SEJARAH KOTA PADANG SUMBAR

Kota Padang adalah salah satu Kota tertua di pantai barat Sumatera di Lautan Hindia.Kota Padang salah satu kota sekaligus merupakan ibu kota Provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Kota ini adalah sentra perekonomian, pendidikan, kesehatan serta pelabuhan pada Sumatera Barat.

Sejarah berdirinya Kota Padang

Terdapat dua butir versi mengenai sejarah berdirinya kota Padang, yaitu: versi Tambo dan versi Hofman seorang opperkoopman di Padang pada tahun 1710 dan juga pengarang mengenai adat dan sejarah Minangkabau (terutama adat matrilineal). Opperkoopman sebutan pada wakil Belanda untuk suatu daerah yang belum ditaklukkan Belanda. Kota Padang belum ditaklukkan saat itu sedangkan untuk daerah jajahan Belanda seperti Ambon, Banda, Ternate dan Jawa penguasanya dinamakan Gubernur.

Kota Padang menurut Hofman, dinamakan Padang karena dulu adalah lapangan akbar serta luas yg dilingkupi sang pegunungan tinggi.

Pada awalnya tempat bermukim para penangkap ikan, pedagang serta petani garam yang dikepalai sang seseorang makhudun. Orang kedua yang sebagai ketua merupakan dari golongan kepercayaan menurut Passai yg bergelar Sangguno Dirajo.

Suatu saat terjadi peperangan antara orang padang menggunakan orang pegunungan dari XIII-Koto karena terbunuhnya Serpajaya sang anak butir makhudun yg bernama Campang Cina. Dalam serbuannya yang pertama orang-orang menurut XIII-Koto bisa dikalahkan dengan korban sebesar 30 orang.

Karena takut akan agresi akbar berikutnya, orang Padang mengirim utusan buat berdamai yang bernama Datuk Bandaro Pagagar beserta wakil warga kota Padang. Ganti rugi yang diminta orang XIII-Koto adalah emas. Orang Padang keberatan dengan ganti rugi ini karena terlalu mahal serta mereka kebanyakan merupakan nelayan.

Oleh karena itu ditawarkan separuh kota Padang dan bersumpah setia untuk tunduk pada XIII-Koto, semenjak saat itu orang XIII-Koto memiliki hak yang sama menggunakan orang Padang serta mendapat 4 menurut 8 kursi penghulu di kota Padang.

Menurut versi Tambo, jauh sebelum orang pegunungan mendiami kota Padang kini , wilayah itu adalah hutan lebat yang masih didiami sang manusia liar (urang rupit dan urang tirau).

Orang pertama yg turun ke Padang adalah menurut Kubuang Tigo Baleh (Solok) yg dipimpin oleh Maharajo Besar suku Caniago Mandaliko dan memilih tinggal pada Binuang dan kemudian menyebar diantara Muaro hingga Ikua Anduriang (Pauh IX).

Kelompok kedua yg tiba merupakan orang dari Siamek Baleh (antara Singkarak serta Solok) serta disusul menggunakan orang dari Kurai Banuampu (Agam). Mereka menetap dibagian timur daerah Maharajo Besar.

Diantara pemimpin yang baru datang ini adalah Datuk Paduko Amat dari suku Caniago Simagek, Datuk Saripado Marajo dari suku Caniago Mandaliko, Datuk Sangguno Dirajo dari suku Koto beserta saudaranya Datuk Patih Karsani. Konon Datuk Patih Karsani ditempat yang baru banyak mendapat benda berharga seperti porselen, pisau, meriam kecil dan sebuah pedang (padang). Maka menurut yang mempunyai cerita dinamakanlah kota itu Kota Padang.

Referensi :
//www.padang.go.id/v2/content/view/lima/6/
//pelaminanminang.com/sejarah-minangkabau/kota-padang-kota-metropolis-terbesar-pada-nusantara-pada-abad-18.html#berdiri

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel