Golongan Peserta Didik Gerakan Pramuka
Monday, July 1, 2019
Edit
Salam Pramuka!
Peserta didik Gerakan Pramuka merupakan rakyat negara Indonesia yang berusia 7 sampai dengan 25 tahun. Peserta didik Gerakan Pramuka terdiri menurut Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
Berikut merupakan golongan siswa pada pendidikan Gerakan Pramuka:
1. Pramuka Siaga
Pramuka siaga merupakan anggota belia Gerakan Pramuka yang berusia 7 sampai 10 tahun. Pada usia ini mereka mempunyai sifat unik yang sangat beraneka. Pada dasarnya mereka adalah pribadi-langsung yang aktif serta tidak pernah membisu. Sifat unik siaga merupakan kepolosan seorang anak yang belum memahami resiko dan belum bisa diserahi tugas serta tanggungjawab secara penuh. Sifat yang paling menonjol merupakan keingintahuan yg sangat tinggi, bahagia bernyanyi serta menari, agak manja, suka meniru, senang mengadu, serta sangat suka dipuji.
Kehidupan siaga masih berkisar pada seputar keluarga sebagai sentra aktivitasnya. Atas dasar tadi Pramuka siaga dikiaskan sebagai "keluarga senang " dimana masih ada ayah, mak , saudara tertua, serta adik. Wadah pembinaannya dianggap sebagai "perindukan" yang mengkiaskan bahwa siaga masih menginduk pada ayah dan bundanya (keluarganya). Formasi barisan upacaranya berbentuk bulat yg berarti global siaga masih dilindungi dan dibina sepenuhnya oleh pembinanya, sebagai akibatnya boleh dikatakan bahwa norma serta rapikan nilai bagi siaga mencerminkan kepribadian pembinanya.
Perindukan siaga dibagi kedalam kolompok yang dianggap "barung" yang beranggotakan idealnya 6 orang siaga. Pemimpin barung utamanya diklaim "sulung" yang dipilih dari para pemimpin barung sedangkan pembinanya dianggap "Yanda" dan "Bunda". Nama barung diambil berdasarkan nama warna misalnya barung merah, barung biru, dan sebagainya. Kegiatan Pramuka Siaga adalah kegiatan yang menggembirakan, bergerak maju, kekeluargaan, dan berkarakter. Pembina adalah kunci pokok pada latihan atau kegiatannya. Tingkatan kecakapan generik bagi Pramuka siaga yaitu: Siaga Mula, Siaga Bantu, dan Siaga Tata. Pertemuan akbar Siaga dianggap Pesta Siaga, rendezvous ini bersifat kreatif, senang -senang , rekreatif, edukatif serta banyak mobilitas. Pesta siaga dapat berbentuk: bazar siaga, permainan bersama, wisata pendidikan, perkemahan sehari, serta karnaval siaga.
2. Pramuka Penggalang
Pramuka Penggalang adalah peserta didik dalam Gerakan Pramuka yang berusia antara 11 sampai 15 tahun. Golongan usia ini termasuk pada gerombolan remaja dan telah meninggalkan masa kanak-kanak dan sedang menuju ke masa dewasa. Remaja adalah galat satu periode kehidupan yg dimulai menggunakan perubahan biologis pada masa pubertas dan diakhiri menggunakan masuknya seorang kedalam termin kedewasaan. Perubahan fisik merupakan transformasi yg paling kentara dialami remaja.
Secara generik Pramuka Penggalang memiliki syarat jiwa seperti berfikir kritis, emosional, pengaruh gerombolan sebaya sangat bertenaga, memerlukan dukungan orang tua jika mengalami kekecewaan, menyenangi prilaku yang penuh kejutan dan tantangan, permainan gerombolan / tim sangat menarik baginya. Ciri khas prilaku mereka umumnya bahagia bermain serta berlari, senang bergerak serta mencoba-coba, senang mengembara, suka menyanyi, teriak-teriak, bahagia akan sikap heroik, senang bertanya, cepat bosan, selalu ingin hal-hal baru, perhatian terpusat pada teman sebaya.
Nama Penggalang diambil menurut kiasan dasar Gerakan Pramuka yg bersumber dalam usaha bangsa pada meraih kemerdekaan yaitu "masa menggalang persatuan" yang diwujudkan pada ikrar sumpah pemuda. Kelompok mini penggalang disebut regu (gardu loka berjaga) yg beranggotakan 6 hingga 8 orang sedangkan formasi 3 hingga 4 regu dianggap pasukan (pa-suku-an), yang berarti loka suku berkumpul atau satu grup prajurit. Kiasan hidup penggalang adalah menjelajah wilayah baru menggunakan teman sebaya. Nama Regu diambil berdasarkan nama bunga atau tumbuhan buat putri dan nama binatang buat regu putra. Pembinanya dianggap Kakak serta sistem pembinaannya memakai satuan terpisah. Pimpinan regu utamanya disebut Pratama yang dipilih menurut pimpinan-pimpinan regu. Pratama memimpin 1 pasukan yg idealnya terdiri berdasarkan 32 orang.
Formasi upacaranya telah lebih luas dibandingkan pramuka siaga yang berbetuk barisan angkare (barisan berbentuk alfabet U). Simbol barisan ini mengkiaskan bahwa penggalang mulai diperkenankan melihat global luar serta pembina sudah dapat melepaskan anggota penggalangnya pada aplikasi tugas melalui pemimpin-pemimpin regu serta wakilnya yg menjadi tulang punggung regunya. Kegiatan Pramuka Penggalang berupa hiking, climbing, mountainering, pionering, camping, bakti masyarakat, gladian pimpinan regu, lomba taraf, kemah bakti penggalang, jambore.
3. Pramuka Penegak
Pramuka Penegak adalah anggota belia Gerakan Pramuka yg berusia 16 sampai 20 tahun. Pembinaan golongan penegak merupakan tahapan pelatihan sesudah pramuka penggalang. Apabila penggalang dikiaskan menjadi masa pemuda menggalang persatuan bangsa maka Penegak dikiaskan menjadi masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa yang ditandai berdasarkan peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dalam 17 Agustus 1945. Secara umum usia masa penegak dianggap masa sosial atau masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yg kuat, suka berdebat, kemauannya bertenaga, relatif sulit mencegah kemauannya apabila tidak melalui pencerahan rasionalnya, terdapat kecenderungan militan, dan sudah mengenal cinta menggunakan lain jenis.
Satuan terkecil pada Pramuka Penegak disebut "Sangga" yang terdiri menurut 4 sampai 8 orang. Sangga berarti gubug atau rumah mini tempat penggarap sawah. Nama sangga disusun sinkron kiasan dasar yakni sangga perintis, sangga penegas, sangga pencoba, sangga pendobrak, sangga pelaksana. Nama sangga diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota sangga. Gabungan sangga diklaim Ambalan yang idealnya terdiri dari 12 sampai 32 Pramuka Penegak atau tiga samapi 4 sangga. Kata ambalan diambil menurut bahasa Jawa "ambal-ambalan" yaitu kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga diklaim sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Nama Ambalan diambil dari nama tokoh Pahlwan atau tokoh kerajaan dalam pewayangan atau legenda. Ambalan dipimpin oleh seseorang ketua yang diklaim Pradana yg dipilih melalui musyawarah. Proses pembentukan jiwa serta mental dunia kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yg dibaca serta dihayati pada setiap upacara penutupan latihan dan melalui renungan jiwa sebagai sarana intropeksi diri seseorang penegak.
Bentuk barisan upacara Penegak berupa barisan yg terbuka yakni bersaf satu lurus yang mengkiaskan bahwa Penegak telah dibebaskan melihat global luar. Kepenegakan berarti latihan ke arah kemandirian serta tidak menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri menggunakan menambah kecakapan menjadi bekal darma yg berguna bagi rakyat, memilih cara hayati menggunakan berpedoman pada Trisatya dan Dasadarma. Bentuk kegiatan kepenegakan meliputi: bersinar-sinar diri, bina satuan, dan bina rakyat. Hubungan pembina dan anggota sangga atau pramuka penegak adalah interaksi abang serta adik. Sistem pembinaan pun menggunakan sistem satuan terpisah. Untuk menambah kecakapan, Pramuka Penegak bisa bergabung dengan Satuan Karya (SAKA) yg ada.
4. Pramuka Pandega
Pramuka Pandega merupakan anggota belia Gerakan Pramuka yang berusia 21 sampai 25 tahun, yang juga diklaim menjadi Senior Rover. Masa ini merupakan masa pembentukan kemandirian, masa mempersiapkan diri buat berkarir, dan membentuk idiologi pribadi yang di dalamnya juga mencakup penerimaan terhadap nilai dan sistem etik. Pada masa ini juga kemampuan kognitifnya terus bertambah yang menunjuk pada peningkatan potensi, donia sosialnya meningkat serta sifat agresifnya mulai menurun, pertimbangan rasionalnya semakin tajam, mempunyai sifat yang kreatif, senang berkarya serta selalu ingin menampakan eksistensinya.
