CERPEN CINTA TERBARU MERPATI SERIBU SAJAK
Monday, October 23, 2017
Edit
Merpatiseribu sajak
oleh: Yunidah
Bukan mengenai sepasang merpati yang selalu bersama pada cengkrama danselalu berjanji untuksaling setia seiya dan sekata, serta bukan pula mengenai peradaban romantika dalam kisah cinta kesetiaan Romeo dan Juliet serta bukan juga tentang kontroversialnya kisah cintayusuf dan zulaikah. Tapi ini merupakan mengenai kisah sejuta sajak menggunakan segalaelegansi keindahannya yang perlahan terkikis terpengaruhi ruang, pudar terpengaruhi ketika menjadi pucat pasihingga hilang membias lalu pecah sebagai butiran molekul yg berterbanganbersama debu yangtersiram hujan lalusirna entah kemana.
“Indah cita rasanya, sa’at pagi iniaku menyapamu, menggunakan dua mata sekaligus tapisayang, di global ini poly mata,”
Sebuah untaian sapa mewarnai pagi yang tengahterundung pilu diiringi rintik hujan, sajak-sajaknya semakin membumbung dalamubun-ubunku, teriring menggunakan melodi nada-nada sederhananya, sepasang merpati bercengkramadiatas ranting menanti hujan yang tidak juga reda.
Bersamasenyum terindah yang pernah kulihat, kedua bola matanya penuh binar, bulumatanya lentik ramah bak siap menyapa siapapun yg melihatnya, lesung pipitnyapenuh pesona, alisnya saling bersalaman satu sama lain menambah kesegaran padasosok yang kusebut Yusuf pada era moderen ini, jadi sekali lagi panggil dia Yusuf.
Tak ada kesan istimewa sedikitpun sebelumnyapada rendezvous yg tidak singkat itu, akan tetapi entah apa karena deskripsi sosokkharismatik pemilik lesung pipit itu selalu larut dalam bayang-bayang romansakudan tak pula mengendap, apakah ini rindu? Akh ada harap pada diriku bahwaakan ada pertemuan dengannya lagi, tidak perduli beliau mencicipi hal yang sama atautidak.
Sekali lagi bukan tentang kisah kontroversialYusuf dan Zulaikha, bukan juga mengenai kegilaan majnun dalam kisahLaila dan Majnun. Ketika hadir sebuah rasa yang mengembang memesona segala arahrasa,yg hitam menjadi putih, yangkelabu sebagai bercahaya, yg getir sebagai anggun, bahkan tai kucingpun rasacoklat ucapnya, sebuah rasa yang tidak sanggup dijelaskan menggunakan teori tak cukupdisimbolkan menggunakan isyarat, sebuah rasa yang mengandung rahasia. Itulah cinta,cinta yang tengah mengembang dalam sepasang merpati putih atau mungkin padasosok merpati saja.
Aku terkesan dengan sayup lembut desahsuaramu, pada malam yang cerah bertabur bintang bertaut estetika dalam galaksinya, pada derap nyanyian sunyilengkapi guliran saat malam ini.tiba-datang ponselku bergetar, indikasi pesan singkat masuk, saya tersenyumsumbringah kala kulihat namanya di layar ponselku.
“Darikejauhan, saya terdiam, pada sebuah angan yang tak kunjung juga, sebuah anganyang tidak nampak, Sungguh cita rasanya saya sangat merindukanmu”
Semakinmengembang rindu yg tengah berpijak menjajaki hati ini bersamaan menggunakan sajaksapanya
“saat ini tak terdapat lagi menyiksaku darikerinduan ini ”
Jawabku padanya, tetapi nampaknya perbincanganelektronik ini wajib segera disudahi karena waktu pula yang menghentikannya.
“YaTuhan, entah berhak atau tidak aku merasakan hal ini padanya sebuah rasa yangterkadang terasa indah serta kadang pula terasa menyiksa, menciptakan harap,meniadakan prasangka, tiupkan angan beserta bayangan, tentu ini rindu yangserindu-rindunya akan derap halus bisik merdu dengan bilateral terindah dalamsejarah peradaban kisah cinta merpati seribu sajak, pertemukan pulang akudengannya” gubrisku sendiri pada hati.
Siang-malamsilih berganti pada guliran waktu, bulan mulai tampakan sabitnya, seiringberlalunya guliran waktu rinduku padanya semakin membumbung diatas ubun-ubunku,terasa sesak pada dada.
Suatuketika angan yg semula tak nampak , akhirnya nampak dalam konkret, pertemuanyang awalnya hanya ekpektasiku saja sekarang menjadi konkret pada sebuah tempat yg takindah tidak juga istimewa tepatnya di halte depan kampus kala itu suasana tengahlengang. Yusuf tiba menemuiku menggunakan segala ceritanya, banyak perbincanganyang kami bicarakan, sampai perbincangan kami menyudut dalam apa yg kami samarasakan ya rindu, dan keinginan memiliki yang dikatakan banyak orang ini adalahcinta.
“akurasa ini adalah rasa yang kita nikmati, saya ingin memilikimu serta saya sewajarnyamencintaimu” ujar Yusuf pelan dan terbatadengan binar bola matanya yg penuh harap
“serupa pun saya, yg memilikihasrat yang sama”
Lagi-lagiwaktu berlalu begitu cepat serta tak terdapat yang kuasa buat mengulangnya, Aku serta Yusufsemakin dekat, semakin bahagia mengumbar rasa pada dada, saya amat bahagiamemiliki kekasih yang amat mengasihi dan menyayangiku. Aku serta Yusuf selalumenyempatkan saat buat bertemu ditengah kesibukan rutinitas yg tidak selaras.hingga suatu hari Yusuf tiba ke rumahku, aku menggunakan percaya dirimengenalkannya pada ke 2 orang tua ku.
“Icha, sini engkau ” panggil mak kudari dapur, aku menemuinya dan meninggalkan Yusuf sendiri di ruang tamu
“itu pacramu?” nada sinis yangtak pernah kubayangkan sebelumnya
Dengan terbata saya menjawab
“iya bu”
“putuskan beliau, bunda nir suka ”
Katayang tak pernah kubayangkan akan keluar berdasarkan mulut ibu ku, aku tak menjawabnyahanya diam diam, serta kembali menemui Yusuf menggunakan senyum semula seolah takada yang mengganggu perasaan dan kekhawatiranku.
Tak terdapat yang lebih sakit dari nir menerima restu orng tua
Keesokanharinya Yusuf menemuiku menggunakan penuh cahaya rindu yang meliputinya. Seolahmenutupi badai yang sebenarnya berkecamuk pada benaku lantaran ternyata orangtuaku tidak suka padanya. Akupun memperlihatkan raut yang senada dengannya, taklama dari sekedar sapa diantara kami yusuf menerangkan kerut pada dahinya dengannada terbata serta sedikit gagu
“icha, maafkan aku ”
“mengapa?”
“ini akan terasa menyakitkan, 2hari lagi aku akan melaksanakan operasi bedah yg aku tak pernah menceritakansebelumnya padamu, aku mohon kau memaafkan saya, saya takut bila aku tak mampuuntuk bangun lagi”
Terkejut,seketika fikiranku tidak karuan
“lantas mengapakau meminta maaf? Aku akan mendoakanmu”
“bukan itu, ichadulu aku pernah bercerita padamu mengenai perempuan yang bernama Zahrapadamu bukan?Dia adalah calon istriku yg beberapa bulan lagi kami akan menikah”
Seperti tergesekbongkahan es pada kutub utara, tertampar arogannya amukan badai hatiku semakintak karuan mendengar pernyataannya, tetes air mata mewakili hati yg baru sajatercambuk oleh pernyataan singkat yang mengubah estetika yang konkret menjaditinggal sebuah ekspektasi belaka
“kemudian, untuk apaselama ini kau masuk pada kehidupanku, menjadikanku kekasihmu?” Tanyaku penuhamarah
“dengar saya duluicha, orang tuaku yg menjodohkan aku dengannya, aku tak mampu menolak”
***
Lima atau enam tahun sebelum saya mengenalmu,saya adalah seorang santri disebuah pondok pesantren didekat kampungku, enamtahun saya belajar pada pesantren ini enam tahun juga ku kenal sosok wanitabertubuh sedang berkulit sawo matang menggunakan pembawaannya yang manis beliau Zahraputridsulung pemilik pondok yang mana ditempat ini jua ayahku dulu belajar. Setiaphari bercengkrama mengaji, belajar beserta menumbuhkan sebuah rasa yg disebutcinta yg kini kurasakan rasa itu padamu, meski kami masih belia tapi rasacinta yang hadir menjembatani hati kami sangatlah besar menggunakan penuh keyakinan,tetapi kabar tyang tak ingin kudengar sebagai kenyataan, Zahradikirim ayahnyauntuk belajar di mesir buat menjadi hafidz qur’an, hal ini yg menciptakan akuamat dilanda gelisah betapa tidak wanita manis yg lembut hatinya ini akanpergi sangat jauh dipisahkan sang lebih dari dua garis bujur serta lintang yangmembedakan ketika, begitu berat buat kami berpisah dalam saat yg usang sedangbunga-bunga cinta diantara kami tengah mengembang merekah merona yangmenyejukan bak cawan di tanah surge yang apabila diminum akan menghilangkan dahagauntuk selamanya, serta saya akan mencicipi dahaga yang amat lama jika saya berpisahdengannya saya akan misalnya oasis pada padang pasir yang mengejar fatamorgana.
Perpisahanpun tak terelakan denganberjuta keterpaksaan, meski Zahraberjanji akan pulang untuku serta menikah dengankupernyataan itu tak sedikitpun menghibur gundah hatiku. Hari-harikulalui sepi sendiri. Akhirnya akudipertemukan denganmu icha yang kini sebagai permaisuri hati ini, serta akumencintaimu.
“saya tak bisamemungkiri bahwa saya masih menyisakan ruang dihatiku untuknya, beliau amat berbedasekarang putih kulitnya, langsing perawakannya berbalut cadar wajahnya yang iahanya membuka waktu aku tiba bertandang kerumahnya” ujar Yusuf penuh denganketegangan diantara kami yg sedari tersebut duduk diantara rerumputan yangmelambai-lambai seakan tidak mau jika kutanyai.
Cerita yangbegitu panjang sementara saya masih sesak terisak menahan sakitnya dengankebohongan yg baru saja dilontarkan padaku yg terlalu mencintainya dengandramatis.
Aku dilemma jikaaku memaksa buat bersamanya org tuaku pula tak merestui, diapun telahdijodohkan dengan kekasihnya terdahulu wanita cantik nan sholihah yang iadatang lebih dulu daripada aku , saya rancu sekacau-kacaunya karena saya terlalumencintainya sedang aku tidak mau berpisah dengannya terlepas orang tuaku yangtak merestui.
“Aku atau dia wanita sholihah itu?Sosok Zahrayang lembut danmulia akhlaknya itu?”
“saya memilihmu, beliau pilihan orangtuaku”
“”masih kah kah berani berujarseperti itu?“
Takbanyak lagi perbincangan berdasarkan kami, karena kau tetapkan kami untuk berpisah,namun baying-bayang Zahra masih dibenaku bukan karena saya membencinya tapi rasabersalah yang meghantui karena saya secara tidak pribadi mengambil kekasihnya.
Semakin aku takkaruan dengan arus bingung hati ini, kesetiaan sepasang merpati yg selalukuanalogikan ternyata hanya ekspektasi yg tidak terlaksana. Betapa tersiksa aku menggunakan seluruh inirasa kehilangan dan rasa bersalah yang mengamuk pada jiwa.
“Ya Tuhan dzatyang maha menyayangi, betapa tersiksa saya merindu, dan mencinta makhlukmu, tapiaku mohon jangan kau palingkan cinta-Mu untuku”.
Pada akhirnyaaku paham bahwa saya hanyalah persinggahan ad interim untuknya, kisah merpatiseribu sajak yang biasa ditorehkan hanya tinggalah kata yang lama . Hinggapada malam ini segala taubat kulakukan, segala permohonana ampun kuutarakanpada dzat yg maha pengampun. Aku pasrah pasrah pasrahnya, namun yg palingjelas merupakan aku ingin sebagai misalnya Zahra perempuan sholehah itu, akh nir akuingin sebagai diriku sendiri yang sholehah. Sholehah buat orangtuaku, sholehahuntuk iammaku nanti.