PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL
Monday, May 20, 2019
Edit
Penanganan ikan di atas kapal - Ikan adalah asal makanan hewani yang poly mengandung protein yg sangat baik buat kesehatan insan. Dibandingkan menggunakan daging hewan lainnya (daging hewan darat), daging ikan lebih cepat mengalami penurunan mutu maka perlu penanganan yang baik.
jadi Untuk mendapatkan mutu ikan yang baik, maka ikan perlu menerima penanganan yang cepat dan sempurna. Kerusakan atau penurunan mutu ikan bisa terjadi segera sesudah ikan mengalami kematian.
Peristiwa ini terjadi lantaran prosedur pertahanan normal ikan terhenti setelah ikan mengalami kematian. Dan Kematian ikan pada waktu ikan terangkat ke atas kapal.
Peristiwa ini terjadi lantaran prosedur pertahanan normal ikan terhenti setelah ikan mengalami kematian. Dan Kematian ikan pada waktu ikan terangkat ke atas kapal.
Penanganan ikan output tangkapan dalam prinsipnya terjadi pada dua tempat, yaitu: pertama ketika ikan masih berada di atas kapal dan yg kedua waktu ikan telah pada daratkan pada pelabuhan, akan tetapi penanganan pada kapal dan sehabis didaratkan pada pelabuhan merupakan satu mata rantai yang tidak bisa dipisahkan satu menggunakan yg lainnya karena penanganan sebelumnya akan mensugesti mutu output akhir dari produk output tangkapan.
Penanganan Ikan Di Atas Kapal
Penangkapan ikan pada bahari dengan output yang optimal nir akan mempunyai arti bila pada pada penanganan ikan hasil tangkapan, tidak memperhatikan faktor kesejukan dan kesehatan ikan.
Faktor kesejukan serta kesehatan ikan adalah faktor yang mutlak untuk diperhatikan agar kualitas/mutu ikan terjamin, sebagaimana menjadi gosip dunia dalam waktu ini.
Faktor kesejukan serta kesehatan ikan adalah faktor yang mutlak untuk diperhatikan agar kualitas/mutu ikan terjamin, sebagaimana menjadi gosip dunia dalam waktu ini.
Jenis ikan yang memiliki arti krusial pada perdagangan internasional dewasa ini adalah tuna (Thunnus Spp.) serta cakalang (Katsuwonus pelamis). Tuna adalah komoditas unggulan perikanan Indonesia dan menempati urutan ke 2 ekspor perikanan Indonesia sehabis udang.
Menurut evaluasi Komisi Stock Assesment tahun 1999 potensi sumberdaya ikan (SDI) Indonesia sebanyak 1.053.500 ton per tahun, diantaranya stok tuna sebanyak 223.700 ton per tahun.
Dengan demikian peluang pengembangan komoditas tuna masih bisa menjadi tumpuan asa sekaligus tantangan dalam aktivitas ekonomi bangsa Indonesia.
Dengan demikian peluang pengembangan komoditas tuna masih bisa menjadi tumpuan asa sekaligus tantangan dalam aktivitas ekonomi bangsa Indonesia.
Indonesia adalah pemasok ikan tuna (tuna mata akbar serta ekor kuning) di pasar jepang. Namun pengimpor ikan pada pasar Tsukiji-Jepang mengeluh, lantaran ikan tuna pada bentuk segar dan bahan baku sashimi atau sushi yang berasal berdasarkan Indonesia mengalami penurunaan berukuran dan mutu (Warta Pasar Ikan, Nopember 2006).
Pada bulan Mei tahun 2004, Komisi Kesehatan serta Perlindungan Konsumen Uni Eropa melarang ekspor ad interim ikan tuna segar berdasarkan 16 perusahaan Indonesia lantaran mengalami pembusukan atau histamine dan mengandung logam berat. Selain 16 perusahaan yg terkena embargo ekspor itu, Departemen Kelautan dan Perikanan telah mencabut izin ekspor 11 perusahaan demi menghindari dampak lebih tidak baik lagi. (tempointeraktif, 2005).
Keracunan kuliner akibat mengkonsumsi produk perikanan kemungkinan bisa terjadi, sebagai akibatnya produk perikanan perlu ditangani menggunakan berfokus agar tidak berbahaya bagi konsumen.
Pada umumnya keracunan makanan akibat mengkonsumsi dalam beberapa jenis ikan disebabkan oleh toksin, yaitu scrombrotoxin, ciguatoxin, dan tetradotoxin. Ikan tuna termasuk golongan Scrombroidae yg didalam dagingnya memungkinkan terbentuk scrombrotoxin, sehinggga bila tidak ditanganani menggunakan baik dapat mengakibatkan keracunan.
Senyawa pada ikan Scombroidae yg dapat menyebabkan keracunan adalah histamin yang adalah hasil asam amino bebas histidin sang enzim histidine dekarboksilase.
Senyawa pada ikan Scombroidae yg dapat menyebabkan keracunan adalah histamin yang adalah hasil asam amino bebas histidin sang enzim histidine dekarboksilase.
Penanganan ikan output tangkapan buat nelayan skala mini dalam biasanya menggunakan donasi es. Sedangkan buat kapal-kapal skala insdustri menggunakan sistem pendinginan dengan mesin refregrasi, dengan hasil tangkapan pada bentuk beku atau bentuk segar (fresh fish) menggunakan air laut dingin yg lebih dikenal dengan sebutan RSW (Refregrated Sea Water).
RSW (Refregrated Sea Water) dalam ketika ini sudah banyak digunakan untuk penanganan ikan tuna segar yg mempunyai nilai jual tinggi.
RSW (Refregrated Sea Water) dalam ketika ini sudah banyak digunakan untuk penanganan ikan tuna segar yg mempunyai nilai jual tinggi.