Candi Borobudur Masuk Dalam Guinness World Records

Candi Borobudur yang memiliki berukuran 123 x 123 meter persegi (403 x 403 kaki) dan volume bangunan sebanyak 60.000 meter kubik (m3) resmi tercatat dalam Guinness World Records sebagai situs arkeologis Candi Budha terbesar di dunia.
Pencatatan Guiness World Record ini dilakukan dalam 27 Juni 2012. Gelar ini dibutuhkan sebagai pintu masuk, agar warisan wangsa Syailendra tersebut makin terkenal diseluruh dunia.
Purnomo Siswoprasetjo, Direktur Utama Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur Prambanan Ratu Boko (Persero),  mengungkapkan bahwa sesudah masuk buku catatan Guinness World Records harapannya, Borobudur langsung mampu masuk ke jaringan mereka yg berpusat di London.
“Pastinya dengan masuk Guinness World Records, Candi Borobudur akan semakin dikenal di dunia,” katanya.
Dengan makin mahsyur Borobudur, diharapkan makin banyak jumlah wisatawan yang berkunjung ke candi yang terletak di Magelang, Jawa Tengah itu. “Orang bisa semakin mengenal dan bisa mengetahui kalau Candi Borobudur memang candi yang paling besar,” tuturnya.
Catatan Guinness World Record jua menambah gelar bagi Borobudur. Sebelumnya, situs bersejarah ini masuk pada daftar Situs Warisan Dunia UNESCO. “Selama ini menerima pengakuan sebagai  world herritage. Tapi kini ini sudah jadi candi yang terbesar global,”ucap beliau.
Bahkan, Purnomo berharap kedepannya Candi Borobudur bisa untuk lokasi pembuatan film, seperti Angkor Wat yang makin terkenal sejak dijadikan lokasi pembuatan film Lara Croft: Tomb Raider tahun 2001 yang juga melambungkan nama artis Angelina Jolie. “Semakin dikenal kan bisa dipromosikan lagi. Ya semoga bisa sering untuk lokasi syuting film biar semakin dikenal,”harapnya.
Kisah Borobudur
Nama Borobudur pertama kali ditulis pada kitab “Sejarah Pulau Jawa” karya Sir Thomas Stamford Raffles. Tak jelas, menurut mana berasal nama itu serta apa ialah.
Bentuknya yang unik, serta informasi dia dibangun di atas bukit memunculkan dugaan, Borobudur dibangun pada atas dasar danau purba yang telah mengering. Pakar arsitektur Hindu Buddha, W.O.J. Nieuwenkamp, mengajukan teori bahwa Borobudur dibangun melambangkan bunga teratai yg mengapung di atas bagian atas danau.
Namun, tak semua lantas sepakat, teori itu menjadi bahan perdebatan pada kalangan arkeolog abad ke-20. Hingga ketika ini jawaban niscaya belum diperoleh.
Saat ditemukan, Borobudur jauh dari gambaran saat ini: candi megah nan besar , dengan stupa unik, relief yang halus serta penuh pesan bijak berdasarkan para leluhur. Selama  berabad-abad, Borobudur tersembunyi, terlantar, terkubur pada bawah tanah serta debu vulkanik. Pohon dan semak belukar tumbuh di antara batu. Borobudur serupa bukit.
Keberadaannya menjadi perhatian Pemerintah Belanda, setelah fakta keberadaan monumen luar biasa itu hingga ke pendengaran Thomas Stamford Raffles dalam memahami 1814, Gubernur Jenderal kala itu.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel