PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK NOVEL
Friday, April 14, 2017
Edit
Pengertian Unsur Intrinsik adalah Unsur luar yang bepengaruh pada novel. Unsur-Unsur ekstrinsik merupakan latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, dan loka atau lokasi novel itu dikarang. Jika Unsur Intrinsik ada, begitu jua dengan Unsur Ekstrinsik pun karna Unsur Intrinsik Novel dan Unsur Ekstrinsik Novel saling bekerjasama satu sama lain, Walaupun dalam pengertian Unsur Intrinsik novel serta Pengertian Unsur Ekstrinsik mempunyai disparitas namun keduanya saling terkait, apabila Unsur Intrinsik itu mengacu ke Isi Novel tadi, Unsur ekstrinsik mengacu kepada Luar dari Novel tersebut namun terdapat kaitannya menggunakan Isi novel tersebut, Jadi dapat dikatakan bahwa Unsur Intrinsik Novel serta Unsur Ekstrinsik Novel saling bekerjasama. Dalam Unsur-Unsur Ekstrinsik misalnya yang ada diatas, akan dijelaskan dan dibahas misalnya yang ada dibawah ini..
Unsur-Unsur Ekstrinsik
- Latar Belakang pengarang menyangkut dari wilayah atau suku bangsa, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, kepercayaan serta ideologi pengarang. Unsur-unsur ini sedikit poly akan berpengaruh pada isi novelnya. Misalnya, novel yang dikarang orang padang akan berbeda dengan novel yang dibentuk sang orang sunda, orang inggris, atau orang arab.
- Kondisi Sosial Budaya, misalnya novel yg dibentuk pada zaman kolonial akan tidak sama dengan novel dalam zaman kemerdekaan, atau dalam masa reformasi. Novel yg dikarang oleh orang yg hidup di tengah-tengah warga metropolis akan tidak sinkron menggunakan novel yg didapatkan oleh pengarang yg hayati pada tengah-tengah rakyat tradisional.
- Tempat atau syarat alam, misalnya novel yang dikarang oleh orang yg hidup didaerah pertanian, sedikit banyak tidak sama menggunakan novel yang dikarangoleh orang yg terbiasa hayati didaerah gurun.
Novel yg indah merupakan novel yang dibangun menggunakan cermat dan melalui proses yang panjang. Proses yg dimulai berdasarkan kerangka dasar hingga proses penulisan naskah. Salah satu proses dasar yang tidak boleh terlewat adalah pemenuhan terhadap unsur-unsur pembangun novel.
Unsur dalam novel dibagi menjadi 2, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Keduanya mempunyai porsi serta sub-sub bagian tersendiri pada novel. Tetapi keduanya saling berhubungan buat membangun sebuah cerita.
Bahkan bisa dikatakan bahwa, baik unsur intrinsik juga ekstrinsik mampu menentukan kualitas cerita yg didapatkan. Supaya lebih kentara, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel akan dibahas satu per satu.
Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel adalah unsur utama yg menciptakan novel dari dalam. Bisa dikatakan bahwa unsur intrinsik merupakan unsur dalam cerita itu sendiri. Unsur tersebut nir hanya satu, namuan ada banyak. Ada beberapa sub bagian yang memiliki porsi tersendiri.
1. Tema
Tema adalah inspirasi atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema berisikan citra luas tentang kisah yg akan diangkat menjadi cerita dalam novel. Sehingga sangat penting buat memikirkan tema yg tepat sebelum memulai menulis novel. Sebab tema yg kuat akan menghasilkan cerita yang cerkas serta penekanan.
2. Tokoh / Penokohan
Tokoh merupakan seorang yang menjadi pelaku pada sebuah novel. Sedangkan penokohan merupakan tabiat atau karakter berdasarkan tokoh yg terdapat dalam cerita novel.
Berdasarkan jenis watak, tokoh bisa dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
Tokoh Protagonis, tokoh yang sebagai pusat pada cerita. Tokoh primer ini digambarkan menjadi sosok yg baik serta biasanya selalu mendapatkan masalah.
Tokoh Antagonis, tokoh yang menjadi versus dari tokoh primer pada cerita. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yg nir bersahabat serta selalu menciptakan perseteruan.
