RESPON LARVA IKAN TERHADAP ITENSITAS CAHAYA

Respon Larva Ikan Terhadap Intesitas Cahaya  - Cahaya merupakan faktor eksternaldan ekologi yang penting, termasuk spektrum rona, intensitas dan fotoperiodik.karakteristik cahaya sangat spesifik dalam lingkungan perairan serta sangatbervariasi di alam. Ambang intensitas cahaya minimal yang diharapkan untukperkembangan serta pertumbuhan larva ikan. Dan Saat Ini penggunaan Cahaya terbukti bisa mendatangkan larva ikan dan larva ikan akan mendatangkan ikan yang lebih besar .


Pada syarat pencahayaan gelap, larva cenderung berkiprah menyebar dalam mencarimangsa. Sehingga membutuhkan energi yang lebih tinggi. Aktivitas metabolismeyang tinggi memerlukan energi yg besar sebagai akibatnya laju penyerapan kuningtelurnya sebagai lebih cepat. 


Larva ikan pada hari pertama setelah menetastidak ditemukan adanya pigmen pencahayaan dalam matanya dan sedikit sekalidiferensiasi penglihatan. Pada hari ketiga pigmen dengan retina yg bertingkatdan sel penglihatan telah berkembang. Selanjutnya dalam harikelima saraf optik serta cone (sel berbentuk kerucut dalam retina) telahberkembang. 

Respon Larva Ikan Terhadap Intesitas Cahaya

Intensitas dapat bervariasi, menjadi contoh antara 50 dan 150 lux buat ikanSparus auratus. Namun, beberapa spesies bisa tumbuh serta berkembang padaintensitas cahaya yang sangat rendah adalah misalnya dalam beberapa spesies larvaikan pelagis, ad interim ikan kakap (Morone saxatilis). 

Pada waktu larva ikan umumnyahidup di daerah estuaria menggunakan air yg keruh. Juvenil ikan herring Clupeaharengus, berenang cepat dan bertahan hidup waktu berpindah ke perairan yanggelap.

Ketika larva berubah sebagai juvenil maka rods (sel berbentuk btg padaretina) telah terbentuk. Cone serta rods merupakan fotoreseptor yang aktifbekerja dan peka terhadap gelap dan terangnya cahaya. 

Cone bekerja ketikakondisi terang, sedangkan rods bekerja pada syarat gelap/samar. Denganberkembangnya adaptasi terhadap gelap dan jelas maka ikan muda (juvenil) mudahdalam menangkap mangsa. Aktivitas pemangsaan yang sukses akan menunjangpertumbuhan juvenil.

beberapa larva ikan masih belum berkembang organ penglihatannya secara sempurnasehingga sedikit sekali diferensiasi pada membedakan cahaya terang dan gelap.pada syarat pro larva, cahaya diperlukan buat stimulus pewarnaan (pigmentasi)dalam organ penglihatan serta warna tubuh, suatu peristiwa yang krusial di awalpertumbuhan serta perkembangan larva. 

Secara generik, usang saat penyinaran mempengaruhi kecepatan perkembangan larva.ada atau tidaknya cahaya bisa menaruh efek kegiatan yg berbedaterhadap larva ikan. 

Pergerakan kegiatan larva akan menghipnotis lajupenyerapan kuning telur waktu larva berkembang dari pro larva menuju post larva.efisiensi penyerapan kuning telur yg tinggi bisa terjadi akibat dariaktivitas larva yang rendah, sehingga kuning telur lebih banyak terserap untukpertumbuhan.

Tingkat intensitas cahaya dibutuhkan buat mengoptimasi pertumbuhan larva.intensitas cahaya 600 – 1300 lx dapat menaikkan pertumbuhan dalam ikanseabream, ad interim larva ikan kakap berkembang secara optimal dalam 600 lx.pada spesies lain, level optimum lebih rendah misalnya pada atlantic halibut,pertumbuhan terbaik dalam 1-10 lx. 

Disamping itu juga masih ada beberapa ikanyang sensitif terhadap intensitas cahaya yang tinggi. Hal ini terlihat padaikan Southern flounder ( paralichtis lethogstigma ) yang dicobakan pada kisaran340 – 1600lx serta nir menaruh pengaruh terhadap pertumbuhan danmetamorphosis, pada spesies yang sama juga ditemukan disparitas pigementasi padapost metamorphosis larva. 

Peristiwa konvoi berkumpulnya larva ikan pada bawah cahaya dapat dibedakansebagai insiden pribadi yakni ikan–ikan tertarik sang cahaya kemudian berkumpuldan peristiwa tak pribadi yakni lantaran ada cahaya maka plankton dan ikan–ikankecil berkumpul kemudian ikan–ikan mini berkumpul kemudian ikan yang dimaksuddatang berkumpul menggunakan tujuan feeding (mencari makan). 

Larva gurame lebihmudah menerima pakannya waktu terdapat cahaya yg dibuktikan menggunakan jumlah pakanpaling banyak ditemukan pada lambung larva gurame dalam saat siang hari atauada cahaya. Artemia bersifat fototaksis positif dan cenderung bergerombolmendekati sumber cahaya. Hal tadi akan memudahkan larva ikan dalammenangkap artemia sebagai mangsanya.

Variasi pertumbuhan pula dapat dijelaskan melalui kegiatan larva memburumangsa, dan sangat tergantung pada perkembangan penglihatan larva. Intensitascahaya yang rendah diharapkan buat menyebarkan kegiatan berburu secaranormal. 

Larva sea bream lebih menyukai cahaya yg redup menggunakan tingkatkelangsungan hayati dan efisiensi pakan yg tinggi dibanding pada cahaya yangterang. Berdasarkan nilai rata-homogen tingkat kelangsungan hayati yang dicapaimaka suhu 28 oC adalah suhu yg terbaik bagi kehidupan larva

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel