Siswa Diwajibkan Berpakaian Pramuka
SUNGAILIAT, BANGKA POS.com — Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Yunan Helmi, menegaskan para kepala sekolah (kepsek) buat mewajibkan siswasiswi mengenakan pakaian seragam pramuka spesifik pada hari Sabtu. Kebijakan tersebut akan diterapkan awal tahun ajaran 2011.
Aturan tadi akan diberlakukan menyusul usulan menurut pengurus kwartir gerakan pramuka terhadap eksistensi aktivitas pengembangan diri anak didik tadi yg belakangan mulai pada tinggalkan. Selain itu muncul keprihatinan terhadap syarat seragam siswa pada lingkungan sekolah masingmasing terutama dalam hari bebas dampak impak berdasarkan globalisasi mencontoh berdasarkan tayangan sinetron. Para gurupun dinilai ikutikutan mengikuti trendi.
“Jadi pramuka ini kami anggap suatu kegiatan yang sangat positif, karena pendidikan nir hanya mengejar pengetahuan, namun juga pendidikan karakter keliru satunya lewat pramuka ini. Kita dukung sekali acara tadi. Dan saya jikalau kwartir pramuka Bangka ini menargetkan aktif 70 % pada tahun 2011 saya akan bantu mereka, kita akan buat surat agar gudep yang telah terdapat ke depan diaktifkan pulang, serta saya akan monitor,” ujar Yunan dikonfirmasi Bangka Pos Group di ruang kerjanya, pekan kemarin.
Kebijakan tadi kata Yunan berlaku mulai berdasarkan sekolah negeri sampai swasta. Para kepala sekolah ini sekaligus diminta mewajibkan siswanya mengenakan seragam sekolah khusus dalam hari Sabtu.
“Jadi nir ada warnawarni lagi, pokoknya Sabtu sandang pramuka semua kita,” ujar Yunan.
Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Kecamatan Sungailiat, M Ansori Muslim, mengaku, usulan ke dinas pendidikan mengenakan sandang pramuka dan menghidupkan kembali aktivitas ekstrakurikuler ini didasari atas keprihatinan para ketua sekolah terhadap anak didik didik.
“Khusus pada hari Sabtu memang kadang seragam dijadikan daya tarik ada yg berwarna pink, putih, mini , pokoknya kayak pada tontonan sinetron. Itu kadang dijadikan daya tarik mereka buat siswa yang memang bahagia modifmodif seperti itu. Sementara regulasinya tidak terdapat yg sampai kini memaksa untuk hari Sabtu pakai pakaian pramuka. Tapi faktanya berdasarkan dulu setiap Sabtu tradisinya pramuka. Sekarang bukan anak didik saja yang ikutikut trendi termasuk pula pengajar. Jadi nggak memahami lagi mana guru mana siswa, mana yg benar,” ujar Ansori.
Ansori menambahkan, impak seragam bebas sangatlah akbar pengaruhnya bagi siswasiswi didik. Diantaranya memunculkan kecemburuan sosial.
“Ini memang trik sekolah yg memang orientasi kapitalis. Yangh)kedua ini trik income sekolah buat pengadaan baju itu terutama bagi sekolah partikelir. Akhirnya sekolah negeri ikutikutan pula akhirnya memberatkan komite padahal sekolah sudah gratis. Jadi seragam perlu distandarkan, anak didik jangan dibentuk nekoneko,” saran Ansori.(udy)