CARA PEMBUATAN TELUR ASIN


      Siapa sih yg nir kenal menggunakan telur asin? Makanan yang satu ini memang kadang bagi sebagian orang sangat pas sebagai teman nasi (lantaran saya sendiri menyukainya). Saya kemudian sebagai bertanya-tanya bagaimana mampu telur itu sanggup diolah sebagai akibatnya sebagai asin. Oleh karena itu berdasarkan pengalaman saya “berguru” pada teman aku , akhirnya saya menulis tulisan kecil ini menjadi bahan bacaan di kala senggang, siapa tahu aku atau sahabat teman seluruh mampu jadi pengusaha telur asin? :p
      Telur asin yg dikehendaki konsumen umumnya merupakan yang rasa asinnya sedang (nisbi), nir berbau anyir dan akan sangat menarik bila kuning telurnya berwarna kuning tua serta sedikit berninyak.
    Untuk membuatnya, gampang saja. Beberapa bahan yang diperlukan buat menciptakan telur asin sebanyak 100 butir misalnya, hanya diharapkan 1 ember abu gosok, 1 ember tumbukan bata merah, 2 kg garam dapur dan 5 siung bawang putih.

Cara pembuatannya :

  1. Telur itik yg masih segar (baru) dicuci bersih dengan sabun colek. Digosok-gosok menggunakan memakai sabut kelapa.
  2. Dibilas menggunakan air higienis serta ditiriskan. Kemudian dibilas lagi sampai bau sabunnya hilang sama sekali. Ditiriskan serta dijemur sampaikulit telurnya kering.
  3. Untuk adonan, abu gosok dicampur tumbukan bata merah dan garam dapur. Diberi air secukupnya, diaduk-aduk sehingga adonan menjadi gampang dibuat. Bawang putih digerus halus serta dicampurkan dalam adonan.
  4. Telur segar yang sudah bersih dan kemarau kulitnya dibalut menggunakan campuran satu persatu. Disusun rapih dalam ember plastik. Disimpan pada tempat yg lembab selama 10 – 15 hari. Lama penyimpanan sangat berpengaruh terhadap rasa telur asin, makin lama disimpan makin asin.
  5. Setelah mencapai ketika yang ditetapkan, maka balutan campuran dilepaskan, dicuci bersih serta ditiriskan.
  6. Kemudian direbus memakai panci terbuka (tidak ditutup) dengan barah nir terlalu akbar. Perebusan yang baik umumnya kurang-lebih selama 4 jam.
  7. Telur yg sudah matang, diangkat serta ditiriskan. Maka telur asin tanpa bau anyir siap dihidangkan.

Bagaimana? Tidak begitu susah kan...namun sebagai tambahan untuk membentuk telur asin yg baik, telur itik yang digembalakan berdasarkan sawah ke sawah lebih baik daripada telur itik yg dihasilkan peternakan intensif yg menggunakan konsentrat atau pakan jadi. Kecuali beberapa peternakan intensif yang mengggunakan pakan organik serta alami. Jadi dengan menggunakan telur itik yg lebih alami, akan lebih menghasilkan telur asin yg lebih baik.
     Perbedaan yang mencolok bisa ditinjau dari kuning telurnya, telur itik peternakan intensif dengan pakan konsentrat atau pakan jadi kuning telurnya kelihatan pucat serta tidak menarik. Sementara telur itik yang digembalakan sangat jauh bedanya, kuning tua yg mencolok. Beberapa itik yg dikelola intensif menggunakan memakai pakan alami bahkan rona kuning telurnya kemerah-merahan. Namun, terdapat kesulitan yang terdapat saat pembaca membuat telur asin, diantaranya kenyataan bahwa barang bernama ’tumbukan bata merah’ saat ini masih sulit didapat, tidak generik diperjual-belikan.  Oleh karenanya nir sebagai kasus apabila kiprahnya digantikan lagi oleh abu gosok. Tanpa memakai tumbukan bata merah lagi. Memang akan ada perbedaan dalam tekstur dan cita rasanya namun tidak terlalu kasus. Rasa asin telur asin yg didapatkan sangat bergantung pada usang penyimpanan. Bagi yang menyukai telur asin sebagai sahabat nasi, maka penyimpanan selama 15 hari cukup maksimal . Selain asinnya kental, kuning telurnya pun kuning tua dan berminyak. Untuk sekedar ditambul (dimakan tanpa nasi), dimakan menggunakan kerupuk, maka yang disimpan 10 hari asinnya cukup.

Sekian sedikit sharing menurut saya, selamat mencoba serta semoga bermanfaat...

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel