MODUL V PERSIAPAN PRAKONDISI DI PLPG 2019 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Monday, June 17, 2019
Edit
Peserta PLPG2017 akan melaksanakan contoh Prakondisi di PLPG 2017, Demikian kabar yang dikutipdari www.sertifikasiguru.id., Salah satu ketentuan padaPrakondisi di PLPG 2017 adalah Peserta PLPG 2017 wajib mempelajari ModulPedagogik serta Modul Pendalaman Materi Bidang Studi secara berdikari dandapat diunduh melalui page sertifikasiguru.id
(PETUNJUKPELAKSANAAN PRAKONDISI DI PLPG 2017 BISA DIUNDUH DI SINI)
Sebagaipersiapan pendalaman modul Materi Bidang Studi Bahasa Indonesia pada prakondisiPLPG 2017 kami sajikan Modul 5 Pendalaman Bidang Studi Bahasa Indonesia. Modulini merupakan modul dalam PLPG 2016. Pada modul lima ini dibahas Teori dan GenreSastra Indonesia.
TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA
Drs. Azhar Umar, M.pd
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
2016
BAB V
TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA
TEORI DAN GENRE SASTRA INDONESIA
A. Tujuan
Setelahmempelajari sumber belajar ini, guru diperlukan bisa memahami teori serta genresastra Indonesia, baik dalam wujud puisi, prosa, juga drama menggunakan baik.
B. Kompetensi serta Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Guru Mata
Pelajaran
Pelajaran
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Memahami teori dan
genre sastra Indonesia.
genre sastra Indonesia.
1. Mengidentifikasi teori struktural
dari cuplikan naskah cerpen
yang disajikan.
dari cuplikan naskah cerpen
yang disajikan.
2. Mengidentifikasi pantun dengan tepat
berdasarkan karakteristik-cirinya
berdasarkan karakteristik-cirinya
3. 3. Mengidentifikasi gurindam dengan
tepat berdasarkan karakteristik-cirinya
tepat berdasarkan karakteristik-cirinya
4. Mengidentifikasi syair dengan tepat
berdasarkan karakteristik-cirinya
berdasarkan karakteristik-cirinya
5. Mengidentifikasi genre puisi dengan
sempurna.
sempurna.
6. Mengidentifikasi aliran (prosa) dengan
sempurna.
sempurna.
7. Mengidentifikasi genre drama dengan
sempurna.
sempurna.
2. Mengapresiasi karya sastra secara reseptif
dan produktif.
dan produktif.
1. Mengapresiasi puisi Indonesia (puisi
lama : pantun)
lama : pantun)
2. Mengapresiasi puisi Indonesia (puisi
usang: gurindam)
usang: gurindam)
3. Mengapresiasi puisi Indonesia (puisi
baru: soneta)
baru: soneta)
4. Mengapresiasi prosa Indonesia (Prosa
lirik: Kaba Minangkabau).
lirik: Kaba Minangkabau).
5. Mengapresiasi prosa Indonesia (prosa lama : hikayat)
6. Mengapresiasi prosa Indonesia
(prosa usang: dongeng)
(prosa usang: dongeng)
7. Mengapresiasi prosa Indonesia (prosa
baru: novel)
baru: novel)
8. Mengapresiasi prosa Indonesia (prosa
baru: cerpen)
baru: cerpen)
9. Mengapresiasi teks drama Indonesia
C. Uraian Materi
1. Teori serta Genre Puisi Indonesia.
Secara etimologi, kata puisi berasal berdasarkan bahasa Yunani poeima yangberarti ‘menciptakan’ atau poeisis ‘pembuatan’, dan pada bahasa Inggris disebutpoem dan poetry. Puisi diartikan ‘menciptakan’ serta ‘pembuatan’ karenalewat puisi pada dasarnya seorang sudah membangun suatu dunia tersendiri yangmungkin berisi pesan atau gambaran suasana-suasana tertentu, baik
fisik juga batiniah.
Dengan mengutip pendapat Mc. Caulay dan Hudson, Aminuddin (1987: 134)menyampaikan bahwa puisi adalah galat satu produk sastra yg menggunakankata-istilah menjadi media penyampaian buat mengakibatkan ilusi dan khayalan,misalnya halnya lukisan yang menggunakan
garis serta rona pada menggambarkan gagasan pelukisnya. Rumusan pengertianpuisi di atas, sementara ini, dapatlah diterima karena kita sering diajukoleh suatu delusi mengenai keindahan, terbawa pada suatu angan-angan, sejalandengan keindahan penataan unsur suara, penciptaan
gagasan, maupun suasana tertentu sewaktu membaca puisi.
Puisi adalah karya sastra yang imajinatif. Bahasa sastra bersifat konotatifkarena banyak menggunakan makna kias serta makna lambang (majas). Dibandingkandengan bentuk karya sastra yang lain, puisi lebih bersifat konotatif. Bahasanyalebih mempunyai kemungkinan poly makna. Hal ini ditimbulkan adanyapengkonsentrasian atau pemadatan segenap kekuatan
bahasa di dalam puisi. Struktur fisik dan struktur batin puisi jua padat. Keduanyabersenyawa secara padu.
Deskripsi di atas seluruhnya berkenaan menggunakan bentuk fisik dan bentuk batinpuisi. Bentuk fisik puisi adalah bahasa atau struktur, sedangkan bentuk batinpuisi adalah isi atau tema. Marjorie Boulton (1979: 17 serta 129) menyebut keduaunsur pembentuk puisi itu dengan bentuk fisik (physical form) dan bentukmental (mental form).
Strukturpuisi dalam dasarnya memiliki dua unsur yg sama menggunakan unsur puisi menurutMarjorie di atas, yaitu unsur fisik dan unsur batin. Unsur fisik puisiberkaitan dengan bentuk, sedangkan unsur batinnya berkaitan menggunakan isi danmakna. Menurut Herman J. Waluyo (2008: 76), struktur fisik yang disebut jugadengan metode puisi terdiri dari (1) diksi, (dua) pengimajian, (3) kata konkret,(4) bahasa figurasi atau majas, (5) versifikasi, dan (6) rapikan paras atautipografi. Struktur fisik atau metode puisi tadi pula ditentukan olehpenyimpangan penggunaan bahasa atau sintaksis. Adapun struktur batin adalahstruktur yg berhubungan dengan tema,
perasaan, nada serta suasana, amanat atau pesan.
1.1 Ragam Puisi Berdasarkan Bentuk dan Isi
Ditinjau menurut bentuk maupun isinya, puisi dapat dikelompokkan ke dalamberbagai ragam berikut: (1) puisi naratif, (dua) puisi lirik, (3) Puisi deskriptif,(4) puisi fisikal, (lima) puisi platonic, (6) puisi metafisikal, (7) puisi subjektif,(8) puisi objektif, (9) puisi konkret, (10) puisi diafan, (11) puisi prismptis,(12) puisi parnasian, (13) puisi inspiratif, (14) puisi pamphlet, (15) puisidemonstrasi, dan (16) puisi alegori.
Puisi naratif adalah puisi yang pada dalamnya terkandung suatu cerita, denganpelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian insiden tertentu yangmenjalin cerita tadi. Termasuk ke dalam jenis puisi ini merupakan apa yangbiasa dianggap dengan balada yg dibedakan antara folk ballad, dengan literaryballad. Balada merupakan ragam puisi yg berkisah mengenai kehidupanmanusia menggunakan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedengkian,ketakutan, kepedihan, serta keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisinaratif adalah poetic tale sebagai puisi yang berisi dongeng-dongengrakyat.
Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengansegala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yangmelingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling poly terdapat di dalamkhazanah sastra moderen Indonesia, misalnya tampak dalam puisi-puisi ChairilAnwar, Sapardi Djokodamono, Goenawan Mohammad, serta lain-lainnya (Aminuddin,1987: 135).
Puisi deskriptif adalah puisi yg mencoba memberi kesan terhadap keadaan/insiden,benda, atau suasana yang dilihat menarik perhatian oleh penyair. Jenis puisiyang dapat diklasifikasikan ke pada puisi deskriptif, contohnya, puisi satire,kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Satire juga merupakanpuisi yg menyampaikan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan,tetapi menggunakan cara menyindir atau meyatakan keadaan kebalikannya.
Puisi fisikal bersifat realistis, adalah menggambarkan kenyataan apa adanya.yang dilukiskan adalah fenomena serta bukan gagasan. Hal-hal yang dilihat,didengar, atau dirasakan merupakan obyek ciptaannya. Puisi-puisi deskriptif,ballada, puisi yg bersifat impresionistis, dan jua puisi dramatis biasanyamerupakan puisi fisikal.
Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yg bersifatspiritual atau kejiwaan. Puisi-puisi ilham atau keinginan dapat dimasukkan kedalam penjabaran puisi platonik. Puisi-puisi religius dan didaktik jua dapatdikategorikan sebagai puisi platonik yang mengungkap nilai
spiritual dan pendidikan secara eksplisit.
Puisi metafisikal adalah puisi yg bersifat filosofis dan mengajak pembacamerenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.
Puisi subyektif juga diklaim puisi personal, yakni puisi yg mengungkapkangagasan, pikiran, perasaan, serta suasana dalam diri penyair sendiri.
Puisi obyektif berarti puisi yg mengungkapkan hal-hal pada luar diri penyairitu sendiri. Puisi obyektif dianggap jua puisi impersonal. Puisi deskriptif dandeskriptif kebanyakan adalah puisi obyektif, meskipun jua ada beberapa yangsubyektif.
Puisi konkret sangat terkenal pada dunia perpuisian Indonesia sejak tahun1970. X.J. Kennedy dalam Herman J. Waluyo (2008:159) menyebut puisi jenis inisebagai bersifat visual yang bisa dihayati keindahan bentuknya dari sudutpenglihatan (poems for the eye).
Puisi diafan, atau puisi polos, adalah puisi yg kurang sekali menggunakanpengimajian, kata nyata dan bahasa figuratif, sehinggauisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisiyang demikian akan sangat mudah dihayati maknanya.
Puisi prismptis adalah puisi yang berupaya menyelaraskan kemampuanmenciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehinggapembaca nir terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun nir jugaterlalu gelap.
Puisi parnasian adalah puisi menurut sekelompok penyair Perancis pada pertengahanakhir abad 19 yg menerangkan sifat atau nilai keilmuan. Puisi parnasiandiciptakan menggunakan pertimbangan ilmu atau pengetahuan, bukan didasari olehinspirasi atau adanya mood dalam jiwa penyair.
Puisi inspiratif diciptakan dari mood atau passion.penyair benar-sahih masuk ke dalam suasana yg hendak dilukiskan. Suasanabatin penyair benar-benar terlibat ke pada puisi itu.
Puisi demonstrasi mengacu pada puisi-puisi Taufiq Ismail serta
mereka yang sang Jassin dianggap Angkatan 66. Puisi ini merupakan hasil refleksidemonstrasi para mahasiswa serta pelajar – KAMI-KAPPI- lebih kurang tahun 1966.menurut Subagio Sastrowardojo, puisi-puisi demonstrasi 1966 bersifat kekitaan,merupakan melukiskan perasaan grup bukan perasaan individu.
Puisi pamfet juga berbasis protes sosial. Disebut puisi pamfet karena bahasanyaadalah bahasa pamfet. Kata-ucapnya menyampaikan rasa nir puas kepadakeadaan. Munculnya kata-kata yg berisi protes secara impulsif tanpa protespemikiran atau perenungan yg mendalam.
Puisi alegori adalah puisi yang sering menyampaikan cerita yang isinyadimaksudkan buat memberikan petuah mengenai budi pekerti dan agama. Jenisalegori yang populer ialah parable yang jua dianggap dongeng perumpamaan.di dalam buku kudus poly dijumpai dongeng-dongeng perumpamaan yang maknanyadapat dicari di balik kata-istilah yg tersurat.
1.2 Jenis-jenis Puisi
1.dua.1 Puisi Lama
Puisi usang merupakan puisi yg terikat oleh aturan-aturan. Karena itu, puisi lamabiasanya bersifat anonim (adalah puisi masyarakat yang nir dikenal namapengarangnya); disampaikan secara mulut menurut individu ke individu lain;adalah sastra ekspresi; terikat anggaran jumlah baris tiap bait,
jumlah suku istilah maupun rima. Termasuk ke dalam puisi lama merupakan pantun,gurindam, dan syair.
1.2.1.1 Pantun
Pantun pada mulanya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalamkesusastraan, pantun pertama kali ada dalam Sejarah Melayu danhikayat-hikayat populer yang sezaman. Kata pantun sendiri memiliki dari-usulyang cukup panjang menggunakan persamaan dari bahasa
Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atauperibahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini pula berdekatan dengan umpama danseloka yang asal menurut India.
Menurut H. Overbeck, yg terpengaruh sang pendapat Abdullah Munsyi, pasanganatau dua baris pertama pada pantun memang tidak memiliki arti; nir memilikihubungan pikiran sama sekali, atau hanya buat sebagai penentu sanjak rimapada pasangan atau 2 baris kedua
pantun. Pantun merupakan puisi Melayu orisinil yang cukup mengakar dan membudaya dalammasyarakat.
Pantun memiliki ciri-karakteristik bentuk sebagai berikut: (1) Setiap bait terdiri atasempat baris, (dua) Baris pertama dan kedua berfungsi sebagai sampiran, (3) Barisketiga serta keempat adalah isi, (4) Bersajak a – b – a – b, (lima) Setiap baristerdiri atas 8 – 12 suku istilah, serta (lima) Berasal berdasarkan wilayah atau masyarakatMelayu (Indonesia).
Contoh Pantun:
(1) Ada pepaya terdapat mentimun (a)
Ada mangga terdapat salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
1.2.1.dua Gurindam
Gurindam adalah puisi usang yang dari menurut Tamil (India) . Gurindam memilikicirri-ciri menjadi berikut: (1) Setiap bait terdiri dari dua baris, (dua) Sajakakhir berirama a – a, b – b, c – c, serta seterusnya; (tiga) Berasal dari Tamil (India);(4) Isinya adalah petuah , yakni mengungkapkan atau menampilkan situasi sebabakibat; dan (5) Bersifat mendidik.
Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai tempat tinggal tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
1.dua.1.tiga Syair
Syair merupakan puisi lama yg asal dari Arab. Ciri – ciri syair merupakan sebagaiberikut: (1) Setiap bait terdiri berdasarkan empat baris; (2) Setiap baris terdiri dari8 – 12 suku kata; (3) Bersajak a – a – a – a; serta (4) Semua baris merupakanisi, tidak mempunyai sampiran.
Contoh Syair :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang kondusif sentosa (a)
Dipimpin oleh raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi fertile (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan bagus cantik parasnya (a)
Adil serta amanah penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
1.2.2 Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas daripada puisi lama , baik dalam segijumlah baris, suku istilah, maupun rima. Di antara jenis puisi baru merupakan soneta.soneta adalah puisi yg terdiri atas: (1) empat belas baris; (dua) empat baityang dibangun oleh dua quatrain serta 2 terzina; (3) 2
quatrain adalah sampiran serta merupakan satu kesatuan yg diklaim oktaf; (4)dua terzina adalah isi serta adalah satu kesatuan yg diklaim sextet; (5)bagian sampiran umumnya berupa gambaran alam; (6) sextet yang berisi curahanatau jawaban atau simpulan menurut apa yg
dilukiskan pada octav; (7) voltayang merupakan peralihan berdasarkan octav ke sextet;(8) koda yg merupakan penambahan baris dalam soneta; (9) sembilan sampai empatbelas suku kata dalam tiap baris; serta (10) rima akhir a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c,dan d-c-d.
Contoh soneta
Gembala
Perasaan siapa takkan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang(b)
Seorang saja ditengah padang(b)
Tiada berbaju buka ketua (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh dibawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang kerumah pada senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
1.2.3 Puisi Kontemporer
Kata kontemporer secara generik bermakna masa sekarang, sesuai dengan perkembanganzaman, atau selalu mengikuti keadaan dengan perkembangan zaman. Puisikontemporer dapat diartikan menjadi puisi yg lahir dalam kurun waktuterakhir. Puisi pada masa ini berusaha lari berdasarkan ikatan
konvensional puisi dalam umumnya. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-katayang kurang memerhatikan kesantunan bahasa; menggunakan istilah-istilah kasar, ejekan,serta lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang bisikan hati, gaya bahasa,irama, dan sebagainya dianggap nir begitu penting lagi.
Puisi kontemporer pernah sangat popular di Indonesia pada dasawarsa 1980-an.penyair-penyair tanah air yg pernah malang melintang serta menjadi peloporpuisi kontemporer di Indonesia, pada antaranya, adalah Sutardji Calzoum Bachri,Ibrahim Sattah, serta Hamid Jabbar. Sutardji terkenal
dengan tiga gugusan puisinya, yakni O, Amuk, dan O Amuk Kapak. IbrahimSattah popular dengan deretan puisinya Hai Ti. Sedangkan Hamid Jabbar masyhurdengan deretan puisinya Wajah Kita.
Puisi kontemporer tidak tampil dalam bentuk yang sahih-sahih seragam diantara para penyairnya. Ada beberapa bentuk puisi pada masa ini. Yang palingmenonjol pada antaranya adalah puisi mantra. Puisi mantra adalah puisiyang merogoh sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri merupakan orang yangpertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi pada masa ini.
Puisi mantra memiliki ciri-karakteristik sebagai berikut: (1) nir dihadirkan untukdipahami pembaca, melainkan tersaji buat menyebabkan pengaruh atau akibattertentu; (dua) berfungsi sebagai penghubung insan dengan global misteri; (3)mengutamakan pengaruh atau dampak berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletakpada perintah. Contoh puisi (kontemporer) mantra
adalah sebagai berikut:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? Bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? Bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tidak ya ping
ya tidak ping ya tak pong
sembilu jarakMu menancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri pada O Amuk Kapak, 1981)
2. Teori dan Genre Prosa Indonesia
Slamet Mulyana mengemukakan, kata prosa berasal menurut bahasa latin oratioprovorsa yang berarti ‘ucapan eksklusif bahasa dialog’ sehingga prosaberarti bahasa bebas, bercerita, dan ucapan pribadi. Kata prosa diambil daribahasa Inggris, prose, yang berarti ‘bahasa tertulis atau
tulisan’. H.B. Jasin mengemukakan, prosa itu pengucapan dan pemikiran bahasadalam karangan ilmu pengetahuan. Prosa ditulis menurut pikiran dan menjauhisegala yang mungkin menggerakkan perasaan. Prosa semacam ini seringkali disebutsebagai prosa ilmiah. Namun
demikian, terdapat jua prosa yang bersifat sastra. Prosa jenis ini haruslah memenuhisyarat kesenyawaan yg serasi antara bentuk serta isi, kesatuan yang serasiantara pikiran dan perasaan.
perasaan, nada serta suasana, amanat atau pesan.
1.1 Ragam Puisi Berdasarkan Bentuk dan Isi
Ditinjau menurut bentuk maupun isinya, puisi dapat dikelompokkan ke dalamberbagai ragam berikut: (1) puisi naratif, (dua) puisi lirik, (3) Puisi deskriptif,(4) puisi fisikal, (lima) puisi platonic, (6) puisi metafisikal, (7) puisi subjektif,(8) puisi objektif, (9) puisi konkret, (10) puisi diafan, (11) puisi prismptis,(12) puisi parnasian, (13) puisi inspiratif, (14) puisi pamphlet, (15) puisidemonstrasi, dan (16) puisi alegori.
Puisi naratif adalah puisi yang pada dalamnya terkandung suatu cerita, denganpelaku, perwatakan, setting, maupun rangkaian insiden tertentu yangmenjalin cerita tadi. Termasuk ke dalam jenis puisi ini merupakan apa yangbiasa dianggap dengan balada yg dibedakan antara folk ballad, dengan literaryballad. Balada merupakan ragam puisi yg berkisah mengenai kehidupanmanusia menggunakan segala macam sifat pengasihnya, kecemburuan, kedengkian,ketakutan, kepedihan, serta keriangannya. Jenis puisi lain yang termasuk dalam puisinaratif adalah poetic tale sebagai puisi yang berisi dongeng-dongengrakyat.
Puisi lirik adalah puisi yang berisi luapan batin individual penyairnya dengansegala macam endapan pengalaman, sikap, maupun suasana batin yangmelingkupinya. Jenis puisi lirik umumnya paling poly terdapat di dalamkhazanah sastra moderen Indonesia, misalnya tampak dalam puisi-puisi ChairilAnwar, Sapardi Djokodamono, Goenawan Mohammad, serta lain-lainnya (Aminuddin,1987: 135).
Puisi deskriptif adalah puisi yg mencoba memberi kesan terhadap keadaan/insiden,benda, atau suasana yang dilihat menarik perhatian oleh penyair. Jenis puisiyang dapat diklasifikasikan ke pada puisi deskriptif, contohnya, puisi satire,kritik sosial, dan puisi-puisi impresionistik. Satire juga merupakanpuisi yg menyampaikan perasaan tidak puas penyair terhadap suatu keadaan,tetapi menggunakan cara menyindir atau meyatakan keadaan kebalikannya.
Puisi fisikal bersifat realistis, adalah menggambarkan kenyataan apa adanya.yang dilukiskan adalah fenomena serta bukan gagasan. Hal-hal yang dilihat,didengar, atau dirasakan merupakan obyek ciptaannya. Puisi-puisi deskriptif,ballada, puisi yg bersifat impresionistis, dan jua puisi dramatis biasanyamerupakan puisi fisikal.
Puisi platonik adalah puisi yang sepenuhnya berisi hal-hal yg bersifatspiritual atau kejiwaan. Puisi-puisi ilham atau keinginan dapat dimasukkan kedalam penjabaran puisi platonik. Puisi-puisi religius dan didaktik jua dapatdikategorikan sebagai puisi platonik yang mengungkap nilai
spiritual dan pendidikan secara eksplisit.
Puisi metafisikal adalah puisi yg bersifat filosofis dan mengajak pembacamerenungkan kehidupan dan merenungkan Tuhan.
Puisi subyektif juga diklaim puisi personal, yakni puisi yg mengungkapkangagasan, pikiran, perasaan, serta suasana dalam diri penyair sendiri.
Puisi obyektif berarti puisi yg mengungkapkan hal-hal pada luar diri penyairitu sendiri. Puisi obyektif dianggap jua puisi impersonal. Puisi deskriptif dandeskriptif kebanyakan adalah puisi obyektif, meskipun jua ada beberapa yangsubyektif.
Puisi konkret sangat terkenal pada dunia perpuisian Indonesia sejak tahun1970. X.J. Kennedy dalam Herman J. Waluyo (2008:159) menyebut puisi jenis inisebagai bersifat visual yang bisa dihayati keindahan bentuknya dari sudutpenglihatan (poems for the eye).
Puisi diafan, atau puisi polos, adalah puisi yg kurang sekali menggunakanpengimajian, kata nyata dan bahasa figuratif, sehinggauisinya mirip dengan bahasa sehari-hari. Puisiyang demikian akan sangat mudah dihayati maknanya.
Puisi prismptis adalah puisi yang berupaya menyelaraskan kemampuanmenciptakan majas, versifikasi, diksi, dan pengimajian sedemikian rupa sehinggapembaca nir terlalu mudah menafsirkan makna puisinya, namun nir jugaterlalu gelap.
Puisi parnasian adalah puisi menurut sekelompok penyair Perancis pada pertengahanakhir abad 19 yg menerangkan sifat atau nilai keilmuan. Puisi parnasiandiciptakan menggunakan pertimbangan ilmu atau pengetahuan, bukan didasari olehinspirasi atau adanya mood dalam jiwa penyair.
Puisi inspiratif diciptakan dari mood atau passion.penyair benar-sahih masuk ke dalam suasana yg hendak dilukiskan. Suasanabatin penyair benar-benar terlibat ke pada puisi itu.
Puisi demonstrasi mengacu pada puisi-puisi Taufiq Ismail serta
mereka yang sang Jassin dianggap Angkatan 66. Puisi ini merupakan hasil refleksidemonstrasi para mahasiswa serta pelajar – KAMI-KAPPI- lebih kurang tahun 1966.menurut Subagio Sastrowardojo, puisi-puisi demonstrasi 1966 bersifat kekitaan,merupakan melukiskan perasaan grup bukan perasaan individu.
Puisi pamfet juga berbasis protes sosial. Disebut puisi pamfet karena bahasanyaadalah bahasa pamfet. Kata-ucapnya menyampaikan rasa nir puas kepadakeadaan. Munculnya kata-kata yg berisi protes secara impulsif tanpa protespemikiran atau perenungan yg mendalam.
Puisi alegori adalah puisi yang sering menyampaikan cerita yang isinyadimaksudkan buat memberikan petuah mengenai budi pekerti dan agama. Jenisalegori yang populer ialah parable yang jua dianggap dongeng perumpamaan.di dalam buku kudus poly dijumpai dongeng-dongeng perumpamaan yang maknanyadapat dicari di balik kata-istilah yg tersurat.
1.2 Jenis-jenis Puisi
1.dua.1 Puisi Lama
Puisi usang merupakan puisi yg terikat oleh aturan-aturan. Karena itu, puisi lamabiasanya bersifat anonim (adalah puisi masyarakat yang nir dikenal namapengarangnya); disampaikan secara mulut menurut individu ke individu lain;adalah sastra ekspresi; terikat anggaran jumlah baris tiap bait,
jumlah suku istilah maupun rima. Termasuk ke dalam puisi lama merupakan pantun,gurindam, dan syair.
1.2.1.1 Pantun
Pantun pada mulanya adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalamkesusastraan, pantun pertama kali ada dalam Sejarah Melayu danhikayat-hikayat populer yang sezaman. Kata pantun sendiri memiliki dari-usulyang cukup panjang menggunakan persamaan dari bahasa
Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atauperibahasa dalam bahasa Melayu. Arti ini pula berdekatan dengan umpama danseloka yang asal menurut India.
Menurut H. Overbeck, yg terpengaruh sang pendapat Abdullah Munsyi, pasanganatau dua baris pertama pada pantun memang tidak memiliki arti; nir memilikihubungan pikiran sama sekali, atau hanya buat sebagai penentu sanjak rimapada pasangan atau 2 baris kedua
pantun. Pantun merupakan puisi Melayu orisinil yang cukup mengakar dan membudaya dalammasyarakat.
Pantun memiliki ciri-karakteristik bentuk sebagai berikut: (1) Setiap bait terdiri atasempat baris, (dua) Baris pertama dan kedua berfungsi sebagai sampiran, (3) Barisketiga serta keempat adalah isi, (4) Bersajak a – b – a – b, (lima) Setiap baristerdiri atas 8 – 12 suku istilah, serta (lima) Berasal berdasarkan wilayah atau masyarakatMelayu (Indonesia).
Contoh Pantun:
(1) Ada pepaya terdapat mentimun (a)
Ada mangga terdapat salak (b)
Daripada duduk melamun (a)
Mari kita membaca sajak (b)
1.2.1.dua Gurindam
Gurindam adalah puisi usang yang dari menurut Tamil (India) . Gurindam memilikicirri-ciri menjadi berikut: (1) Setiap bait terdiri dari dua baris, (dua) Sajakakhir berirama a – a, b – b, c – c, serta seterusnya; (tiga) Berasal dari Tamil (India);(4) Isinya adalah petuah , yakni mengungkapkan atau menampilkan situasi sebabakibat; dan (5) Bersifat mendidik.
Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang (b)
Bagai tempat tinggal tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus (c)
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
1.dua.1.tiga Syair
Syair merupakan puisi lama yg asal dari Arab. Ciri – ciri syair merupakan sebagaiberikut: (1) Setiap bait terdiri berdasarkan empat baris; (2) Setiap baris terdiri dari8 – 12 suku kata; (3) Bersajak a – a – a – a; serta (4) Semua baris merupakanisi, tidak mempunyai sampiran.
Contoh Syair :
Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang kondusif sentosa (a)
Dipimpin oleh raja nan bijaksana (a)
Negeri bernama Pasir Luhur (a)
Tanahnya luas lagi fertile (a)
Rakyat teratur hidupnya makmur (a)
Rukun raharja tiada terukur (a)
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan bagus cantik parasnya (a)
Adil serta amanah penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
1.2.2 Puisi Baru
Puisi baru adalah puisi yang lebih bebas daripada puisi lama , baik dalam segijumlah baris, suku istilah, maupun rima. Di antara jenis puisi baru merupakan soneta.soneta adalah puisi yg terdiri atas: (1) empat belas baris; (dua) empat baityang dibangun oleh dua quatrain serta 2 terzina; (3) 2
quatrain adalah sampiran serta merupakan satu kesatuan yg diklaim oktaf; (4)dua terzina adalah isi serta adalah satu kesatuan yg diklaim sextet; (5)bagian sampiran umumnya berupa gambaran alam; (6) sextet yang berisi curahanatau jawaban atau simpulan menurut apa yg
dilukiskan pada octav; (7) voltayang merupakan peralihan berdasarkan octav ke sextet;(8) koda yg merupakan penambahan baris dalam soneta; (9) sembilan sampai empatbelas suku kata dalam tiap baris; serta (10) rima akhir a-b-b-a, a-b-b-a, c-d-c,dan d-c-d.
Contoh soneta
Gembala
Perasaan siapa takkan nyala (a)
Melihat anak berelagu dendang(b)
Seorang saja ditengah padang(b)
Tiada berbaju buka ketua (a)
Beginilah nasib anak gembala (a)
Berteduh dibawah kayu nan rindang (b)
Semenjak pagi meninggalkan kandang (b)
Pulang kerumah pada senja kala (a)
Jauh sedikit sesayup sampai (a)
Terdengar olehku bunyi serunai (a)
Melagukan alam nan molek permai (a)
Wahai gembala di segara hijau (c)
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau (c)
Maulah aku menurutkan dikau (c)
1.2.3 Puisi Kontemporer
Kata kontemporer secara generik bermakna masa sekarang, sesuai dengan perkembanganzaman, atau selalu mengikuti keadaan dengan perkembangan zaman. Puisikontemporer dapat diartikan menjadi puisi yg lahir dalam kurun waktuterakhir. Puisi pada masa ini berusaha lari berdasarkan ikatan
konvensional puisi dalam umumnya. Puisi kontemporer seringkali memakai kata-katayang kurang memerhatikan kesantunan bahasa; menggunakan istilah-istilah kasar, ejekan,serta lain-lain. Pemakaian kata-kata simbolik atau lambang bisikan hati, gaya bahasa,irama, dan sebagainya dianggap nir begitu penting lagi.
Puisi kontemporer pernah sangat popular di Indonesia pada dasawarsa 1980-an.penyair-penyair tanah air yg pernah malang melintang serta menjadi peloporpuisi kontemporer di Indonesia, pada antaranya, adalah Sutardji Calzoum Bachri,Ibrahim Sattah, serta Hamid Jabbar. Sutardji terkenal
dengan tiga gugusan puisinya, yakni O, Amuk, dan O Amuk Kapak. IbrahimSattah popular dengan deretan puisinya Hai Ti. Sedangkan Hamid Jabbar masyhurdengan deretan puisinya Wajah Kita.
Puisi kontemporer tidak tampil dalam bentuk yang sahih-sahih seragam diantara para penyairnya. Ada beberapa bentuk puisi pada masa ini. Yang palingmenonjol pada antaranya adalah puisi mantra. Puisi mantra adalah puisiyang merogoh sifat-sifat mantra. Sutardji Calzoum Bachri merupakan orang yangpertama memperkenalkan puisi mantra dalam puisi pada masa ini.
Puisi mantra memiliki ciri-karakteristik sebagai berikut: (1) nir dihadirkan untukdipahami pembaca, melainkan tersaji buat menyebabkan pengaruh atau akibattertentu; (dua) berfungsi sebagai penghubung insan dengan global misteri; (3)mengutamakan pengaruh atau dampak berupa kemanjuran dan kemanjuran itu terletakpada perintah. Contoh puisi (kontemporer) mantra
adalah sebagai berikut:
Shang Hai
ping di atas pong
pong di atas ping
ping ping bilang pong
pong pong bilang ping
mau pong? Bilang ping
mau mau bilang pong
mau ping? Bilang pong
mau mau bilang ping
ya pong ya ping
ya ping ya pong
tak ya pong tidak ya ping
ya tidak ping ya tak pong
sembilu jarakMu menancap nyaring
(Sutardji Calzoum Bachri pada O Amuk Kapak, 1981)
2. Teori dan Genre Prosa Indonesia
Slamet Mulyana mengemukakan, kata prosa berasal menurut bahasa latin oratioprovorsa yang berarti ‘ucapan eksklusif bahasa dialog’ sehingga prosaberarti bahasa bebas, bercerita, dan ucapan pribadi. Kata prosa diambil daribahasa Inggris, prose, yang berarti ‘bahasa tertulis atau
tulisan’. H.B. Jasin mengemukakan, prosa itu pengucapan dan pemikiran bahasadalam karangan ilmu pengetahuan. Prosa ditulis menurut pikiran dan menjauhisegala yang mungkin menggerakkan perasaan. Prosa semacam ini seringkali disebutsebagai prosa ilmiah. Namun
demikian, terdapat jua prosa yang bersifat sastra. Prosa jenis ini haruslah memenuhisyarat kesenyawaan yg serasi antara bentuk serta isi, kesatuan yang serasiantara pikiran dan perasaan.
Prosasastra dianggap pula menggunakan istilah prosa fiksi. Kata fiksi asal menurut fiction(bahasa Inggeris) yg berarti ‘rekaan’. Dengan demikian, dapatlahdisimpulkan bahwa prosa fiksi adalah cerita rekaan dimana tokoh, insiden danlatar di dalamnya bersifat imajiner.
Sudjiman, (1984:17) menyebut prosa fiksi ini menggunakan istilah ceritera rekaan,yaitu kisahan yang memiliki tokoh, lakuan, serta alur yg didapatkan sang dayakhayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Prosa, sebagai keliru satu bentukcipta sastra, mendukung fungsi sastra dalam biasanya.
Fungsi prosa adalah untuk memperoleh estetika, pengalaman, nilai-nilai moralyang terkandung pada cerita, serta nilai-nilai budaya yg luhur. Selain itu,prosa bisa pula berbagi cipta, rasa, dan membantu pengebanganpembelajaran (secara tidak pribadi).
Prosa sebagai keliru satu bentuk karya sastra, sering menbimbulkan masalah dalammengajarkannya. Hal ini muncul lantaran cerita yg ditulis dalam bentuk prosapada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja bisa memengaruhi prosespembelajaran prosa lantaran bimbingan apresiasi yg menyangkut teks enggandiberikan. Seperti halnya puisi, prosa pun sebaiknya
dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa sahih-benar terwujud.
Secara umum, prosa dikelompokkan atas prosa usang dan prosa baru. Paparanmengenai ke 2 gerombolan prosa tersebut bisa ditinjau pada bagian berikut.
2.1 Prosa Lama
Prosa lama adalah karya sastra yang berbentuk cerita atau narasi; berbedadengan pantun, gurindam, dan sebagainya. Disebut prosa lama lantaran produksastra ini selalu bersifat anonim (tanpa nama penulis), sangat statis, danselalu dipercaya milik bersama. Lantaran dipercaya milik beserta, hampir semuaproduk prosa lama dianggap cerita rakyat Cerita rakyat adalah sastra lisanyang berkembang pada rakyat, terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalahcerita yg dalam dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melaluipenuturan verbal, yakni
penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara mulut melalui tuturkata satu orang ke orang lainnya pada kalangan warga pendukungnya secaraturun–temurun dari satu generasi ke generasi. Cerita masyarakat terdiri dariberbagai versi, umumnya nir diketahui pengarangnya
(anonim).
William R. Bascom pada James Danandjaja (2007 : 50) membagi cerita rakyat kedalam 3 kelompok, yaitu mite, legenda, serta dongeng. Di sisi lain, terdapat jugaahli sastra yang memasukkan hikayat ke dalam gerombolan cerita warga . Di dalambuku sumber belajar ini, hanya akan dibahas lebih lanjut mengenai dongeng danhikayat.
2.1.1 Dongeng
Menurut Sudjiman (1986: 15), dongeng adalah cerita mengenai makhluk khayali.makhluk khayali yang sebagai tokoh-tokoh cerita semacam itu biasanyaditampilkan menjadi tokoh yg mempunyai kebijaksanaan buat mengatur masalahmanusia dengan segala macam cara. Bascom dalam James Danandjaja ( 2007: 50)menyatakan bahwa dongeng adalah cerita prosa warga yg dianggap tidakbenar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita, dan dongeng tidak terikat olehwaktu juga loka. Dongeng merupakan cerita yg tidak benar-sahih terjaditerutama dalam zaman dahulu.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa dongeng merupakan cerita mengenai makhluk peri.kenyataannya, poly dongeng yg nir menceritakan kehidupan para peri.sejumlah dongeng bercerita tentang isi dan plot cerita yang masuk akal.
Beberapa ahli sastra lama membagi dongeng atas empat golongan besar , yakni: (1)dongeng binatang, (dua) dongeng biasa, (3) lelucon dan anekdot, dan (4) dongengberumus.
Dongeng binatang merupakan dongeng yg ditokohi binatang. Binatang-binatang inidigambarkan menjadi sosok yang pandai berbicara dan berakal budi sepertimanusia. Jenis hewan yg selalu dilibatkan pada pada cerita dongeng, antaralain, anjing, rubah, kelinci, buaya, harimau, gajah, dan kancil. Di Indonesia,cerita dongeng yg melibatkan kancil menjadi tokoh cerita sangat banyakjumlahnya. Di pada cerita-cerita itu, kancil selalu digambarkan menjadi sosokbinatang yang cerdas dan baik budi. Sementara itu, menjadi tokoh versus daribinatang yang cerdas serta baik budi, dihadirkan sosok binatang yg pandir yangselalu sebagai bulan-bulanan binatang yang
cerdik dan cerdas tadi. Dalam aneka macam cerita dongeng, sosok fauna seperti ini,misalnya, beruang, buaya, harimau, serta sebagainya.
Dongeng biasa merupakan jenis dongeng yang ditokohi manusia, dan umumnya berupakisah senang-duka seseorang. Di Indonesia, dongeng biasa yg sangat popularbertipe “Cinderella”. Dongeng bertipe ini relative poly jumlahnya, misalnya“Bawang Putih serta Bawang Merah” (Jakarta), “Si Melati serta Kecubung” (JawaTimur), serta sebagainya.
Lelucon serta anekdot adalah dongeng-dongeng yang bisa menggelikan hatisehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengar maupun yang menceritakan. Anekdotmenyangkut kisah fiktif lucu seorang atau beberapa orang tokoh yang sahih-benarada. Sedangkan lelucon menyangkut kisah fiktif lucu kolektif, seperti sukubangsa dan ras. Misalnya kisah lucu
Albert Enstein di sebut anekdot, sedangkan kisah lucu orang Israel diklaim lelucon.
Dongeng-dongeng berumus adalah dongeng yang, oleh Antti Aarne dan StithThompson (dalam KSG Unimed, 2013: 316), dianggap formula tales. Struktur dongengini terdiri atas pengulangan-pengulangan. Subbentuk dongeng berumus adalahdongeng yg bertimbun dongeng buat mempermainkan orang, dan tidak memilikiakhir. Dongeng, yang jua dianggap dongeng berantai, ini merupakan cerita yg dibentukdenganmenambah keterangan lebih rinci pada setiap pengulangan inti cerita. Simaklahdongeng berumus beikut ini:
Alkisah, di suatu lorong pada suatu hari, seorang nyonya lari terbirit-biritketakutan karena diburu seekor tikus mini . Tikus kecil lari terbirit-biritketakutan karena diburu seekor kucing. Kucing lari terbirit-birit ketakutankarena diburu seekor anjing. Anjing lari terbirit-birit ketakutan karena diburuseorang pemabuk Israel. Pemabuk Israel lari terbirit-birit ketakutan karenadiburu polisi. Polisi lari terbirit-birit ketakutan karena diburu MOZAD.
2.1.2 Hikayat
Hikayat merupakan jenis prosa lama yang berkisah mengenai riwayat hayati seorangtokoh. Riwayat hidup tokoh yang diceritakan adakalanya realistis, menggunakan sumberinformasi serta data terpercaya. Namun, terdapat jua hikayat yg sumberpenceritaannya bercampur baur antara kabar serta fiksi atau opini penulisnya.
Hikayat berisi cerita kebaikan serta kemuliaan sang tokoh dalam masa hidupnya.“Hikayat Nabi Idris”, contohnya, berisi cerita mengenai kejujurannya, kesalehannya,kepatuhannya beribadah kepada Allah, menjauhi seluruh embargo Allah, dan samasekali tidak mau merampas hak orang lain (lihat Djamaris dkk., 1985: 7). Karenaberbicara mengenai kebaikan serta kemuliaan
seorang tokoh, maka hikayat ditulis untuk berfungsi sebagai pemberi wawasan,nasihat, pedoman hidup, serta wangsit kepada pembaca. Dengan membaca hikayat,seorang diharapkan bisa mengganti dan memperbaiki kualitas hidupnya dalam masadepan.
2.2 Prosa Baru
Prosa baru merupakan karya sastra yang berbentuk cerita atau narasi jua, samadengan prosa usang. Disebut prosa baru karena produk sastra ini tidak lagibersifat anonim (tanpa nama penulis). Penulis prosa baru telah sangat sadarakan hak-hak individualnya serta karena itu merasa memiliki wewenang untukmencantumkan namanya pada karya prosa yg mereka tulis. Dengan
demikian, karya-karya prosa yg mereka tulis nir bisa lagi dianggap sebagaimilik beserta masyarakat, melainkan milik individu penulis.
Selain itu, prosa baru telah menunjukkan semangat yang bergerak maju, baik dalamhal isi atau tema juga bentuknya. Para penulis prosa baru telah memilikikeberanian menuliskan sesuatu yg tidak sinkron serta bahkan menentang hal-hal yangmenjadi kebiasan umum. Isi atau tema prosa baru telah bersifat masyarakatsentris. Semua perubahan ini dimungkinkan lantaran para penulis prosa baru mulaimendapat pengaruh yang bertenaga menurut perkembangan sastra Barat. Kenyataan ini jauhberbeda menurut karakteristik prosa usang yang isi atau temanya selalu disebutbersifat istana sentris, yakni berorientasi pada kepentingan penguasa.
Sebagai karya sastra, prosa baru hadir pada berbagai bentuk, seperti cerpen,novel, dan drama. Paparan tentang bentuk-bentuk prosa baru tersebut dapatdilihat pada bagian berikut.
2.2.1 Cerita Pendek
Cerita pendek, atau acapkali disingkat dengan cerpen, adalah suatu bentuk prosanaratif fiktif. Berapa berukuran panjang atau pendek yg dimaksud memang tidakada anggaran standar yg dianut juga kesepakatan di antara pengarang dan paraahli. Edgar Allan Poe, dalam Burhan
Nurgiantoro (1995: 11), menyatakan bahwa cerita pendek merupakan sebuah ceritayang terselesaikan dibaca sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam sampaidua jam.
Untuk menentukan panjang pendeknya cerpen, khususnya berkaitan menggunakan jumlahkata yg dipakai, ini dia dikemukakan beberapa pendapat. Menurut Statoncerpen umumnya memakai 15.000 kata atau setara dengan kurang lebih 50halaman. Sedangkan Notosusanto menyatakan bahwa jumlah kata yg digunakan didalam cerpen lebih kurang 5.000 istilah atau
kira-kira 17 laman kuarto menggunakan spasi rangkap (lihat KSG Unimed, 2013: 292).
Cerita pendek, selain kependekannya ditunjukkan sang jumlah penggunaan katayang relative terbatas, insiden dan isi cerita yang tersaji jua sangatpendek. Peristiwa yg disajikan memang singkat, tetapi mengandung kesan yangdalam. Isi cerita memang pendek lantaran
mengutamakan kepadatan inspirasi. Karena itu, insiden dan isi cerita pada cerpenrelatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan roman atau novel.
Cerita pendek cenderung padat serta pribadi pada tujuannya dibandingkankarya-karya fiksi yg lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-ceritapendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra, seperti tokoh, plot,tema, bahasa, dan insight, secara lebih luas dibandingkan dengan fiksilain yg lebih panjang. Disyaratkan sang H.B. Jassin bahwa cerita pendekharuslah memiliki bagian perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian (Korrie LayunRampan, 1995: 10).
Ciri-karakteristik cerita pendek, dari Stanton (2007: 76), adalah: (1) haruslahberbentuk padat, (2) realistik, (tiga) alur yg mengalir pada cerita bersifatfragmentaris serta cenderung inklusif. Sedangkan dari Guntur Tarigan,cirri-ciri cerpen merupakan: (1) singkat, padu, serta intensif (brevity, unity, danintensity), (dua) mempunyai unsur utama berupa adegan, tokoh, serta gerak
(scene, character, dan action), (3) bahasanya tajam, sugestif, danmenarik perhatian (incisive, suggestive, dan alert), (4)mengandung impresi pengarang mengenai konsepsi kehidupan, (5) menimbulkan efektunggal pada pikiran pembaca, (6) mengandung detil dan insiden yangbenar-benar terpilih, (7) memiliki pelaku utama yg menonjol pada cerita, serta(8) menyajikan kebulatan dampak serta kesatuan emosi.
Berdasarkan banyak sekali batasan serta ciri cerita pendek di atas, bisa disimpulkanbahwa cerita pendek merupakan bentuk prosa fiktif naratif yg habis dibaca sekaliduduk, serta mengandung perseteruan dramatik. Cerita pendek merupakan cerita fiksibentuk prosa yang singkat yg unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwapokok sehingga jumlah serta pengembangan pelaku
terbatas, serta keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.
2.dua.1.1 Unsur Intrinsik Cerita Pendek
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra. Unsur-unsurinilah yg menyebabkan karya sastra hadir menjadi karya sastra; unsur-unsuryang yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Unsur intrinsik cerpen bisa dikelompokkan ke pada enam bagian, masingmasing:(1) tema, (2) alur, (3) penokohan atau perwatakan, (4) latar, (5) sudut pandangatau point of view, dan (6) amanat. Pembahasan terhadap unsurunsurintrinsik pembangun cerita pendek yangtelah disampaikan di atas diuraikan menjadi berikut.
Tema. Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita atau gagasandasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi dasar pengembangan seluruhcerita sebagai akibatnya bersifat menjiwai holistik cerita. Tema suatu karya sastraletaknya tersembunyi dan wajib dicari sendiri oleh pembaca. Pengarang karyasastra nir akan secara gamblang mengatakan
apa yg sebagai inti perseteruan hasil karyanya, walaupun kadangkadangterdapat istilah-kata atau kalimat kunci dalam salah satu bagian karya sastra.melalui kalimat kunci itu pengarang seolah-olah merumuskan apa yang sebenarnyamenjadi utama pertarungan.
Ada beberapa cara buat menafsirkan tema dari Stanton (2007: 44), yakni: (1)harus memperhatikan detil yg menonjol dalam cerita fitnah, (2) tidakterpengaruh sang detil cerita yg kontradiktif, (3) nir sepenuhnya bergantungpada bukti-bukti implisit, kadang-kadang wajib yg eksplisit jua, (4) temaitu dianjurkan secara kentara sang cerita yang bersangkutan. Perlu dibubuhi disini bahwa faktor pengarang menggunakan pandangan-pandangannya turut menentukan tema karyanya. Penokohan. Penokohan merupakansalah satu unsur pada cerita yg mendeskripsikan keadaan lahir maupun batinseseorang atau pelaku. Setiap insan memiliki karakter yg berbeda-beda.karena cerpen pada dasarnya menceritakan
manusia dalam herbi lingkungannya, maka setiap tokoh dalam ceritaakan mempunyai watak yg tidak sinkron antara satu menggunakan yg lainnya. Melaluikarakter tokoh cerita, pembaca mengikuti jalan cerita sehingga maksud ceritaakan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dankarakter, menunjuk dalam sifat serta sikap para tokoh. Penokohan dan karakterisasisering disamakan merupakan dengan karakter dan perwatakan. Penokohan menunjukpada penempatan tokoh-tokoh eksklusif dengan watak-tabiat eksklusif pada sebuahcerita (Nurgiantoro, 1995: 165).
Jadi yg dimaksud dengan penokohan atau karakteristik adalah ciriciri jiwaseseorang tokoh pada suatu cerita. Seluruh pengalaman yg dituturkan dalamcerita kita ikuti menurut tingkah laris dan pengalaman yg dipelajarimelalui pelakunya. Melalui perilaku ilmiah pembaca mengikuti jalannya seluruhcerita serta berdasarkan karakter, situasi cerita dapat
dikembangkan.
Plot atau Alur. Plot atau alur adalah urutan peristiwa yg adalah dasarterciptanya sebuah cerita. Alur mampu tampak jika pengarang mampu membangunsaling hubung antara tema, pesan, serta amanat dalam cerita. Cerita bergerak darisatu insiden ke insiden yg lain. Masing-masing peristiwa itu disusunsecara runtut, utuh serta saling berhubungan sebagai akibatnya
membangun plot. Plot merupakan unsur fiksi yang krusial, bahkan poly orangmenganggap sebagai unsur yang terpenting. Plot bisa mempermudah pemahamanseseorang tentang suatu cerita. Tanpa plot, pembaca akan kesulitan memahamisuatu cerita. Plot karya fiksi yg kompleks sulit dipahami interaksi kaosalitasantarperistiwanya. Akibatnya, cerita sulit dipahami. Dalam suatu ceritabiasanya dituliskan berbagai peristiwa dalam urutan eksklusif. Peristiwa yangdiurutkan itulah yang dianggap alur atau plot. Plot umumnya dikelompokkan atastiga termin, yakni awal-tengah-akhir. Tahap awal sering disebut jugadengan tahap perkenalan. Tahap ini berisi kabar-kabar penting yangberhubungan menggunakan banyak sekali hal yang
akan dikisahkan berikutnya. Tahap tengah, atau termin pertikaian, menampilkankonflik atau pertentangan yg sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya. Tahapakhir, atau termin peleraian, menampilkan adegan eksklusif dampak klimaks.pada bagian ini, dimunculkan akhir dari cerita.
Latar (setting). Latar, atau biasa diklaim menggunakan setting, merujukkepada pengertian tempat¸ hubungan waktu, serta lingkungan sosial loka terjadinyaperistiwa dalam cerita. Latar memberikan kesan realistis kepada pembaca. Latardibedakan dalam 3 unsur pokok yaitu tempat, saat dan sosial. Latar tempatmerujuk dalam lokasi terjadinya insiden, latar waktu
berhubungan dengan kasus kapan peristiwa terjadi, serta latar social mengacukepada hal-hal yang herbi perilaku kehidupan social masyarakatdalam cerita.
Sudut Pandang (point of view). Sudut pandang, atau point ofview, adalah cara atau pandangan yg digunakan pengarang menjadi saranauntuk menyajikan tokoh, tindakan, latar serta aneka macam peristiwa yang membentukcerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, pada BurhanNurgiantoro, 1995: 248). Dengan demikian, sudut pandang dalam hakikatnyamerupakan strategi, teknik, siasat, yg secara sengaja dipilih pengarang untukmengemukakan gagasan serta ceritanya. Segala sesuatu yg dikemukakan pada karyafiksi, memang milik pengarang. Tetapi, semuanya itu, dalam karya fiksi,disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kaca mata tokoh cerita (BurhanNurgiantoro, 1995: 248). Sudut pandang atau point
of view penceritaan dapat dibedakan atas tiga macam, masing-masing: (1) sudutpandang orang pertama; pengarang sebagai aku (gaya akuan) Dalam hal ini,pengarang bisa bertindak sebagai omnicient (serba memahami) dan dapat jugasebagai limited (terbatas), (dua) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan).dalam hal ini, pengarang dapat bertindak sebagai omniscient (serba
tahu) serta dapat pula bertindak limited (terbatas), (tiga) point of view gabungan,ialah pengarang menggunakan adonan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
Gaya. Gaya dapat diartikan menjadi gaya pengarang pada bercerita ataugaya bahasa yang dipakai pengarang dalam karyanya. Keduanya salingberhubungan, yaitu gaya seseorang pengarang dalam bercerita akan terlihat jugadalam bahasa yang digunakannya.
Gaya bahasa adalah aktualisasi diri personal, holistik respons, pengarang terhadappersitiwa-insiden melalui media bahasa, seperti: jenis bahasa yang dipakai,kata-istilah, sifat atau karakteristik spesial khayalan, struktur, serta iramakalimat-kalimatnya. Menurut Herman J. Waluyo dan Nugraheni (2008: 41), gayapengarang satu dengan yang lainnya berbeda. Lantaran itu, bahasa
karya sastra bersifat ideocyncratic, artinya sangat individual.perbedaan gaya itu disebabkan sang disparitas pemikiran dan kepribadian.
Amanat. Amanat adalah suatu ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang.panuti Sujiman (1988: 51) menyatakan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasarikarya sastra, pesan yg ingin disampaikan pengarang pada pembaca. MenurutSuharianto (1982: 71), amanat dapat
disampaikan secara tersurat serta tersirat. Tersurat adalah pengarang menyampaikanlangsung kepada pembaca melalui kalimat, baik berupa liputan pengarang ataupun berbentuk obrolan pelaku. Seorang pengarang, dalam karyanya, nir hanyasekedar ingin memgungkapkan
gagasannya, namun jua memiliki maksud tertentu atau pesan eksklusif yangingin disampaikan pada pembaca. Pesan tertentu itulah yg dianggap amanat.
Amanat pada sebuah karya sastra umumnya mencerminkan pandangan hiduppengarang yang bersangkutan, pandangan mengenai nilai-nilai kebenaran serta berbagai hal yg ingin disampaikan pengarangkepada pembaca. Amanat pada cerita umumnya dimaksudkan menjadi suatu saranyang herbi hal tertentu yang bersifat mudah, yg bisa diambildan ditafsirkan lewat cerita yg bersangkutan oleh pembaca.
2.2.dua Novel
Novel merupakan galat satu jenis fiksi. Novel serta cerita pendek adalah duabentuk karya sastra yg sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannyayang kemudian, novel dipercaya bersinonim menggunakan fiksi. Dengan demikian,pengertian fiksi pula berlaku untuk novel (Burhan Nurgiantoro, 1995: 9).
Herman J. Waluyo (2002: 37) mengemukakan bahwa novel mempunyai ciri: (1) adaperubahan nasib dari tokoh cerita; (dua) ada beberapa episode pada kehidupantokoh utamanya; (tiga) umumnya tokoh primer nir sampai mangkat . Di dalam noveltidak dituntut kesatuan gagasan, impresi,
emosi dan setting misalnya pada cerita pendek.
Secara etimilogis, istilah novel berasal dari kata novellus yangberarti ‘baru’. Jadi, novel merupakan bentuk karya sastra cerita fiksi yg palingbaru. Novel merupakan satu aliran sastra yg dibangun oleh unsur-unsur pembangun yangsecara fungsional memiliki keterjalinan. Untuk membangun totalitas makna denganmedia bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hayati serta seluk-belukkehidupan manusia.
Telaah struktur novel dalam konteks ini akan dilakukan menggunakan pendekatanintertekstualitas. Dalam pendekatan intertekstualitas, penulis menekankan bahwastruktur novel terdiri menurut unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.
2.dua.2.1 Unsur Intrinsik
Unsur-unsur instrinsik novel terdiri atasi (1) tema, (dua) plot atau alur, (tiga)penokohan, (4) perwatakan atau karakterisasi, (5) setting atau latar, dan (6)sudut pandang atau point of view. Unsur-unsur ekstrinsik novel terdiriatas: (1) biografi pengarang, (dua) karya-karya pengarang, (3) proses kreatif pengarang,serta (4) unsur sosial budaya.
Tema adalah gagasan dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umuminilah yang tentunya sudah ditemukan sebelumnya sang pengarang dan dipergunakanuntuk membuatkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia”mengikuti gagasan dasar umum yg sudah ditetapkan sebelumnya sebagai akibatnya berbagaiperistiwa konflik serta pemilihan berbagai
unsur instrinsik yg lain, seperti penokohan, pelataran, serta penyudutpandangandiusahakan mencerminkan gagasan dasar generik tadi.
Alur Cerita atau Plot, menurut Lukman Ali (1978: 120), merupakan sambungsinambung peristiwa menurut aturan sebab akibat yg tidak hanyamengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih krusial merupakan mengapa hal ituterjadi. Alur cerita terdiri menurut 3 bagian, yaitu: (1) alur
awal, terdiri atas gambaran (eksposisi), rangsangan (inciting moment), danpenggawatan (rising action); (2) alur tengah, terdiri atas pertikaiaan (conflict),perumitan (complication), dan klimaks atau puncak penggawatan (climax);(tiga) alur akhir, terdiri berdasarkan peleraian (falling action) danpenyelesaian (denouement). Pertarungan cerita yg asal dariperistiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Falling action adalahperedaan pertarungan cerita. Pertarunga yang sudah mencapai zenit, akhirnya menurunkarena sudah ada tandatanda adanya penyelesaianpertikaian. Denouement adalah penyelesaian yg dipaparkan olehpengarang dalam mengakhiri penyelesaian permasalahan yang terjadi.
Penokohan dan Perwatakan mempunyai interaksi yg sangat erat. Penokohanberhubungan dengan cara pengarang menentukan dan menentukan tokohnya serta memberinama tokoh dalam cerita. Perwatakan berhubungan dengan ciri ataubagaimana tabiat tokoh-tokoh itu. Keduanya berkaitan menggunakan tokoh-tokoh dalamcerita novel. Membicarakan perwatakan, Mochtar Lubis (1981: 18) memasukkannyadalam teknik cerita menggunakan menyebut menjadi citra rupa atau langsung atauwatak pelakon (character delineation).
Setting atau Latar berfungsi memperkuat pematutan dan factor penentu bagikekuatan plot, begitu istilah Marjeric Henshaw (pada Herman J. Waluyo, 2002:198). Abrams membatasi setting menjadi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita(1977: 157). Dalam setting, dari Harvy (1966: 304), faktor waktu lebihfungsional daripada faktor alam. Wellek mengatakan
bahwa setting berfungsi buat menyampaikan perwatakan dan kemauan yangberhubungan menggunakan alam serta insan (Wellek, 1962: 220). Herman J. Waluyomengatakan bahwa setting merupakan loka insiden cerita (2009: 34).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bisa dikatakan bahwa setting ceritaberkaitan menggunakan ketika serta tempat penceritaan. Waktu bisa berarti siang danmalam, lepas, bulan, serta tahun; bisa pula berarti di dalam atau di luarrumah, di desa atau pada kota, dapat pula di kota mana, di
negeri mana dan sebagainya. Unsur setting lain yg nir bisa dipisahkan adalahhasil budaya masa kemudian, indera transportasi, indera komunikasi, rona local dandaerah, dan lain-lain.
Setting berfungsi: (1) mempertegas watak pelaku; (2) menaruh tekanan padatema cerita; (tiga) memperjelas tema yang disampaikan; (4) metafora bagi situasipsikis pelaku; (lima) sebagai atmosfir (kesan); (6) memperkuat posisi plot Pointof View atau Sudut Pandang mengacu
kepara cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yangdipergunakan pengarang menjadi sarana buat menyajikan tokoh, tindakan, latar,serta banyak sekali insiden yg membangun cerita pada sebuah karya fiksi kepadapembaca.
Nurgiyantoro (2009: 256-266) menyebutkan, terdapat tiga jenis sudut pandang, yaitu:(1) sudut pandang persona ketiga: “beliau” yang terdiri berdasarkan: (a) “dia” Mahatahu;(b) “dia” terbatas, “dia” menjadi pengamat; (dua) sudut pandang persona pertama“aku ” yg terdiri berdasarkan (a) “saya” tokoh utama, dan (b) “aku ” tokoh tambahan;(3) sudut pandang adonan. Sudut pandang adonan ini bisa terjadi antarasudut pandang persona ketiga menggunakan teknik “beliau” mahatahu dan “dia” sebagaipengamat, persona pertama dengan teknik “saya” menjadi tokoh utama, dan “aku ”tambahan, bahkan bisa berupa campuran antara persona pertama dan personaketiga, antara “saya dan “dia” sekaligus.
2.2.dua.dua Unsur Ekstrinsik Novel dan Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar teks novel, tetapi memberipengaruh yg tidak kalah kuatnya terhadap isi novel dan cerpen daripada unsurintrinsik. Beberapa ahli sastra berkata bahwa unsur ekstrinsik bahkan lebihmenentukan dimensi isi karya novel dan cerpen. Unsur ekstrinsik mencakup: (1)latar belakang rakyat, (2) latar belakang seorang pengarang, dan (tiga)nilai-nilai yang terkandung pada dalam novel. Latar belakang masyarakat sangatberpengaruh pada penulisan novel serta cerpen. Latar belakang warga tersebutbisa berupa, antara lain, kondisi politik, idiologi negara, kondisi sosial, danjuga syarat perekonomian rakyat.
Latar belakang seorang pengarang terdiri atas biografi pengarang,kondisi psikologis pengarang , aliran sastra yang dimiliki penulis, danminatnya terhadap sesuatu sangatlah mensugesti terbentuknya sebuah cerpenatau novel. Riwayat hayati sang penulis mempengaruhi jalan pikir penulis atausudut pandang mereka mengenai suatu. Faktor riwayat hayati ini mensugesti gayabahasa dan genre khusus seorang penulis novel/cerpen. Kondisi psikologismerupakan mood atau
motivasi seseorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorangpenulis ikut mensugesti apa yang ada pada dalam cerita mereka, misalnya jikamereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita murung ataugembira pula. Aliran sastra merupakan “kepercayaan ” bagi seorang penulis dan setiappenulis mempunyai aliran sastra yng bhineka. Hal ini sangat memengaruhigaya penulisan dan genre cerita yg biasa diusung oleh sang penulis di dalamkaryakaryanya. Nilai- nilai yang terkandung pada dalam cerpen/novel, sepertinilai kepercayaan ,
nilai social, nilai moral, dan nilai budaya, turut memilih arah karyapenulis.
2.dua.tiga Prosa Lirik
Prosa Lirik adalah galat satu bentuk karya sastra dalam ragam prosa yangditulis dan diungkapkan menggunakan menggunakan unsur-unsur puisi. Meskipunbahasanya berirama, dan pencitraannya misalnya puisi, tetapi ikatan antarkatadalam sebuah kalimat, atau interaksi antarkalimat pada sebuah paragraf (secarasintaksis) lebih mendekati bentuk prosa.
Suroso (pada Mudini dkk, 2016;77) menuliskan bahwa prosa lirik adalah karanganberbentuk prosa yang berisi curahan perasaan seperti puisi. Ciri-ciri prosa lirik:(1) Ikatan kalimatnya berbentuk prosa, (2) masih ada irama yang selaras dengan perasaanyang terkandung di dalamnya. (tiga) bersifat liris; curahan perasaan. (4) nir terdapatsajak pada dalamnya. Kalaupun terdapat sajak, hanya kebetulan saja, (lima) nir untukmembawakan kabar, namun berisikan lukisan perasaan tertentu yg dikandungpengarang. (6) karangan disusun paragraf demi paragraf misalnya prosa
biasa, dan (7) prosa lirik terdapat pada kesusastraan baru.
Contoh Prosa Lirik:
Berselisih
(Karya Amir Hamzah)
Berselisih kami, dia 2 berjalan, saya misalnya selamanya
seorang diri. Adiknya yg dipimpinnya itu menoleh-noleh ke
belakang, matanya berkilat-kilat melihat segala berwarna warni,
putar-rimutar, kelap- kumilap di tepi jalan itu.
Ya, panjang-jinjing, lembut-lemah, kudungnya, tertudungsingkap, diusap- usapangin, ditolak-tolakkan anak rambutnya.
Berhenti beliau, payung bertulis, dihujam agak tipis, dipanas agak kecil,
dilihat, dipulung- pulungnya, ditawarnya, kemahalan ...
Terhenti saya, kakiku enggan terus, di hadapanku berdiri
perempuan tua, sanggulnya merangkum kuntum, layu belum,
kembang tak jadi. Bertanya beliau. Menoleh dia ke belakang, kulihat
matanya seketika, rasaku bercermin dalam air yg jernih, dangkal
entahkan dalam, kelopak matanya yg segan terbuka, enggan
bertemu itu, melayap-hinggap semangatku serasa bermimpi,
mendaduhkan hatiku yg rusuh-resah ini...
Di manakah aku sudah melihatnya? Kutandai muka serta rupa,
bangun dan anggunnya, kukenal seluk-bentuk tubir bibirnya ...
Aduh hatiku, terasa ada, terkatakan tidak.
3 . Teori serta Genre Drama Indonesia
3.1 Pengertian Drama
Kata drama berasal berdasarkan bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat’,‘berlaku’, atau ‘bertindak’. Jadi, secara literal, drama berarti ‘perbuatan’atau ‘tindakan’. Namun demikian, sebagai kata pada dalam dunia sastra, dramapada awalnya diartikan menjadi kualitas komunikasi, situasi, action (segalayang terlihat pada pentas) yg mengakibatkan perhatian, kehebatan (acting),dan ketegangan pada para pendengar/penonton. Dalam perkembangan selanjutnya,kata drama mengacu kepada bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkanperihal kehidupan insan melalui gerak percakapan pada atas anjung, atau suatukarangan yang disusun pada bentuk percakapan dan yang bisa dipentaskan. Olehkarena itu, pada naskah drama selain percakapan pelaku, berisi pula petunjukgerak atau penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, alat-alat yg diharapkan,penataan pentas atau anjung, musik pengiring, serta sebagainya.
Ciri khas drama adalah naskahnya berbentuk dialog atau obrolan. Dialogbahkan diklaim-sebut menjadi hal yang paling membedakan drama menurut karya fiksilainnya, seperti cerpen dan novel (KSG Unimed, 2013: 265). Dialog menjadibagian awal yang langsung terlihat tidak sinkron dari teks fiksi lainnya. Artinya,teks drama lebih lebih banyak didominasi bagian dialognya dibandingkan
dengan teks fiksi lainnya.
Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokohdalam kehidupan sehari-hari dan pantas buat diucapkan pada atas anjung. Ragambahasa pada dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa verbal yg komunikatif danbukan ragam bahasa tulis. Pilihan
kata (diksi) pun dipilih sinkron menggunakan dramatic action dari plat out.diksi herbi irama lakon, ialah panjang pendeknya kata-istilah dalamdialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.dialog pada sebuahdrama pun harus estetis atau mempunyai estetika bahasa. Tetapi, nilai estetistersebut nir boleh mengganggu makna yg terkandung pada naskah. Selain itu,obrolan wajib hayati. Artinya, dialog harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan.untuk itu, observasi di lapangan perlu dilakukan sang penulis buat membantumenulis dialog drama supaya realistis.
Pementasan drama haruslah mengandung unsur keindahan atau estetika. Kualitaskedua unsur drama pada atas terutama bergantung pada: (1) naskah lakon; (dua) aktordan aktris pendukungnya; (3) pola pengagendaan atau mis en scene; (4)rapikan artistik; (lima) rapikan rias ; (6) tata busana ; (7) tata
cahaya; (8) rapikan suara; (9) tata musik; dan (10) rapikan gerak. Drama dibangunoleh unsur-unsur tema, plot, tokoh, karakter, latar, serta amanat dan unsurbahasa yang berbentuk obrolan. Unsur-unsur ini akan dibahas lebih lanjut padabagian berikut ini.
3.1.1 Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema ataudasar, serta dasar inilah yang paling krusial berdasarkan semua cerita. Cerita yangtidak mempunyai dasar tidak ada adalah sama sekali atau nir berguna (Lubis,1981: 15). Tema sebagai central idea and sentral purpose
merupakan ilham serta tujuan sentral (Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul darikeseluruhan cerita, sebagai akibatnya pemahaman antara seseorang penikmat menggunakan penikmatlain tidak sama (Jones, 12968: 31). Ada pula yg berpendapat bahwa temamerupakan arti serta tujuan cerita (Kenny, 1966:
88).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema bisa dilihat menjadi gagasan dasarumum sebuah karya novel. Gagasan dasar generik inilah yang tentunya telahditentukan sebelumnya sang pengarang serta digunakan buat mengembangkancerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan utama berdasarkan suatu karyasastra.
Pendapat pada atas bisa mendeskripsikan simpulan bahwa: (1) tema merupakan dasarsuatu cerita rekaan; (2) tema sine qua non sebelum pengarang mulai denganceritanya; (3) tema dalam cerita atau novel nir ditampilkan secara eksplisit,namun implisit di pada semua cerita; serta (4) pada satu cerita atau novelterdapat tema mayoritas atau tema sentral serta tema-tema mini lainnya.
Sudjiman, (1984:17) menyebut prosa fiksi ini menggunakan istilah ceritera rekaan,yaitu kisahan yang memiliki tokoh, lakuan, serta alur yg didapatkan sang dayakhayal atau imajinasi, dalam ragam prosa. Prosa, sebagai keliru satu bentukcipta sastra, mendukung fungsi sastra dalam biasanya.
Fungsi prosa adalah untuk memperoleh estetika, pengalaman, nilai-nilai moralyang terkandung pada cerita, serta nilai-nilai budaya yg luhur. Selain itu,prosa bisa pula berbagi cipta, rasa, dan membantu pengebanganpembelajaran (secara tidak pribadi).
Prosa sebagai keliru satu bentuk karya sastra, sering menbimbulkan masalah dalammengajarkannya. Hal ini muncul lantaran cerita yg ditulis dalam bentuk prosapada umumnya panjang. Masalah ini tentu saja bisa memengaruhi prosespembelajaran prosa lantaran bimbingan apresiasi yg menyangkut teks enggandiberikan. Seperti halnya puisi, prosa pun sebaiknya
dinikmati oleh siswa secara utuh agar fungsi prosa sahih-benar terwujud.
Secara umum, prosa dikelompokkan atas prosa usang dan prosa baru. Paparanmengenai ke 2 gerombolan prosa tersebut bisa ditinjau pada bagian berikut.
2.1 Prosa Lama
Prosa lama adalah karya sastra yang berbentuk cerita atau narasi; berbedadengan pantun, gurindam, dan sebagainya. Disebut prosa lama lantaran produksastra ini selalu bersifat anonim (tanpa nama penulis), sangat statis, danselalu dipercaya milik bersama. Lantaran dipercaya milik beserta, hampir semuaproduk prosa lama dianggap cerita rakyat Cerita rakyat adalah sastra lisanyang berkembang pada rakyat, terutama pada masa lalu. Cerita rakyat adalahcerita yg dalam dasarnya disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melaluipenuturan verbal, yakni
penciptaan, penyebaran, dan pewarisannya dilakukan secara mulut melalui tuturkata satu orang ke orang lainnya pada kalangan warga pendukungnya secaraturun–temurun dari satu generasi ke generasi. Cerita masyarakat terdiri dariberbagai versi, umumnya nir diketahui pengarangnya
(anonim).
William R. Bascom pada James Danandjaja (2007 : 50) membagi cerita rakyat kedalam 3 kelompok, yaitu mite, legenda, serta dongeng. Di sisi lain, terdapat jugaahli sastra yang memasukkan hikayat ke dalam gerombolan cerita warga . Di dalambuku sumber belajar ini, hanya akan dibahas lebih lanjut mengenai dongeng danhikayat.
2.1.1 Dongeng
Menurut Sudjiman (1986: 15), dongeng adalah cerita mengenai makhluk khayali.makhluk khayali yang sebagai tokoh-tokoh cerita semacam itu biasanyaditampilkan menjadi tokoh yg mempunyai kebijaksanaan buat mengatur masalahmanusia dengan segala macam cara. Bascom dalam James Danandjaja ( 2007: 50)menyatakan bahwa dongeng adalah cerita prosa warga yg dianggap tidakbenar-benar terjadi oleh yang mempunyai cerita, dan dongeng tidak terikat olehwaktu juga loka. Dongeng merupakan cerita yg tidak benar-sahih terjaditerutama dalam zaman dahulu.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa dongeng merupakan cerita mengenai makhluk peri.kenyataannya, poly dongeng yg nir menceritakan kehidupan para peri.sejumlah dongeng bercerita tentang isi dan plot cerita yang masuk akal.
Beberapa ahli sastra lama membagi dongeng atas empat golongan besar , yakni: (1)dongeng binatang, (dua) dongeng biasa, (3) lelucon dan anekdot, dan (4) dongengberumus.
Dongeng binatang merupakan dongeng yg ditokohi binatang. Binatang-binatang inidigambarkan menjadi sosok yang pandai berbicara dan berakal budi sepertimanusia. Jenis hewan yg selalu dilibatkan pada pada cerita dongeng, antaralain, anjing, rubah, kelinci, buaya, harimau, gajah, dan kancil. Di Indonesia,cerita dongeng yg melibatkan kancil menjadi tokoh cerita sangat banyakjumlahnya. Di pada cerita-cerita itu, kancil selalu digambarkan menjadi sosokbinatang yang cerdas dan baik budi. Sementara itu, menjadi tokoh versus daribinatang yang cerdas serta baik budi, dihadirkan sosok binatang yg pandir yangselalu sebagai bulan-bulanan binatang yang
cerdik dan cerdas tadi. Dalam aneka macam cerita dongeng, sosok fauna seperti ini,misalnya, beruang, buaya, harimau, serta sebagainya.
Dongeng biasa merupakan jenis dongeng yang ditokohi manusia, dan umumnya berupakisah senang-duka seseorang. Di Indonesia, dongeng biasa yg sangat popularbertipe “Cinderella”. Dongeng bertipe ini relative poly jumlahnya, misalnya“Bawang Putih serta Bawang Merah” (Jakarta), “Si Melati serta Kecubung” (JawaTimur), serta sebagainya.
Lelucon serta anekdot adalah dongeng-dongeng yang bisa menggelikan hatisehingga menimbulkan tawa bagi yang mendengar maupun yang menceritakan. Anekdotmenyangkut kisah fiktif lucu seorang atau beberapa orang tokoh yang sahih-benarada. Sedangkan lelucon menyangkut kisah fiktif lucu kolektif, seperti sukubangsa dan ras. Misalnya kisah lucu
Albert Enstein di sebut anekdot, sedangkan kisah lucu orang Israel diklaim lelucon.
Dongeng-dongeng berumus adalah dongeng yang, oleh Antti Aarne dan StithThompson (dalam KSG Unimed, 2013: 316), dianggap formula tales. Struktur dongengini terdiri atas pengulangan-pengulangan. Subbentuk dongeng berumus adalahdongeng yg bertimbun dongeng buat mempermainkan orang, dan tidak memilikiakhir. Dongeng, yang jua dianggap dongeng berantai, ini merupakan cerita yg dibentukdenganmenambah keterangan lebih rinci pada setiap pengulangan inti cerita. Simaklahdongeng berumus beikut ini:
Alkisah, di suatu lorong pada suatu hari, seorang nyonya lari terbirit-biritketakutan karena diburu seekor tikus mini . Tikus kecil lari terbirit-biritketakutan karena diburu seekor kucing. Kucing lari terbirit-birit ketakutankarena diburu seekor anjing. Anjing lari terbirit-birit ketakutan karena diburuseorang pemabuk Israel. Pemabuk Israel lari terbirit-birit ketakutan karenadiburu polisi. Polisi lari terbirit-birit ketakutan karena diburu MOZAD.
2.1.2 Hikayat
Hikayat merupakan jenis prosa lama yang berkisah mengenai riwayat hayati seorangtokoh. Riwayat hidup tokoh yang diceritakan adakalanya realistis, menggunakan sumberinformasi serta data terpercaya. Namun, terdapat jua hikayat yg sumberpenceritaannya bercampur baur antara kabar serta fiksi atau opini penulisnya.
Hikayat berisi cerita kebaikan serta kemuliaan sang tokoh dalam masa hidupnya.“Hikayat Nabi Idris”, contohnya, berisi cerita mengenai kejujurannya, kesalehannya,kepatuhannya beribadah kepada Allah, menjauhi seluruh embargo Allah, dan samasekali tidak mau merampas hak orang lain (lihat Djamaris dkk., 1985: 7). Karenaberbicara mengenai kebaikan serta kemuliaan
seorang tokoh, maka hikayat ditulis untuk berfungsi sebagai pemberi wawasan,nasihat, pedoman hidup, serta wangsit kepada pembaca. Dengan membaca hikayat,seorang diharapkan bisa mengganti dan memperbaiki kualitas hidupnya dalam masadepan.
2.2 Prosa Baru
Prosa baru merupakan karya sastra yang berbentuk cerita atau narasi jua, samadengan prosa usang. Disebut prosa baru karena produk sastra ini tidak lagibersifat anonim (tanpa nama penulis). Penulis prosa baru telah sangat sadarakan hak-hak individualnya serta karena itu merasa memiliki wewenang untukmencantumkan namanya pada karya prosa yg mereka tulis. Dengan
demikian, karya-karya prosa yg mereka tulis nir bisa lagi dianggap sebagaimilik beserta masyarakat, melainkan milik individu penulis.
Selain itu, prosa baru telah menunjukkan semangat yang bergerak maju, baik dalamhal isi atau tema juga bentuknya. Para penulis prosa baru telah memilikikeberanian menuliskan sesuatu yg tidak sinkron serta bahkan menentang hal-hal yangmenjadi kebiasan umum. Isi atau tema prosa baru telah bersifat masyarakatsentris. Semua perubahan ini dimungkinkan lantaran para penulis prosa baru mulaimendapat pengaruh yang bertenaga menurut perkembangan sastra Barat. Kenyataan ini jauhberbeda menurut karakteristik prosa usang yang isi atau temanya selalu disebutbersifat istana sentris, yakni berorientasi pada kepentingan penguasa.
Sebagai karya sastra, prosa baru hadir pada berbagai bentuk, seperti cerpen,novel, dan drama. Paparan tentang bentuk-bentuk prosa baru tersebut dapatdilihat pada bagian berikut.
2.2.1 Cerita Pendek
Cerita pendek, atau acapkali disingkat dengan cerpen, adalah suatu bentuk prosanaratif fiktif. Berapa berukuran panjang atau pendek yg dimaksud memang tidakada anggaran standar yg dianut juga kesepakatan di antara pengarang dan paraahli. Edgar Allan Poe, dalam Burhan
Nurgiantoro (1995: 11), menyatakan bahwa cerita pendek merupakan sebuah ceritayang terselesaikan dibaca sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah jam sampaidua jam.
Untuk menentukan panjang pendeknya cerpen, khususnya berkaitan menggunakan jumlahkata yg dipakai, ini dia dikemukakan beberapa pendapat. Menurut Statoncerpen umumnya memakai 15.000 kata atau setara dengan kurang lebih 50halaman. Sedangkan Notosusanto menyatakan bahwa jumlah kata yg digunakan didalam cerpen lebih kurang 5.000 istilah atau
kira-kira 17 laman kuarto menggunakan spasi rangkap (lihat KSG Unimed, 2013: 292).
Cerita pendek, selain kependekannya ditunjukkan sang jumlah penggunaan katayang relative terbatas, insiden dan isi cerita yang tersaji jua sangatpendek. Peristiwa yg disajikan memang singkat, tetapi mengandung kesan yangdalam. Isi cerita memang pendek lantaran
mengutamakan kepadatan inspirasi. Karena itu, insiden dan isi cerita pada cerpenrelatif lebih sedikit jika dibandingkan dengan roman atau novel.
Cerita pendek cenderung padat serta pribadi pada tujuannya dibandingkankarya-karya fiksi yg lebih panjang, seperti novel. Karena singkatnya, cerita-ceritapendek yang sukses mengandalkan teknik-teknik sastra, seperti tokoh, plot,tema, bahasa, dan insight, secara lebih luas dibandingkan dengan fiksilain yg lebih panjang. Disyaratkan sang H.B. Jassin bahwa cerita pendekharuslah memiliki bagian perkenalan, pertikaian, serta penyelesaian (Korrie LayunRampan, 1995: 10).
Ciri-karakteristik cerita pendek, dari Stanton (2007: 76), adalah: (1) haruslahberbentuk padat, (2) realistik, (tiga) alur yg mengalir pada cerita bersifatfragmentaris serta cenderung inklusif. Sedangkan dari Guntur Tarigan,cirri-ciri cerpen merupakan: (1) singkat, padu, serta intensif (brevity, unity, danintensity), (dua) mempunyai unsur utama berupa adegan, tokoh, serta gerak
(scene, character, dan action), (3) bahasanya tajam, sugestif, danmenarik perhatian (incisive, suggestive, dan alert), (4)mengandung impresi pengarang mengenai konsepsi kehidupan, (5) menimbulkan efektunggal pada pikiran pembaca, (6) mengandung detil dan insiden yangbenar-benar terpilih, (7) memiliki pelaku utama yg menonjol pada cerita, serta(8) menyajikan kebulatan dampak serta kesatuan emosi.
Berdasarkan banyak sekali batasan serta ciri cerita pendek di atas, bisa disimpulkanbahwa cerita pendek merupakan bentuk prosa fiktif naratif yg habis dibaca sekaliduduk, serta mengandung perseteruan dramatik. Cerita pendek merupakan cerita fiksibentuk prosa yang singkat yg unsur ceritanya berpusat pada satu peristiwapokok sehingga jumlah serta pengembangan pelaku
terbatas, serta keseluruhan cerita memberi kesan tunggal.
2.dua.1.1 Unsur Intrinsik Cerita Pendek
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra. Unsur-unsurinilah yg menyebabkan karya sastra hadir menjadi karya sastra; unsur-unsuryang yang secara faktual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra.
Unsur intrinsik cerpen bisa dikelompokkan ke pada enam bagian, masingmasing:(1) tema, (2) alur, (3) penokohan atau perwatakan, (4) latar, (5) sudut pandangatau point of view, dan (6) amanat. Pembahasan terhadap unsurunsurintrinsik pembangun cerita pendek yangtelah disampaikan di atas diuraikan menjadi berikut.
Tema. Tema adalah makna yang dikandung oleh sebuah cerita atau gagasandasar umum yang menopang sebuah karya. Tema menjadi dasar pengembangan seluruhcerita sebagai akibatnya bersifat menjiwai holistik cerita. Tema suatu karya sastraletaknya tersembunyi dan wajib dicari sendiri oleh pembaca. Pengarang karyasastra nir akan secara gamblang mengatakan
apa yg sebagai inti perseteruan hasil karyanya, walaupun kadangkadangterdapat istilah-kata atau kalimat kunci dalam salah satu bagian karya sastra.melalui kalimat kunci itu pengarang seolah-olah merumuskan apa yang sebenarnyamenjadi utama pertarungan.
Ada beberapa cara buat menafsirkan tema dari Stanton (2007: 44), yakni: (1)harus memperhatikan detil yg menonjol dalam cerita fitnah, (2) tidakterpengaruh sang detil cerita yg kontradiktif, (3) nir sepenuhnya bergantungpada bukti-bukti implisit, kadang-kadang wajib yg eksplisit jua, (4) temaitu dianjurkan secara kentara sang cerita yang bersangkutan. Perlu dibubuhi disini bahwa faktor pengarang menggunakan pandangan-pandangannya turut menentukan tema karyanya. Penokohan. Penokohan merupakansalah satu unsur pada cerita yg mendeskripsikan keadaan lahir maupun batinseseorang atau pelaku. Setiap insan memiliki karakter yg berbeda-beda.karena cerpen pada dasarnya menceritakan
manusia dalam herbi lingkungannya, maka setiap tokoh dalam ceritaakan mempunyai watak yg tidak sinkron antara satu menggunakan yg lainnya. Melaluikarakter tokoh cerita, pembaca mengikuti jalan cerita sehingga maksud ceritaakan menjadi lebih jelas.
Istilah tokoh merujuk pada orang atau pelaku cerita. Watak, perwatakan, dankarakter, menunjuk dalam sifat serta sikap para tokoh. Penokohan dan karakterisasisering disamakan merupakan dengan karakter dan perwatakan. Penokohan menunjukpada penempatan tokoh-tokoh eksklusif dengan watak-tabiat eksklusif pada sebuahcerita (Nurgiantoro, 1995: 165).
Jadi yg dimaksud dengan penokohan atau karakteristik adalah ciriciri jiwaseseorang tokoh pada suatu cerita. Seluruh pengalaman yg dituturkan dalamcerita kita ikuti menurut tingkah laris dan pengalaman yg dipelajarimelalui pelakunya. Melalui perilaku ilmiah pembaca mengikuti jalannya seluruhcerita serta berdasarkan karakter, situasi cerita dapat
dikembangkan.
Plot atau Alur. Plot atau alur adalah urutan peristiwa yg adalah dasarterciptanya sebuah cerita. Alur mampu tampak jika pengarang mampu membangunsaling hubung antara tema, pesan, serta amanat dalam cerita. Cerita bergerak darisatu insiden ke insiden yg lain. Masing-masing peristiwa itu disusunsecara runtut, utuh serta saling berhubungan sebagai akibatnya
membangun plot. Plot merupakan unsur fiksi yang krusial, bahkan poly orangmenganggap sebagai unsur yang terpenting. Plot bisa mempermudah pemahamanseseorang tentang suatu cerita. Tanpa plot, pembaca akan kesulitan memahamisuatu cerita. Plot karya fiksi yg kompleks sulit dipahami interaksi kaosalitasantarperistiwanya. Akibatnya, cerita sulit dipahami. Dalam suatu ceritabiasanya dituliskan berbagai peristiwa dalam urutan eksklusif. Peristiwa yangdiurutkan itulah yang dianggap alur atau plot. Plot umumnya dikelompokkan atastiga termin, yakni awal-tengah-akhir. Tahap awal sering disebut jugadengan tahap perkenalan. Tahap ini berisi kabar-kabar penting yangberhubungan menggunakan banyak sekali hal yang
akan dikisahkan berikutnya. Tahap tengah, atau termin pertikaian, menampilkankonflik atau pertentangan yg sudah mulai dimunculkan pada tahap sebelumnya. Tahapakhir, atau termin peleraian, menampilkan adegan eksklusif dampak klimaks.pada bagian ini, dimunculkan akhir dari cerita.
Latar (setting). Latar, atau biasa diklaim menggunakan setting, merujukkepada pengertian tempat¸ hubungan waktu, serta lingkungan sosial loka terjadinyaperistiwa dalam cerita. Latar memberikan kesan realistis kepada pembaca. Latardibedakan dalam 3 unsur pokok yaitu tempat, saat dan sosial. Latar tempatmerujuk dalam lokasi terjadinya insiden, latar waktu
berhubungan dengan kasus kapan peristiwa terjadi, serta latar social mengacukepada hal-hal yang herbi perilaku kehidupan social masyarakatdalam cerita.
Sudut Pandang (point of view). Sudut pandang, atau point ofview, adalah cara atau pandangan yg digunakan pengarang menjadi saranauntuk menyajikan tokoh, tindakan, latar serta aneka macam peristiwa yang membentukcerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca (Abrams, pada BurhanNurgiantoro, 1995: 248). Dengan demikian, sudut pandang dalam hakikatnyamerupakan strategi, teknik, siasat, yg secara sengaja dipilih pengarang untukmengemukakan gagasan serta ceritanya. Segala sesuatu yg dikemukakan pada karyafiksi, memang milik pengarang. Tetapi, semuanya itu, dalam karya fiksi,disalurkan lewat sudut pandang tokoh, lewat kaca mata tokoh cerita (BurhanNurgiantoro, 1995: 248). Sudut pandang atau point
of view penceritaan dapat dibedakan atas tiga macam, masing-masing: (1) sudutpandang orang pertama; pengarang sebagai aku (gaya akuan) Dalam hal ini,pengarang bisa bertindak sebagai omnicient (serba memahami) dan dapat jugasebagai limited (terbatas), (dua) pengarang sebagai orang ketiga (gaya diaan).dalam hal ini, pengarang dapat bertindak sebagai omniscient (serba
tahu) serta dapat pula bertindak limited (terbatas), (tiga) point of view gabungan,ialah pengarang menggunakan adonan dari gaya bercerita pertama dan kedua.
Gaya. Gaya dapat diartikan menjadi gaya pengarang pada bercerita ataugaya bahasa yang dipakai pengarang dalam karyanya. Keduanya salingberhubungan, yaitu gaya seseorang pengarang dalam bercerita akan terlihat jugadalam bahasa yang digunakannya.
Gaya bahasa adalah aktualisasi diri personal, holistik respons, pengarang terhadappersitiwa-insiden melalui media bahasa, seperti: jenis bahasa yang dipakai,kata-istilah, sifat atau karakteristik spesial khayalan, struktur, serta iramakalimat-kalimatnya. Menurut Herman J. Waluyo dan Nugraheni (2008: 41), gayapengarang satu dengan yang lainnya berbeda. Lantaran itu, bahasa
karya sastra bersifat ideocyncratic, artinya sangat individual.perbedaan gaya itu disebabkan sang disparitas pemikiran dan kepribadian.
Amanat. Amanat adalah suatu ajaran moral yang ingin disampaikan pengarang.panuti Sujiman (1988: 51) menyatakan bahwa amanat adalah gagasan yang mendasarikarya sastra, pesan yg ingin disampaikan pengarang pada pembaca. MenurutSuharianto (1982: 71), amanat dapat
disampaikan secara tersurat serta tersirat. Tersurat adalah pengarang menyampaikanlangsung kepada pembaca melalui kalimat, baik berupa liputan pengarang ataupun berbentuk obrolan pelaku. Seorang pengarang, dalam karyanya, nir hanyasekedar ingin memgungkapkan
gagasannya, namun jua memiliki maksud tertentu atau pesan eksklusif yangingin disampaikan pada pembaca. Pesan tertentu itulah yg dianggap amanat.
Amanat pada sebuah karya sastra umumnya mencerminkan pandangan hiduppengarang yang bersangkutan, pandangan mengenai nilai-nilai kebenaran serta berbagai hal yg ingin disampaikan pengarangkepada pembaca. Amanat pada cerita umumnya dimaksudkan menjadi suatu saranyang herbi hal tertentu yang bersifat mudah, yg bisa diambildan ditafsirkan lewat cerita yg bersangkutan oleh pembaca.
2.2.dua Novel
Novel merupakan galat satu jenis fiksi. Novel serta cerita pendek adalah duabentuk karya sastra yg sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam perkembangannyayang kemudian, novel dipercaya bersinonim menggunakan fiksi. Dengan demikian,pengertian fiksi pula berlaku untuk novel (Burhan Nurgiantoro, 1995: 9).
Herman J. Waluyo (2002: 37) mengemukakan bahwa novel mempunyai ciri: (1) adaperubahan nasib dari tokoh cerita; (dua) ada beberapa episode pada kehidupantokoh utamanya; (tiga) umumnya tokoh primer nir sampai mangkat . Di dalam noveltidak dituntut kesatuan gagasan, impresi,
emosi dan setting misalnya pada cerita pendek.
Secara etimilogis, istilah novel berasal dari kata novellus yangberarti ‘baru’. Jadi, novel merupakan bentuk karya sastra cerita fiksi yg palingbaru. Novel merupakan satu aliran sastra yg dibangun oleh unsur-unsur pembangun yangsecara fungsional memiliki keterjalinan. Untuk membangun totalitas makna denganmedia bahasa sebagai penyampai gagasan pengarang tentang hayati serta seluk-belukkehidupan manusia.
Telaah struktur novel dalam konteks ini akan dilakukan menggunakan pendekatanintertekstualitas. Dalam pendekatan intertekstualitas, penulis menekankan bahwastruktur novel terdiri menurut unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.
2.dua.2.1 Unsur Intrinsik
Unsur-unsur instrinsik novel terdiri atasi (1) tema, (dua) plot atau alur, (tiga)penokohan, (4) perwatakan atau karakterisasi, (5) setting atau latar, dan (6)sudut pandang atau point of view. Unsur-unsur ekstrinsik novel terdiriatas: (1) biografi pengarang, (dua) karya-karya pengarang, (3) proses kreatif pengarang,serta (4) unsur sosial budaya.
Tema adalah gagasan dasar umum sebuah karya novel. Gagasan dasar umuminilah yang tentunya sudah ditemukan sebelumnya sang pengarang dan dipergunakanuntuk membuatkan cerita. Dengan kata lain, cerita tentunya akan “setia”mengikuti gagasan dasar umum yg sudah ditetapkan sebelumnya sebagai akibatnya berbagaiperistiwa konflik serta pemilihan berbagai
unsur instrinsik yg lain, seperti penokohan, pelataran, serta penyudutpandangandiusahakan mencerminkan gagasan dasar generik tadi.
Alur Cerita atau Plot, menurut Lukman Ali (1978: 120), merupakan sambungsinambung peristiwa menurut aturan sebab akibat yg tidak hanyamengemukakan apa yang terjadi, tetapi yang lebih krusial merupakan mengapa hal ituterjadi. Alur cerita terdiri menurut 3 bagian, yaitu: (1) alur
awal, terdiri atas gambaran (eksposisi), rangsangan (inciting moment), danpenggawatan (rising action); (2) alur tengah, terdiri atas pertikaiaan (conflict),perumitan (complication), dan klimaks atau puncak penggawatan (climax);(tiga) alur akhir, terdiri berdasarkan peleraian (falling action) danpenyelesaian (denouement). Pertarungan cerita yg asal dariperistiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya. Falling action adalahperedaan pertarungan cerita. Pertarunga yang sudah mencapai zenit, akhirnya menurunkarena sudah ada tandatanda adanya penyelesaianpertikaian. Denouement adalah penyelesaian yg dipaparkan olehpengarang dalam mengakhiri penyelesaian permasalahan yang terjadi.
Penokohan dan Perwatakan mempunyai interaksi yg sangat erat. Penokohanberhubungan dengan cara pengarang menentukan dan menentukan tokohnya serta memberinama tokoh dalam cerita. Perwatakan berhubungan dengan ciri ataubagaimana tabiat tokoh-tokoh itu. Keduanya berkaitan menggunakan tokoh-tokoh dalamcerita novel. Membicarakan perwatakan, Mochtar Lubis (1981: 18) memasukkannyadalam teknik cerita menggunakan menyebut menjadi citra rupa atau langsung atauwatak pelakon (character delineation).
Setting atau Latar berfungsi memperkuat pematutan dan factor penentu bagikekuatan plot, begitu istilah Marjeric Henshaw (pada Herman J. Waluyo, 2002:198). Abrams membatasi setting menjadi tempat terjadinya peristiwa dalam cerita(1977: 157). Dalam setting, dari Harvy (1966: 304), faktor waktu lebihfungsional daripada faktor alam. Wellek mengatakan
bahwa setting berfungsi buat menyampaikan perwatakan dan kemauan yangberhubungan menggunakan alam serta insan (Wellek, 1962: 220). Herman J. Waluyomengatakan bahwa setting merupakan loka insiden cerita (2009: 34).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas bisa dikatakan bahwa setting ceritaberkaitan menggunakan ketika serta tempat penceritaan. Waktu bisa berarti siang danmalam, lepas, bulan, serta tahun; bisa pula berarti di dalam atau di luarrumah, di desa atau pada kota, dapat pula di kota mana, di
negeri mana dan sebagainya. Unsur setting lain yg nir bisa dipisahkan adalahhasil budaya masa kemudian, indera transportasi, indera komunikasi, rona local dandaerah, dan lain-lain.
