YANG MEMBEDAKAN ANTARA MANUSIA DENGAN BINATANG ADALAH BAHASA


            Bahasamerupakan hadiah tidak ternilai yg diberikan sang dewa kepada manusia agarmampu buat saling berkomunikasi satu sama lainnya. Berbeda dengan binatangyang nir bisa berbahasa. Akal serta bahasa adalah pembeda antara manusiadan hewan, secara garis besar kita tahu manusia dapat berbahasa karenapengaruh logika yg dimiliki berbeda menggunakan hewan yg nir dibekali dnganakal.  Berikut adalah penjelasan secarateoritik dalam buku
Kholid A. Harras  serta Andika Dutha Bachari:
kita memahami bahwa hewan misalnya kakak tua, beo, dan sejenisnyadapat ‘berbicara’ dalam pengertian yang pertama. Psikolinguis ingin membuktikanapakah binatang dapat berbicara pada pengertian yg ke 2 juga. Merekatertarik pada masalah ini karena mereka ingin tahu jawaban terhadap pertanyaanberikut ini: apakah kita merupakan satu‑satunya makhluk yang memiliki bahasa?Jika demikian, apakah hanya kita yg bisa memperoleh bahasa?
Menurut  Kholid A. Harras  serta Andika Dutha Bachari agar kita dapatmenetahui disparitas antara bahasa insan dan binatang merupakan kita harusmenegtahui terlebih daulu apakah itu hakikat bahasa?  buat memahami hakikat bahasa, kita perlumemahami dua hal krusial. Pertama, mengenai semua sistem komunikasibinatang dibandingkan menggunakan bahasa manusia buat melihat apakah binatang dapatdikatakan berbicara dalam arti yang sesungguhnya. Kedua, majemuk upayamengajari binatang buat berbahasa. Tujuan semua kajian itu nir lain adalahuntuk melihat apakah hanya manusia yang memiliki potensi buat berbicara.apakah kita secara biologis terpilih sebagai binatang yang berbicara atautidak.
Apakah hewan berbicara? Tugas kita pertama‑tama adalahmenemukan apakah binatang itu sesungguhnya memiliki bahasa. Untuk menemukanjawaban itu, kita perlu membuat bandingan antara bahasa manusia dengankomunikasi binatang.
Pertama yg perlu kita pertimbangkan merupakan apakah kitamembandingkan sistem yang tidak sinkron secara kuantitatif atau secara kualitatif.bahasa insan mungkin berkembang secara gradual berdasarkan sarana komunikasibinatang yg primitif pada garis pertumbuhan yang berkesinambungan. Pandangansemacam itu berangkat berdasarkan teori yg dikenal dengan teori kontinuitas. Padasisi lain, yakni teori diskontinuitas, menyatakan bahwa bahasa insan ituberbeda dengan bahasa binatang. Pendukung teori kontinuitas menyampaikan bahwabahasa tumbuh dari sistem panggil primata, misalnya yg dipakai sang kerasekarang ini. Mereka berasurnsi bahwa insan mulai ‘berbahasa’ denganseperangkat teriakan di mana tiap‑tiap teriakan itu mempunyai maknanya masing‑masingseperti bahaya, ikutilah saya, atau jangan sentuh betina itu, iamilik aku . Teriakan‑teriakan itu secara bertahap diperluas serta pelan‑pelanberevolusi menjadi bahasa.     
Pendukung teoridiskontinuitas menyatakan bahwa manusia masih mempertahankan perangkat dasarteriakan binatang, yang masih berdampingan dengan bahasa. Erang kesakitan,teriakan ketakutan, dan beragam tangisan bayi   mungkin masih relevan menggunakan sistem panggilkera. Bila pandangan itu benar, tentu sukarlah buat membandingkan saranakomunikasi insan serta hewan. Hal semacam itu seperti membandingkan 2 halyang tidak sama seperti membandingkan bahasa Cina menggunakan seperangkat lampu lalulintas. Masalah penting ke 2 yang kita hadapi adalah tidak mudah untukmenentukan mana yang dianggap sebagai komunikasi binatang. Untuk menentukannyakita wajib memperhatikan model model di mana binatang itu secara sengajamencoba membicarakan keterangan.
Untuk membandingkanbahasa manusia dengan sistem komunikasi hewan, langkah pertama artinya kitaberupaya mendefinisikan bahasa. Bloch serta Trager (1942), contohnya, memberikandefinisi bahasa itu menjadi berikut. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi ujaryang bersifat manasuka yg adalah sarana kelompok sosial bekerja sama.  Aitchison (1984) menyatakan bahwakarakteristik bahasa manusia itu merupakan menjadi berikut.
1. Menggunakan saluranvokal‑lauditoris
2. Arbitrer
3. Kebermaknaan
4. Transmisi budaya
5. Penggunaan spontan
6. Saling berganti
7. Dualitas
8. Keterpisahan
9. Kebergantunganstruktur
10. Kreativitas
Setelah kita mengkajiciri‑ciri bahasa tadi,dapatkah kita katakan bahwa binatang itu dapat berbahasa atau dapat berbicara?Bila buat mengukur binatang itu berbahasa atau tidak didasarkan dalam kesepuluhciri tadi, maka jawabnya jelas bahwa binatang itu nir berbahasa atautidak berbicara. Binatang hanya mempunyai sebagian mini menurut ciri‑ciri tadi dalam keadaanterbatas. Burung bernyanyi memiliki dualitas dan lebah menari mempunyai ciriketerpisahan dalam derajat tertentu, tetapi seperti kita ketahui, tidak adasistem komunikasi hewan mempunyai dualitas serta keterpisahan. Tidak adasistem komunikasi hewan yang terbukti memiliki kebermaknaan atau menggunakanstructure dependent operations. Di atas semuanya itu, nir ada binatang yangberkomunikasi secara kreatif menggunakan binatang lain.
            Jadibinatang tidak tidak berbahasa atau tidak berbicara hanya sanggup mengeluarkanbunyi yang terbatas.



Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel