PERUBAHAN IKAN SETELAH MATI
Monday, May 20, 2019
Edit
Perubahan - Perubahan Ikan Setelah Ikan Mati - Perubahan Pada fase kematian ikan setidaknya akan menurunkan kualitas mutu ikan. Seperti yang kita tahu bahwa mutu ikan tidak sanggup di tingkatkan hanya sanggup pada pertahankan.
Dan mempertahankan Mutu ikan menggunakan mencegah proses bakteri masuk ke pada tubuh ikan sehingga akhir berdasarkan mutu ikan sebagai rusak atau nir layak pada konsumsi. Untuk mepertahankan mutu ikan, maka terlebih dahulu kita wajib mengetahui Perubahan Ikan Setelah Mati
Perubahan Ikan Setelah Mati
Hyperaemia
Hyperaemia adalah proses terlepasnya atau munculnya lendir dari kelenjar - kelenjar yang terdapat di dalam kulit. Lendir ini umumnya lengket serta baru mengeluarkan bau amis bukan bau busuk. Proses selanjutnya membentuk lapisan bening yang tebal di sekeliling tubuh ikan. Pelepasan lendir berdasarkan kelenjar lendir, akibat menurut reaksi spesial suatu organisme. Lendir tersebut terdiri berdasarkan gluko protein serta merupakan substrat yang baik bagi pertumbuhan bakteri.
Untuk Fase ini pada lendir pada bersihkan umumnya dalam penanganan ikan tuna sehabis tertangkap di bersihkan dengan Spoon atau gabus.
Rigor Mortis
Fase ini ditandai sang mengejangnya dan kaku nya tubuh ikan sesudah meninggal. Kekejangan ini ditimbulkan alat-indera yg masih ada dalam tubuh ikan yg berkontraksi akibat adanya reaksi kimia yang dipengaruhi atau dikendalikan oleh enzim. Dalam keadaan misalnya ini, ikan masih dikatakan segar. Pada penangangan ikan tuna umumnya otak ikan pada tusuk dengan penusuk agar kematian tadi lebih cepat.
Autolysis
Fase autolysis ini terjadi setelah terjadinya fase rigor mortis. Kematian yg mengejang kembali melembek. Pada fase ini ditandai ikan menjadi lemas serta otot sebagai renggang pulang. Lembeknya daging Ikan ditimbulkan kegiatan enzim yg semakin meningkat sehingga terjadi pemecahan daging ikan yg selanjutnya membentuk substansi yg baik bagi pertumbuhan bakteri.
Bacterial decomposition (dekomposisi oleh bakteri)
Pada fase ini bakteri terdapat dalam jumlah yg sangat poly, menjadi dampak fase sebelumnya. Aksi bakteri ini mula-mula hampir bersamaan menggunakan autolysis, dan kemudian berjalan sejajar.
Bakteri menyebabkan ikan lebih rusak lagi, jika dibandingkan menggunakan fase autolysis. Jenis-jenis bakteri tersebut adalah: Pseudomonas, Proteus Achromobacter, Terratia, serta Elostridium.
Selama ikan masih dalam keadaan segar, bakteri-bakteri tadi nir mengganggu. Akan tetapi jika ikan tewas, suhu badan ikan menjadi naik, menyebabkan bakteri-bakteri tadi segera menyerang. Segera terjadi pengrusakan jaringan-jaringan tubuh ikan, sebagai akibatnya usang kelamaan akan terjadi perubahan komposisi daging yg kemudian menyebabkan ikan sebagai busuk.
Bagian-bagian tubuh ikan yang seringkali menjadi sasaran agresi bakteri merupakan : Seluruh bagian atas tubuh, Isi perut, serta Insang.
Perubahan - Perubahan Ikan Setelah Ikan Mati sama pula menggunakan kemunduran mutu ikan segar dimana pada situ di bahas ciri karakteristik dari ikan segar.