MODUL 6 PRAKONDISI DI PLPG KOMPETENSI PEDAGOGIK


MODELPEMBELAJARAN

Dikutipdari asal www.sertifikasiguru.id,pada acara prakondisi dalam PLPG 2017Peserta PLPG 2017 wajib menyelidiki Modul Pedagogik dan Modul PendalamanMateri Bidang Studi secara mandiri serta bisa diunduh melalui lamansertifikasiguru.id

Sebagaipersiapan pendalaman modul pedagogik pada prakondisi PLPG 2017 kami sajikanRINGKASAN MATERI KELOMPOK KOMPETENSI PEDAGOGIK 6: MODEL PEMBELAJARAN

RingkasanMateri ini dikembangkan menurut kompetensi pedagogik yang keempat diPermendiknas angka 16 tahun 2007 yaitu: Memfasilitasi Pengembangan Potensi PesertaDidik buat Mengaktualisasikan banyak sekali Potensi yang Dimiliki

RINGKASANMATERI KELOMPOK KOMPETENSI PEDAGOGIK 6.

I.konsEP PENDEKATAN SAINTIFIK (5M)

A.    Esensi PendekatanSaintifik

Proses pembelajaran dapat dipadankandengan suatu proses ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini menjadi titian emasperkembangan serta pengembangan perilaku, keterampilan, serta pengetahuan pesertadidik.

Dalam pendekatan atau proses kerja yangmemenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif(inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif(deductivereasoning).

Dalam pendekatan atau proses kerja yangmemenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif(inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif(deductivereasoning).

Penalaran deduktif melihat kenyataan umumuntuk lalu menarik simpulan yang khusus. Sebaliknya, penalaran induktifmemandang kenyataan atau situasi spesifik buat kemudian menarik simpulan secarakeseluruhan.

Penalaran induktif menempatkanbukti-bukti spesifik ke pada relasi idea yg lebih luas. Metode ilmiahumumnya menempatkan kenyataan unik dengan kajian spesifik dan detail untukkemudian merumuskan simpulan generik.

B.    Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Observing (mengamati), Questioning(menanya), Mengumpulkan berita/ eksperimen, Mengasosiasikan/ mengolahinformasi, Mengkomunikasikan .

1.     Mengamati

Kegiatan Belajarnya mengamati: melihat,membaca, mendengar, menyimak (tanpa atau dengan alat).

Kompetensi yg Dikembangkan: melatihkesungguhan, ketelitian, mencari berita

Metode mengamati mengutamakankebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Metode ini memilikikeunggulan  eksklusif, misalnya menyajikan media objek secara nyata, pesertadidik bahagia serta tertantang, serta gampang pelaksanaannya. Tentu saja kegiatanmengamati dalam rangka pembelajaran ini umumnya memerlukan waktu persiapanyang lama serta matang, porto serta energi nisbi banyak, serta bila tidakterkendali akan mengaburkan makna dan tujuan pembelajaran.

Metode mengamati sangat berguna bagipemenuhan rasa ingin tahu siswa, sehingga proses pembelajaran memilikikebermaknaan yang tinggi. Dengan metode observasi peserta didik menemukan faktabahwa ada interaksi antara objek yg dianalisis dengan materi pembelajaran yangdigunakan sang guru.

Langkah-langkah Mengamati

Menentukan objek apa yg akandiobservasi

Membuat pedoman observasi sesuai denganlingkup objek yg akan diobservasi

Menentukan  secara kentara data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder

Menentukan pada mana loka objek yangakan diobservasi

Menentukan secara jelas bagaimanaobservasi akan dilakukan buat mengumpulkan data supaya berjalan mudah serta lancar

Menentukan cara dan melakukan pencatatanatas output observasi , seperti memakai buku catatan, kamera, tape recorder,video perekam, dan alat-indera tulis lainnya.

Jenis-jenis Pengamatan

Observasi biasa (common observation).peserta didik merupakan subjek yang sepenuhnya melakukan observasi (completeobserver), dan sama sekali nir melibatkan diri menggunakan pelaku, objek, atausituasi yg diamati.

Observasi terkendali (controlledobservation). Siswa sama sekali tidak melibatkan diri dengan pelaku,objek, atau situasi yg diamati. Pada observasi terkendali pelaku atauobjek  yang diamati ditempatkan dalam ruang atau situasi yg dikhususkan.

Observasi partisipatif (participantobservation). Pada observasi partisipatif, peserta didik melibatkan diri secaralangsung dengan pelaku atau objek yg diamati. Observasi semacam inimengharuskan peserta didik melibatkan diri dalam pelaku, komunitas, atau objekyang diamati

2.      Menanya

Kegiatan Belajarnya

Mengajukan pertanyaan mengenai informasiyang nir dipahami dari apa yg diamati atau pertanyaan buat mendapatkaninformasi tambahan mengenai apa yang diamati dimulai berdasarkan pertanyaan faktualsampai ke pertanyaan yg bersifat hipotetik).

Kompetensi yg Dikembangkan

Mengembangkan kreativitas, rasa ingintahu, kemampuan merumuskan pertanyaan buat menciptakan pikiran kritis yang perluuntuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat

Guru yg efektif sanggup menginspirasipeserta didik buat mempertinggi dan membuatkan ranah perilaku, keterampilan,serta pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, dalam waktu itu jua dia membimbingatau memandu peserta didiknya belajar menggunakan baik. Ketika guru menjawabpertanyaan peserta didiknya, waktu itu pula beliau mendorong asuhannya itu untukmenjadi penyimak serta pembelajar yang baik.

Berbeda dengan penugasan yangmenginginkan tindakan nyata, pertanyaan dimaksudkan buat memperoleh tanggapanverbal. Istilah “pertanyaan” nir selalu pada bentuk “kalimat tanya”,melainkan pula dapat dalam bentuk pernyataan, asalkan keduanya menginginkantanggapan lisan. Bentuk pertanyaan, misalnya: Apakah karakteristik-ciri kalimat yangefektif? Bentuk pernyataan, contohnya: Sebutkan karakteristik-ciri kalimatefektif!      

Mengajukan pertanyaan mengenai informasiyang nir dipahami dari apa yg diamati atau pertanyaan buat mendapatkaninformasi tambahan mengenai apa yang diamati. (dimulai dari pertanyaan faktualsampai ke pertanyaan hipotetik)

3.     Mengumpulkan Informasi/ Eksperimen

Kegiatan Belajarnya: Melakukaneksperimen, Membaca asal lain selain kitab teks, Mengamati objek/kejadian,Aktivitas Wawancara dengan narasumber

Kompetensi yg Dikembangkan: Mengembangkansikap teliti, jujur,sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuanberkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagaicara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjanghayat.

4.     Mengasosiasikan/ Mengolah

Kegiatan Belajarnya

Mengolah informasi yang sudahdikumpulkan baik terbatas berdasarkan hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupunhasil mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi

Kompetensi yg Dikembangkan

Mengembangkan perilaku amanah, teliti,disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuanberpikir induktif serta deduktif pada menyimpulkan .

5.     Mengkomunikasikan         

Kegiatan Belajarnya : Menyampaikan hasilpengamatan, konklusi menurut  output analisis secara lisan, tertulis,atau media lainnnya.

Kompetensi yg Dikembangkan:Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis,mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuanberbahasa yang baik dan benar. 


II.modeL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)

A.  Definisi/Konsep

Metode Discovery Learning merupakan teoribelajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bilapelajar tidak tersaji menggunakan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapidiharapkan murid mengorganisasi sendiri.

Sebagai strategi belajar, DiscoveryLearning mempunyai prinsip yg sama dengan inkuiri (inquiry) dan ProblemSolving. Tidak ada perbedaan yg prinsipil pada ketiga kata ini, padaDiscovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yangsebelumnya nir diketahui. Perbedaannya menggunakan discovery adalah bahwa padadiscovery perkara yg diperhadapkan kepada siswa semacam masalah yangdirekayasa oleh guru

Dalam mengaplikasikan metode DiscoveryLearning pengajar berperan sebagai pembimbing menggunakan memberikan kesempatan kepadasiswa buat belajar secara aktif, sebagaimana pendapat guru wajib dapatmembimbing dan mengarahkan aktivitas belajar anak didik sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini ingin merubah aktivitas belajar mengajar yg teacheroriented menjadi student oriented.

Dalam Discovery Learning, hendaknya guruharus memberikan kesempatan muridnya buat menjadi seseorang masalah solver,seorang scientis, historin, atau pakar matematika. Bahan ajar tidak disajikandalam bentuk akhir, namun murid dituntut buat melakukan banyak sekali kegiatanmenghimpun keterangan, membandingkan, dikategorikan, menganalisis,mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan dan membuat kesimpulan-kesimpulan.

B.  Keuntungan Model PembelajaranPenemuan

Membantu murid buat memperbaiki danmeningkatkan keterampilan-keterampilan serta proses-proses kognitif. Usahapenemuan adalah kunci dalam proses ini, seorang tergantung bagaimana carabelajarnya.

Pengetahuan yg diperoleh melaluimetode ini sangat pribadi serta ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dantransfer.

Menimbulkan rasa senang pada anak didik,karena tumbuhnya rasa menilik dan berhasil.

Metode ini memungkinkan anak didik berkembangdengan cepat serta sinkron menggunakan kecepatannya sendiri.

Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatanbelajarnya sendiri menggunakan melibatkan akalnya serta motivasi sendiri.

Metode ini dapat membantu siswamemperkuat konsep dirinya, lantaran memperoleh agama bekerja sama denganyang lainnya.

Berpusat pada anak didik serta guru berperansama-sama aktif mengeluarkan gagasan-gagasan. Bahkan gurupun dapat bertindaksebagai anak didik, serta menjadi peneliti di dalam situasi diskusi.

Membantu murid menghilangkan skeptisme(keragu-raguan) lantaran menunjuk pada  kebenaran yang final serta tertentuatau niscaya.

Siswa akan mengerti konsep dasar danide-ide lebih baik;

Membantu dan menyebarkan ingatan dantransfer kepada situasi proses belajar  yg baru;

Mendorong siswa berfikir serta bekerjaatas inisiatif sendiri;

Mendorong siswa berfikir bisikan hati danmerumuskan hipotesis sendiri;

Memberikan keputusan yang bersifatintrinsik; Situasi proses belajar sebagai lebih terangsang;

Proses belajar mencakup sesama aspeknyasiswa menuju pada pembentukan manusia  seutuhnya;

Meningkatkan taraf penghargaan padasiswa;

Kemungkinan siswa belajar denganmemanfaatkan berbagai jenis sumber belajar;

Dapat mengembangkan talenta serta kecakapanindividu.

C.   Kelemahan ModelPembelajaran Penemuan

Metode ini menyebabkan asumsi bahwa terdapat kesiapanpikiran buat belajar. Bagi murid yang kurang pandai , akan mengalami kesulitanabstrak atau berfikir atau membicarakan hubungan antara konsep-konsep, yangtertulis atau ekspresi, sehingga dalam gilirannya akan mengakibatkan frustasi.

Metode ini tidak efisien untuk mengajarjumlah anak didik yg poly, karena membutuhkan waktu yg usang buat membantumereka menemukan teori atau pemecahan perkara lainnya.

Harapan-asa yg terkandung dalammetode ini dapat buyar berhadapan dengan anak didik dan guru yg telah terbiasadengan cara-cara belajar yang lama .



Pengajaran discovery lebih cocok untukmengembangkan pemahaman, sedangkan mengembangkan aspek konsep, keterampilan danemosi secara holistik kurang menerima perhatian.

Pada beberapa disiplin ilmu, misalnyaIPA kurang fasilitas buat mengukur gagasan  yg dikemukakan sang parasiswa nir menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yg akanditemukan oleh murid karena sudah dipilih terlebih dahulu sang guru.

D.    Langkah-LangkahOperasional

1. Langkah Persiapan

a. Menentukan  tujuan pembelajaran

b. Melakukan identifikasi karakteristiksiswa (kemampuan awal, minat, gaya  belajar, serta sebagainya)

c. Memilih materi pelajaran.

d. Menentukan topik-topik yang harusdipelajari anak didik secara induktif (menurut contoh-contoh generalisasi)

e. Mengembangkan bahan-bahan belajaryang berupa contoh-model, gambaran, tugas dan sebagainya untuk dipelajarisiswa

f. Mengatur topik-topik pelajaran dariyang sederhana ke kompleks, dari yg  nyata ke abstrak, atau menurut tahapenaktif, ikonik sampai ke simbolik

g. Melakukan evaluasi proses serta hasilbelajar anak didik 

2. Pelaksanaan

a. Stimulation (stimulasi/pemberianrangsangan)

     Pertama-tamapada termin ini pelajar dihadapkan dalam sesuatu yang menimbulkan kebingungannya,lalu dilanjutkan buat nir memberi generalisasi, supaya muncul keinginanuntuk mengusut sendiri. Disamping itu pengajar dapat memulai kegiatan PBM denganmengajukan pertanyaan, anjuran membaca buku, serta kegiatan belajar lainnya yangmengarah pada persiapan pemecahan perkara. Stimulasi dalam tahap ini berfungsiuntuk menyediakan kondisi hubungan belajar yg bisa berbagi danmembantu murid dalam mengeksplorasi bahan.

b.  Problem statement (pernyataan/identifikasi masalah)

      Setelahdilakukan stimulasi langkah selanjutya merupakan pengajar memberi kesempatan kepadasiswa buat mengidentifikasi sebesar mungkin rencana-rencana perkara yangrelevan menggunakan bahan pelajaran, kemudian keliru satunya dipilih serta dirumuskandalam bentuk hipotesis (jawaban ad interim atas pertanyaan kasus)

c.  Data collection (PengumpulanData).

     Ketikaeksplorasi berlangsung guru juga memberi kesempatan pada para siswa untukmengumpulkan fakta sebanyak-banyaknya yg relevan buat pertanda benaratau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). Pada termin ini berfungsi untukmenjawab pertanyaan atau pertanda benar tidaknya  hipotesis, dengandemikian siswa diberi kesempatan buat mengumpulkan (collection) berbagaiinformasi yg relevan, membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengannara asal, melakukan uji coba sendiri serta sebagainya.

d.  Data Processing (PengolahanData)

     Menurut Syah(2004:244) pengolahan data adalah aktivitas mengolah data serta informasi yangtelah diperoleh para anak didik baik melalui wawancara, observasi, serta sebagainya,kemudian ditafsirkan. Semua informai output bacaan, wawancara, observasi, dansebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bilaperlu dihitung menggunakan cara eksklusif dan ditafsirkan pada taraf kepercayaantertentu.

e.  Verification (Pembuktian)

      Padatahap ini murid melakukan pemeriksaan secara cermat buat pertanda benaratau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tersebut menggunakan temuan cara lain ,dihubungkan menggunakan hasil data processing (Syah, 2004:244). Verification menurutBruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatifjika pengajar memberikan kesempatan pada siswa buat menemukan suatu konsep,teori, aturan atau pemahaman melalui model-model yg beliau jumpai dalamkehidupannya.

f.  Generalization (menarikkesimpulan/generalisasi)

     Tahapgeneralisasi/ menarik kesimpulan merupakan proses menarik sebuah kesimpulan yangdapat dijadikan prinsip generik dan berlaku buat semua insiden atau kasus yangsama, menggunakan memperhatikan output pembuktian (Syah, 2004:244). Berdasarkan hasilverifikasi maka  dirumuskan prinsip-prinsip yg mendasari generalisasi

E.     SistemPenilaian

Dalam Model Pembelajaran DiscoveryLearning, penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes maupun non tes.

 Penilaian yg dipakai dapatberupa penilaian kognitif, proses, sikap, atau evaluasi hasil kerja murid.apabila bentuk penialainnya berupa evaluasi kognitif, maka pada modelpembelajaran discovery learning bisa memakai tes tertulis.  Jikabentuk penilaiannya  menggunakan penilaian proses, perilaku, atau penilaianhasil kerja siswa maka aplikasi penilaian  bisa dilakukan denganpengamatan.

III.modeL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)

A.definisi/Konsep

Pembelajaran berbasis masalah merupakansebuah pendekatan pembelajaran yg menyajikan kasus kontekstual sehinggamerangsang peserta didik buat belajar.

Dalam kelas yang menerapkan pembelajaranberbasis masalah, siswa bekerja pada tim untuk memecahkan masalahdunia konkret (real world)

B. Kelebihan PBL

1. Dengan PBL akan terjadipembelajaranbermakna. Pesertadidik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu kasus maka mereka akanmenerapkan pengetahuan yg dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuanyang dibutuhkan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat diperluas ketikapeserta didik/mahapeserta didik berhadapan dengan situasi di mana konsepditerapkan

2. Dalam situasi PBL, pesertadidik/mahapeserta didik mengintegrasikan pengetahuandan ketrampilan secara simultan serta mengaplikasikannya pada konteks yangrelevan

3. PBL dapat menaikkan kemampuanberpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahapeserta didik dalambekerja, motivasi internal buat belajar, serta dapat menyebarkan hubunganinterpersonal pada bekerja grup.

C. Langkah-langkah OperasionaldalamProses Pembelajaran

1. Konsep Dasar (Basic Concept)

Fasilitatormemberikan konsep dasar, petunjuk, surat keterangan,atau link dan skill yang dibutuhkan pada pembelajaran tadi. Hal inidimaksudkan agar peserta didik lebih cepat masuk dalam atmosfer pembelajarandan mendapatkan ‘peta’ yg seksama mengenai arah dan tujuan pembelajaran

2. Pendefinisian Masalah (Defining theProblem)

Dalam langkah ini fasilitatormenyampaikan skenario atau pertarungan serta siswa melakukan berbagaikegiatan brainstorming dan semua anggota kelompok menyampaikan pendapat, ilham,serta tanggapan terhadap skenario secara bebas, sehingga dimungkinkan munculberbagai macam cara lain pendapat

3. Pembelajaran Mandiri (Self Learning)

Peserta didik mencari berbagai sumberyang bisa memperjelas info yang sedang diinvestigasi. Sumber yang dimaksuddapat dalam bentuk artikel tertulis yg tersimpan di perpustakaan, halamanweb, atau bahkan ahli dalam bidang yg relevan.

Tahap pemeriksaan mempunyai 2 tujuanutama, yaitu: (1) supaya siswa mencari liputan serta mengembangkanpemahaman yang relevan dengan konflik yang sudah didiskusikan pada kelas,dan (2) berita dikumpulkan dengan satu tujuan yaitu dipresentasikan pada kelasdan kabar tersebut haruslah relevan dan dapat dipahami.

4. Pertukaran Pengetahuan (Exchangeknowledge)

Setelah menerima sumber untukkeperluan pendalaman materi pada langkah pembelajaran mandiri, selanjutnyapada pertemuan berikutnya siswa berdiskusi pada kelompoknya untukmengklarifikasi capaiannya serta merumuskan solusi dari pertarungan gerombolan .pertukaran pengetahuan ini dapat dilakukan dengan cara peserrta didik berkumpulsesuai gerombolan dan fasilitatornya.

5. Penilaian (Assessment)

Penilaian dilakukan dengan memadukantiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), serta perilaku (attitude).penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yg mencakup seluruh kegiatanpembelajaran yang dilakukan menggunakan ujian akhir semester (UAS), ujian tengahsemester (UTS), kuis, PR, dokumen, serta laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapatdiukur menurut penguasaan indera bantu pembelajaran, baik aplikasi, hardware, maupunkemampuan perancangan dan pengujian.

D. Contoh Penerapan

Memanfaatkan lingkungan peserta didikuntuk memperoleh pengalaman belajar. Pengajar memberikan penugasan yg dapatdilakukan di berbagai konteks lingkungan siswa, antara lain di sekolah,famili serta warga .

Penugasan yang diberikan oleh gurumemberikan kesempatan bagi peserta didik buat belajar diluar kelas. Peserta didikdiharapkan bisa memperoleh pengalaman langsung mengenai apa yg sedangdipelajari. Pengalaman belajar adalah kegiatan belajar yg wajib dilakukanpeserta didik dalam rangka mencapai penguasaan standar kompetensi, kemampuandasar serta materi pembela

E. Tahapan-Tahapan Model PBL

Fase-Fase

Perilaku Guru

Fase 1

Orientasi peserta didik kepada kasus.

Menjelaskan tujuan pembelajaran,menjelaskan logistik yg dibutuhkan.

Memotivasi siswa buat terlibataktif pada pemecahan masalah yang dipilih.

Fase 2

Mengorganisasikan peserta didik

Membantu siswa mendefinisikandan mengorganisasikan tugas belajar yang herbi perkara tadi.

Fase 3

Membimbing penyelidikan individu dankelompok.

Mendorong peserta didik untukmengumpulkan warta yang sesuai, melaksanakan eksperimen buat mendapatkanpenjelasan serta pemecahan kasus.

Fase 4

Mengembangkan serta menyajikan hasilkarya.

Membantu siswa dalammerencanakan dan menyiapkan karya yg sinkron misalnya laporan, contoh danberbagi tugas menggunakan sahabat.

Fase 5

Menganalisa dan mengevaluasi prosespemecahan kasus.

Mengevaluasi output belajar tentangmateri yang sudah dipelajari /meminta grup presentasi hasil kerja.

F. Sistem Penilaian

Penilaian dilakukan dengan memadukantiga aspek pengetahuan (knowledge), kecakapan (skill), serta perilaku (attitude).penilaian terhadap penguasaan pengetahuan yg mencakup seluruh kegiatanpembelajaran yang dilakukan menggunakan ujian akhir semester (UAS), ujian tengahsemester (UTS), kuis, PR, dokumen, serta laporan.

Penilaian terhadap kecakapan dapatdiukur menurut penguasaan indera bantu pembelajaran, baik aplikasi, hardware, maupunkemampuan perancangan dan pengujian. Sedangkan penilaian terhadap sikapdititikberatkan pada penguasaan soft skill, yaitu keaktifan dan partisipasidalam diskusi, kemampuan bekerjasama dalam tim, dan kehadiran dalampembelajaran. Bobot penilaian untuk ketiga aspek tersebut ditentukan oleh gurumata pelajaran yang bersangkutan.

Penilaian pembelajaran menggunakan PBLdilakukan menggunakan authentic assesment. Penilaian dapat dilakukan denganportfolio yang adalah deretan yg sistematis pekerjaan-pekerjaan pesertadidik yg dianalisis buat melihat kemajuan belajar dalam kurun waktu tertentudalam kerangka pencapaian tujuan pembelajaran. Penilaian dalam pendekatan PBLdilakukan menggunakan cara penilaian diri (self-assessment) serta peer-assessment.

Self-assessment. Penilaian yangdilakukan oleh pebelajar itu sendiri terhadap bisnis-usahanya serta output pekerjaannyadengan merujuk dalam tujuan yg ingin dicapai (standard) oleh pebelajar itusendiri dalam belajar.

Peer-assessment. Penilaian di manapebelajar berdiskusi untuk memberikan evaluasi terhadap upaya serta hasilpenyelesaian tugas-tugas yg telah dilakukannya sendiri juga sang temandalam kelompoknya

IV.modeL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

A.  Definisi/Konsep

Pembelajaran Berbasis Proyek (ProjectBased Learning=PjBL) merupakan metoda pembelajaran yang menggunakanproyek/aktivitas sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, evaluasi,interpretasi, buatan, dan keterangan buat membuat banyak sekali bentuk hasilbelajar.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakanmetode belajar yang memakai kasus menjadi langkah awal dalam mengumpulkandan mengintegrasikan pengetahuan baru dari pengalamannya dalamberaktifitas secara konkret.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancanguntuk dipakai dalam konflik komplek yg dibutuhkan peserta didik dalammelakukan insvestigasi dan memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulaidengan memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan membimbingpeserta didik pada sebuah proyek kolaboratif yg mengintegrasikan berbagaisubjek (materi) pada kurikulum.

 Pada ketika pertanyaan terjawab,secara pribadi siswa bisa melihat aneka macam elemen primer sekaligusberbagai prinsip pada sebuah disiplin yg sedang dikajinya. PjBL merupakaninvestigasi mendalam mengenai sebuah topik global konkret, hal ini akan berhargabagi atensi serta bisnis siswa.

B.  Keuntungan PembelajaranBerbasis Proyek

Meningkatkan motivasi belajar pesertadidik buat belajar, mendorong kemampuan mereka buat melakukan pekerjaanpenting, dan mereka perlu buat dihargai.

Meningkatkan kemampuan pemecahanmasalah.

Membuat siswa menjadi lebihaktif serta berhasil memecahkan masalah-persoalan yg kompleks.

Meningkatkan kolaborasi.

Mendorong siswa untukmengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi.

Meningkatkan keterampilan peserta didikdalam mengelola sumber.

C.  Kelemahan Pembelajaran BerbasisProyek

Memerlukan poly saat untukmenyelesaikan masalah.

Membutuhkan porto yg cukup banyak

Banyak pelatih yg merasa nyamandengan kelas tradisional, di mana instruktur memegang kiprah utama pada kelas.

Banyaknya peralatan yang harusdisediakan.

Peserta didik yg memiliki kelemahandalam percobaan serta pengumpulan warta akan mengalami kesulitan.

Ada kemungkinan peserta didik yangkurang aktif dalam kerja grup.

Ketika topik yg diberikan kepadamasing-masing gerombolan tidak sama, dikhawatirkan siswa nir mampu memahamitopik secara keseluruhan

D. Langkah-langkah Pembelajaran BerbasisProyek

1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (StartWith the Essential Question).

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaanesensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalammelakukan suatu kegiatan. Mengambil topik yg sesuai menggunakan realitas dunianyata dan dimulai dengan sebuah pemeriksaan mendalam. Guru berusaha agartopik yg diangkat relevan buat para siswa.

2. Mendesain Perencanaan Proyek (Designa Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratifantara pengajar serta siswa. Dengan demikian siswa diharapkanakan merasa “memiliki” atas proyek tadi. Perencanaan berisi mengenai aturanmain, pemilihan aktivitas yg dapat mendukung pada menjawab pertanyaanesensial, menggunakan cara mengintegrasikan banyak sekali subjek yang mungkin, sertamengetahui alat dan bahan yg dapat diakses buat membantu penyelesaianproyek.

3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secarakolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menuntaskan proyek. Aktivitaspada termin ini diantaranya: (1) membuat timeline buat merampungkan proyek,(dua) membuat deadline penyelesaian proyek, (3) membawa siswa agarmerencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika mereka membuatcara yang nir berhubungan dengan proyek, dan (5) meminta siswa untukmembuat penerangan (alasan) mengenai pemilihan suatu cara.

4. Memonitor siswa serta kemajuanproyek (Monitor the Students and the Progress of the Project)

Pengajar bertanggungjawab untukmelakukan monitor terhadap kegiatan siswa selama merampungkan proyek.monitoring dilakukan menggunakan cara menfasilitasi peserta didik dalam setiapproses. Dengan kata lain pengajar berperan sebagai mentor bagi aktivitaspeserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibentuk sebuah rubrik yangdapat merekam keseluruhan kegiatan yg krusial.

5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan buat membantupengajar pada mengukur ketercapaian stSaudarar, berperan dalam mengevaluasikemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan pulang tentang tingkatpemahaman yg telah dicapai siswa, membantu pengajar pada menyusunstrategi pembelajaran berikutnya.

6. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate theExperience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajardan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan serta output proyek yangsudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupunkelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta buat mengungkapkan perasaan danpengalamanya selama merampungkan proyek. Guru dan peserta didikmengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama prosespembelajaran, sebagai akibatnya dalam akhirnya ditemukan suatu temuan baru (new inquiry)buat menjawab perseteruan yang diajukan pada termin pertama pembelajaran.

D.  Sistem PenilaianPenilaianproyek adalah aktivitas penilaian terhadap suatu tugas yg harusdiselesaikan pada periode/ketika eksklusif. Tugas tadi berupa suatuinvestigasi semenjak berdasarkan perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,pengolahan dan penyajian data. Penilaian proyek bisa digunakan buat mengetahuipemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan serta kemampuanmenginformasikan siswa dalam mata pelajaran eksklusif secara jelas. Padapenilaian proyek setidaknya ada 3 hal yg perlu dipertimbangkan yaitu:

Kemampuan pengelolaan

Kemampuan siswa pada memilihtopik, mencari liputan dan mengelola ketika pengumpulan data dan penulisanlaporan.

Relevansi

Kesesuaian dengan mata pelajaran, denganmempertimbangkan tahap pengetahuan, pemahaman serta keterampilan dalam pembelajaran.

Keaslian

Proyek yang dilakukan peserta didikharus adalah output karyanya, dengan mempertimbangkan kontribusi pengajar berupapetunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik.



Sumber Pustaka :

Ariani, Farida dkk. 2016. Model Pembelajaran . Jakarta: Pusat Pengembangan dan PemberdayaanPendidik serta Tenaga Kependidikan Bahasa, Direktorat Jenderal Pengajar serta TenagaKependidikan

PPT Badan Sumber Pengembangan Sumber Daya ManusiaPendidikan serta Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementrian Pendidikandan Kebudayaan Tahun 2014.



POSTINGANTERKAIT

MODUL LENGKAP (1-10) UNDUH  DI SINI
PAKET LENGKAP SOAL PEDAGOFIK UNDUH DI SINI

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel