PENGAJARAN SASTRA ANAK DI SEKOLAH DASAR


PENGAJARAN SASTRA ANAKDI SEKOLAH DASAR
Citraan berdasarkan realitaskehidupan pada bentuk tulis maupun lisanadalah karya sastra. Telah kita ketahui bahwa sastra memiliki berbagaimacam genre atau jenis misalnya prosa (berbentuk paragraf), puisi (berbentuk bait),drama (pertunjukan), serta lain sebagainya.
Platomengemukakan bahwa sastra merupakan output peniruan atau citra (mimesis). Sebuahkarya sastra wajib merupakan peneladanan alam semesta dan sekaligus modelkenyataan. Oleh karena itu nilai sastra semakin rendah serta jauh dari dunia inspirasi.
Dalamsastra dikenal kata sastra anak, yaitu karya sastra yg dibentuk oleh anakdan diperuntukan buat anak-anak dan sastra yg dibentuk oleh orang dewasa yangdiperuntukan buat anak-anak. Jenis sastra anak tidak jauh berbeda dengansastra pada umunya hanya yang mebedakan antara sastra umunya menggunakan sastra anakadalah bahasa yang dipakai serta ruang lingkup, sastra anak berarti didalamnya melingkupi hal-hal yang berkaitan dengan anak dan keseharian anak,umumnya anak selalu identik menggunakan dongeng, anak sangat senang saat di beridongeng sang orang tuanya.
Berbicara anak makatidak akan jauh darisekolah dasar loka dimana anak-anak berkumpul buat belajar beserta pengajar danteman sebayanya. Pengajaran sastra pada sekolah dasar (SD) diarahkan terutamapada proses anugerah pengalaman bersastra. Siswa diajak buat mengenal danmemahami bentuk serta isi sebuah karya sastra melalui kegiatan mengenal danmengakrabi cipta sastra sebagai akibatnya tumbuh pemahaman dan perilaku menghargai ciptasastra menjadi suatu karya yang indah serta bermakna. Pada hal ini sastra yangdiperkenalkan merupakan jenis dongeng atau cerita masyarakat.
Karya sastra anak yangmerupakan jenis bacaan cerita anak-anak merupakan bentuk karya sastra yangditulis buat konsumsi anak-anak. Sebagaimana karya sastra dalam umumnya, bacaansastra anak-anak adalah output kreasi imajinatif yang bisa menggambarkandunia fitnah, menghadirkan pemahaman dan pengalaman estetika tertentu.
Anak usia SD padajenjang kelas menengah dan akhir sebagai pembaca sastra telah mampumenghubungkan dunia pengalamannya dengan global fitnah yg tergambarkan dalamcerita. Hubungan interaktif antara pengalaman menggunakan pengetahuan kebahasaanmerupakan kunci awal dalam tahu serta menikmati bacaan cerita anak-anak.bacaan tadi dipandang berdasarkan cara penulisan, bahasa, dan isinya juga harusdisesuaikan menggunakan taraf perkembangan serta readiness anak.
1. Pengertian Sastra Anak-Anak
Secara konseptual,sastra anak-anak nir jauh tidak selaras dengan sastra orang dewasa (adultliteracy). Keduanya sama berada dalam wilayah sastra yg mencakup kehidupandengan segala perasaan, pikiran serta wawasan kehidupan. Yang membedakannyahanyalah pada hal penekanan anugerah citra kehidupan yg bermakna bagi anakyang diurai pada karya tersebut.
Sastra (dalam sastraanak-anak) adalah bentuk ciptaan imajinatif dengan paparan bahasa eksklusif yangmenggambarkan global fitnah, menghadirkan pemahaman dan pengalaman eksklusif, danmengandung nilai keindahan eksklusif yg bisa dibuat sang orang dewasa ataupunanak-anak. Apakah sastra anak merupakan sastra yg ditulis oleh orang dewasayang ditujukan buat anak-anak atau sastra yang ditulis anak-anak untukkalangan mereka sendiri tidaklah perlu dipersoalkan. Huck (1987) mengemukakanbahwa siapapun yang menulis sastra anak-anak tidak perlu dipermasalahkanasalkan dalam penggambarannya ditekankan dalam kehidupan anak yang memilikinilai kebermaknaan bagi mereka. Sastra anak-anak merupakan sastra yangmencerminkan perasaan dan pengalaman anak-anak melalui pandangan anak-anak(Norton,1993). Tetapi demikian, dalam kenyataannya, nilai kebermaknaan bagianak-anak itu terkadang dipandang serta diukur berdasarkan perspektif orang dewasa.
2. Manfaat Sastra Anak-Anak
Sebagai sebuah karya,sastra anak-anak menjanjikan sesuatu bagi pembacanya yaitu nilai yangterkandung di dalamnya yang dikemas secara intrinsik juga ekstrinsik. Olehkarena itu, kedudukan sastra anak sebagai krusial bagi perkembangan anak.sebuah karya dengan penggunaan bahasa yg efektif akan mengakibatkan pengalamanestetik bagi anak. Penggunaan bahasa yang imajinatif dapat menghasilkanresponsi-responsi intelektual serta emosional dimana anak akan merasakan danmenghayati kiprah tokoh serta permasalahan yang ditimbulkannya, pula membantu merekamenghayati estetika, keajaiban, kelucuan, kesedihan serta ketidakadilan.anak-anak akan mencicipi bagaimana memikul penderitaan serta merogoh resiko,pula akan ditantang untuk memimpikan banyak sekali mimpi dan merenungkan danmengemukakan aneka macam kasus tentang dirinya sendiri, orang lain serta duniasekitarnya (Huck, 1987).
Pengalaman bersastra diatas akan diperoleh anak berdasarkan manfaat yg dikandung sebuah karya sastra lewatunsur intrinsik pada dalamnya yakni; (1) memberi kesenangan, kegembiraan, dankenikmatan bagi anak-anak, (dua) mengembangkan imajinasi anak serta membantu merekamempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman atau gagasan denganberbagai cara, (3) menaruh pengalaman baru yang seolah dirasakan dandialaminya sendiri, (4) menyebarkan wawasan kehidupan anak sebagai perilakukemanusiaan, (lima) menyajikan dan memperkenalkan anak terhadap pengalamanuniversal serta (6) meneruskan warisan sastra.
Selain nilai instrinsikdi atas, sastra anak juga bernilai ekstrinsik yg bermanfaat untukperkembangan anak terutama pada hal (1) perkembangan bahasa, (dua) perkembangankognitif, (tiga) perkembangan kepribadian, serta (4) perkembangan sosial. Sastrayang terwujud buat anak-anak selain ditujukan buat menyebarkan khayalan,fantasi serta daya kognisi yg akan mengarahkan anak dalam pemunculan dayakreativitas jua bertujuan mengarahkan anak dalam pemahaman yg baik tentangalam dan lingkungan dan sosialisasi dalam perasaan serta pikiran tentang dirisendiri maupun orang lain.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel