HAKIKAT DAN CIRI BAHASA MANUSIA
Saturday, June 2, 2018
Edit
A.HAKIKAT BAHASA MANUSIA
Chomsky seringmendeskripsikan hakikat bahasa pada kajiannya. Satu hal yg ditekankannyaialah bahwa bahasa itu memakai structure‑dependentoperations (operasi kebergantunganstruktur). Operasi kebergantungan struktur yang dimaksud artinya komposisi danproduksi tuturan nir hanya menguntai urutan kata‑kata.setiap kalimat mempunyai struktur internal yg tak terdengar (onaudibel) yangharus dimengerti sang pendengar.
Dugaan yg pertamabahwa bahasa Indonesia memiliki kaidah yg menyatakan, ‘Agar dapat membentukkalimat permutasi, warta tempat bisa diletakkan pada depan kalimat.’ Secarapermukaan strategi ini mungkin berjalan lancar. Misalnya, kalimat misalnya:
Bibi Patonah duduk di belakang rumah.
Kalimat itu dapat diubah menjadi kalimatsebagai berikut.
Di belakang rumah bibi Patonah duduk.
Bibi Patonah // duduk // di belakang tempat tinggal .
Untuk mengadakanpermutasi, grup‑kelompokkata tadi harus berada dalam satu unit yang tidak terpisahkan. Mengagumkansekali, anak‑anakyang belajar bahasa Indonesia sepertinya memahami secara otomatis bahwa bahasamencakup structure dependent operation.Fenomena misalnya itu menuntun Chomsky menyarankan bahwa manusia mungkinmempunyai talenta pengetahuan tentang perangkat bahasa. Sejauh ini dapatdikatakan bahwa sesungguhnya structuredependent operation itu tampak begitu kompleks.
Aspek fundamentalbahasa merupakan kreativitas. Hal itu berkali‑kali ditekankan sang Chomsky. Dengankreativitas, Chomsky bermaksud mengungkapkan 2 hal. Pertama serta terutama, Iabermaksud bahwa manusia mempunyai kemampuan untuk memahami dan menghasilkantuturan yang baru. Kreativitas menurut Chomsky dalam pengertian yg keduaialah bahwa tuturan itu nir dikendalikan oleh peristiwa eksternal. Munculnyakelompok istilah bunga mawar, contohnya, tidak akan memaksa orang buat berteriak,“mawar”. Dapat saja seseorang akan menyampaikan, Alangkah indah warnanya, atau,Oh, harum benar baunya, dan lain-lain, Jelaslah bahwa bahasa nir hanyamerupakan untaian istilah‑kata.agar bisa berbicara, insan memiliki perangkat kaidah yang kompleks yangterinternalisasikan yg memungkinkan dia mengucapkan serangkaian bahasanyayang mungkin (apa pun) meskipun beliau mungkin tidak memiliki pengetahuan kaidahitu secara sadar. Kemungkinan kedua, nir perlu terdapat pengetahuan khusussebelumnya lantaran anak‑anakmampu memecahkan perkara dengan sangat efisien pada seluruh daerah perilakumanusia. Chomsky percaya bahwa insan secara genetik dikaruniai pengetahuantentang bahasa yg tak jarang dirujuk sebagai “hipotesis pembawaan” Obe innateness byphothesis). Maksudbakat atau pembawaan itu menurut Chomsky merupakan genetically programmed (yg diprogram secara genetik). La tidakmengatakan bahwa bayi itu dilahirkan menggunakan bahasa di benaknya serta siap untukberbicara kapan saja. La hanya menyatakan bahwa ada blueprint (cetak biru) pada sana yg bisa dipakai waktu anak itusampai pada termin perkembangan tertentu.
Untuk memahami hakikatbahasa, kita perlu memahami dua hal penting. Pertama, mengenai semua sistemkomunikasi hewan dibandingkan dengan bahasa insan buat melihat apakahbinatang bisa dikatakan berbicara pada arti yang sesungguhnya. Kedua, beragamupaya mengajari binatang buat berbahasa, Tujuan semua merupakan buat melihatapakah hanya manusia yg memiliki potensi buat berbicara.
Pendukung teorikontinuitas menyampaikan bahwa bahasa tumbuh menurut sistem panggil primata, sepertiyang dipakai oleh monyet sekarang ini. Mereka berasurnsi bahwa manusia mulai‘berbahasa’ menggunakan seperangkat teriakan di mana tiap‑tiap teriakan itu memiliki maknanyamasing‑masingseperti bahaya, ikutilah saya, atau jangan sentuh betina itu, dia milik saya.teriakan‑teriakanitu secara sedikit demi sedikit diperluas dan pelan‑pelan berevolusi sebagai bahasa.
Pendukung teoridiskontinuitas menyatakan bahwa insan masih mempertahankan perangkat dasarteriakan hewan, yg masih berdampingan dengan bahasa. Erang kesakitan,teriakan ketakutan, serta majemuk tangisan bayi mungkin masih relevan dengansistem panggil simpanse. Bila pandangan itu benar, tentu sukarlah untukmembandingkan sarana komunikasi manusia serta binatang.
2.1.2CIRI BAHASA MANUSIA
Untuk membandingkanbahasa manusia dengan sistem komunikasi hewan, langkah pertama merupakan kitaberupaya mendefinisikan bahasa. Bloch dan Trager (1942), contohnya, memberikandefinisi bahasa itu menjadi berikut. Bahasa adalah sistem lambang suara ujaryang bersifat manasuka yg adalah wahana gerombolan sosial bekerja sama. Jikakita perhatikan definisi tadi, masih ada beberapa unsur krusial dalambahasa, yakni:
(a) bahasa itu sistem
(b) bahasa itu lambang bunyi
loading...
(c) bahasa itu dihasilkan sang alat ucapmanusia
(d) bahasa itu bersifat arbitrer(manasuka)
(e) bahasa itu adalah saranakomunikasi antar manusia.
Dari definisi tadi,Aitchison (1984) menyatakan bahwa ciri bahasa insan itu adalahsebagai berikut.
1. Jalur vokal‑auditoris
Ciri ini merupakankarakteristik bahasa yg paling tampak. Bunyi bahasa didapatkan sang indera ucapmanusia dan prosedur telinga menerimanya. Penggunaan suara pula banyakdigunakan oleh binatang menjadi sarana komunikasi. Akan namun, nir semuasinyal suara itu dihasilkan oleh indera ucap. Burung pelatuk menggunakan paruhnyamematuk di pohon‑pohon,jangkerik mengerik dengan sayapnya, ular getar (rattle snake) bersuara denganmenggetarkan ekornya, tetapi memang terdapat binatang yang menggunakan alat ucapnyauntuk membentuk sarana komunikasi, misalnya burung, sapi, monyet, serigala.meskipun demikian, grup yang terakhir itu nir memiliki ciri‑ciri bahasa yanglain.
2. Arbitrer
Ciri ini mempunyaimakna bahwa bahasa manusia itu menggunakan lambang yang bersifat sewenang‑wenang. Artinya,antara lambang menggunakan yang dilambangkan nir memiliki interaksi makna.misalnya, mengapa suatu benda diklaim kuda, tidak lain lantaran ada kesepakatanantara pengguna bahasa buat menyebutnya sebagai kuda. Antara lambang bunyi/kuda/ menggunakan hewan yang berkaki empat yang bisa meringkik itu tidakmempunyai interaksi makna apaapa. Bahasa merupakan hasil konvensi bersamaatau konvensi. Bila sekelompok orang setuju buat menyebut suatu benda itu,misalnya, sione, maka jadilah benda itu bernama sione. Namun, wajib jugadicermati bahwa masih ada kontroversi antara teori arbitrer itu dengan teoriyang lain. Sejak zaman Aristoteles, kenyataan seperti itu sudah didiskusikan.terdapat dua genre, yakni genre analogi serta anomali.
Kelompok anomali adalahkelompok yang sepaham dengan teori arbitrer tadi,sedangkan kelompok analogiberpendapat bahwa terdapat hubungan antara lambang menggunakan sesuatu yang dilambangkan.beberapa contoh dikemukakan menjadi berikut.
jangkerik bunyinya krik, krik, krik
cicak bunyinya cak, cak, cak
tokek bunyinya tokek, tokek dansebagainya.
Contoh itu menunjukkanterjadinya bahasa lantaran insiden onomatope atau tiruan bunyi. Jadi, adaalasan mengapa sesuatu dinamakan sesuatu; atau ada hubungan antara lambangdengan sesuatu yg dilambangkan. Contoh lain gejala semacam itu tampak padaapa yang disebut sebagai apelativa, yakni penyebutan sesuatu berdasarkanpenemu, pabrik pembuatnya, atau nama dalam sejarah.
ikan mujair penemunya Pak Mujair
ketela mukibat penemunya Pak Mukibat
Kontroversi analogi dananomali itu sebenarnya tidak perlu dipertajam. Tidak dapat dipungkiri bahwabahasa itu bisa dibuat menurut sudut pandang analogi maupun anomali,namun secara kuantitatif gejala anomali itu sangat dominan.
3. Kebermaknaan
Ciri ini berarti bahwabahasa mengacu dalam objek atau tindakan. Bagi insan, kursi berarti tempatduduk yg berkaki empat dan mempunyai sandaran. Manusia bisa membuatgeneralisasi dengan menerapkan nama kursi itu buat semua jenis kursi serta tidakhanya buat satu tipe kursi saja. Lebih jauh lagi, kebermaknaan bisa pulamengacu pada tindakan. Misalnya, melompat memiliki makna ‘melakukan gerakandengan mengangkat kaki ke depan, ke bawah, atau ke atas, menggunakan cepat’.
Meskipun perbedaanantara manusia serta binatang atas karakteristik ini tidaklah adalah karakteristik yg ketatberbeda, sepertinya komunikasi dalam hewan itu jauh lebih merupakan bawaandaripada yg terjadi dalam manusia. Jika seorang anak diisolasikan, misalnyadari kehidupan manusia, ia tidak akan bisa berbahasa. Sebaliknya, burung yangdiisolasikan dari dunia burung, masih tetap akan dapat menyanyi seperti burungyang lainnya.
4. Transmisi budaya
Ciri ini menunjukkanbahwa bahasa manusia itu diturunkan dari generasi sebelumnya. Perananpengajaran pada global hewan tidak begitu jelas. Kita tidak memahami persisapakah burung itu mengajari anaknya buat menyanyi atau berkomunikasi, atauanaknya belajar menurut induknya buat berkomunikasi. Bagi burung, mungkinnyanyiannya itu sebagian akbar merupakan bawaan dan mungkin sebagian kecil sajayang merupakan output belajar. Burung jalak misalnya, lantaran sejak kecilmendengarkan suara burung kutilang, maka dapat juga beliau menyanyikan lagu burungkutilang, ad interim nyanyian khas burung jalak itu masih tetapdipertahankannya. Bahkan, mungkin karena acapkali mendengar kucing yang mengeong‑ngeong, tidakjarang ada burung jalak yg juga mampu mengeong seperti kucing.
Meskipun perbedaan antara manusia danbinatang atas karakteristik ini tidaklah merupakan ciri yang ketat berbeda, tampaknyakomunikasi dalam binatang itu jauh lebih adalah bawaan daripada yang terjadipada manusia. Jika seorang anak diisolasikan, misalnya menurut kehidupan manusia,beliau nir akan bisa berbahasa. Sebaliknya, burung yang diisolasikan berdasarkan duniaburung, masih permanen akan dapat
5. Penggunaan spontan
Ciri ini bersifatsosial. Penggunaan impulsif menunjukkan manusia itu bisa memulai berbicarasecara manasuka. Berbicara bagi manusia tidak dalam situasi terpaksa ataudipaksa seperti halnya anjing yang berdiri pada atas 2 kaki belakangnya karenamendapatkan makanan atau mungkin cambukan. Sebenarnya ciri ini pula nir khasmanusia karena beberapa hewan pula bisa memulai komunikasinya secara bebasdan tidak dalam keadaan terpaksa. Bergiliran
6. Bergiliran
Ciri ini menunjukkanbahwa bahasa insan bisa digunakan secara bergiliran. Ketika seseorang sedangberbicara, maka yang lain mendengarkan serta kemudian ganti berbicara, jikadiperlukan. Dalam sebuah percakapan, misalnya, kita tidak akan berbicarasementara versus kita sedang berbicara. Kita menunggu giliran kita berbicaradengan sopan. Perhatikan dialog ini dia.
(‑) Selamat pagi, Pak.
(+) Selamat pagi. Ada yg dapat sayabantu?
Dari obrolan itu tampak bahwa dalamberkomunikasi dengan bahasa, manusia bisa menunggu gilirannya berbicara.
7. Dualitas atau artikulasi ganda
Ciri ini menunjukkanbahwa bahasa manusia itu diorganisasikan sebagai dua tataran, yakni kesatuandasar yg berupa suara tuturan misalnya bunyi /a/, /p/, /e/, /l/, nir akanbermakna jika berdiri sendiri‑sendiri.namun demikian suara itu bergabung menjadi satu unit, /apel/, maknanya jelassekali, yakni sejenis butir-buahan. Fenomena semacam itu hanya spesial milikmanusia. Binatang nir memiliki unit bunyi‑bunyi yang lalu disatukan danmengandung makna semacam itu. Beberapa jenis hewan syahdan jua memilikinya,namun pada keadaan sangat terbatas.
8. Keterpisahan
Ciri ini mengandungmakna bahwa bahasa itu dapat dipakai buat mengacu benda atau sesuatu yangjauh pada pengertian loka serta waktu. Sekarang, misalnya, kita dapat sajaberbicara tentang kerajaan Majapahit yang terdapat dalam abad ke 14. Jelas dari segiwaktu jauh di belakang kita berabad‑abadlamanya, tetapi bahasa bisa dipakai buat mengacu dalam insiden atau benda‑benda jauh dibelakang kita menurut segi waktu. Demikian jua bahasa bisa dipakai untukmengacu sesuatu yg jaraknya jauh menurut kita berdasarkan segi tempat. Kita dapatberbicara mengenai Putri Diana yang mati pada Inggris, meskipun kita beradadi Indonesia. Bahkan, sekarang ini kita dapat berbicara secara eksklusif denganorang-orang yang jaraknya bisa mencapai ribuan bahkan jutaan kilometer darikita.
9. Ketergantungan
Ciri ini merupakan ciriyang sangat krusial bagi bahasa manusia. Manusia nir hanya sekadar menerapkanrekognisi sederhana atau teknik penghitungan saat berbicara kepada oranglain. Mereka secara otomatis mengenali pola hakikat bahasa serta memanipulasikan kotakstruktur. Misalnya, mereka tahu bahwa sekelompok istilah kadang‑kadang dapatmenjadi ekuivalensi bagi kelompok yang lain. Misalnya, kalimat berikut ini.
Wanita tua yg mengenakan kebaya lurikitu memberi makan ayam.
Manusia dapat mengatur kalimat aktif itumenjadi kalimat pasif menurut kaidah yang dimilikinya menjadi berikut.
Ayam itu diberi makan sang perempuan tuayang mengenakan kebaya lurik.
10. Kreativitas
Ciri yg secarakeseluruhan sangat penting adalah ciri kreativitas. Ciri ini tak jarang jua disebutsebagai keterbukaan atau produktivitas. Manusia dapat berbicara tentang apa puntanpa mengakibatkan masalah kebahasaan bagi dirinya maupun bagi pendengamya. Ladapat berbicara apa yang diinginkannya serta kapan dia mau berbicara. Jika adapetir, contohnya, ia nir secara otomatis mengucapkan kalimat Ada petir.berlindunglah. Ia bisa saja menyampaikan, Kilat petir itu indah, bukan? Atau,Menurut dongeng Cina, guntur itu merupakan bunyi dua ekor naga yg sedangbertempur pada kaleng super besar.
Dapat ditarik kesimpulandari pendapat Aitchson diatas dan pendapat Suhardi dan Alex dan Achmad H.P,bahwa ciri bahasa manusia secara garis besar bersifat arbitrer ataumanasuka.
DAFTAR PUSTAKA
Dardowidjojo,Soendjono dan Atma Jaya, Unika.2003. PsikolinguistikPengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Yayasan Pustaka Obor. Jakarta
Rosisdin,Odien. 2014. Percikan Linguistik.naskah Pracetak
IndraArdiana, Leo dan Sodiq, Syamsul. Psikolinguistik.universitas Terbuka. Jakarta.
Slobin,serta Isaac. 1991. Ilmu Psikolinguistik.edisi ke 2. Diterjemahkan oleh: Ton Ibrahim. Dewan Bahasa dan Pustaka. KualaLumpur .
A. Harras, Kholid serta Andika Dutha Bachari. 2009. Dasar-dasar Psikolinguistik. UPI PRESS. Bandung.