Tempat berkumpulnya Pramuka Pandega dianggap "Racana" yg berarti penyangga tiang bangunan (umpak: bahasa jawa). Secara simbolis Racana Pandega dikiaskan menjadi dasar penyanggah yang mempersiapkan penemuan baru, kekuatan cinta tanah air, pemimpin dan kepemimpinan warga . Nama racana umumnya memakai nama Pahlawan, nama jenis senjata, nama kerajaan yg memiliki makna pujian bagi semua anggota racana. Racana dipimpin oleh seorang kepala racana yang dipilih pada musyawarah anggota racana. Racana Pandega idealnya terdiri atas 10 samapi 30 pramuka pandega, serta pada melaksanakan tugasnya bisa menciptakan sanggak kerja yg bersifat sementara sesuai dengan tugas yg dilaksanakannya.
Kewajiban primer seorang Pramuka Pandega merupakan membina diri sendiri agar dapat mandiri, tidak sebagai beban orang lain, bisa melakukan pekerjaan yang merupakan bisnis mempersiapkan diri dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, untk bisa berbakti. Bakti Pandega dalam satuan Pramuka adalah menjadi pelatih keterampilan, membantu pembina pada latihan siaga, penggalang, atau penegak. Bakti pandega pada rakyat misalnya memberikan penyuluhan, menyelenggarakan lomba kebersihan, aktivitas gotong royong, membantu usaha sosial, membangun kelompok olah raga/ kesenian dan sebagainya yg berguna bagi masyarakat.
Demikian sekilas mengenai golongan peserta didik dalam Gerakan Pramuka, semoga berguna.
Secara generik Pramuka Penggalang memiliki syarat jiwa seperti berfikir kritis, emosional, pengaruh gerombolan sebaya sangat bertenaga, memerlukan dukungan orang tua jika mengalami kekecewaan, menyenangi prilaku yang penuh kejutan dan tantangan, permainan gerombolan / tim sangat menarik baginya. Ciri khas prilaku mereka umumnya bahagia bermain serta berlari, senang bergerak serta mencoba-coba, senang mengembara, suka menyanyi, teriak-teriak, bahagia akan sikap heroik, senang bertanya, cepat bosan, selalu ingin hal-hal baru, perhatian terpusat pada teman sebaya.
Nama Penggalang diambil menurut kiasan dasar Gerakan Pramuka yg bersumber dalam usaha bangsa pada meraih kemerdekaan yaitu "masa menggalang persatuan" yang diwujudkan pada ikrar sumpah pemuda. Kelompok mini penggalang disebut regu (gardu loka berjaga) yg beranggotakan 6 hingga 8 orang sedangkan formasi 3 hingga 4 regu dianggap pasukan (pa-suku-an), yang berarti loka suku berkumpul atau satu grup prajurit. Kiasan hidup penggalang adalah menjelajah wilayah baru menggunakan teman sebaya. Nama Regu diambil berdasarkan nama bunga atau tumbuhan buat putri dan nama binatang buat regu putra. Pembinanya dianggap Kakak serta sistem pembinaannya memakai satuan terpisah. Pimpinan regu utamanya disebut Pratama yang dipilih menurut pimpinan-pimpinan regu. Pratama memimpin 1 pasukan yg idealnya terdiri berdasarkan 32 orang.
Formasi upacaranya telah lebih luas dibandingkan pramuka siaga yang berbetuk barisan angkare (barisan berbentuk alfabet U). Simbol barisan ini mengkiaskan bahwa penggalang mulai diperkenankan melihat global luar serta pembina sudah dapat melepaskan anggota penggalangnya pada aplikasi tugas melalui pemimpin-pemimpin regu serta wakilnya yg menjadi tulang punggung regunya. Kegiatan Pramuka Penggalang berupa hiking, climbing, mountainering, pionering, camping, bakti masyarakat, gladian pimpinan regu, lomba taraf, kemah bakti penggalang, jambore.
3. Pramuka Penegak
Pramuka Penegak adalah anggota belia Gerakan Pramuka yg berusia 16 sampai 20 tahun. Pembinaan golongan penegak merupakan tahapan pelatihan sesudah pramuka penggalang. Apabila penggalang dikiaskan menjadi masa pemuda menggalang persatuan bangsa maka Penegak dikiaskan menjadi masa pemuda menegakkan kemerdekaan bangsa yang ditandai berdasarkan peristiwa proklamasi kemerdekaan RI dalam 17 Agustus 1945. Secara umum usia masa penegak dianggap masa sosial atau masa remaja awal yaitu masa pencarian jati diri, memiliki semangat yg kuat, suka berdebat, kemauannya bertenaga, relatif sulit mencegah kemauannya apabila tidak melalui pencerahan rasionalnya, terdapat kecenderungan militan, dan sudah mengenal cinta menggunakan lain jenis.
Satuan terkecil pada Pramuka Penegak disebut "Sangga" yang terdiri menurut 4 sampai 8 orang. Sangga berarti gubug atau rumah mini tempat penggarap sawah. Nama sangga disusun sinkron kiasan dasar yakni sangga perintis, sangga penegas, sangga pencoba, sangga pendobrak, sangga pelaksana. Nama sangga diambil dari cerminan sifat-sifat baik yang menonjol yang akan ditiru oleh anggota sangga. Gabungan sangga diklaim Ambalan yang idealnya terdiri dari 12 sampai 32 Pramuka Penegak atau tiga samapi 4 sangga. Kata ambalan diambil menurut bahasa Jawa "ambal-ambalan" yaitu kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga diklaim sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. Nama Ambalan diambil dari nama tokoh Pahlwan atau tokoh kerajaan dalam pewayangan atau legenda. Ambalan dipimpin oleh seseorang ketua yang diklaim Pradana yg dipilih melalui musyawarah. Proses pembentukan jiwa serta mental dunia kepenegakan dilakukan melalui Sandi Ambalan yg dibaca serta dihayati pada setiap upacara penutupan latihan dan melalui renungan jiwa sebagai sarana intropeksi diri seseorang penegak.
Bentuk barisan upacara Penegak berupa barisan yg terbuka yakni bersaf satu lurus yang mengkiaskan bahwa Penegak telah dibebaskan melihat global luar. Kepenegakan berarti latihan ke arah kemandirian serta tidak menjadi beban orang lain, persaudaraan bakti, mendidik diri sendiri menggunakan menambah kecakapan menjadi bekal darma yg berguna bagi rakyat, memilih cara hayati menggunakan berpedoman pada Trisatya dan Dasadarma. Bentuk kegiatan kepenegakan meliputi: bersinar-sinar diri, bina satuan, dan bina rakyat. Hubungan pembina dan anggota sangga atau pramuka penegak adalah interaksi abang serta adik. Sistem pembinaan pun menggunakan sistem satuan terpisah. Untuk menambah kecakapan, Pramuka Penegak bisa bergabung dengan Satuan Karya (SAKA) yg ada.
4. Pramuka Pandega
Pramuka Pandega merupakan anggota belia Gerakan Pramuka yang berusia 21 sampai 25 tahun, yang juga diklaim menjadi Senior Rover. Masa ini merupakan masa pembentukan kemandirian, masa mempersiapkan diri buat berkarir, dan membentuk idiologi pribadi yang di dalamnya juga mencakup penerimaan terhadap nilai dan sistem etik. Pada masa ini juga kemampuan kognitifnya terus bertambah yang menunjuk pada peningkatan potensi, donia sosialnya meningkat serta sifat agresifnya mulai menurun, pertimbangan rasionalnya semakin tajam, mempunyai sifat yang kreatif, senang berkarya serta selalu ingin menampakan eksistensinya.
Tempat berkumpulnya Pramuka Pandega dianggap "Racana" yg berarti penyangga tiang bangunan (umpak: bahasa jawa). Secara simbolis Racana Pandega dikiaskan menjadi dasar penyanggah yang mempersiapkan penemuan baru, kekuatan cinta tanah air, pemimpin dan kepemimpinan warga . Nama racana umumnya memakai nama Pahlawan, nama jenis senjata, nama kerajaan yg memiliki makna pujian bagi semua anggota racana. Racana dipimpin oleh seorang kepala racana yang dipilih pada musyawarah anggota racana. Racana Pandega idealnya terdiri atas 10 samapi 30 pramuka pandega, serta pada melaksanakan tugasnya bisa menciptakan sanggak kerja yg bersifat sementara sesuai dengan tugas yg dilaksanakannya.
Kewajiban primer seorang Pramuka Pandega merupakan membina diri sendiri agar dapat mandiri, tidak sebagai beban orang lain, bisa melakukan pekerjaan yang merupakan bisnis mempersiapkan diri dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, untk bisa berbakti. Bakti Pandega dalam satuan Pramuka adalah menjadi pelatih keterampilan, membantu pembina pada latihan siaga, penggalang, atau penegak. Bakti pandega pada rakyat misalnya memberikan penyuluhan, menyelenggarakan lomba kebersihan, aktivitas gotong royong, membantu usaha sosial, membangun kelompok olah raga/ kesenian dan sebagainya yg berguna bagi masyarakat.
Demikian sekilas mengenai golongan peserta didik dalam Gerakan Pramuka, semoga berguna.
Salam Damai!