SEJARAH MAKANAN TINUTUAN/BUBUR MANADO
Sunday, November 20, 2011
Edit
Tinutuan atau Bubur Manado merupakan kuliner spesial Indonesia berdasarkan Manado,Sulawesi Utara. Ada pula yg berkata tinutuan adalah kuliner spesial Minahasa,Sulawesi Utara. Tinutuan adalah adonan berbagai macam sayuran, nir mengandung daging, sebagai akibatnya kuliner ini mampu sebagai makanan pergaulan antar gerombolan masyarakat di Manado. Tinutuan umumnya tersaji buat sarapan pagi beserta banyak sekali pelengkap hidangannya.
Sejarah
Kata tinutuan nir diketahui asalnya. Sejak kapan tinutuan sebagai kuliner khas kota Manado nir diketahui dengan jelas. Ada yg mengatakan tinutuan mulai ramai diperdagangkan di beberapa loka pada sudut kota Manado dari tahun 1970. Ada jua yg mengungkapkan dari tahun 1981.
Tinutuan digunakan menjadi motto Kota Manado sejak kepemimpinan walikota Jimmy Rimba Rogi serta wakil walikota Abdi Wijaya Buchari periode 2005-2010, menggantikan motto Kota Manado sebelumnya yaitu Berhikmat.
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata setempat dalam tahun 2004 (terdapat pula yang mengatakan pada pertengahan tahun 2005) berakibat kawasan Wakeke, Kecamatan Wenang, Kota Manado menjadi lokasi wisata kuliner khas Tinutuan.
Berdasarkan cerita dari ekspresi ke verbal atau sanggup pula dianggap cerita imbasan jempol, saya sempat mendengar bagaimana sejarah terciptanya bubur manado (tinutuan).
Dari cerita orang-orang tua, pada jaman penjajahan belanda, syarat ekonomi penduduk sangat rendah, sehingga mereka kesulitan buat memenuhi kebutuhan pangan famili.
Akhirnya menggunakan pertimbangan ekonomi dan sedikit tambahan unsur kreatifitas, penduduk dalam jaman itu akhirnya mulai memanfaatkan bahan makanan yang sanggup mereka peroleh di pekarangan rumah atau pada kebun, seperti labu, ubi, daun pepaya, kangkung, jagung, gedi serta menggunakan mencampurnya bersama sedikit nasi, mereka memasak semua bahan kuliner itu secara bersamaan. Dan terciptalah bubur manado atau yg kita kenal menggunakan tinutuan, yg isinya beraneka ragam sayur dan bubur.
Lepas berdasarkan benar tidaknya cerita berdasarkan mulut ke ekspresi ini, satu hal yg saya pikir berguna adalah betapa mudahnya kita membuat sebuah masakan sehat yg sederhana namun penuh gizi.
Bahan Tinutuan/Bubur Manado
Bahan pembuatan tinutuan sederhana. Tinutuan adalah adonan berbagai macam sayuran yaitu labu kuning yang pula dianggap sambiki, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gedi,jagung,kemangi.
Penyajian
Tinutuan ini umumnya tersaji buat sarapan pagi. Tinutuan dapat disajikan menggunakan ikan asin serta banyak sekali macam pelengkap sajian seperti yang terlihat dalam gambar.
Penyajian di Manado
Tinutuan, di Manado, tersaji menggunakan perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, perkedel jagung. Tinutuan pula sanggup disajikan dicampur menggunakan mie atau dengan sup kacang merah yg dianggap brenebon.
Tinutuan yg disajikan bersama mie dianggap midal, dimana akhiran dal tadi dari berdasarkan kata pedaal yakni nama lain buat tinutuan spesifik di daerah Minahasa Selatan yang adalah daerah subetnis Tountemboan di Minahasa.
Tinutuan pula dapat dicampur dengan sup kacang merah yang diklaim brenebon. Tinutuan yang dicampur menggunakan brenebon ini kadang jua ditambahkan tetelan sapi, yang syahdan dipercaya orang yang memakannya dapat menarik "roda" (gerobak). Pada komunitas Kristen pada Manado, tinutuan yg dicampur dengan brenebon ini dapat jua disajikan khusus yaitu menggunakan ditambahkan kaki babi, umumnya pada program khusus seperti program tumpah makan yaitu dalam hari pengucapan syukur pada Manado.
Referensi:
//wisata.kompasiana.com/masakan/2011/06/23/sejarah-terciptanya-tinutuan-bubur-manado/
//pakboed2.wordpress.com/2011/06/08/bubur-manado-tak-semanis-bibir-orangnya/
//www.facebook.com/topic.php?Uid=108340956201&topic=17677
Sejarah
Kata tinutuan nir diketahui asalnya. Sejak kapan tinutuan sebagai kuliner khas kota Manado nir diketahui dengan jelas. Ada yg mengatakan tinutuan mulai ramai diperdagangkan di beberapa loka pada sudut kota Manado dari tahun 1970. Ada jua yg mengungkapkan dari tahun 1981.
Tinutuan digunakan menjadi motto Kota Manado sejak kepemimpinan walikota Jimmy Rimba Rogi serta wakil walikota Abdi Wijaya Buchari periode 2005-2010, menggantikan motto Kota Manado sebelumnya yaitu Berhikmat.
Pemerintah Kota Manado melalui Dinas Pariwisata setempat dalam tahun 2004 (terdapat pula yang mengatakan pada pertengahan tahun 2005) berakibat kawasan Wakeke, Kecamatan Wenang, Kota Manado menjadi lokasi wisata kuliner khas Tinutuan.
Berdasarkan cerita dari ekspresi ke verbal atau sanggup pula dianggap cerita imbasan jempol, saya sempat mendengar bagaimana sejarah terciptanya bubur manado (tinutuan).
Dari cerita orang-orang tua, pada jaman penjajahan belanda, syarat ekonomi penduduk sangat rendah, sehingga mereka kesulitan buat memenuhi kebutuhan pangan famili.
Akhirnya menggunakan pertimbangan ekonomi dan sedikit tambahan unsur kreatifitas, penduduk dalam jaman itu akhirnya mulai memanfaatkan bahan makanan yang sanggup mereka peroleh di pekarangan rumah atau pada kebun, seperti labu, ubi, daun pepaya, kangkung, jagung, gedi serta menggunakan mencampurnya bersama sedikit nasi, mereka memasak semua bahan kuliner itu secara bersamaan. Dan terciptalah bubur manado atau yg kita kenal menggunakan tinutuan, yg isinya beraneka ragam sayur dan bubur.
Lepas berdasarkan benar tidaknya cerita berdasarkan mulut ke ekspresi ini, satu hal yg saya pikir berguna adalah betapa mudahnya kita membuat sebuah masakan sehat yg sederhana namun penuh gizi.
Bahan Tinutuan/Bubur Manado
Bahan pembuatan tinutuan sederhana. Tinutuan adalah adonan berbagai macam sayuran yaitu labu kuning yang pula dianggap sambiki, beras, singkong, bayam, kangkung, daun gedi,jagung,kemangi.
Penyajian
Tinutuan ini umumnya tersaji buat sarapan pagi. Tinutuan dapat disajikan menggunakan ikan asin serta banyak sekali macam pelengkap sajian seperti yang terlihat dalam gambar.
Penyajian di Manado
Tinutuan, di Manado, tersaji menggunakan perkedel nike, sambal roa (rica roa, dabu-dabu roa), ikan cakalang fufu atau tuna asap, perkedel jagung. Tinutuan pula sanggup disajikan dicampur menggunakan mie atau dengan sup kacang merah yg dianggap brenebon.
Tinutuan yg disajikan bersama mie dianggap midal, dimana akhiran dal tadi dari berdasarkan kata pedaal yakni nama lain buat tinutuan spesifik di daerah Minahasa Selatan yang adalah daerah subetnis Tountemboan di Minahasa.
Tinutuan pula dapat dicampur dengan sup kacang merah yang diklaim brenebon. Tinutuan yang dicampur menggunakan brenebon ini kadang jua ditambahkan tetelan sapi, yang syahdan dipercaya orang yang memakannya dapat menarik "roda" (gerobak). Pada komunitas Kristen pada Manado, tinutuan yg dicampur dengan brenebon ini dapat jua disajikan khusus yaitu menggunakan ditambahkan kaki babi, umumnya pada program khusus seperti program tumpah makan yaitu dalam hari pengucapan syukur pada Manado.
Referensi:
//wisata.kompasiana.com/masakan/2011/06/23/sejarah-terciptanya-tinutuan-bubur-manado/
//pakboed2.wordpress.com/2011/06/08/bubur-manado-tak-semanis-bibir-orangnya/
//www.facebook.com/topic.php?Uid=108340956201&topic=17677