MODUL 10 PRAKONDISI PLPG 2019 KOMPETENSI PEDAGOGIK


REFLEKSI PEMBELAJARAN DAN PENELITIANTINDAKAN KELAS (PTK)

Dikutip berdasarkan asal www.sertifikasiguru.id, dalam acara prakondisi dalam PLPG 2017Peserta PLPG 2017 harus mempelajari Modul Pedagogik serta Modul pendalaman materibidang studi secara berdikari dan dapat diunduh melalui lamansertifikasiguru.id

Sebagai persiapan pendalaman modulpedagogik di prakondisi PLPG 2017 kami sajikan RINGKASAN MATERI KELOMPOKKOMPETENSI PEDAGOGIK 10: REFLEKSIPEMBELAJARAN DAN PTK

Ringkasan Materi ini dikembangkanberdasarkan kompetensi pedagogic kesepuluh di Permendiknas angka 16 tahun 2007 yaitu: MelakukanTindakan Reflektif buat Peningkatan Kualitas Pembelajaran

RINGKASAN MATERI KELOMPOK KOMPETENSIPEDAGOGIK 10:


I.PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


DESAIN PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Menurut John Elliot bahwa yang dimaksud menggunakan PTKialah kajian tentang situasi sosial Dengan maksud buat mempertinggi kualitastindakan pada dalamnya (Elliot, 1982). Seluruh prosesnya, telaah, penaksiran,perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan pengaruh membangun interaksi yangdiperlukan antara evaluasi diri dari perkembangan rofesional. Pendapat yanghampir senada dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart, yang berkata bahwa PTKadalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang dilakukan olehpeserta–pesertanya dalam situasi sosial buat menaikkan penalaran dankeadilan praktikpraktik itu serta terhadap situasi tempat dilakukanpraktik-praktik tersebut (Kemmis serta Taggart, 1988).


Menurut Carr serta Kemmis misalnya yang dikutip olehSiswojo ardjodipuro, dikatakan bahwa yg dimaksud menggunakan istilah PTK adalahsuatu bentuk refleksi diri yg dilakukan oleh para  Partisipan (guru,murid atau kepala sekolah) pada situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan)buat memperbaiki rasionalitas serta kebenaran (a) praktik-praktik sosial ataupendidikan yg dilakukan dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenaipraktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi (dan lembaga-lembaga) tempatpraktik-praktik tadi dilasanakan (Harjodipuro, 1997).

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Harjodipuro bahwa PTKadalah suatu pendekatan buat memperbaiki pendidikan melalui perubahan, denganmendorong para pengajar untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar kritisterhadap praktik tadi serta supaya mau untuk mengubahnya. PTK bukan sekadarmengajar, PTK mempunyai makna sadar serta kritis terhadap mengajar, danmenggunakan pencerahan kritis terhadap dirinya sendiri buat bersiap terhadapproses perubahan dan pemugaran proses pembelajaran. PTK mendorong pengajar untukberani bertindak dan berpikir kritis dalam berbagi teori serta rasionalbagi mereka sendiri, serta bertanggung jawab tentang pelaksanaan tugasnya secaraprofesional.

Berdasarkan pendapat-pendapat pada atas, jelaslah bahwadilakukannya PTK merupakan dalam rangka pengajar bersedia untuk mengintropeksi,bercermin, merefleksi atau mengevalusi dirinya sendiri sehingga kemampuannyasebagai seorang guru/guru diharapkan relatif professional buat selanjutnya,diharapkan menurut peningkatan kemampuan diri tadi dapat berpengaruh terhadappeningkatan kualitas anak didiknya, baik dalam aspek penalaran; keterampilan,pengetahuan hubungan sosial maupun aspek-aspek lain yang bermanfaat bagi anakdidik buat sebagai dewasa.

TAHAP PELAKSANAAN PTK

Banyak contoh PTK yang bisa diadopsi dandiimplementasikan pada dunia pendidikan. Tetapi secara singkat, pada dasarnya PTKterdiri menurut 4 (empat) tahapan dasar yg saling terkait dan berkesinambungan: perencanaan (rencana),  pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), serta  refleksi (reflecting). Namun sebelumnya,tahapan ini diawali oleh suatu Tahapan Pra PTK, yang mencakup identifkasimasalah, analisis masalah, rumusan perkara, serta rumusan hipotesis tindakan.

Tahapan pra- PTK ini sangat esensial untukdilaksanakan sebelum suatu planning tindakan disusun. Tanpa tahapan ini suatuproses PTK akan kehilangan arah serta arti sebagai suatu penelitian ilmiah.beberapa pertanyaan yg bisa diajukan guna menuntut aplikasi tahapan PTKadalah (1) apa yang memprihatinkan pada proses pembelajaran, (dua) mengapa halitu terjadi dan apa sebabnya, (tiga) apa yg dapat dilakukan dan bagaimanacaranya mengatasi keprihatinan tadi, (4) bukti-bukti apa saja yang dapatdikumpulkan buat membantu mencari kabar apa yg terjadi, serta (lima) bagaimanacara mengumpulkan bukti-bukti tadi. Jadi, tahapan pra- PTK ini sesungguhnyasuatu reflektif dari

guru terhadap perkara yang ada dikelasnya. Masalahini tentunya bukan bersifat individual pada salah seseorang anak didik saja, namunebih merupakan masalah umum yang bersifat klasikal, contohnya kurangnya motivasibelajar pada kelas, rendahnya kualitas daya serap klasikal, dan lain-lain.

Berangkat dari hasil aplikasi tahapan Pra -PTKinilah suatu rencana tindakan dibentuk seperti berikut.

1.      Perencanaan Tindakan

Berdasarkan pada identifkasi perkara yang dilakukanpada tahap pra PTK, rencana tindakan disusun buat menguji secara empirishipotesis tindakan yang dipengaruhi. Rencana tindakan ini mencakup seluruh langkahtindakan secara rinci. Segala keperluan aplikasi PTK, mulai darimateri/bahan ajar, planning pengajaran yang mencakup metode/ teknik mengajar,serta teknik atau instrumen observasi/ evaluasi, dipersiapkan dengan matangpada tahap perencanaan ini. Dalam termin ini perlu jua diperhitungkan segalakendala yang mungkin timbul pada ketika termin implementasi berlangsung. Denganmelakukan antisipasi lebih dari diharapkan aplikasi PTK dapat berlangsungdengan baik sesuai dengan hipotesis yang sudah dipengaruhi.

2.      Pelaksanaan Tindakan

Tahap ini merupakan implementasi ( aplikasi) darisemua rencana yang sudah dibuat. Tahap ini, yang berlangsung di dalam kelas,merupakan realisasi dari segala teori pendidikan serta teknik mengajar yg telahdisiapkan sebelumnya. Langkah-langkah yg dilakukan guru tentu saja mengacupada kurikulum yg berlaku, serta hasilnya dibutuhkan berupa peningkatanefektiftas keterlibatan kolaborator sekedar buat membantu si peneliti untukdapat lebih mempertajam refleksi dan evaluasi yg dia lakukan terhadap apa yangterjadi dikelasnya sendiri. Dalam proses refleksi ini segala pengalaman,pengetahuan, dan teori pembelajaran yg dikuasai dan relevan.

3.      Pengamatan Tindakan

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan denganpelaksanaan tindakan. Data yang dikumpulkan pada termin ini berisi tentangpelaksanaan tindakan serta rencana yg telah dibentuk, serta dampaknya terhadapproses dan hasil intruksional yang dikumpulkan menggunakan alat bantu instrumenpengamatan yang dikembangkan sang peneliti. Pada tahap ini perlumempertimbangkan penggunaan beberapa jenis instrumen ukur penelitian gunakepentingan triangulasi data. Dalam melaksanakan observasi dan penilaian, gurutidak harus bekerja sendiri. Dalam termin observasi ini pengajar sanggup dibantu olehpengamat menurut luar (sejawat atau ahli). Dengan kehadiran orang lain dalampenelitian ini, PTK yang dilaksanakan menjadi bersifat kolaboratif. Hanya sajapengamat luar nir boleh terlibat terlalu dalam dan mengintervensi terhadappengambilan keputusan tindakan yang dilakukan sang peneliti. Terdapat empatmetode observasi, yaitu : observasi terbuka; observasi terfokus; observasiterstruktur serta serta observasi sistematis. Beberapa prinsip yang wajib dipenuhidalam observasi, antara lain: (a) ada perencanaan antara dosen/pengajar denganpengamat; (b) penekanan observasi wajib ditetapkan beserta; (c) dosen/guru danpengamat membentuk kriteria bersama; (d) pengamat memiliki keterampilanmengamati; dan (e) balikan output pengamatan diberikan dengan segera. Adapunketerampilan yg wajib dimiliki pengamat antara lain: (a) menghindarikecenderungan buat membuat penafsiran; (b) adanya keterlibatan keterampilanantar eksklusif; (c) merencanakan skedul aktiftas kelas; (d) umpan kembali tidaklebih menurut 24 jam; (d) catatan harus teliti serta sistemaris.

4.      Refleksi TerhadapTindakan

Tahapan ini merupakan tahapan buat memproses datayang didapat waktu dilakukan pengamatan. Data yg didapat kemudian ditafsirkandan dicari eksplanasinya, dianalisis, dan disintesis. Dalam proses pengkajiandata ini dimungkinkan untuk melibatkan orang luar sebagai kolaborator, sepertihalnya dalam waktu observasi. Keterlebatan kolaborator sekedar buat membantupeneliti buat bisa lebih tajam melakukan refleksi serta penilaian. Dalam prosesrefleksi ini segala pengalaman, pengetahuan, serta teori instruksional yangdikuasai dan relevan menggunakan tindakan kelas yg dilaksanakan sebelumnya,menjadi bahan pertimbangan serta perbandingan sebagai akibatnya dapat ditarik suatukesimpulan yang mantap dan sahih. Proses refleksi ini memegang kiprah yang sangatpenting pada menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi yangtajam serta terpecaya akan didapat suatu masukan yg sangat berharga serta akuratbagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Refleksi yang tidak tajam akanmemberikan umpan balik yg misleading dan bias, yg pada akhirnya menyebabkankegagalan suatu PTK. Tentu saja kadar ketajaman proses refleksi ini ditentukanoleh kejataman dan keragaman instrumen observasi yg digunakan menjadi upayariangulasi data. Observasi yg hanya mengunakan satu instrument saja. Akanmenghasilkan data yang miskin.adapun buat memudahkan dalam refleksi bisa jugadimunculkan kelebihan serta kekurangan setiap tindakan dan ini dijadikan dasarperencanaan siiklus selanjutnya.

Pelaksanaan refleksi diusahakan tidak boleh lebih dari24 jam adalah begitu terselesaikan observasi eksklusif diadakan refleksi bersamakolaborator.

PROPOSAL PTK

Proposal atau rancangan penelitian adalah pedomanyang berisi langkah-langkah yang akan diikuti sang peneliti pada melakukanpenelitian. Proposal penelitian harus dibuat secara baik dan jelas sehinggamampu menjadi pegangan selama penelitian berlangsung. Secara umum terdapat anggaran,baik yang bersifat metodologis juga teknis pada menyusun proposal.aturan-aturan itu dalam umumnya bersifat universal, meskipun buat hal-haltertentu yg bersifat teknis ada yang harus disesuaikan menggunakan kebutuhanlembaga-forum tertentu. Tidak seluruh proposal penelitian mempunyai format ataukomponen yg sama. Para ahli mengajukan format serta komponen tidak sinkron antarayang satu dengan lainnya. Tetapi begitu, terdapat format general yang terdiridari komponen-komponen utama suatu proposal penelitian (William Wiersma, 1986).

Secara umum proposal penelitian diantaranya mencakup:

A.pendahuluan

Bagian ini diantaranya berisi: latar belakangmasalah, identifkasi kasus, batasan kasus, rumusan perkara, tujuanpenelitian, serta manfaat penelitian.

B.tinjauanpustaka

Bagian ini diantaranya berisi: kajian teori, kerangkaberpikir penelitian, serta hipotesis penelitian

C.prosedurpenelitian

Bagian ini antara lain berisi: jenis serta pendekatanpenelitian, lokasi dan saat penelitian, populasi serta sampel, teknikpengumpulandata, instrumen penelitian, serta teknis analisis data. Selainkomponen-komponen pada atas, proposal dilengkapi menggunakan judul penelitian, daftarpustaka, jadwal penelitian, dan rancangan pembiayaan penelitian. Sistematikaproposal penelitian terkadang tidak sama antara penelitian satu denganpenelitian lainnya. Hal ini bergantung dalam pemikiran si peneliti, atau kadangtelah ditentukan oleh institusi yang menaungi serta atau membiayai penelitiantersebut.

Salah satu cara lain sistematika proposal penelitianadalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Identifkasi Masalah

C. Batasan Masalah

D. Rumusan Masalah

E. Tujuan Penelitian

F. Manfaat Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

B. Kerangka Berfkir

C. Hipotesis

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

B. Waktu dan Tempat Penelitian

C. Desain Penelitian

D. Subjek Penelitian

E. Teknik Pengumpulan Data

F. Instrumen Penelitian

G. Teknis Analisis Data

E. Teknik penulisan proposal penelitian



LAPORAN PTK

Melaporkan hasil penelitian tidak sebatas menguraikantemuan kita dalam laporan penelitian. Ada subbab lain yang amat pentingkedudukannya kaitannya dengan pelaporan, yaitu pembahasan. Apabila dalam bagianhasil penelitian kita hanya menguraikan temuan dalam masing-masing siklus, jikaperlu pada masing-masing teknik yg digunakan, pula instrumennya; pada bagianpembahasan kita wajib mengaitkan temuan yg satu serta yg lain, bahkan jugamengaitkan antara temuan serta teori yang digunakan. Bagian ini merupakan bagianterpenting dalam laporan PTK, karena itu jika ditinjau menurut jumlah halamannya,bagian ini memiliki porsi yang paling banyak.

Struktur Laporan Penelitian Tindakan Kelas terdiriatas 3 bagian, yaitu bagian awal, bagian utama atau bagian inti, serta bagianakhir. Bagian awal laporan PTK terdiri atas Halaman Judul, Lembar Pengesahan,Abstrak, Prakata, serta Daftar Isi. Halaman Judul adalah identitas penelitianyang terdiri atas judul, peneliti, instansi penelitian, dan tahun pembuatanlaporan. Lembar pengesahan berisi identitas peneliti yg disahkan sang pejabatberwenang. Apabila penelitian dilakukan sang sekolah, pejabat yg berwenangmengesahkan merupakan ketua sekolah. Apabila PTK merupakan bantuan gratis berdasarkan LPMP, pejabatberwenangnya adalah Kepala LPMP. Abstrak merupakan intisari yang sangat pentingdari hasil penelitian. Abstrak berisi latar belakang kasus, tujuanpenelitian, aplikasi penelitian, output penelitian, dan saran. Kata Pengantar(Prakata) antara lain berisi ucapan terima kasih peneliti pada pihak yangtelah membantunya.

Secara lengkap, berikut tersaji struktur laporanpenelitian tindakan kelas.

Tabel Kerangka Laporan PTK



No
Bagian
Isi
1.       
Judul
Peningkatan Kemampuan Menyusun Teks Cerpen menggunakan Pendekatan Kontekstual Elemen Pemodelan pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Semarang
Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017
2.       
Awal
Halaman Judul
Lembar Pengesahan Hasil Penelitian
Abstrak
Pernyataan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
Daftar Lampiran
3.       
Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.dua Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penelitian
BAB II
LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Menyusun Teks Cerpen
2.1.1.1 Hakikat Cerpen
2.1.1.2 Tahap Menyusun Teks Cerpen
2.1.2 Hakikat Teknik Pemodelan
2.1.dua.1 Pendekatan Kontekstual
2.1.dua.dua Teknik Pemodelan sebagai Elemen berdasarkan Pendekatan Kontekstual
2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting Penelitian
3.dua Subjek Penelitian
3.tiga Desain Penelitian
3.4 Indikator Kinerja
3.lima Teknik Pengumpulan Data
3.6 Instrumen Penelitian
3.6 Validasi Data
3.7 Analisis Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
1.1.1 Siklus I
1.1.1.1 Proses Pemberian Tindakan
1.1.1.dua Hasil Tes
1.1.1.3 Hasil Nontes
1.1.dua Siklus II
1.1.dua.1 Proses Pemberian Tindakan
1.1.dua.dua Hasil Tes
1.1.dua.tiga Hasil Nontes
1.2 Pembahasan
1.2.1 Kemampuan Menulis Teks Cerpen
1.2.2 Aktivitas Siswa
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
5.dua Saran
4.       
B a g i a n
Akhir
Daftar Pustaka
Lampiran
1) Surat Izin Penelitian
2) Daftar Nilai Prasiklus
3) Daftar Nilai Siklus I
4) Daftar Nilai Siklus II
5) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
6) Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
7) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
8) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
9) Contoh Teks Cerpen



II.REFLEKSI PEMBELAJARAN



1.Konsep Refleksi pada Pembelajaran

Refleksi merupakan kegiatan evaluasi dalam berbagaibentuk yg dilakukan sang siswa terhadap proses belajar mengajar yangtelah dilaksanakan oleh pendidik dengan maksud buat memperbaiki proses belajaryang dilaksanakan oleh pendidik pada waktu yg akan tiba.

Definisi menurut Reid, 1995 “Reflection is a processof reviewing an experience of practice in order to describe, analyse, evaluateand so inform learning about practice”. Konsep tadi dapat diartikan, bahwarefleksi merupakan sebuah proses mereviu pengalaman menggunakan cara mendeskripsikan,menganalisis, mengevaluasi pembembelajaran yg telah dilakukan.

2.Prinsip Refleksi pada Pembelajaran

Refleksi pembelajaran sebaiknya dilakukan denganmemperhatikan beberapa prinsip berikut, yakni: (1) Ada kesadaran bersamapendidik serta siswa untuk mempertinggi kualitas pembelajaran; (2)Penilaian oleh siswa dilakukan menggunakan sangat kritis; (tiga) Penilaiandilaksanakan sejak awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran; (4) Hasilpenilaian sang siswa dijadikan masukan sang pendidik buat perbaikanpembelajaran.

3.Tujuan dan Sasaran Refleksi dalam Pembelajaran

Tujuan dilakukan refleksi pembelajaran bagi pendidikantara lain: (1) Untuk menganalisis taraf keberhasilan proses serta hasilbelajar siswa; (2) Untuk melakukan evaluasi diri terhadap prosesbelajar yg sudah dilakukan; (tiga) buat mengidentifikasi faktor-faktor penyebabkegagalan dan pendukung keberhasilan; (4) buat merancang upaya

optimalisasi proses serta output belajar, (5) Untukmemperbaiki dan menyebarkan pembelajaran sinkron dengan mata pelajaran yangdiampu. Refleksi pembelajaran penting dilakukan menggunakan tujuan buat memberikaninformasi positif mengenai bagaimana cara menaikkan kualitas pembelajarannyasekaligus sebagai bahan observasi buat mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaranitu tercapai. Selain itu refleksi terhadap pembelajaran bermanfaat bagi pesertadidik yakni, buat mencapai kepuasaan diri peserta didik memperoleh wadah yangtepat pada menjalin komunikasi positif menggunakan pendidik.

4.Teknik-teknik Refleksi pada Pembelajaran

a.Belajar Jurnal

Pertama merupakan belajar jurnal, para anak didik dimintauntuk membuat jurnal mingguan pada mana mereka merekam dan berkomentar tentangpengalaman mereka menjadi pelajar dalam kelas tersebut. Dibutuhkan waktu limamenit buat siswa menulis jurnal tadi. Pada akhir pelajaran jurnal tersebutdi kumpulkan pada pengajar untuk diberi komentar.

b.Belajar Mitra (gerombolan atau kerjasama)

Belajar kawan berguna buat mendiskusikan ilham-ideyang dibangkitkan, mengeksplorasi kepentingan mereka sendiri, bertukar pikiranuntuk menaruh komentar satu sama lainnya.

c.Belajar Kontrak

Penggunaan belajar kontrak dalam pembelajaran refleksiada 3 tahap, yaitu sebagai berikut.

1) Sebelum penyusunan sebuah draft awal untukdisampaikan kepada siswa wajib fokus pada pengalaman mereka, kebutuhan merekabelajar dan bagaimana mereka bisa belajar dengan baik. Dalam dialog dengansiswa, konsepsi pembelajaran ini didiskusikan dan kontrak yang direvisidihasilkan.

2) Sebelum penyerahan hasil ahir belajar mereka,murid diminta dalam kontrak untuk meninjau pembelajaran mereka dan bagaimanamereka dapat menyampaikannya kepada orang lain.

3) Jadwal Penilaian diri. Jadwal penilaian diridigunakan sebagai sarana memungkinkan anak didik buat menyatukan berbagaipembelajaran mereka dalam suatu kelas, buat merefleksikan prestasi mereka danmengkaji implikasinya buat pembelajaran lebih lanjut. (Tebow, 2008)

5. Penyusunan Instrumen Refleksi Pembelajaran

Instrumen adalah alat buat merekam keterangan yangakan dikumpulkan. Instrumen observasi digunakan berdasarkan teknik yangdilakukan. Berikut ini jenis instrumen yang dapat dikembangkan buat kegiatanrefleksi pembelajaran.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi adalah hasil pencatatan terhadappengamatan fenomena-kenyataan yg diselidiki secara sistematis. Instrumenobservasi yg berupa panduan pengamatan biasa digunakan dalam observasisistematis, di mana observer bekerja sesuai dengan panduan yang sudah dibentuk.

b. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara (interview guide) merupakan acuanpercakapan yg dilaksanakan buat memperoleh kabar dari responden. Secaraminimal pedoman tersebut memuat rambu-rambu pertanyaan yang akan ditanyakanpada responden.

c. Lembar Telaah Dokumen

Lembar telaah dokumen merupakan instrumen yang yangdigunakan untuk memasak dokumen-dokumen yg dimiliki. Bentuk instrumentdokumentasi terdiri atas 2 macam yaitu pedoman dekomentasi yang memuatgaris-garis besar atau kategori yg akan dicari datanya, serta check list yangmemuat daftar variabel yang akan dikumpulan datanya. Perbedaan antara keduabentuk instrumen ini terletak pada intensitas gejala yang diteliti.

d. Angket atau Kuisioner

Refleksi aktivitas pembelajaran bisa menggunakanmetode angket atau kuisioner. Pada kegiatan ini, digunakan instrumen sesuaidengan nama metodenya. Bentuk lembaran angket bisa berupa sejumlah pertanyaantertulis, tujuannya buat memperoleh keterangan menurut responden mengenai apa yangdialami serta diketahui sang siswa.

Sumber Pustaka

Doyin, Mukh dan Supriyono. 2015. Materi UKG Bahasa Indonesia. Semarang: Bandungan Institute.

Kurniawan, Endang, dkk. 2016. Refleksi PembelajaranDan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta:Direktorat Jenderal Guru serta Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikandan Kebudayaan

POSTINGAN TERKAIT
PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKONDISI BACA DI SINI
TIPS SUKSES PRAKONDISI BACA DI SINI
BACA SOAL PEDAGOFIK BACA DI SINI

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel