STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM
Thursday, January 11, 2018
Edit
إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِأَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُمُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ،وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ َبِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّأَوْ سَعِيْدٌ
“Sesungguhnyasetiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes maniselama empat puluh hari, kemudian berubah sebagai setetes darah selama empatpuluh hari, kemudian sebagai segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudiandiutus kepadanya seseorang malaikat kemudian ditiupkan padanya ruh dan diadiperintahkan buat tetapkan empat perkara: memutuskan rizkinya, ajalnya,amalnya serta kecelakaan atau kebahagiaannya”. (HR. Al-Bukhari serta Muslim)
RasulullahShallallahu ‘alaihi wa sallam pula bersabda:
فَإِنَّهُلَمْ يَكُنْ عَبْدٌ لِيَمُوْتَ حَتَّى يَبْلُغَ آخِرَ رِزْقً هُوَ لَهُ فَأَجْمِلُوْافِي الطَّلَبِ
"Sesungguhnyaseorang hamba tidak akan tewas sampai dia mendapatkan rizki terakhirnya, olehkarena itu carilah rezeki dengan cara yang baik." (HR. Al-Hakim danal-Baihaqi).
Haditsini permanen memerintahkan kita mencari rezeki. Namun menggunakan kentara disebutkan ilmudunia bukan sarat mutlak orang mendapatkan kekayaan apalagi kebahagiaan.
maka jelaslah sudah bahwa kita sebagai manusiadiperintahkan buat belajar atau menuntut ilmu, karena seluruh hal pada hakikatnyabersumber berdasarkan ilmu pengetahuan baik itu imu pengetahuan yang bersifat duniawaimaupun ilmu pengetahuan yg bersifat agamis. 1.AsasMeniadakan Kesempitan serta kesukaran (A’damul haroj)
Asas ini diambil dari beberapa ayat Al-Qur’an ketikaAllah SWT menyifati Rasulullah SAW sebagai berikut:
“Allah tidak membebani seorang melainkansesuai dengan kesanggupannya”. (Q.sal-Baqarah: 286)
“allah menghendaki kemudahan bagimu, dantidak menghendaki kesukaran bagimu..” (Q.sal-Baqarah: 185)
“Dan Allah sekali-kali nir membuahkan untukkamu dalam kepercayaan suatu kesempitan”. (Q.sal-Haj: 78)
Uraiandi atas mendeskripsikan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an yg berkenaan dengan asas‘adamul haroj mengindikasikan tanda kasih sayang Allah yang Maha Mengetahui berbagaimacam situasi serta kondisi seluruh hamba-Nya pada keadaan sehat atau sakit,kuat atau lemah. Syekh Hadlori bahkan menegaskan menggunakan adanya asas ini makadiisyaratkan juga rukhsah dalamberbagai aspek ibadah, seperti berbuka puasa bagi musafir, memakan barang haramketika darurat.
Dalamaspek ibadah, asas adamul haroj dapat dilihat menurut beberapa ayat Al-Qur’an yangtidak banyak menaruh beban sebagai akibatnya menjadi gampang dilaksanakan tanpakesukaran serta keberatan, di antaranya:
a.bolehmengqasar shalat, seperti yg tercantum dalam Q.S An-Nisa ayat 101:
“Dan bila kamu bepergian di muka bumi,maka tidaklah mengapa kamu mengqasar sembahyang-Mu”.
b.bolehberbuka puasa (ifthar) bagi mereka yang melaksanakan perjalanan (musafir) atausakit. Bahkan puasa mampu diganti menggunakan fidyah (bayar fakir miskin) bagi merekeyang sudah tak bisa buat mengqodo (mengubah) puasa yang telah ditinggal ataukandisi yg mengharuskan buat tidak puasa terutama bagi bunda-mak yang menyusuianaknya sebagaimana pada Q.S Al-Baqarah ayat 184:
c.
“Maka barang siapa di antara kamu terdapat yangsakit atau pada perjalanan lalu berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa)sebesar hari yg ditinggalkan itupada hari-hari yg lain. Dan harus bagiorang-orang yang berat menjalankannya (apabila mereka tidak berpuasa) membayarfidyah, (yaitu): member makan seorang miskin”.
d.kebolehanmengganti wudhu menggunakan tayamum apabila sakit atau sukar mendapatkan air sepertidalam Q.S Al-Maidah ayat 6:
“dan bila engkau sakit atau dalam perjalanan atau pulang menurut tempatbuang air (kakus) atau menyentuh wanita, kemudian engkau nir memperoleh air,maka bertayamumlah menggunakan tanah yg baik (bersih)”.
e.memakanmakanan haram apabila kondisi darurat (emergensi) sebagaimana pada Q.sal-Baqarah ayat 173:
“Sesengguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, dagingbabi, dan hewan yang (saat disembelih) disebut (nama) Selain Allah, tetapibarang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidakmenginginkannya serta nir (pula) melampaui batas, Maka tidak terdapat dosa baginya”.
2. Asas Sedikit Pembebanan (Taklilat-takalifi)
Asas taklil at-takalifi sebenarnyadapat disatukan menggunakan ‘adamul haroj karena asas ini adalah konklusi logisdari asas ‘adamaul haroj (nir adanya kesukaran). Hal itu diungkapkan olehSyekh Muhammad Haldori bahwa:
“ Asas taklil at-takalif merupakan konklusi generik lantaran ketiadaan kesukaran(‘adamaul haroj), karena sesungguhnya banyaknya beban adalah kesukaran...”
Asas taklil at-takalif ini dimaksudkanagar kewajiban kepercayaan pada umat manusia itu tidak menyulitkan serta menyusahkan.hal ini sinkron menggunakan firman Allah surat Al-Maidah ayat 101, yg artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamumenanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yg apabila diterangkan kepadamu akanmenyusahkan kamu ”( Al-Maidah ayat 101).
Ayat ini mengingatkan pada manusiaagar menunda diri dalam arti tidak menanyakan kasus yang tidak ada ketetapanhukumnya, contohnya pada ketika peraturan perundang-undangan belum diketahui, danagar permasalahannya buat ad interim dibiarkan keliru (tawakuf). Kemudianpermasalahan itu bisa dipecahkan melalui kaidah-kaidah umum buat memberikelonggaran pada manusia.
3. Asas Bertahap dalam Menegakan Hukum (At-tadrij fi at-tasyri’)
Tiap-tiap rakyat secara alamiah memilikiadat norma, baik yg sudah berakar atau turun temurun juga dangkal.demikian jua halnya, warga Arab loka agama Islam diturunkan untukpertama kalinya. Mereka memiliki kebiasaan serta kesenangan yg sukar dihilangkandan sekaligus.
Oleh karenanya maka Al-Qur’an tidak diturunkansekaligus, melainkan surat demi surat serta ayat demi ayat. Bahkan, menurutperistiwa-peristiwa yg menghendaki diturunkannya,
Cara demikian agar disenangi sang jiwa bangsa Arabdan lebih mendorong mereka kearah menaatinya, dan bersiap meninggalkanketentuan lama buat menerima hokum atau ketentuan baru.
Misalnya waktu Rasulullah ditanya tentangminuman keras (khamr) serta perjudian (al-maisir), padahal masalah tadi sudahmenjaid tradisi bangsa Arab, Nabi menjawab menggunakan lisan dalam Q.S Al-Baqarahayat 219 :
فِيهِمَا إِثْمٌ كَبِيرٌوَمَنَافِعُ لِلنَّاسِ وَإِثْمُهُمَا أَكْبَرُ مِنْ نَفْعِهِمَا
“Pada keduanya masih ada dosa yang besar serta beberapa manfaat bagimanusia, namun dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya”. (Q.sal-Baqarah:219)
Ayat tersebuttidak dengan tegas berisi larangan minuman keras dan judi atau mengharsukanmereka meninggalkannya, meskipun meninggalkan keharusan tadi bisa dipahamisecara tidak langsung. Hal ini secara logika ayat tadi mengungkapkan bahwahal yg lebih banyak merugikan, perlu ditinggalkan. Disinilah keagungan ayatAl-Qur’an pada menyanjung manusia sekaligus menyindir menggunakan bahasa yg halusdan penuh nalar. Kemudian selesainya jiwa mereka (bangsa Arab) sanggup menerimauntung ruginya minuman keras dan judi, turun lagi ayat Al-Qur’an yang lainyaitu QS Al-Maidah ayat 90-91 :
“ Hai orang-orang yg beriman, sesungguhnya (meminum)khamar, berjudi, (berkorban buat) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalahtermasuk perbuatan syaitan.maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu supaya kamumendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkanpermusuhan serta kebencian di antara kamu karena (meminum) khamar dan berjudiitu, dan menghalangi engkau menurut mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilahkamu (menurut mengerjakan pekerjaan itu). (QS Al-Maidah:90-91)
Berdasarkanhal tadi diatas, maka strategi pendidikan jika melihatsystem jaran-ajaran Islam yang telah dicontohkan tersebut adalah sebagaiberikut :
1. Mendidik menggunakan kasihsayang
Kasihsayang begitu penting lantaran dia memicu ketaatan dan kebersamaan. Antara kaishsayang dan ketaatan memiliki ikatan kebersamaan. Hasil berdasarkan afeksi orangtua ini akan menciptakan anak-anak nir mudah mengabaikan tanggung jawab serta tugasyang diamanahkan pada mereka. Peran afeksi sangat penting dalampengembangan ruh serta keseimbangan jiwa anak. Teguh atau tidaknya pendidiriandan kebaikan perilaku seorang anak bergantung besarnya kasih sayang yangditerima selama masa pendidikan.
2.Tidak menyulitkan serta menyusahkan peseta didik, serta
Memberikan pedagogi sesuai porsi atau ukuran kepadapeserta didik sesuai dengan umur serta kemampuannya tidak memaksakan ataumenyusahkan siswa.
3.Bertahap sesuai menggunakan kematangan anak atau peserta didik
Tidak dan merta namun melalui termin-tahap supaya menyesuaikandengan perkembangan siswa, baik itu dipandang menurut segi umur murid maupunkematangan berfikirnya.