CERITA CINTA CERITA INI BAKALAN BUAT KAMU NANGIS YANG MUDAH NANGIS JANGAN BACA

Air Mata Di Balik Senyuman



“Tuuuutttttt,,,,, “Suara kereta memecah keramaian didalam rangkaian gerbong berjalan ini

, detakan  roda besi yg berputar diatas baja panjang tak berujung menemani perjalanan ku, menuju kota kelahiranku. Dengan irama pedagang asongan yg menjajakan dagangannya, dan udara yang pengap semakin membuatku kesal saja.

“Mas,,mau numpang tanya…”


Suara bidadari cantik yang memecah kekesalanku, begitu lembut pada dengar.


“iya mbak mau tanya apa?


“bila mau ke alamat ini, turunnya di stasiun apa ya mas?


Dengan pertanda secarik kertas pada ku, akupun melihatnya dengan akurat.


“Oh,,alamat ini sama menggunakan tujuan saya mbak, nanti mbak bareng aja sama saya, turun di Stasiun Kertosono.”


“maaf mas sudah merepotkan”.


“ahh,, nyantai aja mbak.”


Ya Allah dari mana datangnya bidadari anggun ini, parasnya begitu dagi, balutan kain coklat yg menutupi rambutnya. Wajahnya bak bunga mawar yang mulai mengembang, dengan aroma wangi khasnya yang begitu mengodaku buat ingin tau siapa gerangan.


“Bolehkah aku duduk disini mas?


“Silahkan Mbak.” Jawabku sembari bergeser menurut bangku.


Terasa berdenyut kencang jantungku, panas dingin yg ku rasakan. Bidadari duduk di sebelahku, serasa ingin menjerit aaaaaaaaaaaaaa,,,,,, Seneng, grogi, salting semuanya ada pada ku sekarang. Ingin tahu siapa namanya, tapi aku ragu untuk melontarkan kata ku.


 Rasa gerogi ternyata menciptakan aku haus, ku ambil botol minuman yg terletak pada meja kereta. Aku memperlihatkan pada Key, gadis cantik yg duduk disebelahku sekarang. Nama aslinya Keyla Kartika mahasiswi Fakultas Pendidikan  semester tiga Universitas Negeri Surabaya, beliau asli Surabaya, dan mau mengunjungi neneknya yang ada pada kota Madiun.


Berharap aku bisa mengenalnya lebih dekat bahkan sanggup menyelinap masuk pada hatinya. Mungkin itu asa yg terpendam untuk ku.


“menurut tadi aku telah menceritakan tentang ku… sekarang aku ingin memahami tentang engkau ? Tanya Keyla terhaadapku.


“ahhh … gak terdapat yang special dariku,, hehee .”


“emang martabak apa, pake khas segala…” jawabnya sambil tertawa kecil.


Gila gak menyangka ternyata selain cantik beliau humoris pula, benar-sahih aku dibuat kagum olehnya.


“oke-oke nama ku Andra Mahardika, aku bekerja pada salah satu bank partikelir di kota Surabaya, kini aku mau pergi ke kampung halamanku di kota Madiun… telah relatif kan perkenalannya,, kini waktunya tidur bepergian kita masih jauh lo Key,” tegasku


“iya-iya Dra..”


Tak pernah ku sangka kami berdua cepat sekali akrab, serta tidak tau mengapa jua aku begitu nyaman dekat dengan beliau, padahal masih terbilang beberapa jam saja kami bertemu. Kenapa tangan ini begitu dingin, dan kenapa selalu terdapat perasaan kagum waktu melihatnya. Apalagi saat ia tidur sekarang ini kepolosan terpancar di wajah manisnya. Sungguh anggun dirimu Key, kecantikanmu itu bisa membuat aku mengalami getaran cinta yang tak bisa terhitung menggunakan skala Richter. Huhh… saya hanya bisa menghela nafas.


Desiran angin yang masuk lewat jendela kaca, bunyi gemuruh berdasarkan pohon-pohon yang terlewati kereta dengan kecapatan maksimum, seakan menandakan malam semakin mencekam. Tiada lagi suara asongan dan gurauan penumpang dengan penumpang lainya hanya bunyi angin menakutkan pada luar sana. Cahaya mata mulai terasa redup, seakan sudah tak terdapat daya buat melihat lagi, terasa penat serta lelah, rusukku terasa ringkih ingin segera rebahan di atas tumpukan kapuk yg nyaman.


Lama sekali tidak sampai-hingga, gerutuku sendiri. Bangku penumpang pada depanku kosong karena orangnnya sudah turun di stasiun Mojokerto. Aku pindah duduk pada depan bangku ku, supaya Keyla bisa rebahan dengan tempat yg agak luas. Dari loka dudukku kini semakin kentara olehku melihat paras yang menawan ini, bertambah tenang saja hatiku.


Hatiku semakin tak karuan semakin usang aku melihatnya semakin tidak diragukan lagi jikalau aku suka sama beliau. Aduhhh … mikir apa sih saya ini mana mungkin aku mampu menyimpulkan kalo aku suka sedangkan saya belum kenal jauh.. Dasar Andra,,, lagian dia beluum tentu suka sama kamu… tapi memang saya sadari beliau sudah membuat aku jatuh cinta buat pertama kalinya.


Tuuuttt…. Bunyi kereta yang membuyarkan lamunanku, Keyla pun terbangun.


“telah sampai mana Dra?


“bentar lagi hingga Key, siapin dulu barang-barang engkau …”


Tak usang kemudian kereta berhenti di stasiun besar Madiun ini adalah pemberhentian terakhir buat kereta jurusan Surabaya-Madiun. Aku mengantarkan Keyla mencari becak yang akan mengantarkannya ke alamat yang dituju. Sebelum beliau pulang kami bertukar nomor Handphone. Dengan berat hati saya mengucapkan selamat tinggal padanya.


Pertemuan singkat ku dengannya menyimpan sejuta kenangan yg mungkin sulit untuk saya lupakan. Disepanjang perjalananku menuju rumah wajahnya selalu terbayang pada benakku, kenapa aku ini,sudah gila kah saya,, ohh Tuhan bantu saya. Jeritku dalam hati. Sesampainya dirumah saya eksklusif mencium tangan ibu ku yang waktu itu kelihatan kurang sehat, wanita tua itu semakin kurus saja, aku memandangnya menggunakan rasa iba, dan sayang sama dia.


Harta yang paling berharga didunia ini, dialah matahari hidupku, pejuang yg andal tak kenal lelah dan perhitungan. Tak terhitung betapa akbar pengorbanannya.


Malam harinya terdapat SMS masuk pada Handphone ku, tertulis nama Keyla


“malam Dra… terima kasih ya telah menolong saya kemarin.”


“iyaa,,, santai aja lagi Key..”


“besok jalan-jalan yukk Dra, aku ingin keliling kota ini tapi gak punya sahabat, yang saya kenal Cuma engkau aja,,, mau yaa nemenin aku …”


Semakin gerogi aja saya, ada wanita anggun yang mengajakku jalan, buat pertama kalinya saya jalan sama cewek.


“oke, besok saya jemput di rumah nenek engkau yaa,, jam 8 pagi…”


Keesok harinya dengan semangat aku menjemput dia pada tempat tinggal neneknya, menggunakan senyumnya yg anggun beliau menyambut kedatanganku. Sungguh pemandangan yang latif dia begitu ceria serta sangat-sangat polos. Penampilannya simple nir banyak gaya seperti anak-anak jaman kini .


Setelah berpamitan dengan neneknya kami berdua pun pulang menggunakan menaiki Yamaha Vixion milikku aku ajak dia ke alun-alun kota Madiun. Dia kelihatan bahagia sekali saya ajak kesini, suasana ramai terlihat disini, poly orang yg bermain-main menggunakan famili, berkumpul menggunakan sahabat-sahabat, atau sekedar mencari makan, kebetulan ini hari minggu. Aneka kuliner Khas Madiun bisa ditemui disini, galat satunya nasi pecel.


Keyla memintaku untuk mengambil gambarnya sekedar dijadikan kenang-kenangan. Tak disangka dia meminta keliru satu pengunjung buat memfoto kami berdua, dengan relatif grogi aku menuruti keinginannya, pada hati aku sebenarnya juga senang sihh… biarpun saya gak tau dia tertarik pada ku atau nir yg penting saya mulai menyayanginya. Sayangnya kami kenal belum relatif usang jadi aku belum berani buat menyatakan cintaku.


Senyumnya terpancar saat beliau melihat terdapat anak kecil yang menari pada depan kami, dia mencubit pipi gadis kecil itu.


“eehhhmmm… engkau anggun sekali sayang...” Ucapnya dalam gadis kecil itu.


“Key… pindah ayo, aku tunjukin engkau tempat yang indah lagi,,, mau gak? Ajakku sambil bergurau


“Kemana Dra.. Disini juga asikk kok”


“ayooo… ikut ajalah, niscaya kamu bakalan kagum deh”  Pinta ku sambil meyakinkannya.


“oke dehh…capcuzz..”


Dengan mengendarai roda 2 bermesinku kami meluncur menuju loka yang menurutku latif. Setengah jam perjalanan berdasarkan alun-alun kami sampai di loka yang begitu menajubkan umumnya anak-anak Madiun menyebutnya Bukit Bintang, wilayah perbukitan di daerah Gunung Willis.  Kekuasaan Tuhan memang paling indah.


“wooowww,,,, indah sekali Dra, sumpah baru kali ini aku melihat loka yg paling latif misalnya ini”


“hehe, iya Key ini adalah loka terindah yang tak bisa ditemui di loka lain, saat aku masih sekolah dulu seringkali banget ke tempat ini, sekedar melihat gemerlapan lampu-lampu di lereng-lereng bukit, disini begitu telihat kentara Key, tidak perlu menunggu langit cerah buat melihat bintang bersinar, kesejukan pada loka ini mendamaikan hati, menyendiri serta merefres pikiran, ingin sekali cita rasanya aku selamanya disini, penuh kedamaian dan keindahan… Ehh,, sory jadi curhat sama engkau nihh…”


“ahh,, gak masalah Dra curhat aja lagi kalau engkau ada masalah, atau engkau sedang butuh teman hubungi saja saya,,, sebisa mugkin saya akan selalu terdapat buat kamu Dra, kita kan sahabat, masa sesama teman gak saling bantu sihh…”


“Ya telah mari pulang nanti kamu dicariin nenek”


Aku mengajaknya pergi karna memang hari berkiprah larut, di sepanjang perjalan hanya suasana sepi yang kami temui, bunyi saut-sautan jangkrik yg terdengar. Lantaran memang daerah tempat tinggalku masih berupa pedesaan, jauh menurut keramaian kota hanya sedikit tunggangan yang melintasi jalan-jalan pada pedesaanku.


Sesampainya di depan rumahnya Keyla, aku berpamitan buat segera pulang tidak enak jika dilihat penduduk kurang lebih, ketika saya mau pulang Keyla.


“Dra,jangan pergi dulu..!


“Ada apa Key?


“Aku cuma mau ngasih tau engkau , kalo besok pagi saya mau pulang ke Surabaya, terima kasih ya sudah menyisihkan sedikit saat buat menghiburku, saya tak tau kenapa engkau begitu baik padaku, saya merasa nyaman saat menggunakan kamu Dra,mungkin ini lantaran kamu sahabat terbaikku Dra… ya sudah pulang sana, thanks yaaa…”


Terdiam sejenak diriku mendengar kata-katanya, sungguh dia wanita yang baik hati, akan tetapi sayangnya beliau hanya menganggapku sahabat, padahal saya berharap bisa jadi bagian di hatinya. Tak apalah yg krusial aku mampu melihat dia tersenyum ketika bersamaku, biarpun hanya terjalin interaksi pertemanan aku sangat-sangat bersyukur bisa mengenalnnya, serta bisa menyayanginya setulus hatiku.


Cinta memang sebuah delusi, cinta sanggup tiba kapanpun,dimanapun serta buat siapapun. Begitu jua cintaku sudah berlabuh padanya, tapi cintaku tidak berpengharapan, hanya sekedar mengasihi tanpa dikasihi. Inilah cintaku tak lebih menurut gambaran semata.


Keesok harinya aku ingin sekali mengantarnya ke Stasiun, saya menghampiri Keyla di tempat tinggal neneknya. Tetapi ketika saya datang disana terlihat mobil ambulan yg parkir pada pekarangan rumah Nek Piah. Karumunan orang-orang menghalangi pandanganku untuk mengetahui siapa yg sakit, hingga-hingga kendaraan beroda empat ambulan menjemputya. Jangan-jangan Nek Piah sakit lagi kerena beberapa ketika kemudian dia sempat dirawat inap dirumah sakit, itulah yg saya tangkap dari cerita Keyla kemarin.


Akupun mendekati kerumunan itu, sosok tubuh kecil dibopong sang 2 orang perawat tempat tinggal sakit menggunakan loka tidur beroda. Matanya terlihat sayup, wajahnya putih pucat, menggunakan lekungan cokelat pada kurang lebih matanya, terlihat tidak berdaya, tebaring lemah, dia membungkamkan bibirnya menahan rasa sakit yg begitu amat sangat. Keyla… apa yg terjadi pada gadisku?


Ambulan berangkat membawa Keyla menuju rumah sakit menggunakan ditemani Nek Piah. Aku membuntutinya berdasarkan belakang dalam hati tersimpan banyak pertanyaan. Dia dibawa ke ruang IGD, aku menunggunya di luar bersama nenek serta ke 2 orang tuanya.


“Sudah lama dia mengidap penyakit leukemia, sejak kecil dia memang sakit-sakitan, kami sekeluarga bersukur karena Keyla bisa bertahan hidup dari penyakitnya itu sampai kini , ia tidak pernah sedikitpun mengeluh, dia tetap terlihat tegar menghadapi penyakitnya. Dia memang gadis yang ceria, gadis yg kuat bahkan beliau jarang menangis. Kami sekeluarga tak memahami harus berbuat apa lagi buat menyembuhkan penyakitnya, bahkan Keyla nir mau ketika kami ingin membawanya ke luar negeri buat berobat. Katanya malah buang-buang porto saja. Saat liburan ia ingin sekali mengunjungi neneknya. Dengan berat hati kami mengizinkannya pergi seseorang diri, dia jua ingin mencicipi naik kereta api. Satiap saat beliau telpon serta menceritakan pengalamannya selama disini, serta jua tentang kamu nak Andra, beliau merasa bahagia saat beserta engkau , saya turut bahagia mendengar ceritanya serta tidak terbayangkan jika beliau cerita dihadapan aku , terima kasih nak Andra.”


Cerita orang tua Keyla membuatku ingin meneteskan butiran mutiara bening. Tapi saya wajib bertenaga jangan sampai Keyla mengetahui kesedihanku.


Sudah tiga hari Keyla tidak sadarkan diri, dia terbaring lemah pada loka tidur rumah sakit. Aku menunggu kabarnya dirumah, karena memang aku tidak mampu menungguinya setiap hari. Malam ini begitu sepi, selayaknya rembulan yg terdapat pada atas sana tanpa ditemani sinaran bintang, tak lengkap cita rasanya.


Kusadari terasa hampa tanpa tawanya, dengan gitar kesayanganku ku menuangkan kesedihanku lewat lagunya Sammy Simorangkir. Engkau masih yang terindah, tinggal pada pada hatiku… belum terselesaikan ku bersyair Handphoneku berbunyi, “hallo Andra,, ini ibunya Keyla, beliau sudar sadar dan menanyakan engkau , jikalau terdapat waktu tolong datang kerumah sakit”


Tanpa berpikir panjang saya eksklusif meluncur ke rumah sakit pada ruang Delima Keyla dirawat inap, aku melihat dirinya begitu lemah tidak berdaya, terlihat senyum berat waktu saya tiba. Sekuat mungkin aku menahan tangis, berusaha tetap ceria pada depan dia.


“hai.. Gimana keadaanmu?


“baik… engkau sendiri gimana?


“saya jua baik Keyla…”


“Mah… Keyla pengen ngobrol berdua sama Andra” pungkasnya lirih ke mamanya


“iyaa.. Sayang mama keluar yaa..”


Aku tidak memahami apa yg akan dikatakan Keyla, nafasnya begitu berat, matanya sayup, wajahnya pucat.


“Andra… engkau baik banget, kenapa kamu mau menemaniku selama beberapa hari ini”


“udah ah.. Diem aja kamu, istirahat aja jangan banyak ngomong yaaa..”


“aku serius Dra…”


“iya dehh… terus apa yg engkau ingin memahami menurut ku Keyla?


“aku ingin tahu semuanya apa yang kamu rasain ke aku , karena amanah aku merasa nyaman dengan engkau Dra, aku merasa senang , Dra… aku sangat ingin beserta engkau , melewati hari-hariku bersama engkau , menjalani sisa hidupku dengan kamu, meski kita belum usang kenal akan tetapi saya konfiden sama engkau Dra,kamu merupakan orang yang sanggup membuatku senang engkau bisa membuat akhir hidupku lebih berkesan indah, tapi saya begitu lemah, aku tak memberanikan diriku buat lebih mencintai kamu serta nantinya akan menyakiti engkau , aku tidak berdaya untuk mencintai kamu. Hidupku telah.... Sudah menemui ajalnya,”


“huss,,, diem deh ngomong apa sih engkau Key. Keyla cinta itu ikhlas datangnya berdasarkan hati, saya mencintai kamu sepenuh hatiku, aku gak peduli siapa engkau , kayak apapun keadaan engkau aku akan tetap sayang sama engkau , selama aku mengenal kamu, kamulah pelita hidupku Key, cinta gak hanya ketertarikan semata tapi cinta benar-sahih inheren erat dalam jiwa. Key aku mencintaimu, sekalipun engkau tak mencintaiku saya akan tetap cinta sama engkau , kerena cintaku tidak bersyarat pada engkau Key meskipun aku belum usang kenal sama kamu, bahkan bisa dibilang masih singkat saat kita bertemu serta beserta akan tetapi aku merasa telah usang mengenalmu bahkan aku tidak canggung saat bersama kamu, aku sangat senang bersama kamu, dan aku ingin selalu buat engkau bahagia.”


“aku gak mampu bertahan lebih usang lagi Dra, hanya rasa sakit yang aku rasakan kini , aku gak memahami berapa dtk lagi saya bisa bertahan, andai saja aku punya sejuta nyawa untuk melawan rasa sakit ini, akan ku perjuangkan buat kamu, maafkan aku Dra, aku tidak mampu membalas rasa sayang kamu meski aku begitu merasakannya pula. Dra maukah kamu berjanji padaku, berjanjilah kamu nir akan pernah meneteskan air mata, aku mohon Dra, mungkin ini permintaan terakhirku.”


Aku semakin terpukul melihatnya terbaring lemah, Ya Allah… jangan siksa beliau dengan penyakit itu, betapa menderitanya beliau.


“Andra… kamu jangan pergi yaa, aku mau tidur sebentar.” Ucapnya lirih dengan mata yang semakin sayup.


“iyaa… saya akan disini menemani engkau .”


***


Dalam senja yang sejuk segrombolan orang mengelilingi gundukan tanah merah dengan taburan bunga-bunga yg semerbak harumnya, sederetan doa di panjatkan untuk orang tersayang. Di pekarangan yg luas ini banyak orang yang istirahat selamanya menjalani hidupnya di dunia.


Tak akan di temui gemerlapan lampu duniawi, kehidupan surgawilah yang menjadi tujuan mereka kini . Matahari telah hampir terbenam dibalik gunung. Bernyala-nyala rupa mega diwarnai. Di lembah-lembah dan pada lereng telah turun kekaburan senja, namun puncak -zenit yang mejulang kelangit merah membara turut menyanyikan laguan warna.


Di semua tanah yg hijau di kaki pegunungan ini, sunyi senyap seolah-olah beliau tiada hendak mengusik ketentraman orang beristirahat menggunakan damai disitu. Hanya kicauan burung yg mengiringi kesunyian di rumah akhir manusia itu.


Kesedihan yang ku rasakan selama seminggu terakhir ini tak dapat  melepaskan bayangan Keyla di mata ini. Setiap kali ku panjatkan doa pada atas gundukan tanah merah ini perih mata ini menahan paksaan air mata yang memberontak keluar. Aku tidak boleh meneteskannya di hadapan Keyla, karena aku sudah berjanji padanya saat ia terbaring di rumah sakit.


Keyla akan ku bawa kenangan bersamamu di setiap langkahku. Bersama denganmu ku akan belajar lebih tegar menghadapi hayati ini. Senyummu tidak akan pernah saya lupakan, kerena bagiku dirimu hanya satu pada hatiku. Aku akan melewati hariku dengan penuh keceriaan tanpa tangis serta keluhan seperti ketika kamu menghadapi keganasan penyakit itu.


Selamat tinggal Keyla… semoga engkau senantiasa senang dan tersenyumlah disisi-Nya.


Akukan selalu mendoakan dirimu disini, dan senantiasa menepati janjiku kepadamu.


Diseluruh tanah pegunungan itu malam telah mulai menyiratkan gelapnya. Mega hanya tinggal keabu-abuan dan disana-sini masih tampak kekabur-kaburan rona ungu lembayun, laksana jejak cahaya matahari yg telah turun dibalik gunung perkasa yang biru hitam rupanya. Dilangit bertambah banyak kelihatan bintang kemilau mengerlip memandang global.


Ku menatap duniaku di depan mata


Dengan senyuman serta kenangan..


Dunia kita tepisah jauh..


Tak ada lagi canda tawamu..


Harapan pupus terbawa hembusan angin..


Senyuman indah itu gugur bersama menggunakan daun-daun pada trend kemarau..


Tak terdapat lagi pelita hidup yg ku idamkan..


Sang pujaan sudah berpulang kehadapan Ilahi..


Suatu waktu nanti ku akan menemani mu disisi-Nya..


Untuk merampungkan cerita cinta kita yang tertunda…


~TAMAT~



Karya   : Anis Rahma
Email   : arahmawati7@gmail.com
Source : //eposlima.blogspot.com/

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel