Presiden Minta Semua Pihak Bantu Gudep

Kayu Agung – Sebanyak 17.000 pramuka penggalang mengikuti aneka kegiatan di Bumi Perkemahan Dana Teluk Gelam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. “Selama ini saya ajak sahabat-teman di sekolah sebagai anggota pramuka supaya tidak ikut-ikutan memakai narkoba,” istilah Tarsisius J Wihage, peserta menurut Kwartir Cabang Bogen Digul, Kwartir Daerah Papua kemarin, usai mengikuti aktivitas diskusi bahaya narkoba.

Tarsisius menyebutkan nir semua wilayah di Papua dipenuhi pengguna narkoba. Masih poly, ucapnya, remaja dan pemuda yg baik. Siswa kelas tiga SMP ini mengaku aktivitasnya di pramuka makin menguatkan agama diri, kemandirian serta memperbanyak sahabat. Pendapat Tarsisius dibenarkan peserta Jambore Nasional lain yg diikuti penggalang (pramuka berusia 11-15 tahun) berdasarkan semua Tanah Air.

Arnoldus Douw menurut Kwartir Cabang Dogiyai, Nabire, Papua mengaku menerima 50 teman selama 3 hari pada lokasi Jambore yang berlangsung 2-9 Juli 2011. Arnoldus yang menjadi Sekretaris Regu Cenderawasih ini, bercita-cita masuk Institut Pemerintahan Dalam Negeri buat sebagai Camat. “Seleksi mengikuti Jamnas ini sangat berat, tapi aku menikmati,” kata Angkin Anindita, peserta dari Jawa Tengah. Dia senang mendapat sahabat serta keterampilan baru.

Memang, Jambore yang dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Sabtu lalu, menyajikan 57 mata aktivitas. “Kami ajak adik-saudara termuda memahami info-gosip terkini,” istilah Ketua Kwartir Daerah Pramuka Sumatera Selatan Abdul Shobur selaku Ketua Panitia Pelaksana Jambore Nasional.

Dia menyebut kegiatan go green – global development village misalnya diskusi tentang bahaya narkoba, praktik daur ulang sampah, diskusi pemanasan dunia dan perubahan iklim. Termasuk sosialisasi tenaga terbarukan seperti biogas, bioetanol, tenaga surya, mikrohidro dan penjernihan air. Kegiatan lain adalah teknologi serta industri, scouting skill, petualangan dan wisata.

“Jadikan Gerakan Pramuka sebagai pelindung kaum muda dari ancaman aksi kekerasan, radikalisme, terorisme serta penyalahgunaan narkoba,” kata Presiden Yudhoyono saat membuka Jambore Nasional. Untuk itu, Presiden meminta para menteri, pemerintah wilayah, global bisnis dan semua pihak membantu aktivitas pramuka pada kwartir dan gugus depan, baik yang berbasis pada sekolah maupun pada kompleks perumahan.

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Azrul Azwar memaparkan fokus revitalisasi pada gugus depan (Gudep) yang berjumlah 270.000 butir. Ada 6 kegiatan utama yang sedang dan akan terus dilaksanakan buat pembenahan Gudep. Pertama, memantapkan organisasi Gudep melalui proses akreditasi. Kedua, menaikkan kompetensi pembina melalui proses sertifikasi. Ketiga, melengkapkan fasilitas pendidikan melalui acara bantuan Gugusdepan Kit.

Keempat untuk Gudep berbasis Sekolah, menggalang keterlibatan pelbagai pihak terkait melalui pemberdayaan Komite Sekolah. Kelima, membantu penyediaan biaya operasional Gudep melalui proses pengintegrasian menggunakan dana BOS. “Keenam memperbaharui kurikulum dan metoda pendidikan, melalui proses penyesuaian dengan pelbagai perkembangan mutakhir,” istilah Azrul.

Menurut Azrul, Jamnas 2001 pada Ogan Komering Ilir ini jua diikuti 80 pramuka menurut Malaysia serta Singapura. Mereka berbaur dengan adik-saudara termuda pramuka Indonesia yang tidak selaras etnis, kepercayaan , daerah dan kelas sosial.mereka mempraktikkan arti kemandirian, gotong royong, kejujuran dan

berlatih keterampilan. Mereka jua hidup di perkemahan dengan syarat air yg minim, panas serta kesulitan MCK. “Sikap toleransi dan persaudaraan yang sebagai pijakan bagi multikulturalisme dibutuhkan meresap pada kalangan peserta,” ucapnya. (Untung W)

Sumber : //www.tempointeraktif.com

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel