SEJARAH BERDIRI UNVERSITAS ANDALAS UNAND SUMATERA BARAT PADANG

Sejarah Berdiri Unversitas Andalas (UNAND) Sumatera Barat, Padang - Universitas Andalas, universitas tertua pada luar Jawa dan tertua ke empat di seluruh Indonesia, didirikan atas SK Menteri Pendidikan serta Kebudayaan no. 80016/Kab; 23 Desember 1955.

Universitas ini secara resmi dibuka oleh empat pendirinya, bersama dengan Drs. Mohammad Hatta, dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Sarino Mangoenpranoto pada 13 September 1956.

1. Periode Awal                                                                                                                            

Kehadiran Universitas Andalas menjadi sebuah perguruan tinggi pujian masyarakat Sumatera Barat bukanlah datang secara tiba-datang. Hasrat warga Sumatera Barat buat mendirikan sebuah perguruan tinggi telah tumbuh sejak memasuki abad ke-20. Hal itu bisa dipahami lantaran dalam masa itu sudah ada golongan intelektual dan cendekiawan yg peduli dengan pendidikan anak bangsa. Tetapi, pemerintahan kolonial Belanda nir memberi kesempatan sedikitpun buat mewujudkannya.

Gagasan mendirikan perguruan tinggi di Sumatera Barat balik mengemuka seiring dengan diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia sang Ir.soekarno serta Drs.mohammad Hatta. Para pemuka rakyat Sumatera Barat mencicipi bahwa kebutuhan generasi muda yg terdidik, sangat mendesak. Merekalah yang diharapkan bisa mengisi kemerdekaan serta membawa kemajuan dan kejayaan bangsa di masa tiba. Akan namun, berhubung pada waktu itu dalam suasana Perang Kemerdekaan, menentang kedatangan bangsa Belanda yg hendak menjajah Indonesia kembali, maka cita-cita itu terpendam lagi.

Keinginan itu akhirnya dapat diwujudkan pada tahun 1948 menggunakan mendirikan 6 (enam) akademi yang terdiri menurut Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, serta Akte A Bahasa Inggris, Akademi Kadet, dan Sekolah Inspektur Polisi. Keenam akademi tersebut berada pada Bukittinggi. Keberhasilan mendirikan enam akademi ini semakin memacu para pemuka warga Sumatera Barat untuk mendirikan sebuah universitas.

Pada tahun 1949 pemerintah Indonesia merencanakan untuk mendirikan Fakultas Hukum pada Padang, Fakultas Kedokteran pada Medan serta Fakultas Ekonomi pada Palembang. Namun, lantaran banyak sekali keterbatasan yang dihadapi dalam ketika itu, pemerintah Indonesia menahan buat menyetujuinya.

Akibat penundaan ini, “Yayasan Sriwijaya” berinisiatif buat mendirikan Balai Perguruan Tinggi Hukum Pancasila (BPTHP) pada Padang pada tanggal 17 Agustus 1951. Mengikuti langkah Yayasan Sriwijaya itu, lalu pemerintah mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) pada Batu Sangkar dalam tanggal 23 Oktober 1954, Perguruan Tinggi Negeri Pertanian pada Payakumbuh pada lepas 30 November 1954, dan Fakultas Kedokteran dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam di Bukittinggi pada lepas 7 September 1955. Keempat perguruan tinggi itu diresmikan sang wapres Drs. Mohammad Hatta. Seiring dengan itu, Yayasan Sriwijaya jua menyerahkan BPTHP kepada Pemerintah Propinsi Sumatra Tengah. Semenjak itu BPTHP berganti nama dengan Fakultas Hukum serta Pengetahuan Masyarakat

Kelima fakultas itu menjadi cikal bakal dalam mendirikan Universitas Andalas Oleh karena merupakan universitas yg pertama didirikan pada Pulau Sumatera, maka Bung Hatta mengusulkan nama: “Universitas Andalas”, dengan merujuk kepada nama Pulau Sumatera yang ketika itu pula populer menggunakan Pulau Andalas.[4] Sungguhpun nama itu terkesan regional, namun keberadaannya itu permanen dalam kerangka Kebangsaaan Indonesia. Hal itu jelas terbaca pada piagam pendiriannya: “…guna menaikkan ketjerdasan Bangsa Indonesia pada arti jang seluas-luasnja dalam berbagai-bagai Ilmu Pengetahuan”. Di samping itu, dalam lambangnya tertera pula kata: “Universitas Andalas Untuk Kedjayaan Bangsa”. Pada tanggal 13 September 1956 Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas pada Bukittinggi.

Pada tahun 1958, buat pertama kalinya Unand mulai memetik hasil dengan lulusnya Mr. Rudito Rachmad menjadi Sarjana Hukum pertama. Satu tahun berikutnya Fakultas Hukum serta Pengetahuan Masyarakat mewisuda pula empat mahasiswanya, yaitu Mr. Herman Sihombing, Mr. Zawier Zienser, Mr. Eddy Ang Ze Siang, serta Mr. Djalaluddin Ilyas.

 dua. Universitas Andalas serta PRRI                                                                                          

Suasana politik pada Indonesia semakin panas selesainya kebijakan Presiden Soekarno merangkul Partai Komunis Indonesia (PKI) pada pemerintahannya. Kebijakan ini tidak disetujui oleh banyak pihak, terutama menurut kalangan Islam dan kelompok militer yang anti komunis. Selain itu, sistem sentralisasi yang diterapkan sang pemerintah sentra pula telah menimbulkan ketimpangan dalam pembangunan daerah. Melihat langkah Presiden Soekarno itu, pada lepas 1 Desember 1956, beberapa bulan sesudah meresmikan Unand, Mohammad Hatta pun meletakkan jabatannya sebagai wapres. Sehingga, berakhirlah Dwi Tunggal: Soekarno-Hatta. Beberapa tokoh politik dan militer pun bersepakat buat “menegur” pusat dengan mendirikan PRRI (Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia) pada lepas 15 Februari 1958. Mereka menjadikan wilayah Sumatera Tengah, khususnya Sumatera Barat, sebagai basisnya.

Banyak dosen dan mahasiswa Unand yg pertanda kesepahamannya menggunakan PRRI. Bahkan, mahasiswa Sumatera Barat yg sedang belajar di beberapa perguruan tinggi pada Pulau Jawa poly pula yang pulang buat mendukung PRRI. Akibatnya, Tentara Nasional Indonesia yang dikirim oleh Presiden Soekarno untuk menghadapi PRRI, juga memporakperandakan kampus Unand yg tersebar pada beberapa kota: Padang, Bukittinggi, Batusangkar, serta Payakumbuh serta juga yg baru dibangun pada Baso, Agam. Situasi politik dalam waktu itu sahih-sahih tidak aman buat melaksanakan aktivitas perkuliahan. Dosen-dosen yang didatangkan menurut luar negeri, terutama berdasarkan Eropa, terdapat yang pulang ke negaranya masing-masing dan ada jua yang pindah keUniversitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Indonesia (UI), serta Institut Pertanian Bogor (IBP). Pada masa PRRI (1958-1961) itu bisa dikatakan menjadi periode “pasang surut” Universitas Andalas. Aset Unand yg berada di Kampus Payakumbuh berupa tempat tinggal dinas dan sebahagian tanah sampai kini masih diduduki Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat dan sebagai markas galat satu batalyon infanteri 133/Yudha Sakti.

 tiga. Universitas Andalas Setelah PRRI Sampai Sekarang                                          

Seiring dengan berakhirnya keberadaan PRRI, Unand menata pulang langkahnya menuju masa depan. Pada tahun 1961 Unand membuka balik Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, dan Fakultas Keguruan serta Ilmu Pendidikan (FKIP) menggunakan memindahkannya ke Padang. Sedang FIPIA baru bisa dibuka setahun kemudian dan itu pun hanya buat satu Jurusan Biologi.

Perguruan Tinggi Ekonomi yg didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Pancasila pada lepas 7 September 1957 juga menggabungkan diri menggunakan Unand. Pada lepas 9 Oktober 1963, Unand membuka Fakultas Peternakan. Fakultas ini adalah yg pertama didirikan di Indonesia. Dengan demikian, hingga tahun 1963 Unand telah memiliki 6 (enam) fakultas, yaitu Fakultas Hukum serta Pengetahuan Masyarakat, Pertanian, Kedokteran, Ilmu Pasti serta Ilmu Alam, Ekonomi, serta Peternakan. Adapun FKIP telah berkembang menjadi IKIP (Institut Keguruan serta Ilmu Pendidikan) dan kini berubah nama sebagai Universitas Negeri Padang (UNP).

Setelah kepindahan kampusnya ke Padang, Unand mulai membenahi diri secara menyeluruh, nir hanya dalam bidang organisasi, dosen, kepegawaian, serta kemahasiswaan saja, namun jua pada bidang infrastrukturnya menggunakan menciptakan gedung-gedung perkuliahan, laboratorium, perpustakaan, perumahan dosen, asrama mahasiswa, serta banyak sekali fasilitas pendukung lainnya. Kampus Air Tawar dibangun buat Fakultas Pertanian, FIPIA, Fakultas Peternakan, serta FKIP (kini : kampus UNP). Adapun Fakultas Ekonomi berada di Kampus Jati (sekarang: Kampus Fakultas Ekonomi Program Reguler Mandiri serta Fakultas Kedokteran Gigi). Sedangkan Fakultas Kedokteran masih ada di 2 lokasi: Kampus Jati dan Pondok (kini : Kampus Prodi Kebidanan). Fakultas Hukum tetap berada di kampusnya yg usang di Parak Karambia (sekarang: Kampus Program D3 Fakultas Hukum). Rektorat Unand usang yang berada di Kampus Jati (Jalan Perintis Kemerdekaan No 77 Padang) difungsikan menjadi perkantoran Fakultas Ekonomi Reguler Mandiri serta sebahagian lagi sudah dibongkar serta ketika ini dibangun Rumah Sakit Gigi serta Mulut, Fakultas Kedokteran Gigi Unand.

Pada tahun 1962, jumlah dosen Unand sudah mencapai 261 orang, termasuk 180 orang dosen luar biasa dan dosen terbang. Adapun mahasiswa telah berjumlah sebanyak tiga.920 orang. Dengan demikian Unand memiliki nomor ratio dosen-mahasiswa 1 : 15. Selanjutnya, seluruh fakultas sudah berhasil jua mewisuda sarjananya yang pertama. Masing-masingnya merupakan Fakultas Pertanian: 4 orang sarjana (1964); Fakultas Ekonomi: 5 orang sarjana (1965); Fakultas Kedokteran: 6 dokter (1965); FIPIA (Jurusan Biologi): 1 orang sarjana (1969); serta Fakultas Peternakan: 1 orang sajana (1970).

Pada tahun 1982 Fakultas Sastra, mulai menerima mahasiswanya buat angkatan pertama. Pada awalnya fakultas ini bernama Fakultas Sastra dan Sosial-budaya, kemudian berganti nama lantaran mengikuti SK Diretorat Jendral Pendidikan Tinggi. Konsekwensinya, Jurusan Sosiologi menggunakan Program Studi Sosiologi dan Antropologi yg jua dibuka “dititipkan” di Fakultas Sastra.

Kedua prodi sebagai embrio buat mendirikan Fakultas Ilmu Sosial serta Ilmu Politik (FISIP). Oleh karena itu kedua fakultas dapat diibaratkan dengan 2 saudara: “saudara tua” dan “saudara muda”. Kampusnya terletak pada Jl. Situjuh, Jati, yg sebelumnya merupakan Labor Fisiologi Fakultas Kedokteran. (kini : Gedung Percetakan serta Penerbitan Universitas Andalas serta rumah dinas Rektor). Pada tahun 1986 Fakultas Sastra berhasil mewisuda 7 (tujuh) alumninya yg pertama. Tahun 2011 Fakultas Sastra berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya.

Berikutnya, Unand membuka juga 2 Prodi Teknik Mesin serta Teknik Sipil (1985), yang merupakan cikal bakal Fakultas Teknik. Pengelolaan kedua prodi berada pada FMIPA (Fakultas Matematika serta Ilmu Pengetahuan Alam),[5] sedangkan dalam pelaksanaan perkuliahannya Unand berkerja sama dengan ITB. Pada tahun 1992 sebesar 60 orang mahasiswanya berhasil menuntaskan studinya. Setahun lalu (13 Mei 1993) pendirian Fakultas Teknik disetujui sang Dirjen DIKTI.

Sementara itu, PAAP (Pendidikan Ahli Administrasi serta Perusahaan) yang dibuka pada Fakultas Ekonomi (1975), pada tahun 1982 berubah menjadi Program Diploma III (D-III) Ekonomi. Unand merintis jua pembukaan 2 Fakultas Non-gelar Teknologi (1982): Politeknik Teknologi dan Politeknik Pertanian. Kedua Program Non-gelar Politektik Teknologi serta Pertanian mulai mendapat mahasiswanya dalam tahun akademik 1987/1988 dan 1988/1989. Kampus Politeknik Teknologi berada di Limau Manih, sedangkan kampus Politeknik Pertanian masih ada di Tanjungpati, Payakumbuh. Kehadiran lembaga pendidikan politeknik dimaksudkan buat menyiapkan tenaga pakar taraf menengah yang sangat diperlukan pada pembangunan.

Fakultas Kedokteran juga berbagi diri dengan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis (SP-1, setingkat S-2) buat Prodi Ilmu Bedah, Ilmu Penyakit Dalam, dan Ilmu Penyakit Mata. Setahun berikutnya (1985) Unand membuka Program Pascasarjana (S-2) melalui program KPK (Kegiatan Pengumpulan Kredit) yg berkerjasama dengan IPB. Pada tahun 1992 Program Pascasarjana ini telah berdiri sendiri dan dari tahun 2000 mulai juga mendapat Program Doktor (S-tiga) buat Ilmu-ilmu Pertanian, Hukum, dan Peternakan, dan Sp-dua buat kedokteran. Alumni pertamanya yg berhasil meraih gelar doktor merupakan Dr.ir. Isril Berd, M.S. (sekarang: Profesor). Seiring dengan itu, Fakultas Ekonomi mulai juga mendapat mahasiswa S-dua buat acara Magister Managemen. Dengan demikian lengkaplah jenjang pendidikan yg dikelola sang Universitas Andalas, mulai dari Program Non-gelar DIII, Sarjana (S-1), Pascasarjana (S-dua), hingga Program Doktor (S-tiga).

Pada tahun 2008 Unand menyebarkan 2 jurusan sebagai 2 fakultas. Kedua fakultas itu merupakan: 1) Fakultas Teknologi Pertanian yang dikembangkan menurut Jurusan Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, dan 2) Fakultas Farmasi yg berasal berdasarkan Jurusan Farmasi, FMIPA.

Pada tahun 2009, Fakultas Kedokteran sudah memiliki Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Studi Ilmu Keperawatan, Program Studi Pendidikan Dokter Gigi, serta Program Studi Psikologi. Fakultas MIPA telah membuka acara studi Sistem Komputer. Fakultas Ekonomi membuka 2 (dua) Jurusan Manajemen serta Ekonomi Pembangunan di Kampus Payakumbuh menggunakan memanfaatkan bekas kampus Fakultas Pertanian yg lama di Payakumbuh, pembukaan Fakultas Ekonomi Kampus Payakumbuh atas dukungan Pemerintah Daerah Kota Payakumbuh.

Pada tahun 2009 Unand ditetapkan menjadi institusi pengelola keuangan Badan Layanan Umum menggunakan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 501/ KMK.05/ 2009, lepas 17 Desember 2009. Dengan peraturan ini, Unand memiliki fleksibilitas dalam mengelola keuangan yang bersumber menurut pendapatan negara bukan pajak (PNBP) serta aneka macam kesulitan dan hambatan pengelolaan keuangan yg bersumber menurut pendapatan sendiri telah dapat diatasi secara bertahap.

Pada tahun 2012 Unand telah memiliki Organisai dan Tata Kerja (OTK) yg baru sehabis diperjuangankan sejak tahun 2007. OTK Unand yg baru tersebut ditetapkan menggunakan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 25/ 2012 tentang Organisasi serta Tata Kerja Universitas Andalas, tanggal 18 April 2018.

OTK Unand yang baru ini membawa babak baru dalam sejarah perkembangan Unand. Pertama, jumlah fakultas bertambah dari 11 sebagai 15 fakultas serta semua forum ad hoc termasuk Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian dan Program Pascasarjana menjadi forum penuh universitas. Empat fakultas baru pada tahun 2012 adalah Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan dan Fakultas Teknologi Informasi. Keempat fakultas baru ini diresmikan pada tahun 2012.

Kedua, nomenklatur pembantu rektor serta pembantu dekan dirubah sebagai wakil rektor dan wakil dekan. Ketiga, Lembaga Penelitian serta Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Lembaga Pengembangan Pendidikan serta Penjaminan Mutu (LP3M) dan Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (LPTIK) menjadi lembaga penuh, memiliki tupoksi yang jelas serta bisa bekerja aporisma buat mendukung kemajuan Unand.

Keempat, menghemat pendapatan yg bersumber berdasarkan mahasiswa atau PNBP buat membayar tujuangan jabatan Wakil Rektor IV, Ketua serta Sekretaris Lembaga, Dekan dan Wakil Dekan serta pejabat struktural pada Fakultas Farmasi, Fakultas Teknologi Pertanian, Direktur dan Wakil Direktur Program Pascasarjana. Sekarang seluruh tunjangan jabatan tadi telah dibayar menggunakan asal dana rupiah murni, termasuk tunjangan jabatan pimpinan Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Fakultas Keperawatan, serta Fakultas Teknologi Informasi mulai semenjak berdirinya.

Kelima, Politeknik Teknologi dan Poli Teknik Pertanian yg selama ini menjadi bahagian dalam struktur Unand wajib dilepas menjadi institusi mandiri. Semenjak awal tahun 2013 telah diproses pemisahan aset sinkron menggunakan ketentuan yang berlaku dan nama institusinya telah berubah berdasarkan Polititeknik (Teknologi) Unand menjadi Politeknik Negeri Padang serta menurut Politani Unand menjadi Politani Negeri Payakumbuh.  

Pada tahun 2013 Unand telah mempunyai statuta baru. Perubahan statuta ini jua telah diusulkan semenjak tahun 2007 karena statuta yg berlaku waktu itu sangat nir relevan dan nir bisa mengakomodasi aneka macam tuntuan perkembangan yang terjadi. Statuta Unand yg baru tersebut ditetapkan dari Peraturan Menteri Pendidikan serta Kebudayaan Nomor 47 tahun 2013, tanggal 13 April 2013. Dalam statuta baru ini Rektor tidak secara otomatis sebagai kepala senat universitas dan tidak seluruh pengajar akbar secara otomatis menjadi anggota senat universitas. Kemudian guru besar (profesor) diakomodasi pada organ yg dianggap dengan Majelis Guru Besar. Ketua Senat serta Ketua Mejelis Pengajar Besar pertama menurut statuta Unand yang baru diangkat pada tahun 2013.

4. Pembangunan Kampus Universitas Andalas Limau Manis                              
Upaya buat menyatukan kampus Unand yang beredar pada berbagai tempat pada kota Padang sudah dilakukan sejak masa Rektor Prof.dr. Busyra Zahir (1968-1976). Usaha itu dilanjutkan oleh Rektor, Prof Drs. Mawardi Yunus. Pada awalnya pembangunan kampus Unand direncanakan pada Ulu Gaduik, Kecamatan Lubuak Kilangan. Akan tetapi karena lokasi itu berdekatan menggunakan pabrik semen “PT Semen Padang” sebagai akibatnya sangat berpeluang terkena polusinya. Maka, terdapat 3 alternatif sebagai gantinya: Bukit Tambun Tulang (dekat Lembah Anai); Tunggul Hitam (dekat Bandara Tabing); serta Bukik Karamuntiang. Adapun yang paling memenuhi syarat di antara ketiganya adalah Bukik Karamuntiang. Lokasi itu berada di Kenagarian Limau Manih, Kelurahan Koto Panjang, Kecamatan Pauah serta terletak lebih kurang 15 km sebelah Timur kota Padang.

Dimulainya pembangunan Kampus Limau Manis (sebutan rakyat setempat Limau Manih), secara simbolis dilakukan sang Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof.dr. Fuad Hassan dengan meletakkan batu pertama pada tanggal 11 Maret 1986. Secara berangsur-angsur dibangunlah gedung: rektorat, perkuliahan, fakultas, jurusan, laboratorium, perpustakaan, asrama, dan sebagainya. Sampai kini pembangunan prasarana dan sarana kampus Limau Manis masih terus berlangsung, meskipun telah mulai dimanfaatkan dari tahun 1989.

Gedung yg mula-mula dimanfaatkan merupakan rektorat, sedangkan fakultas yang pertama pindah adalah Fakultas Sastra (1990). Kemudian mengikuti: Fakultas Ekonomi, Fakultas Peternakan serta FMIPA (1991), Fakultas Pertanian dan Fakultas Hukum (1995). Fakultas Teknik merupakan yang terakhir pindah berdasarkan kampus Air Tawar serta kepindahannya pula secara sedikit demi sedikit selama 7 tahun (2000-2007). Sedangkan Fakultas Kedokteran belum pindah lantaran kini . Namun sebahagian kegiatan kuliah telah dilaksanakan di gedung baru Fakultas Kedokteran, Kampus Unand Limau Manis semenjak tahun 2013. Saat ini sedang dilaksanakan pembangunan konstruksi hospital university yg berada pada lokasi pengembangan Fakultas Kedokteran Unand, Kampus Unand Limau Manis.

Kampus Unand Limau Manih, diresmikan oleh Presiden Soeharto dalam lepas 4 September 1995. Dalam pidato peresmiannya, Presiden Soeharto mengungkapkan:

“Kita semua berharap agar kampus baru Universitas Andalas ini akan memberikan suasana baru jua pada segenap sivitas akademikanya. Dengan kampus yang baru ini, saya minta Saudara-saudara buat bekerja lebih giat serta lebih tekun, agar universitas ini nir saja membuat sarjana-sarjana yang berkualitas, namun mampu juga membuat pemikiran-pemikiran segar bagi kemajuan bangsa dan membentuk inovasi-inovasi baru pada bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Saya percaya, bahwa generasi belia yang menuntut ilmu pada universitas ini, merupakan generasi baru yang bersemangat serta mempunyai tekad baru buat meneruskan perjuangan para pendahulu kita, artinya mengisi kemerdekaan dengan amal-amal perbuatan konkret, yg bisa dirasakan sang segenap lapisan rakyat”.

Kampus Unand Limau Manih, luasnya kurang lebih 500 hektar serta berada pada ketinggian ± 200 m di atas bagian atas bahari. Kampus ini menghadap ke Kota Padang dengan pemandangan Samudera Hindia yang biru membentang di sebelah Barat. Pada bagian Timur berjajar bukit barisan. Sementara di sisi Utara serta Selatannya terdapat lembah yang masing-masingnya dialiri oleh anak sungai. Kondisi alamnya asri dan hijau, tentu memberikan suasana yang nyaman dan panorama alam yang indah. Sudah tentu Kampus Unand Limau Manis amat aman untuk belajar serta meneliti buat menggali serta menyebarkan ilmu pengetahuan serta teknologi bagi kejayaan bangsa.

Semenjak tahun 2008 pembangunan gedung baru buat memenuhi membuatkan kebutuhan terus berlansung hingga kini . Gedung kuliah bersama mengalami pertambahan sebanyak tiga unit (Gedung Kuliah G, H, dan I). Kemudian Program Pascasarjana telah memiliki gedung tersendiri semenjak tahun 2011 serta Fakultas Keperawatan pula sudah memiliki gedung tersendiri sejak tahun 2012.

Pembangunan gedung yang sedang berjalan waktu adalah Dekanat dan laboratorium Fakultas Kedokteran. Meskipun aktivitas sebahagian perkuliahan sudah dimulai semenjak tahun 2013, Fakultas Kedokteran masih memerlukan tambahan dua unit gedung laboratorium. Setiap perguruan tinggi yg memiliki fakultas kedokteran diwajibankan memiliki tempat tinggal sakit universitas (university hospital), Unand juga telah memulai pembangunan tempat tinggal sakit universitas yang dibutuhkan beroperasi tahun 2015.

Meskipun Kampus Unand Limau Manis luasnya 500 hektar, tempat yang bisa dibangun dengan kondusif hanya seluas 135 hektar. Selebihnya merupakan kawasan hutan lindung serta hutan tumbuhan obat Sumatera yang dimiliki Unand, padang gembala ternak dan lurah dengan kemiringan yg tajam. Kawasan yang dapat dibangun seluas 135 hektar tersebut sudah hampir seluruh dipakai sinkron dengan master plan pembangunan Kampus Unand Limau Manis.

5. Kampus Universitas Andalas di Luar Domisili                                                         
Untuk menaikkan daya tampung dan memanfaatkan aset yg dimiliki, Unand sudah membuka kampus di luar domisili. Pengertian kampus pada luar domisili adalah kampus yg melaksanan proses belajar dan mengajar di luar kampus induk sesuai dengan persyaratan yg ditetapkan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi. Sampai ketika ini Unand sudah mempunyai dua kampus pada luar domisili, yaitu pada Payakumbuh (Kampus II Unand) serta Dharmasraya (Kampus III Unand).

Kegiatan Kampus Unand II Payakumbuh dimulai tahun 2009 menggunakan dua prodi di bawah pengelolaan Fakultas Ekonomi. Kedua prodi tersebut adalah Prodi Ekonomi Pembangunan serta Manajemen. Kemudian pada tahun 2012 ditambah lagi Prodi Ilmu Peternakan. Selanjutnya aktivitas Kampus Unand III pada Dharmasraya dimulai tahun 2012 dengan membuka Prodi Argoekoteknologi.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel