMUKA : Raja Swedia yg pula Ketua Pramuka Dunia Carl XVI Gustaf (kedua kiri) mengamati keris hasil kerajinan yang dipamerkan dalam peresmian Desa Pramuka pada Dusun Nogosari, Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul, Yogyakarta, Rabu (1/2). Carl XVI Gustaf selain mengukuhkan Desa Wukirsari sebagai desa pramuka juga meresmikan pendapa Sanggar Among Budoyo Pramuka pada desa tadi. (ant )
Yogyakarta ( Berita ) : Raja Swedia Carl Gustaf XVI menyatakan terkesan menggunakan apa yg sudah dikerjakan Pandu atau Pramuka pada Kabupaten Bantul, Daerah Yogyakarta, yg membentuk sentra pelatihan yg diharapkan warga .
“Saya terkesan dengan Pandu pada Bantul yg sudah membangun Pendapa Sanggar Pramuka menjadi sentra pelatihan kerajinan batik, wayang kulit, serta karawitan,” istilah Carl Gustaf yg juga Ketua Yayasan Pandu Dunia, di Bantul, Rabu [01/02].
Menurut beliau saat meresmikan pendapa tadi pada Nogosari, Desa Wukirsari, Kecamatan Imogiri, dirinya bangga menggunakan Pandu di Bantul yang sudah melakukan pekerjaan besar serta baik. “Saya akan menceritakan hal itu ke seluruh dunia. Saya berpesan lanjutkan apa yg sudah dilakukan tadi dan semoga sukses,” ujarnya.
Ia berkata, proyek pembanguan pusat training misalnya itu yg dinamakan “Messenger of Peace” (MoP) yg juga dilakukan kepanduan di berbagai negara, termasuk Arab Saudi.
“MoP bertujuan buat membantu rakyat sebagai lebih baik, sebagai akibatnya bisa dicontoh oleh negara lain. Indonesia sudah melaksanakan acara tadi serta diikuti oleh negara lain,” pungkasnya.
Menurut beliau, Yayasan Pandu Dunia jua akan meluncurkan “website” (halaman) baru yg berisi peta negara-negara yg melaksanakan MoP di semua global.
“‘Website’ itu pula akan menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga akan memudahkan Pandu di Indonesia buat mengaksesnya. Dalam dua bulan ke depan Pandu Indonesia bisa membuka ‘website’ MoP pada bahasa Indonesia,” paparnya.
Bupati Bantul Sri Suryawidati berkata, Pendapa Sanggar Pramuka itu direncanakan sebagai pusat kegiatan yg mendukung usaha kearifan lokal, misalnya kerajinan tatah sungging wayang kulit serta membatik.
“Hal itu diharapkan dapat mendukung pengembangan ekonomi serta pemberdayaan warga setempat, sebagai akibatnya dapat lebih baik di masa depan,” tuturnya.
Menurut beliau, pada Indonesia masih ada sekitar 21 juta anggota Pandu atau Pramuka yang 35.000 anggota pada antaranya berada di Bantul. Hal itu menerangkan Bantul adalah kabupaten paling aktif pada aktivitas kepanduan.
“Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bantul memiliki komitmen buat berbagi Pramuka menurut taraf sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (Sekolah Menengah Atas),” ucapnya.
Pada kesempatan itu Raja Swedia didampingi antara lain Menpora Andi Mallarangeng, Duta Besar Swedia buat Indonesia Ewa Ulrika Polano, Wakil Gubernur DIY Paku Alam IX, Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI Mulhim Asyrof, Ketua Kwartir Nasional Pramuka Azrul Azwar.
Kedatangan mereka disambut tembang Projo Tamansari serta Panembromo Kinanti Sobokastowo diiringi alunan gamelan. Selanjutnya, disuguhi tarian tradisional Gambyong menjadi ungkapan selamat tiba. (Sumber Berita : //beritasore.com)