OGN 2019 SMA/SMK MATERI PEDAGOGIK PEMBELAJARAN YANG KONDUSIF DAN PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA DIDIK
Thursday, June 27, 2019
Edit
KONSEP, LANGKAH-LANGKAH, DAN PENERAPAN DALAM PEMBELAJARAN
PENDEKATAN SAINTIFIK, DISCOVERY LEARNING, PROBLEM BASED LEARNING, DAN PROJECT BASED LEARNING
Dikutip berdasarkan//www.kesharlindungdikmen.id/, ada 5 cakupan materi kompetensipedagogik pada Olimpiade Pengajar Nasional (OGN) 2017 menjadi berikut.
1.pemahaman siswa secara mendalam:prinsip-prinsip perkembangan kognitif siswa, prinsip-prinsipkepribadian siswa, serta bekal ajar awal peserta didik.
2.perancangan pembelajaran, termasuk pemahamanlandasan pendidikan buat kepentingan pembelajaran: landasan kependidikan,teori belajar serta pembelajaran, taktik pembelajaran berdasarkan karakteristikpeserta didik, kompetensi yg ingin dicapai, serta materi ajar, dan rancanganpembelajaran menurut strategi yg dipilih.
3.pelaksanaan pembelajaran: penataan latar(setting) pembelajaran serta aplikasi pembelajaran yang aman.
4.perancangan serta pelaksanaan evaluasipembelajaran: penilaian (assessment) proses serta hasil belajar secaraberkesinambungan menggunakan berbagai metode, analisis output penilaian proses serta hasilbelajar buat memilih tingkat ketuntasan belajar (mastery learning), danpemanfaatan hasil penilaian pembelajaran buat pemugaran kualitas programpembelajaran secara generik.
5.pengembangan potensi peserta didik untukmengaktualisasikan kompetensi guru: pengembangan berbagai potensi akademik dannonakademik siswa.
Padapostingan ini akan disajikan Ringkasan Materi Cakupan Materi OGN 2017Kompetensi Pedagogik nomor tiga serta 5 yaitu : Pelaksanaan pembelajaran: penataanlatar (setting) pembelajaran dan aplikasi pembelajaran yang kondusif danPengembangan potensi siswa buat mengaktualisasikan kompetensi pengajar:pengembangan berbagai potensi akademik serta nonakademik peserta didik.
PENGANTAR
Untuk menciptakanpembelajaran yg aman dan berbagi potensi peserta didik, guruhendaknya melaksanakan pembelajaran menggunakan contoh-model pembelajaran yangmenarik, inovatif, serta efektif.
Berikut ini disajikanmodel-model pembelajaran yg dibutuhkan menciptakan pembelajaran yang kondusifdan sanggup membuatkan berbagai potensi siswa.
I.konsEP PENDEKATAN SAINTIFIK (5M)
A. Esensi Pendekatan Saintifik
Proses pembelajarandapat dipadankan menggunakan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagaititian emas perkembangan serta pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuanpeserta didik.
Dalam pendekatan atauproses kerja yg memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankanpelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif(deductivereasoning).
Dalam pendekatan atauproses kerja yg memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankanpelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif(deductivereasoning).
Penalaran deduktifmelihat fenomena umum buat kemudian menarik simpulan yang spesifik.sebaliknya, penalaran induktif memandang kenyataan atau situasi khusus untukkemudian menarik simpulan secara holistik.
Penalaran induktifmenempatkan bukti-bukti khusus ke dalam relasi idea yg lebih luas. Metodeilmiah umumnya menempatkan kenyataan unik menggunakan kajian spesifik serta detailuntuk kemudian merumuskan simpulan generik.
B. Langkah-Langkah Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik
Observing (mengamati),Questioning (menanya), Mengumpulkan kabar/ eksperimen, Mengasosiasikan/mengolah keterangan, Mengkomunikasikan .
1. Mengamati
Kegiatan Belajarnyamengamati: melihat, membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).
Kompetensi yangDikembangkan: melatih kesungguhan, ketelitian, mencari fakta
Metode mengamatimengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metodeini mempunyai keunggulan tertentu, misalnya menyajikan media objek secaranyata, siswa bahagia serta tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Tentusaja aktivitas mengamati pada rangka pembelajaran ini umumnya memerlukan waktupersiapan yg usang dan matang, porto serta tenaga nisbi poly, serta apabila tidakterkendali akan mengaburkan makna dan tujuan pembelajaran.
Metode mengamati sangatbermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin memahami peserta didik, sebagai akibatnya prosespembelajaran mempunyai kebermaknaan yg tinggi. Dengan metode observasi pesertadidik menemukan fakta bahwa terdapat interaksi antara objek yg dianalisis denganmateri pembelajaran yg dipakai sang guru.
Langkah-langkahMengamati
Menentukan objek apayang akan diobservasi
Membuat pedomanobservasi sesuai dengan lingkup objek yg akan diobservasi
Menentukan secarajelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer juga sekunder
Menentukan di manatempat objek yang akan diobservasi
Menentukan secara jelasbagaimana observasi akan dilakukan buat mengumpulkan data agar berjalan mudahdan lancar
Menentukan cara danmelakukan pencatatan atas output observasi , misalnya menggunakan kitab catatan,kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.
Jenis-jenis Pengamatan
Observasi biasa (commonobservation). Peserta didik merupakan subjek yg sepenuhnya melakukanobservasi (complete observer), dan sama sekali nir melibatkan diri denganpelaku, objek, atau situasi yang diamati.
Observasi terkendali(controlled observation). Siswa sama sekali tidak melibatkan diridengan pelaku, objek, atau situasi yang diamati. Pada observasi terkendalipelaku atau objek yg diamati ditempatkan pada ruang atau situasi yangdikhususkan.
Observasi partisipatif(participant observation). Pada observasi partisipatif, peserta didikmelibatkan diri secara eksklusif dengan pelaku atau objek yang diamati.observasi semacam ini mengharuskan siswa melibatkan diri dalam pelaku,komunitas, atau objek yg diamati
2. Menanya
Kegiatan Belajarnya
Mengajukan pertanyaantentang berita yg nir dipahami berdasarkan apa yang diamati atau pertanyaanuntuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yg diamati dimulai daripertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).
Kompetensi yangDikembangkan
Mengembangkan kreativitas,rasa ingin memahami, kemampuan merumuskan pertanyaan buat membentuk pikiran kritisyang perlu buat hidup cerdas serta belajar sepanjang hayat
Guru yg efektif mampumenginspirasi peserta didik buat meningkatkan dan membuatkan ranah sikap,keterampilan, serta pengetahuannya. Pada waktu pengajar bertanya, pada waktu itu puladia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar menggunakan baik. Ketika gurumenjawab pertanyaan peserta didiknya, waktu itu jua beliau mendorong asuhannyaitu buat sebagai penyimak dan pembelajar yang baik.
Berbeda denganpenugasan yang menginginkan tindakan konkret, pertanyaan dimaksudkan untukmemperoleh tanggapan verbal. Istilah “pertanyaan” nir selalu dalam bentuk“kalimat tanya”, melainkan pula dapat pada bentuk pernyataan, asalkan keduanyamenginginkan tanggapan ekspresi. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah karakteristik-cirikalimat yg efektif? Bentuk pernyataan, misalnya: Sebutkan karakteristik-karakteristik kalimatefektif!
Mengajukan pertanyaantentang liputan yg nir dipahami menurut apa yang diamati atau pertanyaanuntuk menerima kabar tambahan tentang apa yang diamati. (dimulai daripertanyaan faktual hingga ke pertanyaan hipotetik)
3. Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen
Kegiatan Belajarnya:Melakukan eksperimen, Membaca asal lain selain kitab teks, Mengamatiobjek/peristiwa, Aktivitas Wawancara dengan narasumber
Kompetensi yangDikembangkan: Mengembangkan perilaku teliti, jujur,sopan, menghargai pendapatorang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkaninformasi melalui berbagai cara yg dipelajari, menyebarkan kebiasaanbelajar dan belajar sepanjang hayat.
4. Mengasosiasikan/ Mengolah
Kegiatan Belajarnya
Mengolah informasi yangsudah dikumpulkan baik terbatas berdasarkan output kegiatan mengumpulkan/eksperimenmaupun hasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi
Kompetensi yangDikembangkan
Mengembangkan sikapjujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkanprosedur serta kemampuan berpikir induktif dan deduktif pada menyimpulkan .
5. Mengkomunikasikan
Kegiatan Belajarnya :Menyampaikan output pengamatan, konklusi dari hasil analisissecara mulut, tertulis, atau media lainnnya.
Kompetensi yangDikembangkan: Mengembangkan sikap amanah, teliti, toleransi, kemampuan berpikirsistematis, menyampaikan pendapat menggunakan singkat serta kentara, dan mengembangkankemampuan berbahasa yg baik dan sahih.
CONTOH KEGIATANPEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK (5M)
Kompetensi Dasar
:
tiga. 4 Mengevaluasi teks negoisasi menurut kaidah-kaidah teks baik melalui lisan juga tulisan
Topik /Tema
:
Seni Bernegosiasi pada Kewirausahaan
Sub Topik/Tema
:
PemodelanTeks Negosiasi
Tujuan Pembelajaran
:
Peserta didik dapat mengidentifikasi teks perundingan
Alokasi Waktu
:
2 x 45 menit
Tahapan Pembelajaran
Kegiatan
Mengamati
- Peserta didik menciptakan gerombolan .
- Peserta didik membaca teks perundingan .
- Peserta didik mencermati uraian yang berkaitan menggunakan mengevaluasi teks negosiasi.
Menanya
- Peserta didik bertanya jawab tentang hal-hal yg berhubungan dengan struktur serta kaidah teks negosiasi.
Mengumpulkan informasi
- Peserta didik mencari berdasarkan berbagai asal berita mengenai mengevaluasi teks perundingan .
Mengasosiasikan
- Peserta didik mendiskusikan mengenai struktur dan kaidah dalam teks perundingan .
- Peserta didik menyimpulkan hal-hal terpenting dalam mengevaluasi teks negosiasi.
- Peserta didik menuliskan laporan kerja kelompok mengenai mengevaluasi teks perundingan .
- Peserta didik mengevaluasi kesesuian struktur serta kaidah teks negosiasi yang dibuat oleh kelompok lain
- Peserta didik mengevaluasi kesesuaian isi teks negosiasi
Mengkomunikasikan
- Peserta didik membacakan hasil kerja gerombolan di depan kelas, peserta didik lain menaruh tan
II.modeL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
A. Definisi/Konsep
Metode DiscoveryLearning merupakan teori belajar yg didefinisikan menjadi proses pembelajaranyang terjadi jika pelajar tidak disajikan menggunakan pelajaran pada bentukfinalnya, tetapi dibutuhkan anak didik mengorganisasi sendiri.
Sebagai strategibelajar, Discovery Learning memiliki prinsip yg sama menggunakan inkuiri(inquiry) serta Problem Solving. Tidak terdapat perbedaan yg prinsipil dalam ketigaistilah ini, dalam Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsepatau prinsip yg sebelumnya tidak diketahui. Perbedaannya dengan discoveryialah bahwa pada discovery masalah yg diperhadapkan pada anak didik semacammasalah yang direkayasa oleh guru
Dalam mengaplikasikanmetode Discovery Learning guru berperan menjadi pembimbing dengan memberikankesempatan pada anak didik buat belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guruharus dapat membimbing dan mengarahkan aktivitas belajar siswa sesuai dengantujuan. Kondisi misalnya ini ingin merubah kegiatan belajar mengajar yangteacher oriented menjadi student oriented.
Dalam DiscoveryLearning, hendaknya pengajar wajib memberikan kesempatan muridnya buat menjadiseorang duduk perkara solver, seorang scientis, historin, atau pakar matematika. Bahanajar tidak disajikan pada bentuk akhir, namun siswa dituntut buat melakukanberbagai kegiatan menghimpun berita, membandingkan, mengkategorikan,menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan dan membuatkesimpulan-konklusi.
B. KeuntunganModel Pembelajaran Penemuan
Membantu murid untukmemperbaiki dan menaikkan keterampilan-keterampilan dan proses-proseskognitif. Usaha penemuan adalah kunci pada proses ini, seseorang tergantungbagaimana cara belajarnya.
Pengetahuan yangdiperoleh melalui metode ini sangat langsung serta digdaya karena menguatkanpengertian, ingatan dan transfer.
Menimbulkan rasa senangpada anak didik, lantaran tumbuhnya rasa menyelidiki dan berhasil.
Metode ini memungkinkansiswa berkembang dengan cepat serta sinkron menggunakan kecepatannya sendiri.
Menyebabkan siswamengarahkan aktivitas belajarnya sendiri menggunakan melibatkan akalnya serta motivasisendiri.
Metode ini dapatmembantu anak didik memperkuat konsep dirinya, lantaran memperoleh agama bekerjasama dengan yang lainnya.
Berpusat dalam murid danguru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupundapat bertindak menjadi murid, dan sebagai peneliti pada pada situasi diskusi.
Membantu siswamenghilangkan skeptisme (keragu-raguan) lantaran menunjuk pada kebenaranyang final serta tertentu atau pasti.
Siswa akan mengertikonsep dasar serta wangsit-ilham lebih baik;
Membantu danmengembangkan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yangbaru;
Mendorong siswaberfikir serta bekerja atas inisiatif sendiri;
Mendorong siswaberfikir intuisi dan merumuskan hipotesis sendiri;
Memberikan keputusanyang bersifat intrinsik; Situasi proses belajar menjadi lebih terangsang;
Proses belajar meliputisesama aspeknya anak didik menuju dalam pembentukan insan seutuhnya;
Meningkatkan tingkatpenghargaan pada anak didik;
Kemungkinan siswabelajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;
Dapat mengembangkanbakat dan kecakapan individu.
C. Kelemahan Model Pembelajaran Penemuan
Metode ini menimbulkanasumsi bahwa terdapat kesiapan pikiran buat belajar. Bagi murid yg kurang pandai ,akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau membicarakan hubunganantara konsep-konsep, yang tertulis atau lisan, sebagai akibatnya pada gilirannya akanmenimbulkan frustasi.
Metode ini tidakefisien buat mengajar jumlah siswa yg poly, karena membutuhkan ketika yanglama buat membantu mereka menemukan teori atau pemecahan perkara lainnya.
Harapan-asa yangterkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan dengan murid serta pengajar yangtelah terbiasa dengan cara-cara belajar yg lama .
Pengajaran discoverylebih cocok buat mengembangkan pemahaman, sedangkan membuatkan aspekkonsep, keterampilan dan emosi secara holistik kurang menerima perhatian.
Pada beberapa disiplinilmu, contohnya IPA kurang fasilitas buat mengukur gagasan yangdikemukakan oleh para siswa nir menyediakan kesempatan-kesempatan untukberfikir yg akan ditemukan oleh siswa lantaran telah dipilih terlebih dahuluoleh pengajar.
D. Langkah-Langkah Operasional
1. Langkah Persiapan
a. Menentukan tujuan pembelajaran
b. Melakukanidentifikasi karakteristik murid (kemampuan awal, minat, gaya belajar,serta sebagainya)
c. Memilih materipelajaran.
d. Menentukantopik-topik yg wajib dipelajari anak didik secara induktif (berdasarkan model-contohgeneralisasi)
e. Mengembangkanbahan-bahan belajar yang berupa model-contoh, gambaran, tugas dan sebagainyauntuk dipelajari siswa
f. Mengatur topik-topikpelajaran menurut yg sederhana ke kompleks, dari yg nyata ke abstrak,atau dari termin enaktif, ikonik sampai ke simbolik
g. Melakukan penilaianproses serta hasil belajar murid
2. Pelaksanaan
a. Stimulation(stimulasi/anugerah rangsangan)
Pertama-tama dalam tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yg menimbulkankebingungannya, lalu dilanjutkan buat tidak memberi generalisasi, agartimbul cita-cita buat mempelajari sendiri. Disamping itu pengajar bisa memulaikegiatan PBM menggunakan mengajukan pertanyaan, anjuran membaca kitab , dan aktivitasbelajar lainnya yang menunjuk pada persiapan pemecahan kasus. Stimulasi padatahap ini berfungsi buat menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapatmengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.
b. Problemstatement (pernyataan/ identifikasi kasus)
Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya merupakan guru memberi kesempatankepada siswa buat mengidentifikasi sebesar mungkin rencana-rencana kasus yangrelevan menggunakan bahan pelajaran, lalu galat satunya dipilih dan dirumuskandalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan kasus)
c. Datacollection (Pengumpulan Data).
Ketika eksplorasi berlangsung pengajar pula memberi kesempatan kepada para siswauntuk mengumpulkan kabar sebesar-banyaknya yg relevan buat membuktikanbenar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada termin ini berfungsi untukmenjawab pertanyaan atau menerangkan benar tidaknya hipotesis, dengandemikian siswa diberi kesempatan buat mengumpulkan (collection) berbagaiinformasi yg relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengannara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
d. DataProcessing (Pengolahan Data)
Menurut Syah (2004:244) pengolahan data adalah aktivitas mengolah data daninformasi yang telah diperoleh para anak didik baik melalui wawancara, observasi,serta sebagainya, kemudian ditafsirkan. Semua informai output bacaan, wawancara,observasi, serta sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan,ditabulasi, bahkan jika perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkanpada taraf agama tertentu.
e. Verification(Pembuktian)
Pada termin ini murid melakukan pemeriksaan secara cermat buat membuktikanbenar atau tidaknya hipotesis yg ditetapkan tersebut dengan temuan cara lain ,dihubungkan dengan output data processing (Syah, 2004:244). Verification menurutBruner, bertujuan supaya proses belajar akan berjalan dengan baik serta kreatifjika pengajar menaruh kesempatan pada siswa buat menemukan suatu konsep,teori, anggaran atau pemahaman melalui model-model yg dia jumpai dalamkehidupannya.
f. Generalization(menarik kesimpulan/generalisasi)
Tahap generalisasi/ menarik konklusi adalah proses menarik sebuah kesimpulanyang bisa dijadikan prinsip umum serta berlaku untuk semua kejadian atau masalahyang sama, menggunakan memperhatikan output verifikasi (Syah, 2004:244). Berdasarkanhasil pembuktian maka dirumuskan prinsip-prinsip yg mendasarigeneralisasi
E. Sistem Penilaian
Dalam ModelPembelajaran Discovery Learning, penilaian bisa dilakukan menggunakan menggunakantes juga non tes.
Penilaian yangdigunakan bisa berupa evaluasi kognitif, proses, perilaku, atau penilaian hasilkerja murid. Apabila bentuk penialainnya berupa evaluasi kognitif, maka dalammodel pembelajaran discovery learning bisa menggunakan tes tertulis. Jika bentuk penilaiannya memakai evaluasi proses, sikap, ataupenilaian hasil kerja murid maka aplikasi penilaian dapat dilakukandengan pengamatan.
MODEL PEMBELAJARANDISCOVERY LEARNING
Contoh TahapPembelajaran Discovery learning
Satuan Pendidikan: SMA…
Mata Pelajaran : BahasaIndonesia
Kelas/ Semester : XII/1
Materi Pokok : TeksCerita Sejarah
Alokasi Waktu : dua x 45menit
A. Kompetensi Dasar danIndikator Pencapaian Kompetensi
KD:Memahami struktur dan kaidah teks ceritasejarah, informasi, iklan, editorial/opini, serta cerita fiksi pada novel baikmelalui lisan juga goresan pena.
Indikator:
1) Menentukan strukturteks cerita sejarah;
2) Menentukankaidah/karakteristik-ciri bahasa (fitur bahasa) teks cerita sejarah.
B. Langkah-langkahPembelajaran
Tahapan Pokok
Kegiatan Pembelajaran
A. Pemberian Rangsangan (Stimulation)
1. Peserta didik menyimak tayangan aneka macam insiden sejarah global.
2. Guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bisa menghadapkansiswa dalam syarat internal yang mendorong eksplorasi terhadap pemahaman teks hasil observasi cerita sejarah.
3. Guru mengarahkan jawaban siswa terhadap pembelajaran yang akan dilakukan
4. Siswa membaca model model teks cerita sejarah berjudul “Sejarah Hari Buruh.”.
B. Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem Statement)
5.
6. Peserta didik mengidentifikasi perkara yg relevan menggunakan bahan bacaan antara lain diarahkan buat menanyakan fungsi teks cerita sejarah serta bentuk atau strukturnya,
7. Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, murid memilih dan merumuskan keliru satu pada antaranya pada bentuk hipotesis.
C. Pengumpulan Data (Data Collection)
8. Peserta didik membentuk kelompok belajar sinkron arahan pengajar menggunakan mempertimbangkan kemampuan akademik, gender, serta ras (@5 0rang per grup).
9. Peserta didik mengidentifikasi siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, serta bagaimana insiden yg terjadi dalam teks cerita sejarah “Hari Buruh.”
10. Peserta didik menyusun periode sejarah secara kronologis, sesuai menggunakan urutan ketika menurut insiden sejarah teks “Hari Buruh.”
11. Peserta didik menentukan struktur yg membentuk teks “Sejarah Hari Buruh”
D. Pengolahan Data (Data Processing)
12.
13. Peserta didik mengolah warta yang diperoleh menurut hasil aktivitas sebelumnya buat menentukan unsur-unsur atau struktur teks cerita sejarah.
E. Pembuktian (Verification)
14. Pengajar memberikan kesempatan kepada murid buat memverifikasi sebagai akibatnya dapat menemukan konsep tentang struktur teks cerita sejarah.
F. Menarik Kesimpulan (Generalization)
15. Peserta didik menciptakan konklusi mengenai struktur teks cerita sejarah
16. Peserta didik mempresentasikan.
III.modeL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
A.definisi/Konsep
Pembelajaran berbasismasalah adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang menyajikan masalahkontekstual sehingga merangsang peserta didik buat belajar.
Dalam kelas yangmenerapkan pembelajaran berbasis masalah, peserta didik bekerja pada tim untukmemecahkan perkara dunia nyata (real world)
B. Kelebihan PBL
1. Dengan PBL akanterjadi pembelajaranbermakna. Pesertadidik/mahapeserta didik yg belajar memecahkan suatu masalah maka mereka akanmenerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuanyang diperlukan. Belajar bisa semakin bermakna dan dapat diperluas ketikapeserta didik/mahapeserta didik berhadapan menggunakan situasi pada mana konsepditerapkan
2. Dalam situasi PBL,pesertadidik/mahapeserta didikmengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara simultan danmengaplikasikannya dalam konteks yang relevan
3. PBL dapatmeningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif pesertadidik/mahapeserta didik dalam bekerja, motivasi internal buat belajar, dandapat membuatkan hubungan interpersonal pada bekerja gerombolan .
C. Langkah-langkahOperasionaldalamProses Pembelajaran
1. Konsep Dasar (BasicConcept)
Fasilitatormemberikan konsep dasar, petunjuk, referensi,atau link serta skill yang dibutuhkan pada pembelajaran tersebut. Hal inidimaksudkan supaya siswa lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajarandan mendapatkan ‘peta’ yg seksama tentang arah dan tujuan pembelajaran
2. PendefinisianMasalah (Defining the Problem)
Dalam langkah inifasilitator mengungkapkan skenario atau pertarungan serta siswa melakukanberbagai kegiatan brainstorming serta seluruh anggota gerombolan mengungkapkanpendapat, ilham, dan tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehinggadimungkinkan timbul banyak sekali macam cara lain pendapat
3. Pembelajaran Mandiri(Self Learning)
Peserta didik mencariberbagai asal yang dapat memperjelas gosip yg sedang diinvestigasi. Sumberyang dimaksud dapat pada bentuk artikel tertulis yg tersimpan diperpustakaan, page web, atau bahkan pakar dalam bidang yang relevan.
Tahap investigasimemiliki dua tujuan primer, yaitu: (1) supaya peserta didik mencari berita danmengembangkan pemahaman yang relevan menggunakan konflik yang telahdidiskusikan di kelas, serta (dua) berita dikumpulkan menggunakan satu tujuan yaitudipresentasikan di kelas dan fakta tadi haruslah relevan dan dapatdipahami.
4. PertukaranPengetahuan (Exchange knowledge)
Setelah mendapatkansumber buat keperluan pendalaman materi dalam langkah pembelajaran mandiri,selanjutnya pada rendezvous berikutnya siswa berdiskusi dalamkelompoknya buat mengklarifikasi capaiannya serta merumuskan solusi daripermasalahan grup. Pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan menggunakan carapeserrta didik berkumpul sesuai grup dan fasilitatornya.
5. Penilaian(Assessment)
Penilaian dilakukandengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dansikap (attitude). Penilaian terhadap dominasi pengetahuan yg mencakupseluruh kegiatan pembelajaran yg dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS),ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, serta laporan.
Penilaian terhadapkecakapan bisa diukur berdasarkan penguasaan alat bantu pembelajaran, baik perangkat lunak,hardware, juga kemampuan perancangan serta pengujian.
D. Contoh Penerapan
Memanfaatkan lingkunganpeserta didik buat memperoleh pengalaman belajar. Pengajar menaruh penugasanyang bisa dilakukan di banyak sekali konteks lingkungan peserta didik, antara laindi sekolah, famili serta warga .
Penugasan yangdiberikan oleh pengajar memberikan kesempatan bagi siswa buat belajardiluar kelas. Peserta didik dibutuhkan bisa memperoleh pengalaman langsungtentang apa yang sedang dipelajari. Pengalaman belajar adalah aktivitasbelajar yg wajib dilakukan peserta didik pada rangka mencapai penguasaanstandar kompetensi, kemampuan dasar dan materi pembela
E. Tahapan-TahapanModel PBL
Fase-Fase
Perilaku Guru
Fase 1
Orientasi peserta didikkepada perkara.
Menjelaskan tujuanpembelajaran, mengungkapkan logistik yg diperlukan.
Memotivasi pesertadidik buat terlibat aktif dalam pemecahan perkara yg dipilih.
Fase 2
Mengorganisasikanpeserta didik
Membantu peserta didikmendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang bekerjasama denganmasalah tadi.
Fase 3
Membimbing penyelidikanindividu serta kelompok.
Mendorong peserta didikuntuk mengumpulkan fakta yang sesuai, melaksanakan eksperimen untukmendapatkan penerangan serta pemecahan masalah.
Fase 4
Mengembangkan danmenyajikan output karya.
Membantu peserta didikdalam merencanakan serta menyiapkan karya yang sinkron misalnya laporan, model danberbagi tugas dengan sahabat.
Fase 5
Menganalisa danmengevaluasi proses pemecahan perkara.
Mengevaluasi hasilbelajar mengenai materi yg telah dipelajari /meminta grup presentasi hasilkerja.
F. Sistem Penilaian
Penilaian dilakukandengan memadukan tiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), dansikap (attitude). Penilaian terhadap dominasi pengetahuan yg mencakupseluruh kegiatan pembelajaran yg dilakukan dengan ujian akhir semester (UAS),ujian tengah semester (UTS), kuis, PR, dokumen, serta laporan.
Penilaian terhadapkecakapan bisa diukur berdasarkan penguasaan alat bantu pembelajaran, baik perangkat lunak,hardware, juga kemampuan perancangan serta pengujian. Sedangkan penilaianterhadap sikap dititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan danpartisipasi dalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalampembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh gurumata pelajaran yang bersangkutan.
Penilaian pembelajarandengan PBL dilakukan dengan authentic assesment. Penilaian bisa dilakukandengan portfolio yg adalah deretan yg sistematis pekerjaan-pekerjaanpeserta didik yang dianalisis untuk melihat kemajuan belajar pada kurun waktutertentu pada kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalampendekatan PBL dilakukan menggunakan cara evaluasi diri (self-assessment) danpeer-assessment.
Self-assessment.penilaian yg dilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap usaha-usahanya danhasil pekerjaannya menggunakan merujuk pada tujuan yg ingin dicapai (standard)sang pebelajar itu sendiri pada belajar.
Peer-assessment.penilaian di mana pebelajar berdiskusi untuk memberikan penilaian terhadapupaya dan output penyelesaian tugas-tugas yang telah dilakukannya sendiri maupunoleh sahabat pada kelompoknya
MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED LEARNING
Contoh TahapPembelajaran Problem Based Learning
Mata Pelajaran : BahasaIndonesia
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah
Sub Materi : Pemodelan Teks Cerita Sejarah
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah
Sub Materi : Pemodelan Teks Cerita Sejarah
A. Kompetensi Dasar danIndikator Pencapaian Kompetensi
A.2 Menganalisis tekscerita sejarah, kabar, iklan, editorial/opini, dan cerita fiksi pada novelbaik melalui lisan maupun tulisan
Indikator:
1) Menelaah kelemahan atau kesalahan struktur teks laporan output observasi baikmelalui mulut juga tulisan
2) Menelaah kelemahan atau kesalahan kaidah teks laporan output observasi baikmelalui verbal maupun goresan pena.
3) Menelaah kelemahan atau kesalahan isi teks laporan hasil observasi baikmelalui mulut juga tulisan
Indikator:
1) Menelaah kelemahan atau kesalahan struktur teks laporan output observasi baikmelalui mulut juga tulisan
2) Menelaah kelemahan atau kesalahan kaidah teks laporan output observasi baikmelalui verbal maupun goresan pena.
3) Menelaah kelemahan atau kesalahan isi teks laporan hasil observasi baikmelalui mulut juga tulisan
B. Langkah-langkahPembelajaran
Tahapan Pokok
Kegiatan Pembelajaran
A. Orientasi siswa pada
Masalah
Masalah
1. Peserta didik menyimak tujuan pembelajaran
2. Peserta didik membaca model teks cerita sejarah yang kurang baik serta menyimak penerangan terhadap konflik tersebut
3. Peserta didik menaruh tanggapan serta pendapat terhadap pertarungan tersebut
B. Mengorganisasi
murid pada belajar
murid pada belajar
4. Peserta didik menciptakan grup belajar sinkron arahan gurudengan mempertimbangkan kemampuan akademik dan gender
C. Membimbing penyelidikan murid secara mandiri atau
kelompok
kelompok
5. Peserta didik membaca teks cerita sejarah yg tidak baik menggunakan cermat
6. Peserta didik dengan difasilitasi serta dibimbing guru menyelidiki dan mendiskusikan kelemahan teks cerita sejarah menurut segi struktur, kaidah, serta isi
D. Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
menyajikan hasil karya
7. Peserta didik menjawab konflik yang sudah diidentifikasi, khususnya mengenai kelemahan struktur, kaidah, dan isi teks cerita sejarah
8. Peserta didik mempresentasikan atau menyajikan laporan pembahasan hasil temuan atau hasil diskusi dan penarikan kesimpulan di depan kelas
E. Menganalisis serta
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
9. Peserta didik dalam gerombolan lain mengevaluasi atau
10. Menanggapi
11. Peserta didik menggunakan dibimbing pengajar melakukan simpulan
12. Guru melakukan evaluasi output belajar tentang materi yg telah dipelajari
IV. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK(PROJECT BASED LEARNING)
A. Definisi/Konsep
Pembelajaran BerbasisProyek (Project Based Learning=PjBL) adalah metoda pembelajaran yangmenggunakan proyek/aktivitas menjadi media. Peserta didik melakukan eksplorasi,evaluasi, interpretasi, buatan, dan liputan untuk membuat berbagaibentuk output belajar.
Pembelajaran BerbasisProyek merupakan metode belajar yang memakai perkara menjadi langkah awaldalam mengumpulkan serta mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkanpengalamannya pada beraktifitas secara konkret.
Pembelajaran BerbasisProyek dirancang untuk digunakan pada perseteruan komplek yang diperlukanpeserta didik pada melakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL,proses inquiry dimulai menggunakan memunculkan pertanyaan penuntun (a guidingquestion) dan membimbing peserta didik pada sebuah proyek kolaboratif yangmengintegrasikan aneka macam subjek (materi) dalam kurikulum.
Pada saatpertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik dapat melihat berbagaielemen primer sekaligus banyak sekali prinsip dalam sebuah disiplin yg sedangdikajinya. PjBL adalah investigasi mendalam mengenai sebuah topik dunianyata, hal ini akan berharga bagi atensi dan bisnis siswa.
B. KeuntunganPembelajaran Berbasis Proyek
Meningkatkan motivasibelajar siswa buat belajar, mendorong kemampuan mereka buat melakukanpekerjaan penting, serta mereka perlu buat dihargai.
Meningkatkan kemampuanpemecahan kasus.
Membuat peserta didikmenjadi lebih aktif serta berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.
Meningkatkankolaborasi.
Mendorong peserta didikuntuk berbagi dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.
Meningkatkanketerampilan siswa dalam mengelola sumber.
C. KelemahanPembelajaran Berbasis Proyek
Memerlukan banyak waktuuntuk menuntaskan masalah.
Membutuhkan porto yangcukup banyak
Banyak instruktur yangmerasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang peran utamadi kelas.
Banyaknya peralatanyang wajib disediakan.
Peserta didik yangmemiliki kelemahan pada percobaan serta pengumpulan liputan akan mengalamikesulitan.
Ada kemungkinan pesertadidik yg kurang aktif pada kerja gerombolan .
Ketika topik yangdiberikan pada masing-masing grup tidak selaras, dikhawatirkan peserta didiktidak bisa tahu topik secara keseluruhan
D. Langkah-langkahPembelajaran Berbasis Proyek
1. Penentuan PertanyaanMendasar (Start With the Essential Question).
Pembelajaran dimulaidengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasanpeserta didik pada melakukan suatu kegiatan. Mengambil topik yang sesuaidengan realitas global konkret dan dimulai dengan sebuah pemeriksaan mendalam.guru berusaha agar topik yg diangkat relevan buat para siswa.
2. MendesainPerencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)
Perencanaan dilakukansecara kolaboratif antara guru serta peserta didik. Dengan demikian pesertadidik diperlukan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaanberisi mengenai aturan main, pemilihan kegiatan yg dapat mendukung dalammenjawab pertanyaan esensial, menggunakan cara mengintegrasikan berbagai subjek yangmungkin, dan mengetahui indera serta bahan yg bisa diakses buat membantupenyelesaian proyek.
3. Menyusun Jadwal(Create a Schedule)
Pengajar dan peserta didiksecara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas pada merampungkan proyek.aktivitas pada tahap ini diantaranya: (1) menciptakan timeline buat menyelesaikanproyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa peserta didikagar merencanakan cara yg baru, (4) membimbing peserta didik ketika merekamembuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta pesertadidik buat menciptakan penerangan (alasan) tentang pemilihan suatu cara.
4. Memonitor pesertadidik dan kemajuan proyek (Monitor the Students and the Progress of theProject)
Pengajarbertanggungjawab buat melakukan monitor terhadap kegiatan peserta didikselama menuntaskan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara menfasilitasipeserta didik pada setiap proses. Dengan istilah lain guru berperan menjadimentor bagi aktivitas siswa. Agar mempermudah proses monitoring, dibuatsebuah rubrik yg dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
5. Menguji Hasil(Assess the Outcome)
Penilaian dilakukanuntuk membantu pengajar pada mengukur ketercapaian stSaudarar, berperan dalammengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan kembali tentangtingkat pemahaman yg telah dicapai siswa, membantu pengajar dalammenyusun taktik pembelajaran berikutnya.
6. MengevaluasiPengalaman (Evaluate the Experience)
Pada akhir prosespembelajaran, pengajar serta siswa melakukan refleksi terhadap aktivitasdan output proyek yg sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secaraindividu juga grup. Pada termin ini siswa diminta untukmengungkapkan perasaan serta pengalamanya selama menuntaskan proyek. Pengajardan peserta didik berbagi diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selamaproses pembelajaran, sehingga dalam akhirnya ditemukan suatu temuan baru (newinquiry) buat menjawab pertarungan yang diajukan pada termin pertamapembelajaran.
D. SistemPenilaianPenilaian proyek merupakan aktivitas evaluasi terhadap suatu tugasyang wajib diselesaikan dalam periode/saat eksklusif. Tugas tadi berupasuatu pemeriksaan sejak menurut perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek dapat dipakai untukmengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dankemampuan menginformasikan siswa dalam mata pelajaran tertentu secarajelas. Pada penilaian proyek setidaknya ada tiga hal yang perlu dipertimbangkanyaitu:
Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didikdalam memilih topik, mencari warta dan mengelola ketika pengumpulan dataserta penulisan laporan.
Relevansi
Kesesuaian menggunakan matapelajaran, menggunakan mempertimbangkan termin pengetahuan, pemahaman danketerampilan dalam pembelajaran.
Keaslian
Proyek yang dilakukanpeserta didik harus adalah output karyanya, dengan mempertimbangkankontribusi pengajar berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.
MODEL PEMBELAJARANBERBASIS PROJEK
Rancangan Pembelajaran Berbasis Projek
A. Identitas Model
Satuan Pendidikan : SMA ……
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII/1
Materi Pokok : Teks Cerita Sejarah
Alokasi Waktu : 4 x 45 Menit (2 rendezvous)
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
4.dua Memproduksi teks cerita sejarah, informasi, iklan, editorial/opini, dancerita fiksi dalam novel yg koheren sinkron menggunakan ciri teks baiksecara ekspresi maupun tulisanmaupun tulisan
Indikator:1) Menentukan langkah-langkah menyusun teks cerita sejarah
2) Menyusun teks cerita sejarah
C. Langkah Pembelajaran
Langkah-langkah
Pembelajaran
Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
A. Penentuan Proyek
1. Peserta didik menentukan hari atau peristiwa bersejarah sebagai topik yg akan dikembangkan menjadi teks cerita bersejarah
B. Perancangan
Langkah-langkah
Penyelesaian Proyek
Langkah-langkah
Penyelesaian Proyek
2. Peserta didik dibimbing pengajar mendiskusikan aturan main dan pemilihan kegiatan yang bisa mendukung pelaksanaan proyek
3. Peserta didik mendiskusikan asal/bahan/indera pendukung aplikasi proyek
3. Peserta didik mendiskusikan asal/bahan/indera pendukung aplikasi proyek
4. Peserta didik menyimak penerangan guru mengenai penilaian
dalam grup masing masing, siswa mendiskusikan serta perencanaan proyek berupa penentuan fase insiden bersejarah
dalam grup masing masing, siswa mendiskusikan serta perencanaan proyek berupa penentuan fase insiden bersejarah
C. Penyusunan Jadwal
Pelaksanaan Proyek
Pelaksanaan Proyek
5. Peserta didik menciptakan time line pemilihan serta penyiapan proyek
6. Peserta didik mendiskusikan deadline untuk menyelesaikan proyek menyusun teks cerita sejarah
7. Peserta didik mendiskusikan serta menciptakan jadwal atau ketika pelaksanaan penyelesaian setiap fase persitiwa dalam teks cerita sejarah yang akan ditulisnya
6. Peserta didik mendiskusikan deadline untuk menyelesaikan proyek menyusun teks cerita sejarah
7. Peserta didik mendiskusikan serta menciptakan jadwal atau ketika pelaksanaan penyelesaian setiap fase persitiwa dalam teks cerita sejarah yang akan ditulisnya
D. Penyelesaian proyek
menggunakan fasilitasi dan
monitoring guru
menggunakan fasilitasi dan
monitoring guru
8. Peserta didik mengidentifikasi dan mencatat hal-hal yg berkaitan menggunakan fase insiden yang sebagai objek untuk penulisan teks cerita sejarah
9. Peserta didik mengonsultasikan pertarungan atau hambatan dalam menuntaskan penulisan teks cerita sejarah
10. Peserta didik memperbaiki output goresan pena dari output konsultasi
9. Peserta didik mengonsultasikan pertarungan atau hambatan dalam menuntaskan penulisan teks cerita sejarah
10. Peserta didik memperbaiki output goresan pena dari output konsultasi
E. Penyusunan Laporan
dan Presentasi
/Publikasi
Hasil Proyek
dan Presentasi
/Publikasi
Hasil Proyek
11. Peserta didik membaca balik teks cerita sejarah yg sudah ditulis dan memperbaiki jika masih terjadi kesalahan dengan mengacu dalam point-point penilaian yg disepekati pada termin perencanaan
12. Peserta didik menempelkan teks cerita sejarah yang sudah dibuatnya di tempat yg telah disediakan (loka misalnya bentuk pameran)
13. Peserta didik melakukan aktivitas shopping model,yaitu mengunjungi, membaca, serta menanggapi teks cerita sejarah kelompok lain.
12. Peserta didik menempelkan teks cerita sejarah yang sudah dibuatnya di tempat yg telah disediakan (loka misalnya bentuk pameran)
13. Peserta didik melakukan aktivitas shopping model,yaitu mengunjungi, membaca, serta menanggapi teks cerita sejarah kelompok lain.
F. Evaluasi Proses dan
Hasil Proyek
Hasil Proyek
14. Peserta didik melakukan refleksi terhadap kegiatan serta hasil tugas proyek yang sudah dilaksanakan.
15. Peserta didik mengemukakan pengalamannya selama menuntaskan tugas proyek siswa mendengarkan umpan balik terhadap proses yang telah dilaksanakan dan produk yang sudah dihasilkan.
15. Peserta didik mengemukakan pengalamannya selama menuntaskan tugas proyek siswa mendengarkan umpan balik terhadap proses yang telah dilaksanakan dan produk yang sudah dihasilkan.
Sumber Pustaka :
Ariani, Farida dkk.2016. Model Pembelajaran . Jakarta:Pusat Pengembangan serta Pemberdayaan Pendidik serta Tenaga Kependidikan Bahasa,Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
PPT Badan SumberPengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan MutuPendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014.