Setting berfungsi: (1) mempertegas watak pelaku; (2) menaruh tekanan padatema cerita; (tiga) memperjelas tema yang disampaikan; (4) metafora bagi situasipsikis pelaku; (lima) sebagai atmosfir (kesan); (6) memperkuat posisi plot Pointof View atau Sudut Pandang mengacu
kepara cara sebuah cerita dikisahkan. Ia merupakan cara dan atau pandangan yangdipergunakan pengarang menjadi sarana buat menyajikan tokoh, tindakan, latar,serta banyak sekali insiden yg membangun cerita pada sebuah karya fiksi kepadapembaca.
Nurgiyantoro (2009: 256-266) menyebutkan, terdapat tiga jenis sudut pandang, yaitu:(1) sudut pandang persona ketiga: “beliau” yang terdiri berdasarkan: (a) “dia” Mahatahu;(b) “dia” terbatas, “dia” menjadi pengamat; (dua) sudut pandang persona pertama“aku ” yg terdiri berdasarkan (a) “saya” tokoh utama, dan (b) “aku ” tokoh tambahan;(3) sudut pandang adonan. Sudut pandang adonan ini bisa terjadi antarasudut pandang persona ketiga menggunakan teknik “beliau” mahatahu dan “dia” sebagaipengamat, persona pertama dengan teknik “saya” menjadi tokoh utama, dan “aku ”tambahan, bahkan bisa berupa campuran antara persona pertama dan personaketiga, antara “saya dan “dia” sekaligus.
2.2.dua.dua Unsur Ekstrinsik Novel dan Cerpen
Unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar teks novel, tetapi memberipengaruh yg tidak kalah kuatnya terhadap isi novel dan cerpen daripada unsurintrinsik. Beberapa ahli sastra berkata bahwa unsur ekstrinsik bahkan lebihmenentukan dimensi isi karya novel dan cerpen. Unsur ekstrinsik mencakup: (1)latar belakang rakyat, (2) latar belakang seorang pengarang, dan (tiga)nilai-nilai yang terkandung pada dalam novel. Latar belakang masyarakat sangatberpengaruh pada penulisan novel serta cerpen. Latar belakang warga tersebutbisa berupa, antara lain, kondisi politik, idiologi negara, kondisi sosial, danjuga syarat perekonomian rakyat.
Latar belakang seorang pengarang terdiri atas biografi pengarang,kondisi psikologis pengarang , aliran sastra yang dimiliki penulis, danminatnya terhadap sesuatu sangatlah mensugesti terbentuknya sebuah cerpenatau novel. Riwayat hayati sang penulis mempengaruhi jalan pikir penulis atausudut pandang mereka mengenai suatu. Faktor riwayat hayati ini mensugesti gayabahasa dan genre khusus seorang penulis novel/cerpen. Kondisi psikologismerupakan mood atau
motivasi seseorang penulis ketika menulis cerita. Mood atau psikologis seorangpenulis ikut mensugesti apa yang ada pada dalam cerita mereka, misalnya jikamereka sedang sedih atau gembira mereka akan membuat suatu cerita murung ataugembira pula. Aliran sastra merupakan “kepercayaan ” bagi seorang penulis dan setiappenulis mempunyai aliran sastra yng bhineka. Hal ini sangat memengaruhigaya penulisan dan genre cerita yg biasa diusung oleh sang penulis di dalamkaryakaryanya. Nilai- nilai yang terkandung pada dalam cerpen/novel, sepertinilai kepercayaan ,
nilai social, nilai moral, dan nilai budaya, turut memilih arah karyapenulis.
2.dua.tiga Prosa Lirik
Prosa Lirik adalah galat satu bentuk karya sastra dalam ragam prosa yangditulis dan diungkapkan menggunakan menggunakan unsur-unsur puisi. Meskipunbahasanya berirama, dan pencitraannya misalnya puisi, tetapi ikatan antarkatadalam sebuah kalimat, atau interaksi antarkalimat pada sebuah paragraf (secarasintaksis) lebih mendekati bentuk prosa.
Suroso (pada Mudini dkk, 2016;77) menuliskan bahwa prosa lirik adalah karanganberbentuk prosa yang berisi curahan perasaan seperti puisi. Ciri-ciri prosa lirik:(1) Ikatan kalimatnya berbentuk prosa, (2) masih ada irama yang selaras dengan perasaanyang terkandung di dalamnya. (tiga) bersifat liris; curahan perasaan. (4) nir terdapatsajak pada dalamnya. Kalaupun terdapat sajak, hanya kebetulan saja, (lima) nir untukmembawakan kabar, namun berisikan lukisan perasaan tertentu yg dikandungpengarang. (6) karangan disusun paragraf demi paragraf misalnya prosa
biasa, dan (7) prosa lirik terdapat pada kesusastraan baru.
Contoh Prosa Lirik:
Berselisih
(Karya Amir Hamzah)
Berselisih kami, dia 2 berjalan, saya misalnya selamanya
seorang diri. Adiknya yg dipimpinnya itu menoleh-noleh ke
belakang, matanya berkilat-kilat melihat segala berwarna warni,
putar-rimutar, kelap- kumilap di tepi jalan itu.
Ya, panjang-jinjing, lembut-lemah, kudungnya, tertudungsingkap, diusap- usapangin, ditolak-tolakkan anak rambutnya.
Berhenti beliau, payung bertulis, dihujam agak tipis, dipanas agak kecil,
dilihat, dipulung- pulungnya, ditawarnya, kemahalan ...
Terhenti saya, kakiku enggan terus, di hadapanku berdiri
perempuan tua, sanggulnya merangkum kuntum, layu belum,
kembang tak jadi. Bertanya beliau. Menoleh dia ke belakang, kulihat
matanya seketika, rasaku bercermin dalam air yg jernih, dangkal
entahkan dalam, kelopak matanya yg segan terbuka, enggan
bertemu itu, melayap-hinggap semangatku serasa bermimpi,
mendaduhkan hatiku yg rusuh-resah ini...
Di manakah aku sudah melihatnya? Kutandai muka serta rupa,
bangun dan anggunnya, kukenal seluk-bentuk tubir bibirnya ...
Aduh hatiku, terasa ada, terkatakan tidak.
3 . Teori serta Genre Drama Indonesia
3.1 Pengertian Drama
Kata drama berasal berdasarkan bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat’,‘berlaku’, atau ‘bertindak’. Jadi, secara literal, drama berarti ‘perbuatan’atau ‘tindakan’. Namun demikian, sebagai kata pada dalam dunia sastra, dramapada awalnya diartikan menjadi kualitas komunikasi, situasi, action (segalayang terlihat pada pentas) yg mengakibatkan perhatian, kehebatan (acting),dan ketegangan pada para pendengar/penonton. Dalam perkembangan selanjutnya,kata drama mengacu kepada bentuk karya sastra yang berusaha mengungkapkanperihal kehidupan insan melalui gerak percakapan pada atas anjung, atau suatukarangan yang disusun pada bentuk percakapan dan yang bisa dipentaskan. Olehkarena itu, pada naskah drama selain percakapan pelaku, berisi pula petunjukgerak atau penjelasan mengenai gerak-gerik dan tindakan pelaku, alat-alat yg diharapkan,penataan pentas atau anjung, musik pengiring, serta sebagainya.
Ciri khas drama adalah naskahnya berbentuk dialog atau obrolan. Dialogbahkan diklaim-sebut menjadi hal yang paling membedakan drama menurut karya fiksilainnya, seperti cerpen dan novel (KSG Unimed, 2013: 265). Dialog menjadibagian awal yang langsung terlihat tidak sinkron dari teks fiksi lainnya. Artinya,teks drama lebih lebih banyak didominasi bagian dialognya dibandingkan
dengan teks fiksi lainnya.
Dalam menyusun dialog, pengarang harus memperhatikan pembicaraan tokoh-tokohdalam kehidupan sehari-hari dan pantas buat diucapkan pada atas anjung. Ragambahasa pada dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa verbal yg komunikatif danbukan ragam bahasa tulis. Pilihan
kata (diksi) pun dipilih sinkron menggunakan dramatic action dari plat out.diksi herbi irama lakon, ialah panjang pendeknya kata-istilah dalamdialog berpengaruh terhadap konflik yang dibawakan lakon.dialog pada sebuahdrama pun harus estetis atau mempunyai estetika bahasa. Tetapi, nilai estetistersebut nir boleh mengganggu makna yg terkandung pada naskah. Selain itu,obrolan wajib hayati. Artinya, dialog harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan.untuk itu, observasi di lapangan perlu dilakukan sang penulis buat membantumenulis dialog drama supaya realistis.
Pementasan drama haruslah mengandung unsur keindahan atau estetika. Kualitaskedua unsur drama pada atas terutama bergantung pada: (1) naskah lakon; (dua) aktordan aktris pendukungnya; (3) pola pengagendaan atau mis en scene; (4)rapikan artistik; (lima) rapikan rias ; (6) tata busana ; (7) tata
cahaya; (8) rapikan suara; (9) tata musik; dan (10) rapikan gerak. Drama dibangunoleh unsur-unsur tema, plot, tokoh, karakter, latar, serta amanat dan unsurbahasa yang berbentuk obrolan. Unsur-unsur ini akan dibahas lebih lanjut padabagian berikut ini.
3.1.1 Tema
Tema merupakan dasar atau inti cerita. Suatu cerita harus mempunyai tema ataudasar, serta dasar inilah yang paling krusial berdasarkan semua cerita. Cerita yangtidak mempunyai dasar tidak ada adalah sama sekali atau nir berguna (Lubis,1981: 15). Tema sebagai central idea and sentral purpose
merupakan ilham serta tujuan sentral (Stanton, 1965: 16). Tema dapat timbul darikeseluruhan cerita, sebagai akibatnya pemahaman antara seseorang penikmat menggunakan penikmatlain tidak sama (Jones, 12968: 31). Ada pula yg berpendapat bahwa temamerupakan arti serta tujuan cerita (Kenny, 1966:
88).
Menurut Nurgiyantoro (1995: 70), tema bisa dilihat menjadi gagasan dasarumum sebuah karya novel. Gagasan dasar generik inilah yang tentunya telahditentukan sebelumnya sang pengarang serta digunakan buat mengembangkancerita. Dengan kata lain cerita harus mengikuti gagasan utama berdasarkan suatu karyasastra.
Pendapat pada atas bisa mendeskripsikan simpulan bahwa: (1) tema merupakan dasarsuatu cerita rekaan; (2) tema sine qua non sebelum pengarang mulai denganceritanya; (3) tema dalam cerita atau novel nir ditampilkan secara eksplisit,namun implisit di pada semua cerita; serta (4) pada satu cerita atau novelterdapat tema mayoritas atau tema sentral serta tema-tema mini lainnya.
3.1.2Plot atau Plot
Plot atau plot merupakan rangkaian cerita yg dibentuk pada tahapantahapanperistiwa sehingga menjalin suatu cerita yang utuh. Plot disusun tidak lepasdari tema. Jalan cerita yg disusun atau dijalin tidak boleh meloncat ke laintema. Tiap-tiap insiden akan bekerjasama sebagai akibatnya
seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan. Lubis(1981: 18) membicarakan cara memulai dan menyusun cerita yg disampaikan olehTasrif yang dibagi sebagai lima tahapan, yakni penggambaran situasi awal (exposition),insiden mulai beranjak menuju krisis diwarnai menggunakan perseteruan-perseteruan (complication),keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan mencapai puncakpenggawatan (klimaks), lalu pengarang memberikan pemecahan ataujalan keluar permasalahan sebagai akibatnya cerita berakhir (denouement). Caramemulai dan menyusun cerita seperti pada atas dinamakan plot atau dramaticconflict.
3.1.2 Penokohan dan Perwatakan
Esten (pada Kelan, 2005: 14) menyatakan bahwa penokohan merupakan permasalahanbagaimana cara menampilkan tokoh: bagaimana membangun dan berbagi wataktokoh-tokoh tersebut dalam sebuah karya fiksi? Jadi antara pengertian tokoh danpenokohan mempunyai makna yg tidak sama. Tokoh berbentuk suatu individu,sedangkan penokohan adalah proses
menampilkan individu tersebut dalam cerita.
Dalam proses penciptaan pemeranan, oleh aktor atau aktris wajib memunyai dayacipta yang tinggi buat mencoba semaksimal mungkin sebagai tokoh yangdiperankan. Ia harus sanggup menjiwai peran yang dipegangnya, sebagai akibatnya beliau(seperti) benar-sahih adalah sang tokoh
dengan apa adanya dalam pementasan lakon tadi. Pada penampilan imajinasinya,tokoh pula dibantu sang laku , sandang yg dikenakan, dan rias. Semua unsurtidak sanggup dipisah-sisihkan, bahkan wajib saling mendukung, sehingga mampumewujudkan karakter menurut tokoh seperti yg dikehendaki pada lakon yangbersangkutan.
Untuk menggambarkan karakter seseorang tokoh, pengarang dapat memakai tekniksebagai berikut. (1) Teknik analitik: karakter tokoh diceritakan secaralangsung oleh pengarang; (dua) Teknik dramatik, yaitu teknik karakter tokohdikemukakan melalui: (a) penggambaran fisik serta perilaku tokoh; (b)penggambaran lingkungan kehidupan tokoh; (c) penggambatran ketatabahasaantokoh; (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan (e) penggambaran oleh tokohlain. Pendapat tadi dikuatkan oleh Waluyo (2009: 30) yg menuliskan bahwapenggambaran tabiat tokoh mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu dimensipsikis (kejiwaan), dimensi fisik (jasmpniah), dimensi sosiologis (latarbelakang kekayaan,
pangkat, serta jabatan)
Tokoh serta penokohan merupakan unsur yg vital dan pembangun menurut dalam yg tidakdapat dikesampingkan kedudukannya. Nurgiyantoro (2000: 164) berpendapat bahwapembicaraan mengenai tokoh dan perwatakannya menggunakan aneka macam gambaran dalam jatidirinya. Dalam berbagai hal, penokohan bisa lebih menarik perhatian orangdaripada berurusan dengan plot.
3.1.tiga Amanat
Amanat adalah unsur cerita yang bekerjasama erat dengan tema. Amanat akanberarti bila terdapat dalam tema, sedangkan tema akan sempurna bila didalamnya terdapat amanat menjadi pemecah jalan keluar bagi tema tersebut. Sudjiman(dalam Alwi, 1998: 08) manyatakan bahwa
amanat merupakan pesan yg ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat padasebuah karya sastra secara tersirat atau eksplisit. Amanat dinyatakan secaraimplisit apabila jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah lakumenjelang cerita berakhir. Sementara itu, amanat dilukiskan secara eksplisitapabila pengarang dalam tengah atau akhir cerita
menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.
Pengertian amanat yang sudah dikemukakan pada atas bisa disimpulkan bahwa amanatmerupakan pesan yg disampaikan pengarang, baik secara tersirat atau eksplisitkepada pembaca. Di pada drama, ada amanat yg pribadi tersurat, namun padaumumnya sengaja disembunyikan secara tersirat pada naskah drama yangbersangkutan. Hanya penonton yang profesional yg mampu menemukan amanatimplisit tadi.
Cerita drama yg telah dipanggungkan dianggap menggunakan teater. Oleh karenanya,pembicaraan drama kerap dikaitkan dengan teater. Tak ayal, terkadang orangmenyebut drama sebagai teater serta kebalikannya, teater dikatakan dengan drama.kedua hal ini tetap tidak sinkron. Perbedaan tersebut
dapat ditinjau dari tabel berikut.
3.dua Jenis Drama atau Teater
3.2.1 Tragedi
Boulton (1958:147) menyebutkan, drama tragedi merupakan sebuah permainan denganakhir yang menyedihkan, umumnya setidaknya masih ada satu kematian, tindakandan pikiran dibuat secara serius serta menggunakan menghormati hak eksklusif insan.sementara itu, Massofa (2009)
menuliskan bahwa drama peristiwa merupakan perbuatan yg menampilkan oleh tokohdalam kesedihan, kemuraman, keputusasaan, kehancuran, serta kematian.
Senada dengan pendapat di atas, Wiyanto (2002:08) menyebutkan bahwa dramatragedi merupakan drama yg penuh kesedihan. Pelaku primer dari awal hingga akhirpertunjukan selalu sia-sia (gagal) pada memperjuangkan nasibnya yg buruk.beberapa pendapat di atas dapat
menjelaskan pengertian bahwa drama tragedi merupakan drama yang bersifat ringanyang mendeskripsikan kedukaan atau kesedihan yg dialami oleh tokoh.
3.dua.dua Melodrama
Boulton (1958: 148) memaparkan bahwa melodrama merupakan hubungan yang rendah darisebuah tragedi. Ini mungkin tentang kesedihan atau akhir yang menyenangkan,meskipun berakhir menyedihkan seperti tumpukan mayat atau teriakan orang gilaakan menjadi pelengkap sensasi
pertunjukan yg mungkin lebih mengharukan. Hal ini dikenal menjadi peristiwa yangsebenarnya menggunakan penggambaran karakter seorang yang kasar dan mungkin baikatau jahat secara realistis.
Sementara itu, Massofa (2009) menjelaskan bahwa melodrama merupakan perbuatantragedi yg berlebihan. Melodrama juga dapat masuk ke dalam cerita yg mengharukanketika ditampilkan untuk mendeskripsikan simpati. Ditambahkan sang Wiyanto(2002:09) bahwa melodrama adalah
drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik. Beberapapendapat para pakar pada atas dapat menyimpulkan bahwa melodrama adalah dramamusikal yang sarat dengan kesedihan yang terkadang sangat berlebihan danmenguras empati penonton.
3.dua.3 The Heroic Play (Drama Heroik)
Boulton (1958: 148) menjabarkan bahwa drama heroik merupakan jenis tragediberlebihan pada model Inggris dalam zaman Dryden. Drama ini berkaitan dengantema cinta dan keberanian yg tinggi. Ada bagian adegan yang mengejutkan dariplot cerita yang aneh serta upaya itu dilakukan buat menghasilkan sesuatu yanglebih akbar dari tragedi tradisional. Keinginan buat menciptakan sensasi yangkuat sebagai akibatnya menjadi risiko berdasarkan sebuah reaksi penolakan, namun bentuk itusekarang telah punah.
Farce menurut Massofa (2009) disebutkan sebagai kata yakni komediyang dilebih-lebihkan. Drama farce/heroik ini sanggup dikatakan drama yg berlebihandalam mengekspresikan perilaku tokoh maupun keberanian mengeksplor tema,sebagai akibatnya mengakibatkan imbas yg terkadang di luar dugaan penonton, karenadikemas secara unik serta luar biasa.
3.dua.4 Drama Masalah/Problem Play
Boulton (1958: 149) mengungkapkan bahwa kegunaan kata ini buat diterapkanpada jenis permainan yg menyenangkan menurut perkara sosial atau moral tertentusehingga menciptakan orang berpikir cerdas. Secara alami hal ini umumnya berkaitandengan duduk perkara hayati manusia yang menyakitkan. Jenis permainan ini bermaksudmengajukan pertanyaan yang baik serta menyediakan jawaban atau meninggalkanperadaban buat menemukan sesuatu.
3.dua.lima Komedi (Comedy)
Boulton (1958: 150) menyatakan bahwa fungsi penting menurut komedi adalah untukmenghibur. Hiburan dapat dimulai berdasarkan senyum tenang kemudian lalu tertawa terbahak-bahak.komedi dapat sebagai sangat hebat atau sangat sederhana, namun pula dapatmenenangkan hati manusia, misalnya Yellow Sands and The Farmer’s Wife karyaEden Philpott; atau kecerdasan yg bijaksana misalnya The Provok’d Wife atauThe Way of The World. Penggunaan komedi dapat disesuaikan denganjenis-jenis drama yg mengikutinya. Sementara itu, Massofa (2009),menggambarkan drama komedi merupakan lakon ringan yg menghibur, menyindir,penuh seloroh, serta berakhir menggunakan kebahagiaan.
Koestler beropini bahwa humor merupakan motivator militan. Sebenarnya humoradalah bentuk kekhawatiran, pertahanan diri atau menyerang mendadak (datang-tiba)dan tertawa lebar. Evolusi biologis insan, ucapnya, sudah jatuh pada belakangmental yg berbahaya. Emosi agresif-defensif turun dari neurobiologis lapisandalam dan memiliki ketekunan yg lebih besar serta menurut pada diri disebut evolusionerkemudian berkembang penalaran yang lebih fleksibel. Oleh karenanya peristiwamental secara datang-datang menggunakan 2 matriks biasa nir kompatibel, akan
tetapi emosi sanggup tidak mengikuti menggunakan cepat misalnya itu serta begituketegangan psikologis menemukan solusi pada tawa, yaitu pada sepanjang channelpaling perlawanan.
POSTINGAN TERKAIT
Plot atau plot merupakan rangkaian cerita yg dibentuk pada tahapantahapanperistiwa sehingga menjalin suatu cerita yang utuh. Plot disusun tidak lepasdari tema. Jalan cerita yg disusun atau dijalin tidak boleh meloncat ke laintema. Tiap-tiap insiden akan bekerjasama sebagai akibatnya
seluruh cerita merupakan suatu kesatuan yg tidak bisa dipisahkan. Lubis(1981: 18) membicarakan cara memulai dan menyusun cerita yg disampaikan olehTasrif yang dibagi sebagai lima tahapan, yakni penggambaran situasi awal (exposition),insiden mulai beranjak menuju krisis diwarnai menggunakan perseteruan-perseteruan (complication),keadaan mulai memuncak (rising action), keadaan mencapai puncakpenggawatan (klimaks), lalu pengarang memberikan pemecahan ataujalan keluar permasalahan sebagai akibatnya cerita berakhir (denouement). Caramemulai dan menyusun cerita seperti pada atas dinamakan plot atau dramaticconflict.
3.1.2 Penokohan dan Perwatakan
Esten (pada Kelan, 2005: 14) menyatakan bahwa penokohan merupakan permasalahanbagaimana cara menampilkan tokoh: bagaimana membangun dan berbagi wataktokoh-tokoh tersebut dalam sebuah karya fiksi? Jadi antara pengertian tokoh danpenokohan mempunyai makna yg tidak sama. Tokoh berbentuk suatu individu,sedangkan penokohan adalah proses
menampilkan individu tersebut dalam cerita.
Dalam proses penciptaan pemeranan, oleh aktor atau aktris wajib memunyai dayacipta yang tinggi buat mencoba semaksimal mungkin sebagai tokoh yangdiperankan. Ia harus sanggup menjiwai peran yang dipegangnya, sebagai akibatnya beliau(seperti) benar-sahih adalah sang tokoh
dengan apa adanya dalam pementasan lakon tadi. Pada penampilan imajinasinya,tokoh pula dibantu sang laku , sandang yg dikenakan, dan rias. Semua unsurtidak sanggup dipisah-sisihkan, bahkan wajib saling mendukung, sehingga mampumewujudkan karakter menurut tokoh seperti yg dikehendaki pada lakon yangbersangkutan.
Untuk menggambarkan karakter seseorang tokoh, pengarang dapat memakai tekniksebagai berikut. (1) Teknik analitik: karakter tokoh diceritakan secaralangsung oleh pengarang; (dua) Teknik dramatik, yaitu teknik karakter tokohdikemukakan melalui: (a) penggambaran fisik serta perilaku tokoh; (b)penggambaran lingkungan kehidupan tokoh; (c) penggambatran ketatabahasaantokoh; (d) pengungkapan jalan pikiran tokoh; dan (e) penggambaran oleh tokohlain. Pendapat tadi dikuatkan oleh Waluyo (2009: 30) yg menuliskan bahwapenggambaran tabiat tokoh mempertimbangkan tiga dimensi watak, yaitu dimensipsikis (kejiwaan), dimensi fisik (jasmpniah), dimensi sosiologis (latarbelakang kekayaan,
pangkat, serta jabatan)
Tokoh serta penokohan merupakan unsur yg vital dan pembangun menurut dalam yg tidakdapat dikesampingkan kedudukannya. Nurgiyantoro (2000: 164) berpendapat bahwapembicaraan mengenai tokoh dan perwatakannya menggunakan aneka macam gambaran dalam jatidirinya. Dalam berbagai hal, penokohan bisa lebih menarik perhatian orangdaripada berurusan dengan plot.
3.1.tiga Amanat
Amanat adalah unsur cerita yang bekerjasama erat dengan tema. Amanat akanberarti bila terdapat dalam tema, sedangkan tema akan sempurna bila didalamnya terdapat amanat menjadi pemecah jalan keluar bagi tema tersebut. Sudjiman(dalam Alwi, 1998: 08) manyatakan bahwa
amanat merupakan pesan yg ingin disampaikan oleh pengarang. Amanat terdapat padasebuah karya sastra secara tersirat atau eksplisit. Amanat dinyatakan secaraimplisit apabila jalan keluar atau ajaran moral itu disiratkan dalam tingkah lakumenjelang cerita berakhir. Sementara itu, amanat dilukiskan secara eksplisitapabila pengarang dalam tengah atau akhir cerita
menyampaikan seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, larangan, dan sebagainya.
Pengertian amanat yang sudah dikemukakan pada atas bisa disimpulkan bahwa amanatmerupakan pesan yg disampaikan pengarang, baik secara tersirat atau eksplisitkepada pembaca. Di pada drama, ada amanat yg pribadi tersurat, namun padaumumnya sengaja disembunyikan secara tersirat pada naskah drama yangbersangkutan. Hanya penonton yang profesional yg mampu menemukan amanatimplisit tadi.
Cerita drama yg telah dipanggungkan dianggap menggunakan teater. Oleh karenanya,pembicaraan drama kerap dikaitkan dengan teater. Tak ayal, terkadang orangmenyebut drama sebagai teater serta kebalikannya, teater dikatakan dengan drama.kedua hal ini tetap tidak sinkron. Perbedaan tersebut
dapat ditinjau dari tabel berikut.
3.dua Jenis Drama atau Teater
3.2.1 Tragedi
Boulton (1958:147) menyebutkan, drama tragedi merupakan sebuah permainan denganakhir yang menyedihkan, umumnya setidaknya masih ada satu kematian, tindakandan pikiran dibuat secara serius serta menggunakan menghormati hak eksklusif insan.sementara itu, Massofa (2009)
menuliskan bahwa drama peristiwa merupakan perbuatan yg menampilkan oleh tokohdalam kesedihan, kemuraman, keputusasaan, kehancuran, serta kematian.
Senada dengan pendapat di atas, Wiyanto (2002:08) menyebutkan bahwa dramatragedi merupakan drama yg penuh kesedihan. Pelaku primer dari awal hingga akhirpertunjukan selalu sia-sia (gagal) pada memperjuangkan nasibnya yg buruk.beberapa pendapat di atas dapat
menjelaskan pengertian bahwa drama tragedi merupakan drama yang bersifat ringanyang mendeskripsikan kedukaan atau kesedihan yg dialami oleh tokoh.
3.dua.dua Melodrama
Boulton (1958: 148) memaparkan bahwa melodrama merupakan hubungan yang rendah darisebuah tragedi. Ini mungkin tentang kesedihan atau akhir yang menyenangkan,meskipun berakhir menyedihkan seperti tumpukan mayat atau teriakan orang gilaakan menjadi pelengkap sensasi
pertunjukan yg mungkin lebih mengharukan. Hal ini dikenal menjadi peristiwa yangsebenarnya menggunakan penggambaran karakter seorang yang kasar dan mungkin baikatau jahat secara realistis.
Sementara itu, Massofa (2009) menjelaskan bahwa melodrama merupakan perbuatantragedi yg berlebihan. Melodrama juga dapat masuk ke dalam cerita yg mengharukanketika ditampilkan untuk mendeskripsikan simpati. Ditambahkan sang Wiyanto(2002:09) bahwa melodrama adalah
drama yang dialognya diucapkan dengan iringan melodi atau musik. Beberapapendapat para pakar pada atas dapat menyimpulkan bahwa melodrama adalah dramamusikal yang sarat dengan kesedihan yang terkadang sangat berlebihan danmenguras empati penonton.
3.dua.3 The Heroic Play (Drama Heroik)
Boulton (1958: 148) menjabarkan bahwa drama heroik merupakan jenis tragediberlebihan pada model Inggris dalam zaman Dryden. Drama ini berkaitan dengantema cinta dan keberanian yg tinggi. Ada bagian adegan yang mengejutkan dariplot cerita yang aneh serta upaya itu dilakukan buat menghasilkan sesuatu yanglebih akbar dari tragedi tradisional. Keinginan buat menciptakan sensasi yangkuat sebagai akibatnya menjadi risiko berdasarkan sebuah reaksi penolakan, namun bentuk itusekarang telah punah.
Farce menurut Massofa (2009) disebutkan sebagai kata yakni komediyang dilebih-lebihkan. Drama farce/heroik ini sanggup dikatakan drama yg berlebihandalam mengekspresikan perilaku tokoh maupun keberanian mengeksplor tema,sebagai akibatnya mengakibatkan imbas yg terkadang di luar dugaan penonton, karenadikemas secara unik serta luar biasa.
3.dua.4 Drama Masalah/Problem Play
Boulton (1958: 149) mengungkapkan bahwa kegunaan kata ini buat diterapkanpada jenis permainan yg menyenangkan menurut perkara sosial atau moral tertentusehingga menciptakan orang berpikir cerdas. Secara alami hal ini umumnya berkaitandengan duduk perkara hayati manusia yang menyakitkan. Jenis permainan ini bermaksudmengajukan pertanyaan yang baik serta menyediakan jawaban atau meninggalkanperadaban buat menemukan sesuatu.
3.dua.lima Komedi (Comedy)
Boulton (1958: 150) menyatakan bahwa fungsi penting menurut komedi adalah untukmenghibur. Hiburan dapat dimulai berdasarkan senyum tenang kemudian lalu tertawa terbahak-bahak.komedi dapat sebagai sangat hebat atau sangat sederhana, namun pula dapatmenenangkan hati manusia, misalnya Yellow Sands and The Farmer’s Wife karyaEden Philpott; atau kecerdasan yg bijaksana misalnya The Provok’d Wife atauThe Way of The World. Penggunaan komedi dapat disesuaikan denganjenis-jenis drama yg mengikutinya. Sementara itu, Massofa (2009),menggambarkan drama komedi merupakan lakon ringan yg menghibur, menyindir,penuh seloroh, serta berakhir menggunakan kebahagiaan.
Koestler beropini bahwa humor merupakan motivator militan. Sebenarnya humoradalah bentuk kekhawatiran, pertahanan diri atau menyerang mendadak (datang-tiba)dan tertawa lebar. Evolusi biologis insan, ucapnya, sudah jatuh pada belakangmental yg berbahaya. Emosi agresif-defensif turun dari neurobiologis lapisandalam dan memiliki ketekunan yg lebih besar serta menurut pada diri disebut evolusionerkemudian berkembang penalaran yang lebih fleksibel. Oleh karenanya peristiwamental secara datang-datang menggunakan 2 matriks biasa nir kompatibel, akan
tetapi emosi sanggup tidak mengikuti menggunakan cepat misalnya itu serta begituketegangan psikologis menemukan solusi pada tawa, yaitu pada sepanjang channelpaling perlawanan.
POSTINGAN TERKAIT
TIPS SUKSES DI PRAKONDISI PLPG 2017 BACA DI SINI
MODUL PEDAGOGIK PERSIAPAN PRAKONDISI PLPG 2017 UNDUH DI SINI
MODUL LENGKAP PERSIAPAN PRAKONDISI BAHASA INDONESIA UNDUH DI SINI