BAHASA JAWA SERANG ATAU BAHASA JAWA DIALEK BANTEN


Istimurti (2013:54) mengungkapkan bahwa Bahasa Jawa dialek Banten (BJB)adalah (bahasa daerah) yg dipakai oleh sebagian besar masyarakatKabupaten dan Kota Serang. Senada menggunakan itu,Saraswati (2000:25) mengungkapkan bahwa Bahasa Jawa dialek Banten atau JawaSerang dituturkan di bagian Utara Kabupaten Serang serta daerah Barat Kabupaten Tangerang.bahasa Jawa dialek Banten bisa dibagi sebagai dua strata, yaitu tingkatanbebasan (krama) serta strata kasar. Selain perbedaan tingkatan terdapat pulaperbedaan pengucapan fonem /a/. Sebagian penutur mengucapkan fonem /a/ denganbunyi /a/, adapula yang mengucapkan fonem /a/ dengan bunyi /é/.
Selanjutnya,Chudari (2011:12) memaparkan bahwa bahasa Jawa pada Banten mulai timbul dalam abadke-17-an dengan impak menurut bahasa Jawa Solo, Demak dan Yogyakarta. BahasaJawa pada Banten mulai dipakai di sentra-pusat pemerintahan wilayah sehinggamenjadi bahasa resmi keraton. Oleh lantaran pengaruh keraton bahasa Jawaberkembang pesat pada Banten khusunya Banten Utara. Maka secara nir langsungkeraton telah menciptakan warga buat berbahasa Jawa. Bahkansampai keraton sudah nir terdapat bahasa Jawa Banten permanen berkembang.
Menilik pendapat para ahli terlihatadanya keselarasan pandangan. Istimurti berkata bahasa Jawa dialek Bantenadalah bahasa wilayah yang secara umum dikuasai dipakai oleh masyrakat Kota dan KabupatenSerang, Banten. Kemudian, senada dengan itu Chudari dan Saraswati mengungkapkanbahwa bahasa Jawa dialek Banten dipakai di Banten bagian Utara KabupatenSerang.
Berdasarkanpandangan para ahli tersebut bisa dikatakan bahwa Bahasa Jawa dialek Bantenadalah bahasa yang dipakai oleh sebagian besar rakyat Banten. Bahasa Jawadi Banten pada mulanya ada dari dampak bahasa Jawa Solo, Demak, danYogyakarta. Pada abad ke 17-an Bahasa Jawa di Banten mulai dipakai pada keratonatau pusat-pusat pemerintahan dan secara tidak pribadi hal itu memengaruhiperkembangan bahasa dalam masyarakat Banten. Lambat laun bahasa Jawa di Bantenterbentuk sebagai bahasa jati, yaitu bahasa Jawa dialek Banten. Bahasa Jawadialek Banten mempunyai dua tingkatan, yaitu tingkatan ragam halus/tinggi(babasan) dan ragam rendah. Selain itu bahasaJawa dialek Banten memiliki dua disparitas pengucapan dalam setiap fonem /a/ yangberubah sebagai /é/.
Sejalan dengan pendapat para pakar diatas, Iskandarwasid, dkk (1958:8) mengemukakan bahwa dari sejarah bahasaJawa Dialek Banten secara nir eksklusif berasal berdasarkan bahasa Jawa Dialek Solo,Demak, danYogyakarta. Bahasa ini masuk ke wilayah Banten pada ketika KesultananBanten yang didirkan sang pembesar-pembesar berdasarkan Demak berdaulat. Pada masa itu Kesultanan Bantenmenjalin interaksi yang sangat akrab dengan daerah-wilayah yg berlatar belakang sosial budaya Jawasehingga berbagai sendi dalam budayaJawa, seperti politik, kenegaraan, perkerabatan, kepercayaan , perdagangan, bahasa,serta lain-lain banyak mewarnai berbagai sistem pemerintahan Banten.
Wilayah yang menjadi jalur bahariperhubungan perdangan antarpulau turut memengaruhi kontak bahasa yangberkembang pada wilayah Banten. Pada mulanya bahasa Jawa yg dipakai pada Bantenkental menggunakan Bahasa Jawa dialek Solo kemudian, bergeser akibatpengaruh-pengaruh bahasa lain, Bahasa Jawa Dialek Cirebon sangat mempengaruhikeberadaan bahasa yang digunakan di daerah Banten. Dapat dikatakan bahwabahasa Jawa dialek Banten merupakan Bahasa yg menerima impak akbar daribahasa Jawa dialek Bantendan bahasaJawa dialek Cirebon, yang dalam ketika ini bahasa Jawa dialek Cirebon sangatidentik dalam bahasa Jawa dialek Banten.
Kemudian, bahasa Jawa dialek Bantensemakin berkembang seiring semakin tingginya tingkat komunikasi sosial yangmenyebabkan munculnya variasi bahasa di dalam bahasa Jawa Dialek Banten. BahasaJawa dialek Bantenragam tinggi (halus)dianggap masyarakat Banten sebagai bahasa Babasanyang dianggap lebih tinggi dan lebih sopan danJawa dialek Banten (ragam rendahatau low) . RagamBahasa Jawa Serang(ragam rendah (kasar) atau low) adalah ragam bahasa yg digunakanoleh kebanyakan rakyat biasa serta digunakansehari-hari.
Dilihatdari segi pemakaiannya Bahasa Jawa Serang inilebih secara umum dikuasai digunakan dan difungsikan masyarakat. Bahasa Jawa dialek Bantenragam rendah tak jarang digunakan antarteman dansesama keluarga karena dipercaya lebih ringan dipakai sama halnyaseperti dalam ragam bahasa wilayah lain. Bahasaragam kasar lebih poly dipakai misalnya bahasa Indonesia ragamrendah atau bahasa gaul lebih banyak digunakan daripada bahasa Indonesia ragambaku.
Berbeda denganhal diatas ragam bahasa JawaDialek Banten Bebasan(ragamtinggi/halus) jarang digunakanoleh masyarakat. Penuturbahasa bebasan cukup sedikit, lantaran hanya sedikit orang yang mampu tahu dan bisa menggunakanbahasa jawa bebasan ini. Bahasa bebasanjarang digunakan, bahasa Jawa Bebasan Serang ini umumnya hanya dipakai untuksituasi-situasi dan orang-orang eksklusif saja. Ketika acara pernikahan,pengajian, dan pertemuan tokoh masyarakat. Kemudian digunakan saat berbicaradengan pengajar, kiyai atau tokoh warga . Bahasabebasan ini dievaluasi sebagai bahasa halus dandianggap lebih tinggi daripada bahasa jawa Serang biasa atau yang biasa dianggap“jaseng”. Berikutcontoh Bahasa Jawa (ragam rendah/kasar) serta Bahasa Jawa Bebasan (ragam tinggi):
Tabel 2.7 perbandingan bahasajawa ragam tinggi dan ragam rendah
Kata
Bahasa Jawa (ragam rendah /kasar)
Bahasa Jawa Bebasan(ragam tinggi)
Tidur
Turu
Tilem
Melihat
Ngedeleng
Ningali
Hari
Dina
Dinten
Rumah
Umah
Griya

Adanya variasi bahasa tersebutmembuat bahasaJawa dialek Bantensemakin berkembang serta menemukan kemandiriannya menjadi bahasa Jati daerahBanten, Istimurti (2013:56) menegaskan bahwasannya meskipun bahasa Jawa DialekBanten memiliki poly persamaan menggunakan bahasa Jawa namun terdapat yang membedakankedua dialek tadi, terutama pada lagu tuturan (Sunda: lentong), lafal, dan sebagian kosakatanya.
a)Fonem
Berdasarkan khazanah fonemnya bahasajawa Dialek Banten memiliki 26 fonem yang bisa dikelompokan sebagai vokal dan konsonan.
Vokal
Didalam bahasa jawa Dialek Bantenmemiliki enam alfabet vokal, yaitu:
/a/, /i/, /u/,/e/,/o/ serta /ә/
Konsonan
Didalam bahasa jawa Dialek Bantenterdapat 20 alfabet konsosnan, yaitu:
/b/, /p/, /t/, /d/, /g/, /k/, /ˀ/,/n/, /j/, /e/, /s/, /h/, /t/, /I/, /m/, /fi/, /ŋ/, /w/, dan /y/.
b)Kosakata
Berdasarkan bentuknya koskata bahasaJawa Dialek Banten. Dapat berupa:
(1)Kata Dasar
contoh:
Tabel dua.8 Kata Dasar dalam Bahasa Jawa Dialek Banten
No
Kata
Arti
1
Adoh
jauh
2
Krihin
Dahulu
3
Drebe
Punya
4
Mangan
Makan
5
Turu
Tidur
6
lunga
Jalan
7
Dudu
Bukan




(2)kata berimbuhan
Tabel 2.9 kata berimbuhan bahasaJawa Dialek Banten

No

Awal Kata
Kata Berimbuhan

Arti

Imbuhan
1
Jaluk
Ngejaluk
Meminta

berawalan
2
celuk
Nyeluk
Memanggil
3
Parek
Marek
Mendekat
4
Tangan
Tangane
Tangannya

berakhiran
5
Cilik
Cilike
Kecilnya
6
Rasa
Rasane
Rasanya
7
Gawa
Ngegawakaken
Membawakan

berkonfiks
8
Awan
Keawanan
Kesiangan
9
Damel
Pedamelan
Pekerjaan

(3)Kata Ulang
Tabel dua.10 istilah ulang bahasa awa DialekBanten
No
Kata
Arti
1
gelak-gelik
Sendirian
2
siji-sijine
satu-satunya
3
batur-batur
teman-teman
(4)frasa
Tabel 2.11 frasadalam Bahasa Jawa Dialek Banten
No
Kata
Arti
1
lanang wadon
laki-laki perempuan
2
putih bersih
putih bersih
3
bagian saranane
bagian sarananya
(lima)kalimat

Tabel dua.11 ContohKalimat dalam Bahasa Jawa Dialek Banten
Kalimat
Jenis Kalimat
Ngedalaken maksud sing sebenere ning kula niku”.
Mengutarakan maksud yang sebenarnya kepada aku .


kalimat tunggal
“MenengSaos, ngerasakaken saos”
Diamsaja, mencicipi saja

kalimat majemuk

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel