BEST PRACTICE BABAK FINAL OGN 2019 BAGIAN ISI
Sunday, July 28, 2019
Edit
BAB I
PENDAHULUAN
A.LatarBelakang Masalah
Cerita masyarakat adalah prosa lama berupa tradisi ekspresi. Dalam bahasasehari-hari cerita warga lebih dikenal warga sebagai dongeng. Dongeng inihidup dan berkembang dalam warga eksklusif tetapi nir pernah diketahuisiapa pengarangnya. Sebagai genre sastra ekspresi, cerita masyarakat mempunyai manfaatyang banyak bagi warga pendukungnya. Di dalamnya terkandung nilai-nilaipendidikan juga nilai-nilai moral yang berguna.
Seiring dengan arusglobalisasi cerita masyarakat seakan-akan terlupakan serta nir pernah dikaji.padahal cerita masyarakat merupakan tradisi budaya yang memegang nilai-nilai luhur.di dalamnya masih ada ajaran moral yang bermanfaat bagi generasi penerus untukmenjaga sifat-sifat budaya bangsa yang beriman serta bertakwa kepada Tuhan YangMaha Esa. Dengan demikian kompetensi menentukan nilai-nilai dalam cerita rakyatmerupakan sesuatu yang sangat penting.
Sehubungan menggunakan konsepnilai, Yunus, dkk. (1990) mengungkapkan bahwa nilai adalah kadar isi yangmemiliki sifat-sifat atau hal-hal krusial yg bermanfaat bagi humanisme. Nilaiadalah sesuatu yg krusial atau hal-hal yang berguna bagi manusia ataukemanusiaan yang sebagai asal ukuran pada sebuah karya sastra. Nilai adalahide-ide yang mendeskripsikan dan menciptakan suatu cara pada sistem masyarakatsosial yang adalah rantai penghubung secara terus-menerus menurut kehidupangenerasi terdahulu.
Sehubungan denganpengelompokan nilai, Zahafudin (1996) menyebutkan bahwa secara garis besarnilai-nilai kehidupan yg ada pada karya sastra terdiri atas tiga golonganbesar yaitu (1) nilai keagamaan, (dua) nilai sosial (tiga) nilai moral. Selanjutnya,nilai-nilai tersebut masih bisa dikelompokan dalam bentuk yang mini , yaitunilai kepercayaan terdiri atas nilai tauhid, nilai pengetahuan, nilai penyerahan dirikepada takdir. Nilai sosial terdiri atas nilai gotong-royong, musyawarah,kepatuhan, kesetiaan dan keikhlasan. Dan nilai moral terdiri atas nilaikejujuran, nilai kesopanan, ketabahan, serta menuntut malu atau harga diri.
Peningkatkan kompetensi menentukannilai-nilai pada cerita warga perlu ditingkatkan pada pembelajaran bahasaIndonesia. Dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran menentukan nilai-nilaicerita warga hendaknya dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,serta menantang, sehingga memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif dalamproses pembelajaran (Depdiknas, 2007). Oleh karena itu, peningkatan kompetensisiswa dalam memilih nilai-nilai dalam cerita rakyat wajib dibangun olehsiswa sendiri melalui keterlibatan aktif pada belajar.
Menentukannilai-nilai pada cerita rakyat merupakan galat satu materi krusial dalampembelajaran bahasa Indonesiayangdiajarkan dalam kelas XI IPA-2 semester 1 dan adalah materi yang masuk dalamstandar kelulusan buat Ujian Nasional dalam kelas XII. Kompetensi menentukannilai-nilai pada cerita juga sangat penting dikuasai oleh siswa untukmemperluas wawasan dan membentuk karakter murid khususnya memperhalus budipekerti anak didik.
Kompetensisiswa kelas XI IPA-dua SMA Negeri dua Boyolali dalam memilih nilai-nilai pada cerita warga masihrendah. Hal ini ditunjukan menurut output ulangan materi memilih nilai-nilaicerita rakyat yg masih rendah.Persentase kompetensi memilih nilai keagamaan capaian rata-homogen nilai kelas 70,kompetensimenentukan nilai moral65, dan kompetensi menentukan nilai sosial 62. Dengan demikian, dibutuhkan kepedulian dan kreativitas gurumeningkatkan kompetensi anak didik dalam menentukan nilai-nilai dalam cerita rakyat.
Salahsatu hal yg bisa dipakai untuk menaikkan pencapaian tujuan pembelajaranadalah media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaranadalah teknologi pembawa pesan yg bisa dimanfaatkan buat keperluanpembelajaran.
Pemilihandan pemanfaatan media pembelajaran yang sempurna dalam materi menentukannilai-nilai dalam cerita rakyat sangat diharapkan supaya pelaksanaan pembelajarandapat berlangsung efektif dan mencapai tujuan pembelajaran. Pada prosespembelajaran sebelumnya pengajar hanya menekankan pada isi (content) dari cerita masyarakat dan belum memperhatikan proses (process), sehingga kegiatan murid dalampembelajaran hanya mendengarkan apa yang dijelaskan oleh pengajar. Guru belummengoptimalkan kompetensi siswa serta belum menempatkan diri sebagaipembimbing, mengarahkan, dan menguatkan setiap konstribusi siswa dalampembelajaran. Siswa hanya menghafal pengertian, jenis-jenis cerita warga , danunsur-unsur cerita masyarakat serta menggunakannya buat merampungkan soal, sehinggakeaktifan, perhatian, partisipasi, kesungguhan, serta semangat siswa kurang.proses pembelajaran yang masih didominasi sang tujuan level rendah sepertimenghafal pengertian, dan macam-macam cerita masyarakat, unsur-unsur cerita warga danmengerjakan soal, mengakibatkan anak didik kurang berhasil dalam menaikkan kompetensisiswa dalam menentukan nilai-nilai pada cerita rakyat.
Berdasarkan berita pada lapangan, dalam pembelajaran bahasaIndonesia pada kelas XI IPA-2, penulis mengadakan perubahan denganmenggunakan media wayang kertas sehingga diperlukan mampu menaikkan kompetensisiswaSalah satumateri yang dipercaya sulit murid adalah materi menentukan nilai-nilai dalam cerita warga . Kesulitan anak didik disebabkanantara lain: (1) rendahnya penguasaan materi nilai-nilai dalam cerita rakyat, serta (2) kurangnyapemahaman siswa dalam mengidentifikasi nilai-nilai pada cerita masyarakat. Untuk mengatasi perseteruan tadi penulis merencanakan pembelajaran menentukannilai-nilai dalam cerita warga dengan menggunakan media wayang kertas. MenurutBriggs (1970), media adalah indera bantu untuk memberikan perangsang bagi peserta didik supaya terjadi proses belajar. Sedangkan menurut Djamarah dan Zain (1995)“media merupakan alat bantu apa saja yg dapat dijadikan sebagai penyalur pesanguna mencapai tujuan pembelajaran”.
B.Permasalahan
Berdasarkanlatar belakangpermasalahan pada atas, rumusan perkara pada best practiceiniadalah sebagai berikut.
1.Bagaimanakah pelaksanaanpembelajaran menggunakan memakai media wayang kertas pada menaikkan kompetensi menentukan nilai-nilai pada cerita rakyat siswakelas XI IPA-dua Sekolah Menengah Atas Negeri dua Boyolali semester 1 tahunpelajaran 2016/2017?
2.Berapabesar peningkatan kompetensi menentukan nilai-nilaidalam cerita pada murid kelas XI IPA-dua SMA Negeri 2 Boyolali semester 1 tahun pelajaran2016/2017 selesainya menggunakanmedia wayang kertas?
C.Tujuan
Tujuan best practiceini merupakan menjadi berikut.
1.Mendeskripsikanpelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan mediawayang kertas dalam rangka mempertinggi kompetensi menentukan nilai-nilai dalamcerita pada siswa kelas XI IPA-dua SMA Negeri 2 Boyolali semester 1 tahun pelajaran2016/2017.
2.Mengetahuidampakpenggunaan media wayangkertas pada rangka menaikkan kompetensi menentukan nilai-nilai pada ceritapada murid kelas XI IPA-dua SMA Negeri 2 Boyolali semester 1 tahun pelajaran 2016/2017.
D.Manfaat
Best practiceinidiharapkan memberikan manfaat bagi anak didik, guru, serta sekolah buat meningkatkanpembelajaran bahasa Indonesia, khususnyadalam menentukan nilai-nilai pada cerita masyarakat.
Adapun manfaat best practiseini merupakan menjadi berikut.
1.Manfaat bagisiswa
Penggunaanmedia wayang kertas diharapkan sanggup memberi solusipada anak didik pada menaikkan dominasi materi menentukannilai-nilai dalam cerita warga .
2.Manfaat bagi pengajar bahasaIndonesia
Penggunaanmedia wayang kertas diharapkan mampu memberikan modelpembelajaran yg lebih bervariasi buat mempertinggi kompetensi menentukannilai-nilai dalam cerita warga .
3.Manfaat bagi sekolah
Penerapanpembelajaran denganmenggunakan media wayang kertas dapatmemberi konstribusi bagi pemugaran proses pembelajaran di sekolah, sehingga sanggup mempertinggi kualitas serta prestasi belajar anak didik sertadapat dipakai untuk memajukan prestasisekolah.
BAB II
IMPLEMENTASI BEST PRACTICE
A.Alasan Strategi PemecahanMasalah
Alasan penulis memakai media pembelajaranuntuk menaikkan kompetensi siswa karena media memiliki beberapa fungsi dalampembelajaran. Manfaat media pembelajaran menurut Harjanto(1997) merupakan: 1) Memperjelas penyajian pesan supaya tidak terlalu verbalistis(tahu kata – ucapnya, tetapi tidak memahami maksudnya) 2) Mengatasi keterbatasanruang, ketika serta daya alat. Dengan memakai media pembelajaran yang tepatdan bervariasi dapat diatasi perilaku pasif siswa. Tiga) Dapat menimbulkan persepsiyang sama terhadap suatu perkara.
Pemilihanmedia wayang kertas buat menaikkan kompetensi murid pada menentukannilai-nilai pada cerita masyarakat telah mempertimbangkan prinsip pemilihan mediapembelajaran sebagaimana yg dikemukakan Harjanto (1997) yaitu: tujuan,keterpaduan (validitas), keadaan peserta didik, ketersediaan, mutu teknis,porto. Media wayang kertas diperlukan dapatmeningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran yaitu meningkatkankompetensi murid pada memilih nilai-nilai dalam cerita masyarakat. Media wayangkertas juga gampang pada dapat serta murah harganya.
Penggunaanmedia wayang kertas sangat dibutuhkan agar pelaksanaan pembelajaran dapatberlangsung efektif dan mencapai tujuan pembelajaran terutama dalam kompetensi menentukannilai-nilai dalam cerita. Pada pembelajaranbahasa Indonesia dengan memakai mediawayang kertas murid akan berinteraksi dengan wayang kertas dan murid akandibagi dalam kelompok-gerombolan yanganggotanya mempunyai kompetensi kognitif yang tidak sejenis. Pembagian grup didasarkanhasil tes kompetensi awal dengan demikian setiap gerombolan memiliki anggotayang mempunyai kompetensi yg relatif sama. Adanya pembagian grup siswadalam pembelajaran menggunakan kompetensi awal yang tidak sejenis akan mendorongterjalinnya hubungan yang saling mendukung antar anggota grup. Siswa yg mengalami kesulitan bisa bertanya baik kepada siswalain maupun kepada guru, sehingga diharapkan akan bisa menaikkan proses danhasil belajar yang diperoleh lebih aporisma.
Pembelajarandengan mengguanakan wayang kertas untuk kompetensi memilih nilai-nilai dalamcerita warga direncanakan terdiriatas 2 siklus dengan masing-masing siklus 2 kali pertemuan (2 jam pelajaran) dan dalam setiap siklussiswa akan diberikan tes kompetensi menentukannilai-nilai pada cerita rakyat. Berikut ini skema kerangka berfikir tersaji dalam Gambar 1.
Gambar 1.Skema Kerangka Berfikir
B.Implementasi Strategi Pemecahan Masalah
Pelaksanaan kegiatanpembelajaran difokuskan dalam upaya buat menaikkan kompetensi siswamenentukan nilai-nilai pada cerita warga . Secara generik, kegiatan pembelajarandibagi menjadi tujuh tahap. Berikut ini kegiatan pembelajaranpada materi menentukan nilai-nilaidalam cerita rakyat dengan memakai media wayang kertas.
Pada termin pertama atau pendahuluan, anak didik merespon pertanyaan dari pengajar bekerjasama denganpembelajaran sebelumnya, mendapat keterangan dengan agresif tentang keterkaitanpembelajaran sebelumnya menggunakan pembelajaran yg akan dilaksanakan, dan menerimainformasi tentang hal-hal yg akan dipelajari dan dikuasai khususnya tentangpembelajaran menentukan nilai-nilai pada cerita rakyat. Kegiatan tersebutditunjukkan sang Gambar dua serta Gambar tiga.
Gambar 2. Siswa mendapat informasitujuan pembelajaran
Gambar tiga. Siswa mendapat informasitentang hal-hal yang akan dipelajari
Pada kegiatan kedua (inti), murid pada kelompok-grup (timbelajar) yg terdiri 5 – 6 anak didik mencermati pengajar yang menyajikan materi denganmetode memperdengarkan cerita masyarakat menggunakan memakai wayang kertas serta siswabekerja pada grup untuk menuntaskan Lomba Kompetensi Siswa. Kegiatan tadi ditunjukan oleh Gambar 4 serta Gambar lima.
Gambar 4. Siswa mencermati guru yangmendongeng menggunakan media wayang kertas (daur 1)
Gambar lima. Siswa mempraktikkan mendongeng dengan media wayang kertas (siklus2)
Pada tahap ketiga(inti), murid dalam gerombolan menggunakan bimbingan guruberdiskusi buat memilih nilai-nilai dalam cerita menggunakan mengisi LembarKerja Siswa.kegiatan tersebut ditunjukan oleh Gambar 6.
Gambar 6. Siswa berdiskusi denganbimbingan guru
Tahapkeempat (inti), Siswa sebagai perwakilan grup yangditunjuk pengajar menyajikan hasil pekerjaannya di depan kelas, sementara kelompokyang lain memperhatikan dan memberi tanggapan.kegiatan tadi ditunjukan sang Gambar 7, Gambar 8, dan Gambar 9.
Gambar 7. Siswa menyajikan hasildiskusi di depan kelas
Gambar 8. Siswa menanggapipresentasi grup lain
Gambar 9. Siswa menanggapipresentasi grup lain
Tahap kelima (epilog),siswa menyimpulkan hasil pembelajaran menggunakan bimbingan guru. Kegiatan siswamenyimpulkan materi pembelajaran terlihat dalam Gambar 10.
Gambar 10. Siswa menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dengan dibimbingguru
Tahap keenam (epilog) siswamelaksanakan penilaian atau penilaian yg dilakukan oleh pengajar. Kegiatan siswamelaksanakan penilaian terlihat dalam Gambar 11 dan gambar 12.
Gambar 11. Siswa melaksanakanevaluasi
Gambar 12. Siswa melaksanakanevaluasi
Tahap ke 7 (penutup) siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran dan menerima umpanbalik, tugas, serta berita mengenai kegiatanpembelajaran selanjutnya. Kegiatan siswa melaksanakan refleksi terlihat padaGambar 13.
Gambar 13. Siswa melaksanakanrefleksi
Setelah pembelajaran dilaksanakan pada daur I serta tindak lanjut hasilrefleksi pada daur I, dilakukan perbaikan pembelajaran pada daur II.perubahan yang dilakukan antara lain: dalam tahap ke 2 (inti) lebihdimaksimalkan dengan cara siswa yang memanfaatkan media wayang kertas untukmendongeng. Dengan siswa berinteraksi pribadi menggunakan media wayang kertasdiharapkan murid lebih termotivasi pada pembelajaran karena anak didik mengalamisendiri. Dengan peningkatan motivasi serta pengalaman eksklusif dengan mediapembelajaran berupa wayang kertas diperlukan akan menaikkan hasilpembelajaran yaitu meningkatnya kompetensi murid pada memilih nilai-nilaidalam cerita warga .
C.Hasilatau Dampak yang Dicapai
Penggunaan media wayang kertas di kelas XIIPA-dua SMA Negeri dua Boyolali memiliki efek menjadi berikut.
1.MeningkatnyaProses Pembelajaran
Untuk mengetahui dampakpenggunaan wayang kertas terhadap proses pembelajaran dalam kompetensimenentukan nilai-nilai dalam cerita masyarakat, penulis melibatkan teman sejawatsebagai pengamat atau observer. Kegiatan pengamatan proses pembelajaranterlihat dalam Gambar 14 serta Gambar 15.
Gambar 14. Observer mengamati prosespembelajaran
Gambar 15. Observer mengamati prosespembelajaran
Berdasarkan pengamatan observer padasiklus I, menampakan bahwa penggunaan media wayang kertas dalam kompetensimenentukan nilai-nilai pada cerita dalam murid kelas XI IPA-2 Sekolah Menengah Atas Negeri 2Boyolali telah menunjukkan dampak pada proses pembelajaran yaitu meningkatansikap belajar anak didik yg mencakup taraf perhatian, keaktifan, partisipatif,kesungguhan, dan semangat belajar tetapi belum aporisma. Artinya masukkategori baik dan masih perlu pemugaran lagi dalam implementasinya. Perbaikan dalam tahapkeduayaitu pada penyajian materi pembelajaran dengan media kurangmelibatkan siswa menggunakan media wayang kertas. Hasil refleksisiklus I dijadikan dasar pemugaran pembelajaran pada siklus II. Berdasarkanpengamatan pembelajaran dalam daur II,menampakan bahwa proses pembelajaran dengan media wayangkertas sudah berjalan dengan kriteria sangat baik.
Data output pengamatan prosespembelajaran dalam daur I serta siklus II, tersaji sebagaimana dalam Tabel 1.
Tabel 1.Peningkatanproses pembelajaran dengan media wayang kertas
No
Aspek Pengamatan
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
1.
Penuh perhatian
78 %
80 %
95 %
15 %
dua.
Aktif
79 %
81 %
94 %
13%
3.
partisipatif
80 %
83 %
96 %
13%
4.
Sungguh-sungguh
78 %
80 %
95 %
15 %
5.
Semangat
80 %
82 %
95persen
13 %
Rata-rata
79 %
81,dua %
95 %
13.8 %
Kategori
Cukup Baik
Baik
Sangat Baik
Data di atasmenunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan media wayangkertas telah terjadi peningkatan skor dari kondisi awalsebesar 79 % menjadi 81,dua % pada siklus I, kemudian menjadi 95persen padasiklus II atau dengan kata lain meningkat 13.8 %.
2.MeningkatnyaKompetensi MenentukanNilai-Nilai pada Cerita Rakyat
Hasil penilaian atau tes yangdilaksanakan memberitahuakn bahwa penggunaan media wayang kertas mampumeningkatkan kompetensi anak didik dalam menentukan nilai-nilai pada cerita rakyat.peningkatan kompetensi murid tersebut dapat ditinjau menurut kenaikan nilai rata-ratakelas. Data selengkapnya terlihat dalam Tabel 2.
Tabel 2. Peningkatan Kompetensi Menentukannilai-nilai dalam cerita
No
Peningkatan Kompetensi Menentukan nilai-nilai dalam cerita
Nilai rata-rata kelas
Awal
Siklus I
Siklus II
Peningkatan
1
Menentukan nilai keagamaan
70,0
78,7
94,4
34,4persen
2
Menentukan nilai-nilai moral
65,0
76,9
88,0
36,5%
3
Menentukan nilai-nilai sosial
62,0
75,4
77,2
26,9%
Rata-rata
65.7
77.0
86.5
32,9%
Data di atas menujukkanbahwa kompetensi ke-1 yaitu menentukan nilai-nilai keagamaan dalamcerita rakyat dari kondisi awal sampai pada siklus II mengalamipeningkatan. Hal ini terlihat dengan peningkatan rata-rata nilai dari 70 padakondisi awal menjadi 78,7 pada siklus I atau dengan kata lainhasil belajar siswa meningkat 8,7. Hasil pembelajaran makin meningkat padasiklus II dengan peningkatan rata-rata nilai menjadi 94,4 dengan kata lainmeningkat lagi 15,7. Sehingga dari kondisi awal sampai pada siklus IIterjadi peningkatan 34,4persen.
Untuk kompetensi ke-dua yaitu menentukannilai-nilai moral pada cerita rakyatjuga mengalamipeningkatan. Hal ini terlihat menggunakan peningkatan rata-rata nilai berdasarkan 65 padakondisi awal menjadi 76,9 pada siklus I atau menggunakan istilah lainhasil belajar siswa meningkat 11,9. Hasil pembelajaran makin meningkatpada daur II menggunakan peningkatan rata-rata nilai sebagai 88 dengankata lain meningkat lagi 11,1. Sehingga menurut syarat awal sampaipada siklus II terjadi peningkatan 36,lima%.
Peningkatan pula terjadi dalam kompetensike-3yaitu menentukan nilai-nilai sosial dalam cerita masyarakat. Hal initerlihat dengan peningkatan homogen-homogen nilai dari 62 pada syarat awalmenjadi 75,4 dalam siklus I atau dengan kata lain hasil belajar siswameningkat 13,4. Hasil pembelajaran makin meningkat pada daur IIdengan peningkatan homogen-rata nilai menjadi 77,dua menggunakan istilah lainmeningkat lagi 1,8. Sehingga menurut kondisi awal hingga dalam siklus IIterjadi peningkatan 26,9%.
Secara holistik, peningkatan kompetensisiswa kelas XI IPA-2 SMA Negeri dua Boyolali semester 1 tahun pelajaran 2016/2017dalam memilih nilai-nilai keagamaan, moral, dan sosial dalam cerita masyarakat denganmenggunakan media wayang kertasdari syarat awal ke daur I dan ke daur IIsebesar 32,9%.
D.Kendala-Kendala yangDihadapi
Kendala yg dihadapi dalam saatpenerapan pembelajarn dengan menggunakan wayang kertas buat materi pembelajaranmenentukan nilai-nilai pada cerita masyarakat merupakan: (1) belum terbiasanya anak didik pada melakukan menemukan sendiri suatu kosep, sehingga peneliti perlumengefektifkan diskusi murid dan memberikan tambahan penerangan secara klasikaluntuk memperkuat konsep; (dua) aktivitas siswa dalam tahap menyajikan hasildiskusi dan menanggapi hasil diskusi gerombolan lain masih kurang maksimalkarena anak didik belum terbiasa membicarakan gagasan di depan teman-temannya sehinggapeneliti perlu menaruh bimbingan kepada siswa bagaimana mempresentasikanhasil diskusi di depan kelas.
E.Faktor-Faktor Pendukung
Beberapa faktor pendukung sebagai penguat penerapan pembelajarandengan memakai media wayang kertasdi antaranya: (1) sekolah sangat mendukungsetiap program yg dibentuk pengajar buat pengembangan diri, sebagai akibatnya memudahkanguru dalam berbagi sumber daya yang dimiliki secara optimal; (dua)penelitian ini dibantu dan dukung teman sejawat pada mengamati prosespembelajaran menggunakan memakai media wayang dan (tiga) siswayang antusias dalam melaksanaakan pembelajaran menggunakan memakai media wayangkertas sebagai akibatnya pembelajaran dapat berlangsungdengan baik.
BAB III
KESIMPULAN DANREKOMENDASI OPERASIONAL
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telahdiuraikan dalam bab sebelumnya, maka kesimpulan best practice ini merupakan menjadi berikut.
1.Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media wayang kertas padasiklus I dapat terlaksana dengan kategori baik dengan skor rata-rata 81,dua % danmeningkat menjadi sangat baik dengan rata-rata 95 % pada siklus II atau menggunakan katalain semakin tinggi 13,8 %. Dengan demikian pembelajaran dengan menggunakan mediawayang kertas layak digunakan menjadi contoh pembelajaran.
2.Pembelajarandengan menggunakan media wayang kertas mampu meningkatkankompetensi menentukan nilai-nilai dalam cerita. Ini ditunjukan peningkatan, kompetensi menentukannilai keagamaan meningkat 34,4persen kompetensi menentukan nilai moral meningkat 36,5%,dan menentukan nilai sosial meningkat 19,7%. Secara keseluruhan peningkatankompetensi menentukan nilai-nilai dalam cerita rakyat sebesar 26,9%.
B.RekomendasiOperasional
Dari output penelitian pembelajaran denganmenggunakan media wayang kertas pada materi menentukan nilai-nilai pada cerita warga ,penulis menaruh rekomendasi sebagai berikut.
1.Pada pembelajaran dengan memakai media wayang kertas diharapkanmemperhatikan alokasi ketika pada setiap tahapan terutama dalam termin siswaberdiskusi serta menyajikan hasil karena waktu yang diharapkan lebih usang berdasarkan tahapanlainya.
2.Pada tahapan murid berdiskusi buat menentukan nilai-nilai pada ceritarakyat, pengajar hendaknya memberi bimbingan pada murid secara intensif agar siswalebih efektif memanfaatkan ketika.
DAFTARPUSTAKA
Briggs, L. 1970. Principlesof Constructional Design. New York: Holt, Rinehartand Winston.
Depdiknas. 2007. Standar Prosesuntuk Satuan Pendidikan Dasar serta Menengah. Jakarta: Permendiknas No. 41tahun 2007.
Djamarah, S. B. Dan Zain, A. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: RinekaCipta.
Harjanto. 1997. PerencanaanPengajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Schramm, Wilbur. 1977. Asas-asas Komunikasi Antar Manusia. Jakarta: Grasindo.
Yunus, Ahmad, dkk. 1990. Kajian Analisis Hikayat Budistihara. Jakarta: Dapdikbud.
POSTINGAN TERKAIT
BACA BAGIAN AWAL (COVER) BEST PRACTICE DI SINI
BACA CONTOH RISALAH AKADEMIK BABAK FINAL OGN 2016 DI SINI
BACA BAHAN PERSIAPAN LENGKAP OGN (SOAL DAN MATERI) DI SINI
BACA BAGIAN AWAL (COVER) BEST PRACTICE DI SINI
BACA CONTOH RISALAH AKADEMIK BABAK FINAL OGN 2016 DI SINI
BACA BAHAN PERSIAPAN LENGKAP OGN (SOAL DAN MATERI) DI SINI