Pramuka Antara ada dan tiada


Gerakan Pramuka sudah memasuki usia yang 50 tahun sejak berdirinya pada tahun 1961. Usia 50 tahun apabila seseorang insan adalah usia yg sudah cukup matang pada kehidupan, usia yang telah merasakan asam garamnya kehidupan serta yang niscaya poly pengetahuan dan pengalaman hayati serta bijaksana dalam bertindak.


Jika difilosofikan usia 50 tahun merupakan masa-masa bijaksana dimana selalu berusaha mengerti lebih dahulu baru dimengerti. Apabila dikaitkan menggunakan syarat Gerakan Pramuka saat ini, poly ketidak sesuaian di segala sudut pandang. Disadari atau tidak ini adalah impak dari pola pelatihan selama ini.


Pramuka Penegak serta Pramuka Pandega adalah calon-calon penerus yang dibina pada Gerakan Pramuka yang seharusnya mempunyai peranan krusial dalam organisasi ini. Tapi kenyataannya, sedikit sekali porsi yang diberikan buat berperan dalam gerak orgnisasi yang notabennya adalah organisasi pendidikan kaum belia. Hal ini berdampak pada kegiatan-aktivitas yang dilakukan sang para penegak serta pandega. Sedikit sekali yang menyebabkan manfaat konkret bagi Pramuka Penegak serta Pandega dan warga . Karena kurangnya aktualisasi diri berdasarkan para Penegak dan Pandega itu sendiri, ini adalah tanda berdasarkan Pramuka Penegak dan Pandega hanya diperbantukan saja. Apalagi pada wadah pelatihan yg ada, para Pramuka Penegak serta Pandega hanya berfungsi menjadi pelengkap saja bukan merupakan bagian terpenting dari wadah tersebut.


Sejak diberlakukannya AD/ART Gerakan Pramuka tahun 2005, memang sudah terlihat porsi buat berperan yg diberikan kepada para Penegak Pandega tetapi hal ini belum dibarengi dengan pembinaan yang seimbang dan arahan yg efektif.




Saya yakin para Penegak saat ini masih belum tahu maksud dari Penegak itu sendiri berada. Karena masih melekatnya tradisi usang yang terus digunakan turun temurun dalam training Pramuka Penegak serta Pandega sekarang. Sehingga mengakibatkan efek yang sangat berpengaruh sekali terutama pada masyarakat. Pramuka Penegak dan Pandega ketika ini cenderung mengeksklusifkan diri dari pergaulan masyarakat serta kegiatannya pun belum sepenuhnya berguna nyata bagi masyarakat. Dan ini mengesankan bahwa Pramuka Penegak dan Pandega itu ada kegiatannya namun tiada manfaatnya secara konkrit baik terhadap Penegak Pandega itu sendiri maupun rakyat.


Hal tersebut menyebabkan keprihatian yg serius karena jika terus berlanjut maka Pramuka Penegak Pandega yg dibutuhkan bisa meneruskan asa usaha bangsa yg membawa bangsa ini menuju kemerdekaan yg sebenarnya hanyalah imajinasi belaka.


Maka menurut itu, kita menjadi Pramuka Penegak dan Pandega wajib memahami fungsi serta tugas kita menjadi Pramuka Penegak serta Pandega. Dengan tahu fungsi serta tugas kita bisa melaksanakan segala aktivitas dengan terarah serta berguna nyata.


Dari segi kuantitas pun Pramuka Penegak serta Pandega mengalami kesamaan menurun setiap tahunnya, karena aktivitas-kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega semakin tiada kegiatannya yg berarti, kalaupun terdapat hanya sebatas ‘yg krusial terdapat’ aktivitas. Sehingga tidak mempunyai semangat buat memotivasi para Pramuka Penegak dan Pandega.


Coba sekarang hitung jumlah anggota Pramuka Penegak yang terdapat pada sekolah masing-masing, paling poly nir lebih menurut 20 orang saja serta yg aktif pun bisa dihitung menggunakan jari. Kalau pun terdapat banyak sifatnya terpaksa ikut karen diwajibkan atau jumlah holistik berdasarkan kelas 1 hingga menggunakan kelas tiga. Nah, ini merupakan indikator dari kurang efektif serta bermanfaatnya kegiatan Pramuka Penegak yg masih menggunakan pola ‘usang’ yang diwariskan turun temurun. Belum lagi bila kita kaji materi-materi pembinaan yang ada ketika ini, semuanya telah nir sesuai lagi menggunakan syarat jaman kini atau nir ‘up to date’. Maka jangan heran bila kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega saat ini nir ‘ngetrend’ lagi bagi anak muda.


Apalagi kegiatan Kepramukaan di perguruan tinggi, jika tidak terdapat penemuan kegiatan maka nir akan terdapat aktivitas kepramukaan diperguruan tinggi.




Lalu apa yang harus kita lakukan menjadi Pramuka Penegak dan Pandega ?


Anda sendiri yang dapat menjawabnya. Saya akan berikan pilihan, ‘INOVASI atau MATI’. Jadi tidak salahkan, apabila saya memberi judul di atas Pramuka Penegak dan Pandega “Antara terdapat serta tiada” . (terinspirasi berdasarkan sebuah judul lagu)


Jika memang nir ingin disebut demikian maka harus ada tindakan konkret menurut kita selaku Pramuka Penegak dan Pandega. Jangan hanya bicara saja, perencanaan penting tetapi jauh lebih krusial menindak lanjuti rencana tersebut menjadi sebuah tindakan nyata dan bermanfaat. Saya jadi teringat sebuah iklan di televisi yg menggugah kesadaran saya, bahwa pemikiran, keinginan dan harapan tidak akan terwujud tanpa diawali menggunakan sebuah tindakan mini yg dilakukan terus menerus. Dan hal ini membutuhkan keberanian melawan rasa takut yg terdapat pada diri kita sendiri.




Meminjam kata iklan tersebut, saya mencoba menggugah pencerahan kita semua sebagai Pramuka Penegak serta Pandega buat berbuat konkret bagi kehidupan kita yang tentunya berguna nyata bagi semuanya. Tujuanmu adalah masa depanmu. Meminjam istilah ulama kondang mulai menurut hal yg kecil, mulai menurut diri sendiri serta mulai saat ini juga.


Mari kita berikan yg terbaik semampu kita sebagai Pramuka Penegak serta Pandega, jika bukan kita, siapa lagi yg mau merubahnya ?

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel