PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN MORAL PESERTA DIDIK
Sunday, February 10, 2019
Edit
Prinsip-Prinsip Perkembangan Kognitif PesertaDidik
Empat Tahap Perkembangan KognitifSiswa Menurut Piaget
Empat Tahap Perkembangan KognitifSiswa Menurut Piaget
- tahap sensorimotor (0–dua tahun),Pada termin sensori motor (0-dua tahun) seseorang anak akan belajaruntuk menggunakan serta mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkaianperbuatan yg bermakna. Pada tahap ini, pemahaman anak sangat bergantung padakegiatan (gerakan) tubuh dan alat-indera alat mereka.
tahappra-operasional (dua–7 tahun),
Pada tahap pra-operasional (dua-7 tahun), seorang anak masih sangatdipengaruhi oleh hal-hal spesifik yang didapat berdasarkan pengalaman menggunakanindera, sehingga beliau belum mampu buat melihat hubungan-interaksi danmenyimpulkan sesuatu secara konsisten.
tahapoperasional konkret (7–11 tahun),
Pada termin operasional nyata (7-11 tahun), biasanya anak sedangmenempuh pendidikan di sekolah dasar. Di tahap ini, seseorang anak dapat membuatkesimpulan menurut suatu situasi nyata atau menggunakan menggunakan benda konkret, danmampu mempertimbangkan dua aspek menurut suatu situasi konkret secara bersamasama
(misalnya, antara bentuk serta berukuran).
(4) termin operasional formal (11 tahun keatas).
Pada termin operasional formal (lebih berdasarkan 11 tahun), kegiatankognitif seseorang nir mesti menggunakan benda nyata. Tahap ini merupakantahapan terakhir pada perkembangan kognitif.
PerkembanganMoral
- Teori Kohlberg telahmenekankan bahwa perkembangan moral didasarkan terutama dalam penalaran moraldan berkembang secara sedikit demi sedikit yaitu: Penalaran prakovensional, konvensional,dan pascakonvensional.
1)Tingkat Satu: Penalaran Prakonvesional
Penalaran prakonvensional adalah taraf yangpaling rendah pada teori perkembangan moral Kohlberg. Pada tingkat ini, anaktidak menampakan internalisasi nilai-nilai moral, penalaran moraldikendalikan sang imbalan (hibah) dan sanksi ekternal.
2) Tingkat Dua: Penalaran Konvensional
Penalaran konvensional merupakan taraf kedua atautingkat menengah menurut teori perkembangan moral Kohlberg. Seorang mentaatistandar-baku (internal) tertentu, namun mereka tidak mentaatistandar-baku (internal) orang lain, seperti orangtua atau rakyat.
3)Tahap Tiga: Penalaran Pascakonvensional
Penalaran pascakonvensional merupakan tingkattertinggi menurut teori perkembangan moral Kohlberg. Pada taraf ini, moralitasbenarbenar diinternalisasikan dan tidak didasarkan dalam baku-standar oranglain. Seorang mengenal tindakan moral alternatif, menjajaki
pilihan-pilihan, dan kemudian menetapkan berdasarkansuatu kode moral pribadi.
Tipe-tipe Kepribadian Siswa
Tipe kepribadian dibagimenjadi tiga, yaitu:
- Kepribadian Ekstrovert: dicirikandengan sifat sosiabilitas, bersahabat, menikmati kegembiraan,aktif bicara, impulsif, menyenangkan spontan, ramah, sering ambil bagiandalam kegiatan sosial.
KepribadianIntrovert: dicirikan menggunakan sifat pemalu, senang menyendiri, mempunyaikontrol diri yang baik.
Neurosis: dicirikandengan pencemas, pemurung, tegang, bahkan kadang-kadang disertai menggunakan simptomfisik misalnya keringat, pucat, serta gugup.
Menurut Hippocratesdan Galenus (pada Kurnia 2007)
- Bekal Awal PesertaDidikBekal ajar awalpeserta didik bisa pula diartikan kemampuan awal (entry behavior)
adalah kemampuan yang yang telah diperoleh siswa sebelum beliau memperolehkemampuan terminal tertentu yang baru. Kemampuan awal
menunjukkan status pengetahuan dan keterampilan siswa sekarang untukmenuju ke status yang akan datang yg diinginkan guru agar tercapai olehpeserta didik. Dengan kemampuan ini dapat ditentukan darimana pedagogi harusdimulai.Identifikasibekal ajar awal peserta didik bertujuan untuk:
1) Memperoleh kabar yg lengkap dan akurat berkenaan menggunakan kemampuan awalpeserta didik sebelum mengikuti program pembelajaran eksklusif;
2) Menyeleksi tuntutan, talenta, minat, kemampuan serta kecendrungan peserrtadidik berkaitan menggunakan pemilihan program acara pembelajaran eksklusif yangakan diikuti mereka; dan
3) Menentukan desain program pembelajaran serta atau training eksklusif yangperlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal siswa.Teknik Mengaktifkan Bekal AjarAwal Peserta Didikuntuk mengetahuikemampuan awal siswa, seseorang pendidik bisa melakukan tes awal (pre-test). Tes yg diberikan dapat berkaitan denganmateri ajar sinkron menggunakan panduan kurikulum. Selain itu pendidik dapatmelakukan wawancara, observasi, dan memberikan kuisioner pada peserta didikatau calon siswa, dan pengajar yang biasa mengampu pelajaran tersebut. Teknikyang paling tepat buat mengetahui bekal ajar awal peserta didik yaitu tes.teknik tes ini menggunakan tes prasyarat serta tes awal. Sebelum memasukipelajaran sebaiknya pengajar membuat tes prasyarat dan tes awal. Tes prasyaratadalah tes buat mengetahui apakah peserta didik sudah mempunyai pengetahuanketerampilan yang diperlukan atau di syaratkan buat mengikuti suatu pelajaran.sedangkan tes awal merupakan tes buat mengetahui seberapa jauh murid telahmemiliki pengetahuan atau keterampilan tentang pelajaran yg hendak diikuti.benjamin S. Bloom melalui beberapa eksperimen menandakan bahwa “buat belajaryang bersifat kognitif apabila pengetahuan atau kecakapan pra kondisi ini tidakdipenuhi, maka betapa pun kualitas pembelajaran tinggi, maka nir akanmenolong buat memperoleh hasil belajar yang tinggi”. Hasil pretest juga sangat bermanfaat buat mengetahui seberapajauh pengetahuan yg dimiliki dan sebagai perbandingan dengan output yang dicapai sesudah mengikuti pelajaran. Jadikemampuan awal sangat diperlukan buat menunjang pemahaman murid sebelum diberipengetahuan baru lantaran kedua hal tersebut saling berhubung.