RPP BAHASA INDONESIA HIKAYAT BAGIAN 3 KURIKULUM 2019 SMA KELAS X SEMSTER GANJIL
Thursday, December 7, 2017
Edit
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN
Sekolah :
Kelas/Semesester :X/Ganjil
MataPelajaran : BahasaIndonesia
Tema : Hikayat
AlokasiWaktu : (2x45menit)
JumlahPertemuan : 1x pertemuan
A.KompetensiInti
3. Memahami, menerapkan, menganalisis danmengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, serta metakognitifberdasarkan rasa ingin tahunya tentangilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, serta humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, danperadaban terkait penyebab fenomena serta kejadian, serta menerapkan pengetahuanprosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai menggunakan talenta serta minatnyauntuk memecahkan perkara.
4.mengolah, menalar,menyaji, dan mencipta pada ranah konkret dan ranah tak berbentuk terkait denganpengembangan berdasarkan yang dipelajarinya pada sekolah secara mandiri serta bertindaksecara efektif serta kreatif, dan mampu menggunakan metoda sinkron kaidahkeilmuan.
B.TujuanPembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pada pelajaranini dengan benar-benar-benar-benar, murid bisa:
1.memahamipengertian cerpen
2.mengetahuiunsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen
3.menemukannilai-nilai dalam cerpen
4.menjelaskanpersamaan serta perbedaan isi serta nilai-nilai pada cerpen dan cerita warga .
C.MateriPembelajaran
1.pengertiancerpen;
2.unsurintrinsik dan ekstrinsik cerpen;
3.nilai-nilaidalam cerpen (nilai budaya, moral, kepercayaan dan politik);
4.membandingkankebahasaan dan nilai-nilai dalam hikayat dan cerpen;
5.bahasaarkais(antik).
D.KompetensiDasar dan Indikator
No
Kompetensi Dasar
Indikator
1
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat serta cerpen.
4.8.1Memahami pengertian cerpen.
4.8.2Memahami unsur intrinsik dan ektrinsik cerpen.
4.8.3Memahami isi cerita warga (hikayat) serta cerpen.
4.8.4Menemukan serta tahu nilai-nilai pada cerita masyarakat (hikayat) dan cerpen.
4.8.5Membandingkan kebahasaan cerita warga (hikayat) serta cerpen.
2
4.8 Mengembangkan cerita masyarakat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan memerhatikan isi serta nilai-nilai.
4.8.1Menyampaikan nilai-nilai cerita warga (hikayat) serta cerpen didepan kelas;
4.7.1 Mengembangkan cerita masyarakat (hikayat) menjadi cerpen;
E.KegiatanPembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
AlokasiWaktu
Pendahuluan
1.berdoa, mengkondisikan kesiapan siswa agar lebih aman buat mengikuti kegiatan pembelajaran, (menyelidiki kerapihan, kebersihan kelas, absensi, rencana kegiatan, menyiapkan media serta indera serta kitab yang dibutuhkan).
2.pembiasaan membaca serta menulis selama 10 menit
3.guru menaruh motivasi, dan perilaku spiritual yaitu bersyukur karena sanggup mendapatkan berbagai nikmat.
4. Guru membicarakan Topik yg akan dipelajari serta membicarakan kompetensi yg akan pada capai.
5. Guru menggunakan kitab teks berdasarkan berbagai asal ( yang sudah disahkan kemendikbud )
20 menit
Inti
1.pengajar mengajak murid mengingat serta menjelaskan balik materi tentang nilai-nilai dalam hikayat.
2.guru memberikan penerangan mengenai pengertian cerpen, unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen, serta perbandingan kebahasaan pada hikayat serta cerpen. Guru menjelaskan pengertian kemudian memberikan contoh bahasa arkais (kuno).
3.pengajar mengajak murid membaca materi LKS Bahasa Indonesia kelas X kurikulum 2013 edisi revisi tentang unsur ekstrinsik hikayat selama 5 mnt.
4.pengajar mengajak siswa buat bersama-sama mengungkapkan nilai-nilai dalam cerpen serta menemukan bahasa arkais atau kuno.
5.pengajar membagi anak didik sebagai 6 gerombolan dan menaruh lbr kerja murid berisi contoh hikayat dan cerpen buat membandingkan nilai serta kebahasaan cerpen.
6.siswa mengomunikasikan output diskusi didepan kelas.
7.guru menyempurnakan jawaban siswa.
60 menit
Penutup
1. Guru serta siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
2.pengajar menaruh refleksi.
3. Guru menyampaikan tema pembelajaran yg akan datang.
4.pengajar mengucapkan salam.
10Menit
F.MetodePembelajaran dan Pendekatan Pembelajaran
Metode :Diskusi
Penugasan Berkelompok
Pendekatan:Saintifik
G.Media,Alat, serta Sumber Pembelajaran
Media : Ceritarakyat (hikayat) berdasarkan LKS
Alat :Spidol
Sumberpembelajaran : 1. LKS Bahasa Indonesia kelas X Semester 1
2.tatang Atep, Suwondo Dodo, dkk. 2013. Bahasa Indonesiaku Bahasa Negeriku untukkelas X SMA serta MA acara Wajib. PT. Tiga Seragkai Pustaka Mandiri-Global.solo.
tiga.kementrianPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesa. 2014. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri serta Akademik Kurikulum2013 edisi revisi 2014.
4.sulistyowati Trisni, Krisdayato Anang. 2013. Bahasa Indonesia Kebanggaan Bangsaku buat Kelas X Sekolah Menengah Atas dan MA ProgramWajib. PT. Tiga Seragkai Pustaka Mandiri-Platinum.solo.
5.sulistyowati. 2005. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. CV. Buana Raya. Jakarta.
H.Penilaian
Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik
Bentuk Instrumen
Tes Tulis
Mengerjakan lembar kerja murid mengenai perbandingan nilai serta bahasa hikayat dengan cerpen.
Tes Praktik
1.mengomunikasikan bahasa arkais dengan cara menuliskan istilah-kata pada bahasa arkais pada papan tulis.
2.mengomunikasikan output diskusi didepan kelas.
TTD GURU
............................
Lampiran01 Bahan Ajar
A.MembandingkanNilai-Nilai serta Kebahasaan Cerita Rakyat serta Cerpen
Cerita masyarakat dan hikayat adalah bagiandari karya sastra yang memiliki persamaan dan perbedaan didalamnya, Hikayat merupakanbagian menurut prosa usang sedangkan cerpen merupakan bagian menurut prosa baru.hikayat diartikan menjadi cerita yangtimbul dan beredar pada suatu daerah tertentu secara turun temurun. Biasanyacerita warga bercerita tentag sesuatu yang herbi keadaan alam disuatu loka daerah, atau herbi nama-nama tempat di suatu wilayah.misalnya peristiwa suatu danau, terbentuknya suatu gunung, cerita mengenai asalkejadian suatu daerah, serta lain-lain. Sedangkan cerpen merupakan suatu karanganatau karya sastra yg menceritakan satu cerita atau insiden dan secaratertulis umumnya cerpen habis dibaca satu kali duduk, pada Kamus BahasaIndonesia cerpen diartikan akronim berdasarkan cerita pendek.
Dalamsebuah cerpen, selain terdapat unsur intrinsik dan ekstrinsik yg membangun,masih ada pula nilai kehidupan yang dapat diteladani. Nilai-nilai yangterkandung dalam cerpen, misalnya nilai budaya, nilai moral, nilai agama, dannilai politik.
1.nilaiBudaya, adalah konsep abstrak mengenai masalah dasar yang sangat krusial danbernilai bagi kehidupan insan. Misalnya, kebiasaan gotong-royong dilingkungan rakyat yang mendeskripsikan adanya nilai budaya yg dimiliki olehmasyarakat tersebut.
2.nilaimoral, berkaitan dengan ajaran tentang baik buruknya sesuatu yg diterimaseseorang tentang perbuatan, perilaku, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dansusila.
3.nilaiagama, merupakan konsep tentang penghargaan tinggi yg diberikan oleh masyarakatdari beberapa kasus utama pada kehidupan keagamaan yang bersifat sucisehingga dijadikan pedoman bagi tingkah laku keagamaan rakyat yangbersangkutan.
4.nilaipolitik, adalah penghargaan terhadap hal-hal yang bekerjasama denganketatanegaraan atau kenegaraan misalnya system pemerintahan dan dasarpemerintahan.
B.PerbandinganBahasa Cerita Rakyat serta Cerpen
No
CERITA RAKYAT/HIKAYAT
CERPEN
1
Baku
Tidak baku
2
Arkais serta melayu
Bahasa keseharian
C.BahasaArkais
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia(2008: 86), arkais berarti 1) berhubungan dengan masa dahulu atau berciri antik,tua; dua) tidak lazim digunakan lagi (mengenai istilah). Didalam karya sastra tidak sporadis ditemukankosa istilah arkais, seperti dalam kutipan cerpen berikut.
“Malamyang tidak biasa. Aku menghidu aroma yg tidak biasa. Aroma yg menciptakan dirikudicekam rasa takut yang tidak biasa. Giris. Di kejauhan bunyi burung malambergaok-gaok, bersahut-sahutan. Sungguh tak biasa. Bungkas sudah nyaliku.ciut.”
Berikutini kata-kata arkais yang diambil menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Kata arkais
Arti
Ahkam
Hukum, undang-undang
Anggara
Buas; liar
Anju
1.percobaan hendak melangkah, melompat, dsb.; ancang-ancang;
2. Maksud; tujuan.
Bagul
Menggendong; mendukung
Bahalan
Bengkak bernanah dalam selangkangan
Balabad
1.atas angin;
2.angin darat; angin pegunungan
Banang
Besar pada jenisnya
Bedegap
Kuat; tegap
Begu
Hantu hutan
Belabas
Kain sutra berbenang emas
Belangah
Terbuka lebar-lebar; ternganga; menganga
Belu belai
1. Banyak lisan; cerewet
2. Kata-kata lembut dan manis
Bembarap
Tandu buat mengangkat orang
. Sombong; angkuh; pongah
Bengah 1. Dalam keadaan duduk dengan menegakkan badan serta kepala; 2
Benyai
Terlalu lembek; terlalu lunak (misalnya nasi yg terlalu banyak airnya).
Berenggil
Menonjol (tersembul) ke luar (seperti mata kepiting, biji jambu monyet)
Berus/memberus
Sikat/menyikat
Bocok
Kelambu penutup buaian bayi
Bokoh
Lemah; lembik
Bungar
Pertama kali keluar (tentang telur, butir, bunga, dan sebagainya)
Buar
Suka menghamburkan uang; boros; royal
Bungkas
Terjungkit pada ujungnya atau pada pangkalnya
Buntal
Gembung; buncit
Gerbas-gerbus
Berbunyi berdesau-desau
Geracak
Berbunyi misalnya air menggelegak
Giris
Ketakutan; sangat takut
Goak, bergoak-goak
Berteriak keras-keras, berkoar-koar
Syahdan
Selanjutnyabiasanya dipakai dalam permulaan cerita atau permulaan bab
Hatta
Lalu ...; sudah itu lalu...; maka...;
-- maka hatta
Lampiran02 Latihan
A.soal
MEMBANDINGKANNILAI-NILAI DAN KEBAHASAAN
CERITARAKYAT DENGAN CERPEN
(Waktu45 Menit)
Kelompok :
Anggota :
1.bacalahcerpen “Bertengkar Berbisik”!
Bertengkar Berbisik
(M. Hasim)
Biasanya orang yangbertengkar tak bisa tidak akan melepaskan sekuat-kuatnya suaranya serta berkata berebut-rebutdengan tiada mempedulikan koma serta titik. Dalam cerita ini, suatu pertengkaranyang disudahi menggunakan perkelahian yg hebat, sudah berlaku menggunakan berbisiksaja.
Pada waktu itu mataharisudah jauh condong ke barat. Tiga orang musafir, yang berjalan kaki sedangdalam perjalanannya. Mereka itu mempercepat langkah, supaya dapat berbuka puasadi kampung orang. Menjelang akan sampai ke sebuah kampung kecil, yg masukbahagian Batangtoru, mereka itu berhenti sebentar akan bermusyawarah.
“Di kampung itu tidakada lepau nasi, kenalan kitapun tidak ada. Di manakah kita akan menumpang?Bertanak sendiri pada puasa begini, aku tidak sanggup cita rasanya” kata seorang,yang bernama si Burkat.
“Itulah sebabnya makasaya katakan tadi, lebih baik kita bermalam pada Sitinjak saja; di sana adawarung nasi,” jawab temannya yg bernama si Togop.
“Saya sangka tadi, jikadiburu-buru berjalan, dapat jua kita bermalam pada Batangtoru, rupanya nir.akan namun, menyesal dan mengeluh tak terdapat gunanya. Lebih baik kita cari logika,supaya kita bisa makan petang ini.” Sejurus lamanya ketiganya tiadaberkata-istilah.
“Aku bisa suatu nalar,”mengatakan si Burkat sambil memadang kedua temannya berganti-ganti. Salah seorangdi antara kita bertiga, kita panggilkan ketua kampung.”
”Kalau dipanggilkankepala kampung saja aku rasa belum akan kenyang perut,” jawab si Togop.
“Itu aku tahu. Tetapibagaimana logika yang terpikir oleh aku itu, belum saya keluarkan semuanya.dengarlah baik-baik. Kita seluruh memahami, orang yg tenama atau orang yangberpangkat lebih dimalui orang daripada orang sembarang saja. Jadi, salahseorang diantara kita, kita sebut kepala kampung, 2 orang jadi pengiringnya.dengan hal demikian, di kampung ini kita menetap saja ke rumah kepalakampungnya. Saya rasa dia senang menjamu kita buat semalam ini.”
”Menurut pikiran sayaakal itu dapat digunakan. Tetepi lantaran kamu yg menerima nalar itu, engkaulahpula kita angkat jadi kepala kampung itu. Kami berdua jadi pengiring,” istilah siTogop.
“Engkau Togu, bagaimanapikiranmu?” bertanya si Burkat kepada temannya yg seorang lagi.
” Saya dari saja!”jawab si Togu.
“Baik. Tetapi mula-mulapatutlah saya diberi bergelar dahulu. Sebut sajalah saya Sutan Menjinjing Alam.namun hati-hati, jangan sesat, bila-jika terbuka rahasia kita. Apabila terbuka,bukan saja kita tidak dapat makan, tetapi badan kita akan merasai jua orangbuat. Bungkusan serta payung saya ini bawalah oleh engkau berdua, lantaran tak pantaslagi seorang raja membawa bungkusan jika aku ada pengiringnya.”
Sudah itu berjalanlahSutan menjinjing alam di muka, diiringi si Togop dan si Togu.
Sesampai pada kampungyang disebut tersebut, setelah bertanya pada seorang orang kampung itu, merekaitu pun teruslah menuju ke tempat tinggal ketua kampung. Mula-mula naiklah si Togumengabarkan kedatangan mereka itu kepada yang empunya rumah.
Tiada berapa lamadengan bergegas turunlah seseorang pria yg setengah umur menurut tempat tinggal .dengan ramah tamah serta senyum simpul memberi salam dan mengajak SutanMenjinjing Alam naik.
Sesampai pada rumah,Sutan Menjinjing Alam dipersilakan duduk pada atas permadani serta kedua kawannyadi atas sehelai tikar pandan yg putih bersih.
Baru sementara waktu merekaitu duduk, kedengaranlah di sebelah belakang “reok” ayam. Kepala kampung yangtiada berbeslit itu pun memandang kepada ke 2 kawannnya, menggunakan pandang yangberarti, seolah-olah menyampaikan : “Lihatlah, komidi kita berhasil baik!”
Setelah bercakap-cakapsejurus, waktu berbuka pun tibalah. Sebuah talam yg berisi penganan diangkatorang ke hadapan Sutan Menjinjing Alam, sedang si Togop serta si Togu dilayaniseperti biasa saja.
“Marilah kita berbukadahulu, Engku!” istilah yg punya tempat tinggal . ”Namun buat makan, saya harap engkauakan sabar kiranya sampai tanggal sembahyang Isya.”
“Tidak mengapa, Engku.kami telah mengganggu kesenangan engku dan menciptakan orang kaya di rumah inibersusah-susah, jawab Sutan Menjinjing alam sembari mengangkat sebuah gelas yangberisi seterup ke bibirnya.
Waktu hendak makan,sebuah talam diangkat orang jua ke hadapan Sutan Menjinjing Alam.dalam piringgulainya tampaklah terbelintang sebuah paha ayam, dan dalam piring lain sebilahdada ayam yg digoreng. Si togop serta si Togu hanya menerima tulang-tulangrusuk serta tulang-tulang belakang saja.
Memandang perbedaaanitu, terbitlah cemburu dalam hati kedua pengiring itu, lebih-lebih lagi siTogop.
2.bacalah“Hikayat Bunga Kemuning” Berikut!
“HIK AYAT BUNGA KEMUNING”
Dahulu kala, ada seseorang raja yang memiliki sepuluh orang puteri yangcantik-anggun. Sang raja dikenal menjadi raja yg bijaksana. Tetapi dia terlalusibuk menggunakan kepemimpinannya, karenanya beliau nir mampu buat mendidikanak-anaknya. Istri oleh raja sudah mangkat global saat melahirkan anaknyayang bungsu, sehingga anak oleh raja diasuh oleh inang pengasuh. Puteri-puteriRaja menjadi manja serta nakal. Mereka hanya suka bermain di danau. Mereka takmau belajar dan pula tidak mau membantu ayah mereka. Pertengkaran sering terjadidiantara mereka.
Kesepuluhputeri itu dinamai dengan nama-nama warna. Puteri Sulung bernama Puteri Jambon.adik-adiknya dinamai Puteri Jingga, Puteri Nila, Puteri Hijau, Puteri Kelabu,Puteri Oranye, Puteri Merah Merona, Puteri Kuning serta 2 puteri lainnya. Bajuyang mereka pun berwarna sama dengan nama mereka. Dengan begitu, oleh raja yangsudah tua bisa mengenali mereka dari jauh. Meskipun kecantikan mereka hampirsama, si bungsu Puteri Kuning sedikit berbeda, Ia tak terlihat manja dan nakal.sebaliknya ia selalu riang serta dan tersenyum ramah pada siapapun. Ia lebihsuka bebergian dengan inang pengasuh daripada menggunakan kakak-kakaknya.
Pada suatuhari, raja hendak pulang jauh. Ia mengumpulkan seluruh puteri-puterinya. "Akuhendak pergi jauh dan lama . Oleh-sang apakah yg kalian inginkan?" tanyaraja. "Aku ingin perhiasan yg mahal," kata Puteri Jambon. "Akumau kain sutra yang berkilau-kilau," kata Puteri Jingga. 9 anak rajameminta bantuan gratis yang mahal-mahal pada ayahanda mereka. Tetapi lain halnya denganPuteri Kuning. Ia berpikir sejenak, kemudian memegang lengan ayahnya. "Ayah,aku hanya ingin ayah kembali dengan selamat," katanya. Kakak-kakaknyatertawa serta mencemoohkannya. "Anakku, sungguh baik perkataanmu. Tentu sajaaku akan balik menggunakan selamat dan kubawakan hadiah indah buatmu," katasang raja. Tak usang kemudian, raja pun pulang.
Selama sangraja pulang, para puteri semakin nakal serta malas. Mereka sering membentak inangpengasuh serta menyuruh pelayan supaya menuruti mereka. Karena sibuk menurutipermintaan para puteri yg rewel itu, pelayan tidak sempat membersihkan tamanistana. Puteri Kuning sangat sedih melihatnya karena taman adalah tempatkesayangan ayahnya. Tanpa ragu, Puteri Kuning merogoh sapu dan mulaimembersihkan taman itu. Daun-daun kering dirontokkannya, rumput liardicabutnya, serta dahan-dahan pohon dipangkasnya hingga rapi. Semula inangpengasuh melarangnya, namun Puteri Kuning permanen berkeras mengerjakannya.
Kakak-kakakPuteri Kuning yg melihat adiknya menyapu, tertawa keras-keras. "Lihattampaknya kita punya pelayan baru,"kata seseorang antara lain. "Haipelayan! Masih ada kotoran nih!" ujar seseorang yg lain sambil melemparkansampah. Taman istana yg telah rapi, kembali rambang-acakan. Puteri Kuning diamsaja dan menyapu sampah-sampah itu. Kejadian tersebut terjadi berulang-ulangsampai Puteri Kuning kelelahan. Dalam hati beliau sanggup merasakan penderitaan parapelayan yang dipaksa mematuhi berbagai perintah kakak-kakaknya.
"Kalianini benar-benar keterlaluan. Mestinya ayah tidak perlu membawakan apa-apa untukkalian. Bisanya hanya mengganggu saja!" Kata Puteri Kuning menggunakan murka ."Sudah ah, saya bosan. Kita mandi pada danau saja!" ajak Puteri Nila.mereka meninggalkan Puteri Kuning seseorang diri. Begitulah yg terjadi setiaphari, hingga ayah mereka pergi. Ketika sang raja datang di istana, kesembilanputeri nya masih bermain di danau, ad interim Puteri Kuning sedang merangkaibunga di teras istana. Mengetahui hal itu, raja menjadi sangat murung ."Anakku yg rajin dan baik budi! Ayahmu tak mampu memberi apa-apa selainkalung batu hijau ini, bukannya warna kuning kesayanganmu!" istilah sangraja.
Raja memangsudah mencari-cari kalung batu kuning di banyak sekali negeri, tetapi benda itu takpernah ditemukannya. "Sudahlah Ayah, tak mengapa. Batu hijau pun anggun!Lihat, harmonis benar dengan bajuku yg berwarna kuning," istilah PuteriKuning menggunakan lemah lembut. "Yang krusial, ayah sudah kembali. Akankubuatkan teh hangat buat ayah," katanya lagi. Ketika Puteri Kuningsedang menciptakan teh, kakak-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hibah dansaling memamerkannya. Tak terdapat yang jangan lupa dalam Puteri Kuning, apalagi menanyakanhadiahnya. Keesokan hari, Puteri Hijau melihat Puteri Kuning memakai kalungbarunya. "Wahai adikku, rupawan sahih kalungmu! Seharusnya kalung itumenjadi milikku, lantaran saya adalah Puteri Hijau!" katanya menggunakan perasaaniri.
Ayahmemberikannya padaku, bukan kepadamu," sahut Puteri Kuning. Mendengarnya,Puteri Hijau menjadi marah. Ia segera mencari saudara-saudaranya serta menghasutmereka. "Kalung itu milikku, tetapi beliau mengambilnya menurut saku ayah. Kitaharus mengajarnya berbuat baik!" istilah Puteri Hijau. Mereka kemudian sepakatuntuk merampas kalung itu. Tak lama kemudian, Puteri Kuning ada.kakak-kakaknya menangkapnya serta memukul kepalanya. Tak disangka, pukulantersebut mengakibatkan Puteri Kuning tewas. "Astaga! Kita harusmenguburnya!" seru Puteri Jingga. Mereka beramai-ramai mengusung PuteriKuning, kemudian menguburnya pada taman istana. Puteri Hijau ikut mengubur kalungbatu hijau, karena dia tidak menginginkannya lagi.
Sewaktu rajamencari Puteri Kuning, tidak terdapat yg tahu kemana puteri itu pergi.kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa. Raja sangat marah. "Hai parapengawal! Cari dan temukanlah Puteri Kuning!" teriaknya. Tentu saja takada yg sanggup menemukannya. Berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, takada yg berhasil mencarinya. Raja sangat murung . "Aku ini ayah yang jelek,"katanya." Biarlah anak-anakku kukirim ke tempat jauh buat belajar danmengasah budi pekerti!" Maka dia pun mengirimkan puteri-puterinya untukbersekolah pada negeri yg jauh. Raja sendiri tak jarang termenung-menung di tamanistana, murung memikirkan Puteri Kuning yang hilang tidak berbekas.
Suatu hari,tumbuhlah sebuah tanaman pada atas kubur Puteri Kuning. Sang raja heranmelihatnya. "Tanaman apakah ini? Batangnya bagaikan jubah puteri, daunnyabulat berkilau bagai kalung batu hijau, bunganya putih kekuningan dan sangatwangi! Tanaman ini mengingatkanku pada Puteri Kuning. Baiklah, kuberi nama iaKemuning.!" istilah raja menggunakan bahagia. Sejak itulah bunga kemuningmendapatkan namanya. Bahkan, bunga-bunga kemuning bisa digunakan untukmengharumkan rambut. Batangnya dipakai untuk menciptakan kotak-kotak yang latif,sedangkan kulit kayunya dibuat orang menjadi bedak. Setelah meninggal pun, PuteriKuning masih memberikan kebaikan.
3.diskusikanlahbersama gerombolan belajar anda, lalu tuliskan pokok cerpen diatas denganmenggunakan bahasa anda sendiri!
4.analisislahnilai-nilai yang terkandung pada cerpentersebut!
5.bandingkanlahisi bahasa cerpen di atas menggunakan Hikayat Bunga Kemuning lalu bacakan didepan kelas.
Tabel hasilperbandingan
Unsur yg dibandingkan
Cerpen bertengkar berbisik
Hikayat bunga kemuning
Pengarang
Tema
Kelogisan
Amanat
Nilai
Cerpen Bertengkar Berbisik
Hikayat Bunga Kemuning
Agama
Budaya
Moral
Sosial
B.jawaban
3.jawaban: Tiga orang musafir, yg berjalan kaki sedang dalam perjalanannya. Mereka itumempercepat langkah, agar dapat berbuka puasa di kampung orang. Menjelang akansampai ke sebuah kampung mini , yg masuk bahagian Batangtoru, mereka ituberhenti sebentar akan bermusyawarah. Akhirnya mereka hingga diperkampungan danmasih berbincang buat makan mereka, yg mereka menunggu hingga selepas isya.
4.tabelhasil perbandingan
Unsur yg dibandingkan
Cerpen bertengkar berbisik
Hikayat bunga kemuning
Pengarang
M. Kasim
Anonim
Tema
ayahnya.
Kekeluargaan, Kerajaan dan Kasih sayang lapang dada seseorang anak kepada
Kelogisan
Logis
Tidak logis
Amanat
Jangan berbohong
Jadilah anak yang baik dan bermanfaat buat seluruh orang
5.
Nilai
Cerpen Bertengkar Berbisik
Hikayat Bunga Kemuning
Agama
Berpuasa
Bersabar
Budaya
Menjamu tamu
Sopan terhadap orang tua
Moral
Jangan berbohong
Baik hati
Sosial
Kerjasama tiga sahabat
Membantu inang pengasuh
PanduanPenskoran
a.kognitif
No
Deskripsi
Aspek yg Dinilai
Jumlah skor
Membandingkan Unsur ikstrinsik
Membandingkan Nilai
Membanding-kan Gaya Bahasa
Pengarang
Tema
Kelogisan
Amanat
Agama
Budaya
Moral
sosial
1
Jika anak didik menjawab paripurna/tepat
10
10
10
10
10
10
10
10
20
100
2
Jika murid menjawab kurang paripurna/kurang tepat
7
7
7
7
7
7
7
7
10
72
3
Jika siswa menjawab tidak sempurna
5
5
5
5
5
5
5
5
5
50
4
Jika anak didik nir menjawab
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Keterangan: nilai tertinggi merupakan 100
b.psikomotor
No
Deskripsi
Aspek yg Dinilai
Jumlah
Skor
Mengomunikasikan bahasa arkais dengan cara menuliskan kata-istilah dalam bahasa arkais pada papan tulis.
Mengomunikasikan output diskusi didepan kelas.
1
Jika siswa mengomunikasikan bahasa arkais dan output diskusi dengan sempurna.
50
50
100
2
Jika anak didik mengomunikasikan bahasa arkais serta hasil diskusi kurang sempurna.
35
35
70
3
Jika murid mengomunikasikan bahasa arkais serta hasil diskusi dengan tidak sesuai atau tidak sempurna.
20
20
40
4
Jika siswa tidak tampil atau nir apabila anak didik mengomunikasikan bahasa arkais serta output diskusi.
0
0
0