KERANGKA LIPAT BAGAN KAPAL
Monday, May 20, 2019
Edit
KERANGKA LIPAT BAGAN KAPAL - Samudera Hindia adalah salah satu perairan di Indonesia yang memiliki potensi sumberdaya ikan relatif akbar baik ikan pelagis kecil. Besar , serta demersal maupun biota laut lainnya.
Dari beberapa daerah pada perairan Samudera Hindia, perairan Lampung, Bengkulu sampai Sumatera Barat di kenal sebagai wilayah penangkapan sumberdaya ikan pelagis yang potensial. (Sumber. Statistik Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan serta Perikanan Kota, 2009).
Dari beberapa daerah pada perairan Samudera Hindia, perairan Lampung, Bengkulu sampai Sumatera Barat di kenal sebagai wilayah penangkapan sumberdaya ikan pelagis yang potensial. (Sumber. Statistik Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan serta Perikanan Kota, 2009).
Alat tangkap bagan merupakan galat satu jenis indera tangkap yg cukup poly digunakan pada Indonesia. Banyaknya penggunaan alat tangkap bagan nir tanggal berdasarkan perkembangan daerah, kemudahan teknologi, taraf investasi yang rendah, serta metode penangkapan yg bersifat one day fishing. ( Sumber. FAO Technical Guidelines for Responsible Fisheries No.4. Fisheries Management, FAO. Rome, 1997). Selain hal-hal teknis tersebut, tingginya penggunaan bagan pula ditimbulkan tingkat efektivitas unit penangkapan bagan buat menangkap ikan-ikan pelagis. Namun demikian, masih terdapat kekurangan yang perlu diperhatikan terutama berkaitan menggunakan konstruksi dari alat tangkap bagan yang herbi efektifitas bongkar muat serta berlabuhnya bagan pada dermaga/pelabuhan.
Banyaknya kapal bagan yang ukuran akbar yang memakai area yg akbar menyebabkan kurang efektifnya bongkar muat dan penggunaan area tambat labuh di Pelabuhan, Kondisi ini mengakibatkan kapal yg akan sandar juga bongkar muat wajib mengantri ataupun sandar di Pelabuhan lain,
Sehingga sangat merugikan pemilik kapal juga pelabuhan setempat. Untuk itu diharapkan suatu upaya kerekayasaan kerangka lipat bagan kapal yang efektif pada melakukan bongkar muat atau tambat di dermaga/ pelabuhan.
Kegiatan perancangan ini dititik beratkan pada inventarisasi data dan keterangan tentang beberapa hal yang terkait menggunakan kerangka lipat bagan kapal. Lalu memperhatikan cara kerja atau pengoperasian bagan lipat/cungkil. Cara kerja atau operasional bagan cungkil inilah yg sebagai dasar perekayasaan yang kemudian disempurnakan menggunakan memodifikasi kerangka lipatnya sehingga menjadi lebih efektif.
Dari output pengumpulan data berdasarkan Bagan cungkil, diperoleh berita bahwa;
- Tiang primer menggunakan kayu langit sepanjang 6 meter (2 btg);
- Bambu akbar menjadi tuas memakai bambu betung sepanjang 14 meter (dua btg);
- Bambu kecil sebagai palang sepanjang 7 meter (4 batang);
- Pipa besi menjadi frame sepanjang 6 meter ( lima btg);
- Penggulung atau penarik tali selambar menggunakan pipa paralon secukupnya;
- Tali PE 4 republika online ø 12 mm;
- Ukuran utama kapal 21 x 4 x dua m (22 GT) ABK lima Orang
- Waring pajang x lebar x tinggi (27 x 14 x 15) m;
- Bagan cungkil hanya bisa dilipat 450 dan memerlukan ketika yg relatif lama ;
- Bagan dioperasikan didasar perairan disalah satu sisinya;
Dari hasil pengukuran kapal dilapangan, lalu dilakukan penggambaran kapal
dengan memakai software auto cad.