SEJARAH AWAL ADANYA GENG MOTOR DI INDONESIA
Sunday, October 7, 2012
Edit
Sejarah Awal Adanya Geng Motor pada Indonesia - Akhir-akhir ini kasus kejahatan geng sepeda motor sangatlah meresahkan masyarakat yg terdapat pada indonesia. Disini belajar pramuka bukan membahas mengenai kebrutalan anak-anak geng sepeda motor yg ada pada indonesia, melainkan membahas kapan adanya geng sepeda motor masuk ke indonesia.
Tahu tidak, Geng Sepeda Motor sudah ada pada Jakarta sejak tahun 1915. Kala itu namanya Motorfietsrijders te Batavia. Tidak kalah menggunakan Geng Motor Amerika Serikat yang telah terkenal itu.
Menurut catatan Koninlijk Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde (KITLV), sepeda motor masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang berkebangsaan Inggris, John C. Potter dalam tahun 1893.
Sehari-hari J.C. Potter bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca: Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.
J.C. Potter jua dikenal sebagai penjual mobil yg mendapat agama Sunan Solo buat mengurusi pengiriman mobil pertamanya dari Eropa.
Dalam kitab “Krèta Sètan (de duivelswagen)” dikisahkan bagaimana John C. Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, pada Muenchen, Jerman.
Sepeda motor itu tiba dalam tahun 1893, satu tahun sebelum kendaraan beroda empat pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba pada Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter menjadi orang pertama pada Indonesia yg memakai kendaraan bermotor. Selain itu, terdapat hal yang menarik bila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tadi.
Untuk diketahui, sepeda motor pertama di dunia (Reitwagen) lahir di Jerman pada 1885 oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach namun belum dijual buat generik. Tahun 1893, sepeda motor pertama yg dijual buat generik dibentuk oleh pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller pada Muenchen, Jerman. Sepeda motor ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1895 saat seorang pemain sirkus berasal Perancis membawanya ke New York.
Jadi, meski yg membawanya bukan orang pribumi Indonesia, namun sebuah hal yang luar biasa waktu sepeda motor komersial pertama pada global ternyata pribadi dikirim ke Indonesia dalam tahun pertama pembuatannya. Terlebih lagi, baru dua tahun lalu sepeda motor komersial pertama tersebut masuk Amerika Serikat. Jadi, sepeda motor yg pertama kali masuk Indonesia adalah sepeda motor pertama pada global juga.
Sepeda motor ini nir menggunakan rantai dan roda belakang digerakkan pribadi sang kruk as (crankshaft).
Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial pertama pada dunia ini telah mengusung teknologi yg sampai saat ini masih dipakai diantaranya adalah twin-silinder horizontal, 4 valve, berpendingin air, serta berkapasitas mesin akbar yaitu 1.500 cc menggunakan bahan bakar bensin atau nafta.
1902 Sepeda motor Minerva milik J. Blackstone di Poerbolinggo Karesidenan Banjoemas. Istrinya duduk pada wagon belakang. 336x2466 Geng Motor Indonesia Sudah Ada Sejak Jaman Belanda
Namun, meski bermesin akbar namun tenaga kuda yg didapatkan hanya dua,5HP saja pada 240rpm. Selain itu, sepeda motor ini belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum memakai aki (accu), belum memakai koil, serta belum memakai kabel listrik. Diperlukan ketika kurang lebih 20 menit buat menghidupkan serta mestabilkan mesinnya.
Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan rusak di garasi pada kediaman John C Potter. Sepeda motor itu teronggok selama 40 tahun pada pojokan garasi pada keadaan tidak terawat dan berkarat. Atas bantuan montir-montir marinir pada Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan pada kantor redaksi mingguan De Motor.
Sepeda motor kuno itu diboyong ke Museum Lalu Lintas (Museum Polisi) pada Surabaya yg lalu dalam tahun 1934 disumbangkan ke Museum Negeri Mpu Tantular di Sidoarjo menggunakan nomer inventaris 10.81 kategori IPTEK namun menaruh deskripsi yg tidak sama, yaitu menjadi sepeda motor uap brand Daimler.
Pada 1899, di negeri ini pula telah hadir sepeda motor listrik beroda 3 yang menggunakan energi baterai, yg bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda 3 itu juga dipakai buat menarik wagon penumpang.
Sepeda motor De Dion Bouton cukup populer pada masanya.sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yg jua digunakan buat menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva protesis Belgia. Mesin Minerva saat itu pula dipesan dan dipakai pada brand motor lain sebelum mampu menciptakan mesin sendiri, diantaranya merupakan Ariel Motorcycles di Inggris.
Berbagai merek sepeda motor dijual pada negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton.
Merek-merek sepeda motor yg hadir pada negeri ini dapat dipandang berdasarkan iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat informasi pada kurun waktu berdasarkan tahun 1916 – 1926.
R.S Stockvis & Zonnen Ltd merupakan keliru satu perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil (juga mengurus pesanan mobil-kendaraan beroda empat Eropa maupun Amerika).
Pada 1906, Administratur Bantool (Bantul) di Yogyakarta jua terlihat memiliki sepeda motor dan beberapa buah kendaraan beroda empat. Pada masa itu, memang hanya orang Belanda serta Inggris dan disusul pribumi ningrat yg memiliki kemampuan membeli sepeda motor pada masa-masa awal.
Seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan beroda empat, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yg anggotanya adalah pengusaha perkebunan serta petinggi pabrik gula.
REFERENSI:
//wong168.wordpress.com/2012/04/23/sejarah-geng-motor-indonesia/
Tahu tidak, Geng Sepeda Motor sudah ada pada Jakarta sejak tahun 1915. Kala itu namanya Motorfietsrijders te Batavia. Tidak kalah menggunakan Geng Motor Amerika Serikat yang telah terkenal itu.
Menurut catatan Koninlijk Instituut voor Taal, Land en Volkenkunde (KITLV), sepeda motor masuk ke Indonesia pertama kali dibawa oleh seorang berkebangsaan Inggris, John C. Potter dalam tahun 1893.
Sehari-hari J.C. Potter bekerja sebagai Masinis Pertama di pabrik gula Oemboel (baca: Umbul) Probolinggo, Jawa Timur.
Dalam kitab “Krèta Sètan (de duivelswagen)” dikisahkan bagaimana John C. Potter memesan sendiri sepeda motor itu ke pabriknya, Hildebrand und Wolfmüller, pada Muenchen, Jerman.
Sepeda motor itu tiba dalam tahun 1893, satu tahun sebelum kendaraan beroda empat pertama milik Sunan Solo (merk Benz tipe Carl Benz) tiba pada Indonesia. Hal itu menjadikan J.C. Potter menjadi orang pertama pada Indonesia yg memakai kendaraan bermotor. Selain itu, terdapat hal yang menarik bila kita mengamati tahun kedatangan sepeda motor tadi.
Untuk diketahui, sepeda motor pertama di dunia (Reitwagen) lahir di Jerman pada 1885 oleh Gottlieb Daimler dan Wilhelm Maybach namun belum dijual buat generik. Tahun 1893, sepeda motor pertama yg dijual buat generik dibentuk oleh pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller pada Muenchen, Jerman. Sepeda motor ini pertama kali masuk ke Amerika Serikat pada tahun 1895 saat seorang pemain sirkus berasal Perancis membawanya ke New York.
Jadi, meski yg membawanya bukan orang pribumi Indonesia, namun sebuah hal yang luar biasa waktu sepeda motor komersial pertama pada global ternyata pribadi dikirim ke Indonesia dalam tahun pertama pembuatannya. Terlebih lagi, baru dua tahun lalu sepeda motor komersial pertama tersebut masuk Amerika Serikat. Jadi, sepeda motor yg pertama kali masuk Indonesia adalah sepeda motor pertama pada global juga.
Sepeda motor ini nir menggunakan rantai dan roda belakang digerakkan pribadi sang kruk as (crankshaft).
Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial pertama pada dunia ini telah mengusung teknologi yg sampai saat ini masih dipakai diantaranya adalah twin-silinder horizontal, 4 valve, berpendingin air, serta berkapasitas mesin akbar yaitu 1.500 cc menggunakan bahan bakar bensin atau nafta.
1902 Sepeda motor Minerva milik J. Blackstone di Poerbolinggo Karesidenan Banjoemas. Istrinya duduk pada wagon belakang. 336x2466 Geng Motor Indonesia Sudah Ada Sejak Jaman Belanda
Namun, meski bermesin akbar namun tenaga kuda yg didapatkan hanya dua,5HP saja pada 240rpm. Selain itu, sepeda motor ini belum menggunakan persneling, belum menggunakan magnet, belum memakai aki (accu), belum memakai koil, serta belum memakai kabel listrik. Diperlukan ketika kurang lebih 20 menit buat menghidupkan serta mestabilkan mesinnya.
Pada tahun 1932, sepeda motor ini ditemukan dalam keadaan rusak di garasi pada kediaman John C Potter. Sepeda motor itu teronggok selama 40 tahun pada pojokan garasi pada keadaan tidak terawat dan berkarat. Atas bantuan montir-montir marinir pada Surabaya, sepeda motor milik John C Potter itu direstorasi (diperbaiki seperti semula) dan disimpan pada kantor redaksi mingguan De Motor.
Sepeda motor kuno itu diboyong ke Museum Lalu Lintas (Museum Polisi) pada Surabaya yg lalu dalam tahun 1934 disumbangkan ke Museum Negeri Mpu Tantular di Sidoarjo menggunakan nomer inventaris 10.81 kategori IPTEK namun menaruh deskripsi yg tidak sama, yaitu menjadi sepeda motor uap brand Daimler.
Pada 1899, di negeri ini pula telah hadir sepeda motor listrik beroda 3 yang menggunakan energi baterai, yg bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda 3 itu juga dipakai buat menarik wagon penumpang.
Sepeda motor De Dion Bouton cukup populer pada masanya.sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yg jua digunakan buat menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva protesis Belgia. Mesin Minerva saat itu pula dipesan dan dipakai pada brand motor lain sebelum mampu menciptakan mesin sendiri, diantaranya merupakan Ariel Motorcycles di Inggris.
Berbagai merek sepeda motor dijual pada negeri ini, mulai dari Reading Standard, Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton.
Merek-merek sepeda motor yg hadir pada negeri ini dapat dipandang berdasarkan iklan-iklan sepeda motor yang dimuat di surat informasi pada kurun waktu berdasarkan tahun 1916 – 1926.
R.S Stockvis & Zonnen Ltd merupakan keliru satu perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil (juga mengurus pesanan mobil-kendaraan beroda empat Eropa maupun Amerika).
Pada 1906, Administratur Bantool (Bantul) di Yogyakarta jua terlihat memiliki sepeda motor dan beberapa buah kendaraan beroda empat. Pada masa itu, memang hanya orang Belanda serta Inggris dan disusul pribumi ningrat yg memiliki kemampuan membeli sepeda motor pada masa-masa awal.
Seiring dengan pertambahan jumlah kendaraan beroda empat, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah klub-klub touring sepeda motor, yg anggotanya adalah pengusaha perkebunan serta petinggi pabrik gula.
REFERENSI:
//wong168.wordpress.com/2012/04/23/sejarah-geng-motor-indonesia/