Tokoh Tritagonis, tokoh yg sebagai penengah antara tokoh protagonis serta berlawanan. Tokoh ini digambarkan menjadi sosok yang netral, kadang mampu berpihak dalam protagonis, kadang dalam berlawanan. Tetapi ketika keduanya terlibat dalam perseteruan, dia menjadi pelerai.
Tokoh-tokoh tadi umumnya dideskripsikan dari lebih jelasnya penokohan yg dibentuk oleh penulis. Deskripsi tersebut nantinya mampu digunakan buat menunjukkan ciri fisik, tingkahlaku, cara pandang atau kehidupan sosialnya. Dalam penyampaian deskripsi, ada beberapa cara yang umum dipakai, contohnya:
Disampaikan melalui narasi pada paragraf.
Disisipkan dalam dialog-obrolan antar tokoh maupun dialog dengan diri sendiri.
Dimasukkan dalam alur melalui perseteruan demi perseteruan.
Diterangkan menurut latar yang ada dalam novel tersebut.
3. Alur / Plot
Alur / plot adalah kepingan-kepingan insiden yang nantinya akan membangun jalannya cerita dalam novel. Umunya, alur dalam novel dibedakan sebagai 2 macam, yakni alur maju (progresif) dan alur mundur (flashback).
Alur maju (progresif) merupakan alur yg insiden didalamya beranjak secara urut (awal-akhir)serta memiliki jalan cerita yang rapi. Biasanya alur ini digunakan dalam novel biografi dan autobiografi.
Alur mundur (flashback) adalah alur yang insiden didalamnya berkecimpung secara loncat (awal-akhir-awal-akhir)serta terkadang nir rapi. Biasanya alur ini dipakai buat novel rahasia atau novel fantasi.
5. Latar/Setting
Latar / setting adalah gambaran mengenai peristi-insiden yang terdapat dalam cerita. Latar termasuk unsur pembangun cerita yg vital. Keberadaannya sangat penting buat membentuk suasana pada cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni:
Waktu, masa dimana cerita sedang berlangsung. Waktu sanggup diterangkan secara garis besar juga secara mendetail. Secara garis akbar misalnya, animo hujan, tahun 2016, siang hari dan sebagainya. Sedangkan secara mendetail mampu tahun berapa, pada bulan apa, hari apa, lepas jam, meni dtk dan seterusnya.
Tempat, merupakan lokasi dimana cerita sedang berlansung. Sama misalnya ketika, tempat juga bisa digambarkan umum atau spesifik. Secara generik contohnya, di restoran, pantai, gunung serta sebagainya. Khusus, misalnya restoran italia menggunakan gaya retro diujung jalan dan seterusnya.
Sosial budaya, maksudnya merupakan pergaulan yg secara status sosialnya. Biasanya berkaitan dengan latar tempat. Sebab status sosial sangat erat dengan loka berteman.
Keadaan lingkungan, lingkungan sang tokoh pada cerita akan memunculkan konflik batin pada jalannya cerita. Sehingga peran latar keadaan lingkungan ini pula berdampak besar bagi tokoh / penokohan.
Suasana, yg dimaksud menjadi suasana adalah kondisi latar secara holistik serta juga emosi sang tokoh.
6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya pada sebuah cerita. Bisa pula diartikan menjadi cara pandang seseorang pengarang dalam membicarakan cerita novelnya. Sudut pandang sendiri mampu dibagi sebagai tiga macam, yaitu:
Sudut pandang orang ketiga – serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang sebagai pelaku cerita dan sekaligus penciptanya. Sehingga pengarang mampu memngarahkan, membuat, mengomentari bahkan berdialog dalam cerita. Bisa dibilang posisi ini adalah posisi paling bebas sebebas-bebasnya.
Sudut pandang orang ketiga – menjadi pengamat. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang hanya menjadi pengamat cerita saja. Sehingga pengarang hanya akan mengungkapkan apa yang dicermati, dirasakan, didengar serta disimpulkannya pada cerita saja. Dengan istilah lain, posisi pengarang terbatas meskipun terdapat pada cerita.
Sudut pandang orang pertama – menjadi pelaku utama. Pengarang dalam sudut pandang ini berperan menjadi tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceratakannya adalah pengalaman yg dirasakannya di dalam cerita. Karena orang pertama serta pelaku cerita, kalimat yang diutarakan kebanyakan dalam bentuk aktif. Di posisi ini, pengarang melepaskan ekpresinya secara bebas.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku sampingan. Posisi menurut pengarang pada cerita ini adalah sebagai pelaku diluar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yg dilihatnya menurut pelaku utama dan apa tanggapannya dalam situasi tadi. Sehingga pengarang disini berperan ganda. Namun posisinya menjadi pencerita cenderung terbatas, lantaran sebagian besar bercerita tentang tokoh primer.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur yang krusial sebagai faktor pemicu minat baca. Cerita yang dibuka dengan gaya bahasa menarik, latif dan memikat sangat diharapkan oleh sebagian besar pembaca. Bahkan sanggup dikatakan, gaya bahasa adalah senjata primer pengarang buat menghidupkan cerita. Menurut jenisnya, gaya bahasa bisa dibedakan menjadi:
Personifikasi. Gaya bahasa yg menunjukkan mengenai benda mangkat seolah-olah hayati serta mempunyai sifat-sifat misalnya manusia.
Simile. Gaya bahasa ini menampakan segala sesuatu dengan perumpamaan.
Hiperbola. Gaya bahasa yg menunjukkan sesuatu dengan cara hiperbola menggunakan tujuan untuk memberikan pengaruh yg bombastis.
8. Amanat
Amanat merupakan pesan tertentu yg ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita dalam novel. Amanat sanggup berupa kritik sosial, ajakan, protes, dan lain sebagainya. Amanat umumnya diibagi menjadi dua:
Tersurat. Amanat yg pesannya disampaikan secara pribadi sehingga mampu dicerna seketika.
Tersirat. Amanat yg pesannya disampaikan secara tersembunyi sebagai akibatnya terkadang susah buat dicerna seketika itu jua.
Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik novel merupakan unsur yang menciptakan novel berdasarkan luar. Biasanya mampu berupa latar langsung penulis juga nilai-nilai menurut luar. Unsur tadi umunya merupakan:
Biografi dan latar belakang penulis. Dimana beliau tinggal, latar belakang pendidikannya apa, keluarganya, lingkungannya, dan sebagainya.
Kisah dibalik layar. Kisah ini umumnya dilatari sang pengalaman, kesan atau pula asa serta harapan oleh pengarang.
Nilai yg ada dalam masyarakat. Nilai-nilai ini tak jarang diangkat sang pengarang dalam ceritanya. Bisa nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Sekian pembahasan serta penerangan mengenai Pengertian Unsur Ekstrinsik serta Unsur-Unsur Ekstrinsiknya semoga bermanfaat (asal : Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 61, Penerbit : Erlangga.2006.jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)
Unsur dalam novel dibagi menjadi 2, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Keduanya mempunyai porsi serta sub-sub bagian tersendiri pada novel. Tetapi keduanya saling berhubungan buat membangun sebuah cerita.
Bahkan bisa dikatakan bahwa, baik unsur intrinsik juga ekstrinsik mampu menentukan kualitas cerita yg didapatkan. Supaya lebih kentara, unsur intrinsik dan ekstrinsik novel akan dibahas satu per satu.
Unsur Intrinsik Novel
Unsur intrinsik novel adalah unsur utama yg menciptakan novel dari dalam. Bisa dikatakan bahwa unsur intrinsik merupakan unsur dalam cerita itu sendiri. Unsur tersebut nir hanya satu, namuan ada banyak. Ada beberapa sub bagian yang memiliki porsi tersendiri.
1. Tema
Tema adalah inspirasi atau gagasan utama dari sebuah novel. Tema berisikan citra luas tentang kisah yg akan diangkat menjadi cerita dalam novel. Sehingga sangat penting buat memikirkan tema yg tepat sebelum memulai menulis novel. Sebab tema yg kuat akan menghasilkan cerita yang cerkas serta penekanan.
2. Tokoh / Penokohan
Tokoh merupakan seorang yang menjadi pelaku pada sebuah novel. Sedangkan penokohan merupakan tabiat atau karakter berdasarkan tokoh yg terdapat dalam cerita novel.
Berdasarkan jenis watak, tokoh bisa dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
Tokoh Protagonis, tokoh yang sebagai pusat pada cerita. Tokoh primer ini digambarkan menjadi sosok yg baik serta biasanya selalu mendapatkan masalah.
Tokoh Antagonis, tokoh yang menjadi versus dari tokoh primer pada cerita. Tokoh ini digambarkan sebagai sosok yg nir bersahabat serta selalu menciptakan perseteruan.
Tokoh Tritagonis, tokoh yg sebagai penengah antara tokoh protagonis serta berlawanan. Tokoh ini digambarkan menjadi sosok yang netral, kadang mampu berpihak dalam protagonis, kadang dalam berlawanan. Tetapi ketika keduanya terlibat dalam perseteruan, dia menjadi pelerai.
Tokoh-tokoh tadi umumnya dideskripsikan dari lebih jelasnya penokohan yg dibentuk oleh penulis. Deskripsi tersebut nantinya mampu digunakan buat menunjukkan ciri fisik, tingkahlaku, cara pandang atau kehidupan sosialnya. Dalam penyampaian deskripsi, ada beberapa cara yang umum dipakai, contohnya:
Disampaikan melalui narasi pada paragraf.
Disisipkan dalam dialog-obrolan antar tokoh maupun dialog dengan diri sendiri.
Dimasukkan dalam alur melalui perseteruan demi perseteruan.
Diterangkan menurut latar yang ada dalam novel tersebut.
3. Alur / Plot
Alur / plot adalah kepingan-kepingan insiden yang nantinya akan membangun jalannya cerita dalam novel. Umunya, alur dalam novel dibedakan sebagai 2 macam, yakni alur maju (progresif) dan alur mundur (flashback).
Alur maju (progresif) merupakan alur yg insiden didalamya beranjak secara urut (awal-akhir)serta memiliki jalan cerita yang rapi. Biasanya alur ini digunakan dalam novel biografi dan autobiografi.
Alur mundur (flashback) adalah alur yang insiden didalamnya berkecimpung secara loncat (awal-akhir-awal-akhir)serta terkadang nir rapi. Biasanya alur ini dipakai buat novel rahasia atau novel fantasi.
5. Latar/Setting
Latar / setting adalah gambaran mengenai peristi-insiden yang terdapat dalam cerita. Latar termasuk unsur pembangun cerita yg vital. Keberadaannya sangat penting buat membentuk suasana pada cerita. Latar sendiri dibagi menjadi beberapa macam, yakni:
Waktu, masa dimana cerita sedang berlangsung. Waktu sanggup diterangkan secara garis besar juga secara mendetail. Secara garis akbar misalnya, animo hujan, tahun 2016, siang hari dan sebagainya. Sedangkan secara mendetail mampu tahun berapa, pada bulan apa, hari apa, lepas jam, meni dtk dan seterusnya.
Tempat, merupakan lokasi dimana cerita sedang berlansung. Sama misalnya ketika, tempat juga bisa digambarkan umum atau spesifik. Secara generik contohnya, di restoran, pantai, gunung serta sebagainya. Khusus, misalnya restoran italia menggunakan gaya retro diujung jalan dan seterusnya.
Sosial budaya, maksudnya merupakan pergaulan yg secara status sosialnya. Biasanya berkaitan dengan latar tempat. Sebab status sosial sangat erat dengan loka berteman.
Keadaan lingkungan, lingkungan sang tokoh pada cerita akan memunculkan konflik batin pada jalannya cerita. Sehingga peran latar keadaan lingkungan ini pula berdampak besar bagi tokoh / penokohan.
Suasana, yg dimaksud menjadi suasana adalah kondisi latar secara holistik serta juga emosi sang tokoh.
6. Sudut Pandang / Point of View
Sudut pandang adalah cara pengarang menempatkan dirinya pada sebuah cerita. Bisa pula diartikan menjadi cara pandang seseorang pengarang dalam membicarakan cerita novelnya. Sudut pandang sendiri mampu dibagi sebagai tiga macam, yaitu:
Sudut pandang orang ketiga – serba tahu. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang sebagai pelaku cerita dan sekaligus penciptanya. Sehingga pengarang mampu memngarahkan, membuat, mengomentari bahkan berdialog dalam cerita. Bisa dibilang posisi ini adalah posisi paling bebas sebebas-bebasnya.
Sudut pandang orang ketiga – menjadi pengamat. Sudut pandang ini menempatkan sang pengarang hanya menjadi pengamat cerita saja. Sehingga pengarang hanya akan mengungkapkan apa yang dicermati, dirasakan, didengar serta disimpulkannya pada cerita saja. Dengan istilah lain, posisi pengarang terbatas meskipun terdapat pada cerita.
Sudut pandang orang pertama – menjadi pelaku utama. Pengarang dalam sudut pandang ini berperan menjadi tokoh utama dalam cerita. Sehingga apa yang diceratakannya adalah pengalaman yg dirasakannya di dalam cerita. Karena orang pertama serta pelaku cerita, kalimat yang diutarakan kebanyakan dalam bentuk aktif. Di posisi ini, pengarang melepaskan ekpresinya secara bebas.
Sudut pandang orang pertama – sebagai pelaku sampingan. Posisi menurut pengarang pada cerita ini adalah sebagai pelaku diluar tokoh utama. Tugasnya sebagai pencerita apa yg dilihatnya menurut pelaku utama dan apa tanggapannya dalam situasi tadi. Sehingga pengarang disini berperan ganda. Namun posisinya menjadi pencerita cenderung terbatas, lantaran sebagian besar bercerita tentang tokoh primer.
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa termasuk unsur yang krusial sebagai faktor pemicu minat baca. Cerita yang dibuka dengan gaya bahasa menarik, latif dan memikat sangat diharapkan oleh sebagian besar pembaca. Bahkan sanggup dikatakan, gaya bahasa adalah senjata primer pengarang buat menghidupkan cerita. Menurut jenisnya, gaya bahasa bisa dibedakan menjadi:
Personifikasi. Gaya bahasa yg menunjukkan mengenai benda mangkat seolah-olah hayati serta mempunyai sifat-sifat misalnya manusia.
Simile. Gaya bahasa ini menampakan segala sesuatu dengan perumpamaan.
Hiperbola. Gaya bahasa yg menunjukkan sesuatu dengan cara hiperbola menggunakan tujuan untuk memberikan pengaruh yg bombastis.
8. Amanat
Amanat merupakan pesan tertentu yg ingin disampaikan oleh pengarang melalui cerita dalam novel. Amanat sanggup berupa kritik sosial, ajakan, protes, dan lain sebagainya. Amanat umumnya diibagi menjadi dua:
Tersurat. Amanat yg pesannya disampaikan secara pribadi sehingga mampu dicerna seketika.
Tersirat. Amanat yg pesannya disampaikan secara tersembunyi sebagai akibatnya terkadang susah buat dicerna seketika itu jua.
Unsur Ekstrinsik Novel
Unsur ekstrinsik novel merupakan unsur yang menciptakan novel berdasarkan luar. Biasanya mampu berupa latar langsung penulis juga nilai-nilai menurut luar. Unsur tadi umunya merupakan:
Biografi dan latar belakang penulis. Dimana beliau tinggal, latar belakang pendidikannya apa, keluarganya, lingkungannya, dan sebagainya.
Kisah dibalik layar. Kisah ini umumnya dilatari sang pengalaman, kesan atau pula asa serta harapan oleh pengarang.
Nilai yg ada dalam masyarakat. Nilai-nilai ini tak jarang diangkat sang pengarang dalam ceritanya. Bisa nilai ekonomi, politik, sosial, budaya dan lain sebagainya.
Sekian pembahasan serta penerangan mengenai Pengertian Unsur Ekstrinsik serta Unsur-Unsur Ekstrinsiknya semoga bermanfaat (asal : Cerdas Berbahasa Indonesia, Hal : 61, Penerbit : Erlangga.2006.jakarta, Penulis : Engkos Kosasih)