MATERI LENGKAP OGN 2019 KOMPETENSI PEDAGOGIK


PEMAHAMAN PESERTA DIDIK SECARA MENDALAM:PRINSIP-PRINSIP PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK, PRINSIP-PRINSIPKEPRIBADIAN PESERTA DIDIK, DAN BEKAL AJAR AWAL PESERTA DIDIK.

Dikutip dari //www.kesharlindungdikmen.id/,ada lima cakupan materi kompetensi pedagogik dalam Olimpiade Pengajar Nasional (OGN)2017 menjadi berikut.

1.pemahamanpeserta didik secara mendalam: prinsip-prinsip perkembangan kognitif pesertadidik, prinsip-prinsip kepribadian peserta didik, dan bekal ajar awal pesertadidik.

2.perancanganpembelajaran, termasuk pemahaman landasan pendidikan buat kepentinganpembelajaran: landasan kependidikan, teori belajar dan pembelajaran, strategipembelajaran menurut ciri siswa, kompetensi yg ingindicapai, serta bahan ajar, dan rancangan pembelajaran berdasarkan strategiyang dipilih.

3.pelaksanaanpembelajaran: penataan latar (setting) pembelajaran serta pelaksanaanpembelajaran yang aman.

4.perancangandan aplikasi evaluasi pembelajaran: evaluasi (assessment) proses dan hasilbelajar secara berkesinambungan menggunakan berbagai metode, analisis output evaluasiproses serta hasil belajar buat menentukan taraf ketuntasan belajar (masterylearning), serta pemanfaatan hasil penilaian pembelajaran buat perbaikankualitas program pembelajaran secara umum.

5.pengembanganpotensi siswa buat mengaktualisasikan kompetensi pengajar: pengembanganberbagai potensi akademik serta nonakademik peserta didik.

Pada postingan ini akan disajikanRingkasan Materi Cakupan Materi OGN 2017 Kompetensi Pedagogik angka 1 yaitu : Pemahamanpeserta didik secara mendalam: prinsip-prinsip perkembangan kognitif pesertadidik, prinsip-prinsip kepribadian peserta didik, dan bekal ajar awal pesertadidik.

I.PERKEMBANGANKOGNITIF PESERTA DIDIK

A.pengertian

Kognitif atau pemikiran adalah istilahyang digunakan oleh pakar psikologi buat mengungkapkan seluruh aktivitas mentalyang berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan serta pengolahan informasiyang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan kasus, danmerencanakan masa depan, atau semua proses psikologis yg berkaitan bagaimanaindividu menyelidiki, memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan,menilai dan memikirkan lingkungannya. (Desmita, 2009)

B.faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Guru wajib mengetahui tentangfaktor-faktor yang mensugesti siswa. Yang sangat sentral dalamfactor-faktor yang menghipnotis perkembangan kognitif merupakan gaya pengasuhandan lingkungan. Biasanya gaya pengasuhan lebih diterapkan dalam anak-anak. Padapengasuhan ini merupakan cika lbakal perkembangan kognitif tadi, karenaketika anak diasuh secara tidak sesuai menggunakan semestinya, ini akan berakibatpada perkembangan kognitif anak, bahkan pada perkembangan mental anak tadi.lingkungan pun sangat berpengaruh dalam perkembangan kognitif, semakin buruklingkungan juga pergaulan seseorang maka kemungkinan impak lingkungan padaperkembangan kognitif anak semakin besar . (Wibowo, 2016)

C.tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Peserta Didik

Empat termin perkembangan kognitif siswamenurut Piaget merupakan sebagai berikut.

1.tahap sensori motor (0–dua tahun)

Pada termin sensori motor (0-dua tahun)seorang anak akan belajar buat memakai serta mengatur kegiatan fIsik danmental menjadi rangkaian perbuatan yg bermakna. Pada termin ini, pemahamananak sangat bergantung pada kegiatan (gerakan) tubuh dan alat-alat inderamereka.

2.tahap pra-operasional (dua–7 tahun)

Pada termin pra-operasional (dua-7 tahun),seorang anak masih sangat ditentukan sang hal-hal spesifik yg didapat daripengalaman memakai alat, sehingga dia belum sanggup buat melihathubungan-interaksi serta menyimpulkan sesuatu secara konsisten

3.termin operasional konkret (7–11 tahun)

Pada termin Operasional konkret (7-11tahun), biasanya anak sedang menempuh pendidikan di sekolah dasar. Di termin ini,seorang anak bisa menciptakan kesimpulan dari suatu situasi nyata atau denganmenggunakan benda nyata, serta mampu mempertimbangkan 2 aspek dari suatusituasi konkret secara bersamasama (misalnya, antara bentuk dan berukuran).

4.termin operasional formal (lebih dari 11 tahun)

Pada tahap operasional formal (lebihdari 11 tahun), aktivitas kognitif seorang nir mesti menggunakan bendanyata. Tahap ini adalah tahapan terakhir dalam perkembangan kognitif.(Doyin, 2015)

II.PERKEMBANGAN FISIK PESERTA DIDIK

Kuhlen dan Thompson mengemukakan bahwaperkembangan fisik individu mencakup empat aspek, yaitu:

(a) Otot-otot, yang menghipnotis perkembangankekuatan dan kemampuan motorik;

(b) Sistem syaraf yg sangatmemengaruhi perkembangan kecerdasan serta emosi;

(c) Kelenjar Endokrin, yg menyebabkanmunculnya pola-pola tingkah laris baru, seperti dalam usia remaja berkembangperasaan bahagia buat aktif dalam suatu aktivitas, yang sebagian anggotanyaterdiri atas lawan jenis;

(d) Struktur fisik/tubuh, yg meliputitinggi, berat, dan proporsi.

Seifert dan Hoffnung (1994) berpendapatperkembangan fisik mencakup perubahan-perubahan dalam tubuh (misalnya :pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi danberat, hormon, dan lain-lain), dan perubahan-perubahan pada cara individudalam menggunakan tubuhnya (misalnya perkembangan keterampilan motorik danperkembangan seksual), dan perubahan dalam kemampuan fisik (misalnya penurunanfungsi jantung, penglihatan, serta sebagainya).

III.PERKEMBANGANSOSIAL-EMOSIONAL PESERTA DIDIK

Selain perkembangan karakteristik fisikdan kognitif peserta didik, yg nir kalah penting adalah perkembangansosial-emosional siswa. Sosio-emosional asal berdasarkan istilah sosial danemosi. Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan pada hubungan atauinteraksi sosial. Dapat jua diartikan menjadi proses belajar untukmenyesuaikan diri menggunakan kebiasaan-kebiasaan grup, tradisi dan moral agama.sedangkan emosi adalah faktor dominan yg mensugesti tingkah laris individu,pada hal ini termasuk juga perilaku belajar. Emosi dibedakan menjadi dua,yakni emosi positif serta emosi negatif. Emosi positif seperti perasaan bahagia,bergairah, bersemangat, atau rasa ingin tahu yg tinggi akan mempengaruhiindividu buat mengonsentrasikan dirinya terhadap kegiatan belajar. Emosinegatif sperti perasaan tidak senang , kecewa, nir bergairah, individu tidakdapat memusatkan perhatiannya buat belajar, sebagai akibatnya kemungkinan besar diaakan mengalami kegagalan pada belajarnya. Selain itu, berdasarkan segi etimologi,emosi berasal menurut akar istilah bahasa Latin ‘movere’ yg berarti ‘menggerakkan,berkecimpung’. Kemudian ditambah dengan awalan ‘e-‘ buat memberi arti ‘bergerakmenjauh’. Makna ini menyiratkan kesan bahwa kecenderungan bertindak merupakanhal mutlak pada emosi.

Perkembangan sosio-emosional pesertadidik termasuk suatu pembahasan yg sangat penting karena menggunakan mengetahuiperkembangan sosio-emosional peserta didik, para pendidik dapat mengambiltindakan dalam pertarungan peserta didik menggunakan berbagai karakteristik dansifat yg berbeda-beda. Sosio-emosional adalah perubahan yang terjadi padadiri setiap individu pada rona afektif yg menyertai setiap keadaan atauperilaku individu. Dalam pembahasan sosio-emosional ini lebih ditekankan dalamsosioemosional pada remaja. Pada masa remaja, taraf ciri emosionalakan sebagai drastis taraf kecepatannya. Gejala-tanda-tanda emosional para remajaseperti perasaan sayang, cinta serta benci, harapan-harapan dan putus harapan, perludicermati serta dipahami dengan baik. Sebagai pendidik. Kita harus mengetahuisetiap aspek yg berhubungan dengan perubahan tingkah laku dalam perkembanganremaja, serta tahu aspek atau tanda-tanda tersebut sehingga kita bisa melakukankomunikasi yg baik dengan remaja. Perkembangan emosi remaja merupakan suatutitik yang mengarah dalam proses pada mencapai kedewasaan. Meskipun sikapkanak-kanak akan sulit dilepaskan dalam diri remaja karena dampak didikanorang tua.

Faktor yg sangat memengaruhiperkembangan peserta didik dalam usia remaja yaitu didikan orang tua, lingkungansekitar loka tinggal serta perlakuan guru pada sekolah. Pengaruh sosio-emosionalyang baik dalam remaja terhadap diri sendiri yaitu buat mengendalikan diri,menetapkan segala sesuatu menggunakan baik, serta mampu lebih merencanakan segala halyang akan diputuskannya, sedangkan terhadap orang lain, yaitu bisa menjalinkerjasama yg baik, saling menghargai dan mampu memposisikan diri dilingkungan menggunakan baik. Agar seseorang peserta didik bisa mempunyai kecerdasanemosi menggunakan baik haruslah dibuat semenjak usia dini, lantaran pada saat itusangat menentukan pertumbuhan serta perkembangan manusia selanjutnya. Sebab padausia ini dasar-dasar kepribadian anak telah terbentuk. Jelaslah sudah betapapentingnya seorang pendidik tahu perkembangan sosio-emosional pesertadidik, supaya pada proses pembelajaran perkembangan sosio-emosional pesertadidik yg berbeda-beda dapat diatasi menggunakan baik.

IV.PERKEMBANGANMORAL PESERTA DIDIK

Seto Mulyadi (2002a) menyatakan tentangRobert Coles yg menggagas mengenai kecerdasan moral yang juga memegang perananamat krusial bagi kesuksesan seorang dalam hidupnya. Hal ini ditandai dengankemampuan seorang anak buat mampu menghargai dirinya sendiri maupun diri oranglain, tahu perasaan terdalam orang-orang di sekelilingnya, mengikutiaturan-aturan yang berlaku, seluruh ini termasuk adalah kunci keberhasilanbagi seseorang anak pada masa depan. Suasana tenang serta penuh kasih sayang dalamkeluarga, model-contoh konkret berupa perilaku saling menghargai satu sama lain,ketekunan serta keuletan menghadapi kesulitan, sikap disiplin serta penuh semangat,nir gampang putus harapan, lebih banyak tersenyum daripada cemberut, seluruh inimemungkinkan anak menyebarkan kemampuan yang herbi kecerdasankognitif, kecerdasan emosional juga kecerdasan moralnya.

Teori Kohlberg telah menekankan bahwaperkembangan moral didasarkan terutama dalam penalaran moral serta berkembangsecara bertahap yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional, danpascakonvensional.

1) Tingkat Satu: PenalaranPrakonvesional

Penalaran prakonvensional adalah tingkatyang paling rendah dalam teori perkembangan moral Kohlberg. Pada taraf ini,anak tidak menampakan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moraldikendalikan oleh imbalan (bantuan gratis) serta hukuman ekternal.

Contoh pada dunia pendidikan: Pesertadidik mau belajar bila menerima hibah uang.

2) Tingkat Dua: Penalaran Konvensional

Penalaran konvensional merupakan tingkatkedua atau tingkat menengah dari teori perkembangan moral Kohlberg. Seorangmenaati baku-baku (internal) eksklusif, namun mereka nir mentaatistandar-standar (internal) orang lain, misalnya orangtua atau masyarakat.

Contoh: anak didik pada satu kesempatan maubelajar dengan tekun karena kesadaran sendiri tetapi nir mau menaati perintahorang tua yg mengharuskan belajar menurut pukul 19.00 sampai menggunakan pukul 21.00

3) Tahap Tiga: PenalaranPascakonvensional

Penalaran pascakonvensional adalahtingkat tertinggi menurut teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini,moralitas sahih-benar diinternalisasikan dan nir didasarkan padastandar-standar orang lain. Seorang mengenal tindakan moral cara lain ,menjajaki

pilihan-pilihan, dan lalu memutuskanberdasarkan suatu kode moral pribadi.

Contoh : Anak dengan penuh kesadaranmenaati tata tertib sekolah baik diawasi atau nir, terdapat sanksi atau tidak.

V.BEKAL AWAL PESERTA DIDIK

Bekal ajar awalpeserta didik bisa pula diartikan kemampuan awal (entry behavior)

adalah kemampuanyang yang telah diperoleh siswa sebelum dia memperoleh kemampuanterminal tertentu yg baru. Kemampuan awal memberitahuakn status pengetahuan danketerampilan siswa kini buat menuju ke status yg akan datangyang diinginkan guru supaya tercapai sang peserta didik. Dengan kemampuan inidapat dipengaruhi darimana pengajaran harus dimulai.

Identifikasibekal ajar awal siswa bertujuan buat:

1) Memperolehinformasi yg lengkap serta seksama berkenaan menggunakan kemampuan awal peserta didiksebelum mengikuti program pembelajaran eksklusif;

2) Menyeleksituntutan, bakat, minat, kemampuan dan kecendrungan peserrta didik berkaitandengan pemilihan acara acara pembelajaran eksklusif yg akan diikutimereka; dan

3) Menentukandesain acara pembelajaran dan atau pembinaan tertentu yang perlu dikembangkansesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

TeknikMengaktifkan Bekal Ajar Awal Peserta Didik

untuk mengetahuikemampuan awal peserta didik, seorang pendidik bisa melakukan tes awal(pre-test). Tes yang diberikan dapat berkaitan menggunakan bahan ajar sesuai denganpanduan kurikulum. Selain itu pendidik bisa melakukan wawancara, observasi,serta menaruh kuisioner pada peserta didik atau calon siswa, sertaguru yg biasa mengampu pelajaran tadi. Teknik yang paling sempurna untukmengetahui bekal ajar awal peserta didik yaitu tes. Teknik tes ini menggunakantes prasyarat dan tes awal. Sebelum memasuki pelajaran sebaiknya guru membuattes prasyarat serta tes awal. Tes prasyarat merupakan tes buat mengetahui apakahpeserta didik sudah memiliki pengetahuan keterampilan yang dibutuhkan atau disyaratkan buat mengikuti suatu pelajaran. Sedangkan tes awal merupakan tes untukmengetahui seberapa jauh siswa sudah memiliki pengetahuan atau keterampilanmengenai pelajaran yg hendak diikuti. Benjamin S. Bloom melalui beberapaeksperimen menerangkan bahwa “buat belajar yg bersifat kognitif apabilapengetahuan atau kecakapan pra syarat ini tidak dipenuhi, maka betapa punkualitas pembelajaran tinggi, maka nir akan menolong buat memperoleh hasilbelajar yg tinggi”. Hasil pretest pula sangat berguna buat mengetahuiseberapa jauh pengetahuan yang dimiliki serta sebagai perbandingan menggunakan hasilyang dicapai setelah mengikuti pelajaran. Jadi kemampuan awal sangat diperlukanuntuk menunjang pemahaman anak didik sebelum diberi pengetahuan baru karena keduahal tadi saling berhubung.

VI.MENGIDENTIFIKASIDAN MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA

A.pengertian Kesulitan Belajar Siswa

Hamalik (hal:1983) menyatakan kesulitan belajar dapat diartikan menjadi keadaan di manapeserta didik nir bisa belajar sebagaimana mestinya. Keadaan tadi tidakbisa diabaikan oleh seseorang pendidik karena bisa sebagai penghambat tujuanpembelajaran. Kesulitan belajar tidak hanya ditimbulkan sang faKtor intelegensiyang rendah, akan namun sanggup ditimbulkan sang faktor-faktor nonintelegensi.oleh karena itu, IQ yg tinggi belum tentu mengklaim keberhasilan belajar. Wood(2007:33) menyatakan kesulitan belajar merupakan suatu syarat dalam prosesbelajar yg ditandai sang adanya kendala-hambatan eksklusif buat mencapaihasil belajar. Hambatan-hambatan tersebut diakibatkan oleh faktor yang berasaldari dalam diri peserta didik maupun luar diri siswa.

B.jenis-Jenis Kesulitan Belajar Siswa

Empat jeniskesulitan/gangguan belajar pada perkembangan seorang anak:

1.kesulitan belajar akademis, meliputikesulitan membaca, kesulitan menulis, serta kesulitan berhitung.

2.gangguan simbolik,yaitu ketidakmampuan anak buat dapatmemahami suatu obyek sekalipun beliau tidak memiliki kelainan pada organ tubuhnya.

3.gangguan nonsimbolik, yaitu ketidakmampuananak buat tahu isi pelajaran karena ia mengalami kesulitan buat mengulangkembali apa yang telah dipelajarinya.

4.ganguan sosial-emosional, yaitu gangguanyang dari berdasarkan lingkungan dan emosi pada diri anak.

C.faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa

Penyebabkesulitan belajar diantaranya menjadi berikut.

1. Faktorintelektual, yaitu inteligensi yg rendah dan terbatas;

2. Faktorkondisi fisik serta kesehatan, termasuk syarat kelainan, misalnya kurangnya gizipada mak hamil, bayi serta anak, kerusakan susunan serta fungsi otak, serta penyakitpersalinan;

3. Faktorsosial,misalnya pengaruh teman bermain, pergaulan dan lingkungan lebih kurang;

4. Faktorkeluarga, seperti keadaan keluarga yang tidak baik serta kurangnya dukunganbelajar dari orang tua.

D. CaraMengatasi Kesulitan Belajar Siswa

Cara mengatasimengatasi kesulitan belajar merupakan sebagai berikut.

1. Tempat duduksiswa

Anak yangmengalami kesulitan pendengaran dan penglihatan hendaknya mengambil posisitempat duduk bagian depan.

2. Gangguankesehatan

Anak yangmengalami gangguan kesehatan sebaiknya diistirahatkan pada tempat tinggal dengan tetapmemberinya bahan pelajaran serta dibimbing oleh orang tua serta famili lainnya.

3. Programremedial

Siswa yg gagalmencapai tujuan pembelajaran dampak gangguan internal, perlu ditolong denganmelaksanakan acara remedial.

4. Bantuan mediadan indera peraga

Penggunaan alatperaga pelajaran dan media belajar kiranya cukup membantu murid yg mengalamikesulitan menerima bahan ajar. Misalnya,karena bahan ajar bersifat abstrak sebagai akibatnya sulit dipahami murid.

5. Suasanabelajar menyenangkan

Suasana belajaryang nyaman dan menggembirakan akan membantu siswa yg mengalami hambatandalam menerima materi pelajaran.

E. RancanganKegiatan Mengatasi Kesulitan Belajar Peserta Didik

Rancanganmengatasi kesulitan belajar siswa bisa dilakukan menggunakan cara sebagaiberikut.

1. BimbinganBelajar

Bimbinganbelajar adalah upaya guru buat membantu murid yg mengalami kesulitandalam belajarnya. Secara generik, mekanisme bimbingan belajar dapat ditempuhmelalui langkah-langkah menjadi berikut : (1) Identifikasi kasus; Identifikasikasus adalah upaya buat menemukan anak didik yang diduga memerlukan layananbimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikanbeberapa pendekatan yang bisa dilakukan buat mendeteksi murid yang didugamebutuhkan layanan bimbingan belajar. (2) Call them approach; melakukanwawancara menggunakan memanggil seluruh anak didik secara bergiliran sehingga menggunakan caraini akan dapat ditemukan anak didik yg benar-sahih membutuhkan layanan bimbingan.(3) Maintain good relationship; membentuk hubungan yang baik, penuh keakrabansehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan murid. Hal ini dapatdilaksanakan melalui banyak sekali cara yg tidak hanya terbatas dalam hubungankegiatan belajar mengajar saja, contohnya melalui kegiatan ekstra kurikuler,rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya. (4) Developing a desire forcounseling; membangun suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akanmasalah yang dihadapinya. Misalnya menggunakan cara mendiskusikan dengan murid yangbersangkutan mengenai output dari suatu tes, misalnya tes inteligensi, tes talenta,dan hasil pengukuran lainnya buat dianalisis bersama dan diupayakan berbagaitindak lanjutnya. Melakukan analisis terhadap hasil belajar murid, menggunakan caraini bisa diketahui tingkat serta jenis kesulitan atau kegagalan belajar yangdihadapi murid. (5) Melakukan analisis sosiometris; menggunakan cara ini dapatditemukan murid yg diduga mengalami kesulitan Penyesuaian social

2.identifikasi Masalah

Langkah inimerupakan upaya buat tahu jenis, ciri kesulitan atau masalah yangdihadapi anak didik. Dalam konteks proses belajar mengajar, pertarungan siswa dapatberkenaan menggunakan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural –fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasimasalah murid, Prayitno dkk. Telah berbagi suatu instrumen buat melacakmasalah anak didik, menggunakan apa yang diklaim Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen inisangat membantu buat mendeteksi lokasi kesulitan yg dihadapi siswa, seputaraspek : (a) jasmani serta kesehatan; (b) diri eksklusif; (c) interaksi sosial; (d)ekonomi serta keuangan; (e) karier serta pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran;(g) agama, nilai serta moral; (h) interaksi belia-mudi; (i) keadaan serta hubungankeluarga; serta (j) saat senggang.

3.remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)

Jika jenis dansifat dan asal permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajarandan masih masih berada dalam kesanggupan serta kemampuan pengajar atau gurupembimbing, hadiah donasi bimbingan bisa dilakukan oleh guru atau gurupembimbing itu sendiri. Namun, bila permasalahannya menyangkut aspek-aspekkepribadian yg lebih mendalam serta lebih luas maka selayaknya tugas guru atauguru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi pada ahli yg lebihkompeten.

Sumber Pustaka

Doyin, Mukh danSupriyono. 2015. Materi UKG BahasaIndonesia 2015. Semarang: Bandungan Institute

Wibowo, Haridkk. 2016. Karakteristik Peserta Didik.jakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga KependidikanBahasa, Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan

POSTINGAN TERKAIT
SOAL-SOAL PEDAGOGIK UNDUH DI SINI
SOAL PROFESIONAL BAHASA INDONESIA UNDUH  DI SINI
BACA JUGA TANYA JAWAB PEDAGOGIK IV
CONTOH BEST PRACTICE FINAL OGN BACA DI SINI DAN DI SINI
CONTOH RISALAH AKADEMIK FINAL OGN 2016 BACA DI SINI

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel