KRITIK SASTRA
Saturday, April 6, 2019
Edit
MATA PELAJARANBAHASA INDONESIA
MENJELASKANKONSEP KRITIK SASTRA DAN UNSUR KRITIK SASTRABerdasarkanpendekatannya terhadap karya sastra, Abrams (1981: 36-37) membagi kritik sastrake dalam empat jenis yakni kritik mimetik, kritik pragmatik, kritik ekspresif,dan kritik objektif.
A.KritikMimetik
Menurut Abrams,kritik jenis ini memandang karya sastra sebagai tiruan aspek-aspek alam. Karyasastra dipercaya menjadi cerminan atau penggambaran global nyata, sehingga ukuranyang dipakai merupakan sejauh mana karya sastra itu bisa menggambarkan objekyang sebenarnya. Semakin kentara karya sastra menggambarkan realita yg terdapat,semakin baguslah karya sastra itu. Kritik jenis ini jelas dipengaruhi olehpaham Aristoteles dan Plato, yg menyatakan bahwa sastra merupakan tiruankenyataan.
Di Indonesia,kritik jenis ini banyak digunakan dalam Angkatan 45.
Contoh lainadalah:
1. NovelIndonesia Mutakhir: Sebuah Kritik, Jakob Sumardjo
2. NovelIndonesia Populer, Jakob Sumardjo.
B. KritikPragmatik
Kritik jenis inimemandang karya sastra sebagai alat buat mencapai tujuan (mendapatkan sesuatuyang diperlukan). Tujuan karya sastra dalam umumnya bersifat edukatif, estetis,atau politis. Dengan istilah lain, kritik ini cenderung menilai karya sastra ataskeberhasilannya mencapai tujuan.
Ada yangberpendapat bahwa kritik jenis ini lebih bergantung dalam pembacanya (reseptif).kritik jenis ini berkembang dalam Angkatan Balai Pustaka. Sutan TakdirAlisjahbana pernah menulis kritik jenis ini yang dibukukan menggunakan judul"Perjuangan dan Tanggung Jawab pada Kesusastraan".
C.KritikEkspresif
Kritik ekspresifmenitikberatkan dalam diri penulis karya sastra itu. Kritik ekspresif meyakinibahwa sastrawan (penulis) karya sastra adalah unsur pokok yang melahirkanpikiran-pikiran, persepsi-persepsi, dan perasaan yang dikombinasikan dalamkarya sastra. Dengan memakai kritik jenis ini, kritikus cenderung menimbakarya sastra menurut kemulusan, kesejatian, kecocokan penglihatan matabatin penulis atau keadaan pikirannya. Pendekatan ini acapkali mencari faktatentang tabiat khusus dan pengalaman-pengalaman sastrawan yang, secara sadaratau tidak, sudah membuka dirinya pada karyanya. Umumnya, sastrawan romantikzaman Balai Pustaka atau Pujangga Baru memakai orientasi ekspresif inidalam teori-teori kritikannya.
Di Indonesia,contoh kritik sastra jenis ini antara lain:
1. "Chairil Anwar: Sebuah Pertemuan"karya Arif Budiman.
2. "Di Balik Sejumlah Nama" karya LinusSuryadi.
3."Sosok Pribadi dalam Sajak" karyaSubagio Sastro Wardoyo.
4."WS Rendra serta Imajinasinya" karyaAnton J. Lake.
5."Cerita Pendek Indonesia: SebuahPembicaraan" karya Korrie Layun Rampan.
D. Kritik Objektif
Kritik jenis ini memandang karyasastra menjadi sesuatu yg berdikari, bebas terhadap lingkungan sekitarnya; daripenyair, pembaca, dan dunia sekitarnya. Karya sastra merupakan sebuahkeseluruhan yang mencakupi dirinya, tersusun berdasarkan bagian-bagian yang salingberjalinan erat secara batiniah serta menghendaki pertimbangan serta analitisdengan kriteria-kriteria intrinsik dari eksistensi (kompleksitas,koherensi, ekuilibrium, integritas, serta saling berafiliasi antar unsur-unsurpembentuknya). Jadi, unsur intrinsik (objektif)) nir hanya terbatas padaalur, tema, tokoh, dsb.; tetapi juga mencakup kompleksitas, koherensi,transedental, integritas, dsb.
Pendekatan kritik sastra jenisini menitikberatkan pada karya-karya itu sendiri. Kritik jenis ini mulaiberkembang dari tahun 20-an serta melahirkan teori-teori:
1. New Critics di AS
2. Formalisme pada Eropa
3. Strukturalisme pada Perancis
Di Indonesia, kritik jenis inidikembangkan sang grup kritikus aliran Rawamangun:
a. "Bentuk Lakon dalam SastraIndonesia" karya Boen S. Oemaryati.
b."Novel Baru Iwan Simatupang" karyaDami N. Toda.
c."Pengarang-Pengarang WanitaIndonesia" karya Th. Rahayu Prihatmi.
d."Perkembangan Novel-Novel diIndonesia" karya Umar Yunus.
e."Perkembangan Puisi Indonesia dan MelayuModern" karya Umar Yunus.
f."Tergantung pada Kata" karya A.teeuw.
Sumber:
Kurniawan, Endang. 2016. Kritik Sastra Indonesia. Jakarta: PusatPengembangan serta Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Bahasa, DirektoratJederal Pengajar serta Tenaga Kependidikan