Warga mengungsi karena lumpur Lapindo
Ratusan penduduk tiga desa pada Sidoarjo, Jawa timur terpaksa mengungsi berdasarkan rumah mereka lantaran tergenangi air dan lumpur Lapindo sesudah tanggul jebol menyusul hujan deras Kamis sore (23/12).
Sedikitnya 200 orang berdasarkan Desa Glagaharum, Gempolsari dan Sentul mengungsi di bekas Pasar Porong, Sidoarjo. Mereka mengungsi menurut luapan air bercampur lumpur berdasarkan titik 80 pada sisi bagian timur tanggul penampungan lumpur Lapindo.
Ratusan rakyat lainnya dari desa yg sama juga sudah mengungsi seluruh ke loka lebih aman.
Kekhawatiran rakyat akan banjir telah berkembang jauh hari. Sejak dua tahun kemudian rakyat di tiga desa ini sudah menuntut buat masuk pada peta terdampak lumpur.
Tidak aman
Mereka risi, dengan jeda hanya kurang 500 meter berdasarkan bibir tanggul, pemukiman mereka akan selalu terancam banjir dari luapan air dan bocornya tanggul.
Ya mau bagaimana lagi. Kalau mau pindah, ya sebenarnya kita memang ingin sekali pindah. Wong sudah tidak kondusif di sana
:Mustain
Meski telah beberapa kali berusaha lewat audiensi menggunakan Pemprov Jatim, pemerintah pusat dan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo, BPLS, tuntutan warga tidak dipenuhi.
Berdasarkan Peraturan Presiden Perpres No.48/2008 hanya ada sembilan RT di lima desa, Kedung Bendo, Jatirejo, Pejarakan, Mindi dan Besuki seluas 640 hektar yang bisa ganti rugi dari PT Lapindo Brantas.
Ketua RT2 Desa Sentul Mustain mengatakan meski wajib hayati pada ketakutan akan banjir, masyarakat nir punya pilihan lain.
"Ya mau bagaimana lagi. Kalau mau pindah, ya sebenarnya kita memang ingin sekali pindah. Wong sudah tidak kondusif di sana. Kalau hujan agak lama, airnya pasti meluber. Tanggul bocor itu sudah sering," keluh Mustain.
Sementara itu, Ahmad Kusairi Humas Badang Penanggulangan Lumpur Sidoarjo berkata Desa Glagaharum, Gempolsari dan Sentul masih kondusif lantaran diantara tanggul dan perbatasan desa, dibatasi bekas sawah yang relatif luas.