MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI
Sunday, May 30, 2021
Edit
MATERI PEMBELAJARAN TEKS EKSPLANASI
A. Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi kabar(pengetahuan serta urutan insiden) pada teks ekplanasi verbal dan tulis
4.tiga Mengkonstruksi fakta(pengetahuan serta urutan peristiwa) dalam teks eksplanasi secara ekspresi serta tulis
3.4 Menganalisis struktur dankebahasaan teks eksplanasi
4.4 Memproduksi teks eksplanasisecara lisan atau tulis dengan memerhatikan struktur serta kebahasaan
B. Ringkasan Materi
1. Mengidentifikasi Informasi dalamTeks eksplanasi
Teks eksplanasi bisa disamakandengan teks yang menceritakan mekanisme atau proses terjadinya sesuatu. Denganteks tadi, pembaca bisa memperoleh pemahaman tentang latar belakangterjadi sesuatu secara jelas serta logis. Teks eksplanasi menggunakan banyakfakta dan pernyataan-pernyataan yang memiliki hubungan sebab akibat(kausalitas). Tetapi, karena-karena ataupun dampak-dampak itu berupa sekumpulanfakta berdasarkan penulisnya.
Contoh teks eksplanasiAkhir-akhir ini demonstrasi kerapterjadi di hampir setiap ketika serta terjadi di berbagai loka. Bahkan,demonstrasi sudah sebagai kenyataan yg wajar di tengah-tengah masyarakatkita. Menanggapi fenomena tersebut, seseorang kepala wilayah menyatakan bahwapenyebab demonstrasi dan anarkisme tidak lain merupakan faktor laparnyamasyarakat. Lantas ia mencontohkan rakyat Malaysia dan Brunei yg adem ayem,karena kesejahteraan mereka terpenuhi maka demonstrasi di negara-negara itujarang terjadi.
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotesdan meminta oleh bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidakterima serta tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwademonstrasi yang biasa mereka lakukan murni buat memperjuangkan kebenaran danmelawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang sahih; sang bupati atau pihakmahasiswa ataupun komponen-komponen warga lainnya? Barangkali akal sangbupati dikaitkan menggunakan norma bayi atau anakkecil yg memang begitu adanya. Kalauseorang bayi merasa lapar, beliau akan ngamuk: menangis serta meronta-ronta. Tetapi,apabila nalar sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidakrelevan, contohnya membandingkan dengan syarat rakyat pada Malaysia ataupunBrunei yg adem-ayem, tidak seperti halnya warga Indonesia yanggampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu ditimbulkan oleh urusan perut, bahkan banyakperistiwa yang sama sekali tidak didasari sang motif itu. Dalam kaitannyadengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke pada beberapatingkatan. Kebutuhan yg paling fundamental merupakan makan serta minum. Sementaraitu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari olehkebutuhan strata akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi lantaran membutuhkanpengakuan menurut pemerintah ataupun pihak-pihak lain supaya hak-hak dan eksistensimereka diakui. Oleh lantaran merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkandinistakan, kemudian mereka berusaha buat menunjukkan jati dirinya dengan caraberdemonstrasi.
Banyak keterangan dapat membuktikannya. Demonstrasi massa dalam awalawal reformasi dinegeri ini padatahun 1997-1998, bukandilakukan oleh warga miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itudilakukan sang masyarakat dari kalangan menengah ke atas, pada hal ini adalahmahasiswa serta golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada perkara-kasusyang terjadi pada luar negeri. Dalam beragam sekala (akbar atau kecil),demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yangmereka lakukan telah barang tentu nir didorong sang syarat perut yg laparkarena mereka dalam umumnya dalam syarat yg sangat makmur.
Perbandingan yg relatif kontras menggunakan melihat insiden modern pada Kora Utara.kondisi sosial ekonomi masyarakat negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinanmenjadi pemandangan umum hampir melanda pada seluruh pelosok negeri. Akan namun,ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu tewas, tak terdapat upaya penggulingankekuasaan ataupun demonstrasi buat menuntut perubahan politik pada negerinya.padahal peluang buat itu lebih terbuka. Justru yg terjadi lalu hampirseluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.juga apabila kembali melihat syarat rakyat pada negeri ini. Kemiskinan sangat akrabdi pinggiran kota dan pada sudut-sudut desa di aneka macam
pelosok. Akan namun, mereka sporadis melakukan demonstrasi: hanya satuduaperistiwa. Justru yg jauhlebih getolmelakukan hal itu adalah rakyat yang tinggal sentra-sentra kota, yang secara umummereka lebih makmur.
Dengan berita-berita semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebabutama buat terjadinya gelombang demonstrasi. Akan namun, kenyataan tersebutlebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis berdasarkan masyarakat masyarakat. Merekatahu akan hak-haknya, mengerti juga bahwa di sekitarnya telah terjadipelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes danmenyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak terdapat di dalam diri mereka, apapun yang terjadidi sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut danberkata “ya”pada apapun tindakan dariimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Tentu saja komentar tersebut menyulut reaksi para mahasiswa. Mereka memprotesdan meminta oleh bupati mencabut kembali pernyataannya. Para mahasiswa tidakterima serta tidak merasa memiliki motif serendah itu. Mereka berpendirian bahwademonstrasi yang biasa mereka lakukan murni buat memperjuangkan kebenaran danmelawan kemunkaran yang terjadi di hadapannya.
Persoalannya kemudian, pendapat manakah yang sahih; sang bupati atau pihakmahasiswa ataupun komponen-komponen warga lainnya? Barangkali akal sangbupati dikaitkan menggunakan norma bayi atau anakkecil yg memang begitu adanya. Kalauseorang bayi merasa lapar, beliau akan ngamuk: menangis serta meronta-ronta. Tetapi,apabila nalar sang bupati dibawa pada konteks yang lebih luas, jelaslah tidakrelevan, contohnya membandingkan dengan syarat rakyat pada Malaysia ataupunBrunei yg adem-ayem, tidak seperti halnya warga Indonesia yanggampangan.
Demonstrasi massa tidak selalu ditimbulkan oleh urusan perut, bahkan banyakperistiwa yang sama sekali tidak didasari sang motif itu. Dalam kaitannyadengan kebutuhan manusia, Abraham Maslow membaginya ke pada beberapatingkatan. Kebutuhan yg paling fundamental merupakan makan serta minum. Sementaraitu, yang paling puncak adalah kebutuhan akan aktualisasi diri.
Namun demikian, pada umumnya demonstrasi massa justru lebih didasari olehkebutuhan strata akhir itu. Masyarakat berdemonstrasi lantaran membutuhkanpengakuan menurut pemerintah ataupun pihak-pihak lain supaya hak-hak dan eksistensimereka diakui. Oleh lantaran merasa dibiarkan, hak-haknya diingkari, bahkandinistakan, kemudian mereka berusaha buat menunjukkan jati dirinya dengan caraberdemonstrasi.
Banyak keterangan dapat membuktikannya. Demonstrasi massa dalam awalawal reformasi dinegeri ini padatahun 1997-1998, bukandilakukan oleh warga miskin ataupun orang-orang lapar. Justru hal itudilakukan sang masyarakat dari kalangan menengah ke atas, pada hal ini adalahmahasiswa serta golongan intelektual. Belum lagi kalau merujuk pada perkara-kasusyang terjadi pada luar negeri. Dalam beragam sekala (akbar atau kecil),demonstrasi bukan hal aneh lagi bagi negara-negara Eropa. Demonstrasi yangmereka lakukan telah barang tentu nir didorong sang syarat perut yg laparkarena mereka dalam umumnya dalam syarat yg sangat makmur.
Perbandingan yg relatif kontras menggunakan melihat insiden modern pada Kora Utara.kondisi sosial ekonomi masyarakat negaranya sangat jauh terbelakang. Kemiskinanmenjadi pemandangan umum hampir melanda pada seluruh pelosok negeri. Akan namun,ketika Kim Jong-Il, pimpinannya itu tewas, tak terdapat upaya penggulingankekuasaan ataupun demonstrasi buat menuntut perubahan politik pada negerinya.padahal peluang buat itu lebih terbuka. Justru yg terjadi lalu hampirseluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.juga apabila kembali melihat syarat rakyat pada negeri ini. Kemiskinan sangat akrabdi pinggiran kota dan pada sudut-sudut desa di aneka macam
pelosok. Akan namun, mereka sporadis melakukan demonstrasi: hanya satuduaperistiwa. Justru yg jauhlebih getolmelakukan hal itu adalah rakyat yang tinggal sentra-sentra kota, yang secara umummereka lebih makmur.
Dengan berita-berita semacam itu, nyatalah bahwa kemiskinan bukanlah penyebabutama buat terjadinya gelombang demonstrasi. Akan namun, kenyataan tersebutlebih disebabkan oleh kemampuan berpikir kritis berdasarkan masyarakat masyarakat. Merekatahu akan hak-haknya, mengerti juga bahwa di sekitarnya telah terjadipelanggaran dan kesewenang-wenangan. Mereka kemudian melakukan protes danmenyampaikan sejumlah tuntutan.
Apabila faktor-faktor itu tidak terdapat di dalam diri mereka, apapun yang terjadidi sekitarnya, mereka akan seperti kerbau dicocok hidung: manggutmanggut danberkata “ya”pada apapun tindakan dariimpinannya meskipun menyimpang, dan bahkan menzalimi mereka sendiri.
(Sumber: Kosasih).
Teks di atas terdiri atas paragraf-paragraf yang merupakan paparan tentangakibat karena maraknya demonstrasi di tengah-tengah rakyat. Teks itu pundapat dikelompokkan sebagai teks eksplanasi. Dari teks semacam itu diharapkanpara pembaca bisa tahu proses berlangsungnya suatu peristiwa yg bersifatkausalitas menggunakan sejelasjelasnya.
Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak kabar yang fungsinya sebagaipenyebab atau dampak terjadinya suatu insiden. Bahkan, bisa dikatakan bahwateks eksplanasi hampir semuanya berupa informasi.
Untuk detail, perhatikan pulang paragraf pertama pada atas. Paragraftersebut dibuat oleh empat butir kalimat yang semuanya berupa kabar .
Dalam teks eksplanasi, penulis menggunakan banyak kabar yang fungsinya sebagaipenyebab atau dampak terjadinya suatu insiden. Bahkan, bisa dikatakan bahwateks eksplanasi hampir semuanya berupa informasi.
Untuk detail, perhatikan pulang paragraf pertama pada atas. Paragraftersebut dibuat oleh empat butir kalimat yang semuanya berupa kabar .
Kalimat
Keterangan
1. Kondisi sosial ekonomi warga negaranya sangat jauh kurang pandai. Kemiskinan sebagai pemandangan generik hampir melanda pada semua
pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong Il, pimpinannya itu mati, tidak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi buat menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yg terjadi lalu hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.
pelosok negeri. Akan tetapi, ketika Kim Jong Il, pimpinannya itu mati, tidak ada upaya penggulingan kekuasaan ataupun demonstrasi buat menuntut perubahan politik di negerinya. Padahal peluang untuk itu lebih terbuka. Justru yg terjadi lalu hampir seluruh warganya menunduk hidmat, mengantar jenazah pimpinannya ke liang lahat.
fakta
2. Juga jika pulang melihat kondisi rakyat pada negeri ini. Kemiskinan sangat akrab pada pinggiran kota serta di sudut-sudut desa pada banyak sekali pelosok. Akan namun, mereka jarang melakukan demonstrasi: hanya satu-dua peristiwa. Justru yg jauh lebih getol melakukan hal itu merupakan
rakyat yang tinggal pusat-pusat kota, yg secara umum mereka lebih makmur.
rakyat yang tinggal pusat-pusat kota, yg secara umum mereka lebih makmur.
fakta
Contoh 2
Kalau memang telah terkena kurang darah,jenis-jenis asupan alamiah seperti berdasarkan makanan, telah tak mudah lagi. Inidisebakan, kuliner berzat besi perlu dikonsumsi pada jumlah yang banyak danitu tak memungkinkan. Makanya, asupan zat besi perlu dibubuhi sampaianemianya terkoreksi.. Biasanya, mereka merasa balik sehat waktu sehari-duasetelah mengkonsumsi asupan zat besi. Namun, itu menghilangkan gejalanya saja.padahal, penyakitnya terdapat sewaktuwaktu sanggup timbul pulang. Oleh karenaitu, supaya anemia terkoreksi, diharapkan zat besi yang relatif menjadi cadangan didalam tubuh. Cadangan zat besi itu berguna buat membarui sel darah merah yanghilang. Biasanya, asupan itu terus dikonsumsi selama satu-tiga bulansampaianemianya terkoreksi betul.
Teks tersebut tergolong ke pada bentukteks eksplanasi. Di dalamnya tergambar suatu paparan proses. Teks tersebutmemaparkan secara kausalitas mengenai proses penyembuhan penyakit kurang darah.pembacanya pun memperoleh pemahaman yg sangat jelas mengenai cara-carapenyembuhan penyakit itu. Dengan contoh pada atas, teks yg menyebutkan suatuproses, urutan kegiatan yg bersifatkausalitas, bisa digolongkan ke pada teks eksplanasi.
2.struktur Teks Ekplanasi
Tekseksplanasi mempunyai struktur standar sebagaimana halnya jenis teks lainnya. Sesuaidengan karakteristik generik berdasarkan isinya, teks eksplanasi dibuat olehbagian-bagian berikut.
a. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasisesuatu yang akan diterangkan. Hal itu sanggup terkait menggunakan fenomena alam,sosial, budaya, dan kenyataan-kenyataan lainnya. Bagian ini disebut pula denganpernyataan umum.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proseskejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimanaatau mengapa.
1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yangtersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannyadisusun berdasarkan urutan ketika.
2) Rincian yg berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yangtersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusunberdasarkan interaksi karena dampak.
a. Identifkasi fenomena (phenomenon identifcation), mengidentifkasisesuatu yang akan diterangkan. Hal itu sanggup terkait menggunakan fenomena alam,sosial, budaya, dan kenyataan-kenyataan lainnya. Bagian ini disebut pula denganpernyataan umum.
b. Penggambaran rangkaian kejadian (explanation sequence), memerinci proseskejadian yang relevan dengan fenomena yang diterangkan sebagai pertanyaan atas bagaimanaatau mengapa.
1) Rincian yang berpola atas pertanyaan “bagaimana” akan melahirkan uraian yangtersusun secara kronologis ataupun gradual. Dalam hal ini fase-fase kejadiannyadisusun berdasarkan urutan ketika.
2) Rincian yg berpola atas pertanyaan “mengapa” akan melahirkan uraian yangtersusun secara kausalitas. Dalam hal ini fase-fase kejadiannya disusunberdasarkan interaksi karena dampak.
Bagianini dianggap juga menggunakan deretan penjelas.
3) Ulasan (review), berupa komentar atau evaluasi tentang konsekuensiatas insiden yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga denganiterpretasi.
3) Ulasan (review), berupa komentar atau evaluasi tentang konsekuensiatas insiden yang dipaparkan sebelumnya. Bagian ini disebut juga denganiterpretasi.
Contohteks eksplanasi serta analisis strukturnya
Kebakaran Hutan
Kebakaran hutan merupakan peristiwa di manawilayah yg mempunyai banyak tanaman lebat (pohon), semak belukar,paku-pakuan, rumput, dan lain-lain atau yang dikenal hutan mengalami perubahanbentuk yg disebabkan oleh aktifitas pembakaran secara akbar-besaran.kebakaran hutan merupakan suatu keadaan dimana hutan pada landa api sehinggamemberi dampak negatif maupun positif. Berdasarkan fakta yang ada dampaknegatif kebakaran hutan jauh lebih mendominasi berdasarkan dalam efek positifnya.
Faktor penyebab terjadinya kebakaranhutan terdapat dua macam yaitu faktor alam dan faktor manusia. Kebakaran hutan yangterjadi lantaran faktor alam sering ditimbulkan oleh demam isu kering berkepanjangan,sambaran petir. Dan aktifitas vulkanik yang umumnya mengeluarkan lahar dan awanpanas yang dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran. Kebakaran pada bawah tanah (GroundFire) juga termasuk faktor alam karena dalam daerah tanah gambut yg dapatmenyulut kebakaran diatas tanah pada saat animo kering saat cuaca sedangpanas-panasnya.
Kebakaran hutan di Indonesia, hampir 95persen kebakaran hutan di sebabkan sang ulah manusia. Faktor insan seringkali kali dilakukan menggunakan unsur kesengajaan sang manusia sepertikelalaian membuang putung rokok, membakar hutan dalam rangka pembukaan huma,barah unggun yg lupa dimatikan atau tidak sahih-benar mangkat saat ditinggalkan,pembakaran sampah, dan banyak sekali kelalaian lainnya. Kebakaran jenis ini seringterjadi di hutan-hutan pada gunung-gunung yang tak jarang dikunjungi pecinta alam(pendaki gunung) pada pulau Jawa misalnya kebakaran hutan digunung sindoro padaseptember 2015.
Kebakaran hutan berdamapak kegundulanhutan yg mampu menyebabkan tanah longsor dan banjir menerjang yg dikarenakan kegundulan hutan.
Kebakaran hutan selalu membawa kerusakanbesar bagi lingkungan, ekosistem alam, serta korban manusia. Kerusakanlingkungan, contohnya kekeringan lantaran berkurangnya asal daya air, pencemaranudara, dan emisi gas CO2 ke atnosfer yg mengakibatkan hujan asam. Kerusakanekosistem alam, contohnya musnahnya satwa serta flora yang hayati didalam hutan.kadangkala terjadi korban jiwa karena terinfeksi pada saluran pernapasan danbiasanya terkena kanker paru-paru terutama buat yg berusia lanjut dananak-anak yang menghirup udara yg telah terkontamisai sang asap kebakaranhutan.
Dengan pencerahan pribadi, kitaharus menjaga hutan supaya tidak terjadi kebakaran. Kita sanggup mencegah kebakaranhutan dengan cara tidak membuang barang yang mudah terbakar di hutan (putungrokok), tidak membakar hutan buat pembukaan huma serta segera mematikan apiyang telah nir dipakai lagi. Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsimelestarikan hutan.
Dengan pencerahan pribadi, kitaharus menjaga hutan supaya tidak terjadi kebakaran. Kita sanggup mencegah kebakaranhutan dengan cara tidak membuang barang yang mudah terbakar di hutan (putungrokok), tidak membakar hutan buat pembukaan huma serta segera mematikan apiyang telah nir dipakai lagi. Dengan begitu kita telah ikut berpartisipsimelestarikan hutan.
Penjelasan
Paragrafpertama tersebut adalah bagian identifikasi kenyataan atau pernyataan generik.
Paragrafkedua hingga menggunakan kelima merupakan bagian penggambaran rangkaian kejadianatau perpaduan penjelas. Paragraf keenam adalah bagian ulasan atauiterpretasi.
3. Menelaah Ciri KebahasaanTeks Eksplanasi
Kaidahkebahasaan teks eksplanasi antara lainsebagai berikut.
a. Banyak memakai kata yangbermakna denotatif.
b.. Banyak memakai konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
b.. Banyak memakai konjungsi kausalitas ataupun kronologis.
1) Konjungsi kausaltias, diantaranya, sebab, lantaran, oleh karena itu, olehkarena itu, sehingga.
2) Konjungsi koronologis (interaksi saat), misalnya kemudian, lalu,sesudah itu, dalam akhirnya.
2) Konjungsi koronologis (interaksi saat), misalnya kemudian, lalu,sesudah itu, dalam akhirnya.
c. Banyak memakai kabar waktupada kalimat-kalimatnya.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulankelima rambut-rambut mulai tumbuh dalam kepala. Selama bulan keenam,alis serta bulu mata ada. Setelah tujuh bulan, fetus seperti kulitorangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dankesembilan, lemak ditimbun pada bawah kulit sehingga perlahan-lahanmenghilangkan sebagian keriput dalam kulit. Kaki membulat. Kuku keluar padaujung-ujung jari. Rambut orisinil rontok dan terus menjadi sempurna dan siapdilahirkan.
Berikut contohnya.
Pada bulan keempat, muka telah kian tampak seperti manusia. Dalam bulankelima rambut-rambut mulai tumbuh dalam kepala. Selama bulan keenam,alis serta bulu mata ada. Setelah tujuh bulan, fetus seperti kulitorangtua dengan kulit merah berkeriput. Selama bulan kedelapan dankesembilan, lemak ditimbun pada bawah kulit sehingga perlahan-lahanmenghilangkan sebagian keriput dalam kulit. Kaki membulat. Kuku keluar padaujung-ujung jari. Rambut orisinil rontok dan terus menjadi sempurna dan siapdilahirkan.
d. Banyak memakai istilah ganti benda,baik konkret ataupun abstrak, misalnya demonstrasi, banjir, eklips, embrio,kesenian daerah; serta bukan kata ganti orang, seperti ia, dia, mereka.oleh karena objek yang dijelaskannya itu berupa kenyataan, tidak berbentukpersonal (nonhuman participation),
e. Banyak memakai kata kerja pasif. Sepertikata terlihat, terbagi, terwujud, terakhir, dimulai, ditimbun, dan dilahirkan.
f. Banyakmenggunakan istilah teknis atau peristilahan, sesuai menggunakan topikyang dibahasnya. Jika topiknya tentang kelahiran, istilah-kata biologiyang timbul. Demikian juga apabila topiknya tentang kesenian wilayah,istilah-kata budaya yg poly dipakai. Apabila topiknya mengenai fenomenakebaikan BBM, maka kata ekonomi dan sosial yang akan poly muncul.
4. MenulisTeks Eksplanasi Berdasarkan Struktur serta Kebahasaan
Hal krusial yang perlu menerima perhatian primer pada menyusunteks eksplanasi adalah
bahwa teks eksplanasi merupakan teks yg mengungkapkan proses terjadinya suatufenomena, baik
itu berkenaan menggunakan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisaberpola
kronologis ataupun kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke pada genre faktual. Oleh karena itu, topik-topikyang dipilih haruslah berupa topik yg bisa memperluas wawasan ataupunpengetahuan pembacanya
tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud menggunakan proses merupakan suatu urutandari suatu
kejadian atau insiden. Paparannya harus menurut liputan ataupunpendapat-pendapat yang
benar; bukan output khayalan, fitnah, ataupun sesuatu yg bersifat fiktif.
Hal lain yg harus diperhatikan di pada penulisan teks eksplanasi adalahhubungan
antarbagiannya yg berupa insiden. Pola interaksi antarperistiwa itu disusundalam bentuk
kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yangdigunakannya
sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, kemudian, bahkan,selanjutnya,
akhirnya.
b. Hubungan karena dampak: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya merupakan sebagai berikut.
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tadi atas termin-termin kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam lebih jelasnya-lebih jelasnya yang tegassehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu menggunakan jelas (Kosasih, 2014: 191)
bahwa teks eksplanasi merupakan teks yg mengungkapkan proses terjadinya suatufenomena, baik
itu berkenaan menggunakan alam, budaya, ataupun sosial. Adapun pengembangannya bisaberpola
kronologis ataupun kausalitas.
Teks eksplanasi tergolong ke pada genre faktual. Oleh karena itu, topik-topikyang dipilih haruslah berupa topik yg bisa memperluas wawasan ataupunpengetahuan pembacanya
tentang suatu proses. Adapun yang dimaksud menggunakan proses merupakan suatu urutandari suatu
kejadian atau insiden. Paparannya harus menurut liputan ataupunpendapat-pendapat yang
benar; bukan output khayalan, fitnah, ataupun sesuatu yg bersifat fiktif.
Hal lain yg harus diperhatikan di pada penulisan teks eksplanasi adalahhubungan
antarbagiannya yg berupa insiden. Pola interaksi antarperistiwa itu disusundalam bentuk
kronologis ataupun sebab akibat. Bentuknya dinyatakan dengan konjungsi yangdigunakannya
sebagai berikut.
a. Hubungan kronologis: kemudian, sebelumnya, sesudahnya, kemudian, bahkan,selanjutnya,
akhirnya.
b. Hubungan karena dampak: sebab itu, oleh karena.
Untuk menyusun kedua pola itu, langkah-langkahnya merupakan sebagai berikut.
1) Penulis harus mengetahui perincian-perincian secara menyeluruh.
2) Penulis harus membagi proses tadi atas termin-termin kejadiannya.
3) Penulis menjelaskan setiap urutan itu ke dalam lebih jelasnya-lebih jelasnya yang tegassehingga pembaca
dapat melihat seluruh proses itu menggunakan jelas (Kosasih, 2014: 191)
Adapun langkah-langkahpenyususannya merupakan menjadi berikut.
a. Menentukan satu fenomenaperistiwa alam atau sosial budaya
Misalnya, insiden alamgempa bumib. Mendafar topik- topikyang dapat dikembangkan sebagai teks eksplanasi
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) saat terjadinya gempa
7) wilayah yg terkena gempa
Contoh:
1) pengertian gempa bumi
2) proses terjadinya gempa bumi
3) akibat gempa bumi
4) penyebab gempa bumi
5) gempa bumi vulkanik dan tektonik
6) saat terjadinya gempa
7) wilayah yg terkena gempa
8) yang harus dilakukan untukmenghadapi gempa bumi
9) yang wajib dilakukansaat terjadinya gempa
c. Menyusun kerangka teks, yakni menggunakan menomori topik-topik itu sesuai denganstruktur baku menurut teks ekspalanasi, yg paragraf-paragrafnya bisa disusunsecara kausalitas atau kronologis.
Dalam tahap ini, bisa saja membuat topik yang kita anggap tidaksesuai atau merubahnya menggunakan topik yg lain.
Struktur Teks eksplanasi
Topik-Topik
1) Identifkasi fenomena
a) pengertian gempa bumi
b) wilayah/tempat terjadinya gempa.
c) macam gempa bumi
2) Proses peristiwa
a) proses terjadinya gempa tektonik
b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) dampak gempa
b) proses terjadinya gempa vulkanik
c) dampak gempa
3) Ulasan
a) simpulan saat terjadinya gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa
b) tindakan persiapan menghadapi gempa
c) tindakan saat terjadi gempa
Adapun pengembanganparagrafnya, kita bisa menyusun kerangka seperti berikut.
Contoh:
Contoh:
1.pengertian gempa bumi
2.daerah/tempat terjadinyagempa.
3.macam gempa bumi
4.proses terjadinya gempatektonik
5.proses terjadinya gempavulkanik
6.akibat gempa
7.simpulan waktu terjadinyagempa
8.tindakan persiapanmenghadapi gempa
9.tindakan waktu terjadigempa.
d. Pengumpulan data
Dalam hal ini kita mampu melakukannya menggunakan membaca berbagaireferensi, melakukan observasi, serta wawancara.
e. Mengembangkan kerangkayang sudah disusun menjadi teks eksplanasi yg lengkap dan utuh, denganmemperhatikan struktur bakunya: identifkasi fenomena, proses insiden, danulasan. Dalam termin ini kita wajib membuahkan topik-topik itu sebagai kalimatyang kentara. Kita pun dapat saja menciptakan kalimat yang kegunaannya sebagaipengikat, seperti konjungsi-konjungsi yg biasa dipakai dalam tekseksplanasi, sehingga kalimat-kalimat itu terjalin secara lebih kompak serta padu.
Berikut model pengembangan paragraf buat teks eksplanasi.
Berikut model pengembangan paragraf buat teks eksplanasi.
Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaranatau goncangan yang terjadi karena konvoi lapisan batu bumi yg berasaldari dasar atau bawah permukaan bumi. Peristiwa alam itu seringkali terjadi didaerah yg berada dekat dengan gunung berapi serta jua pada wilayah yangdikelilingi lautan luas.
Berdasarkan penyebabterjadinya, gempa bumi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu gempa tektonik dangempa vulkanik. Gempa tektonik terjadi lantaran lapisan kerak bumi menjadigenting atau lunak sebagai akibatnya mengalami pergerakan. Teori “Tektonik Plate” berisipenjelasan bahwa bumi kita ini terdiri atas beberapa lapisan batuan. Sebagianbesar daerah lapisan kerak ini akan hanyut serta mengapung pada lapisan, sepertihalnya salju. Lapisan ini beranjak sangat perlahan sehingga terpecah-pecah danbertabrakan satu dengan yang lain, itulah sebabnya mengapa gempa bumi terjadi.sementara itu, gempa bumi vulkanik terjadi karena adanya letusan gunung berapiyang sangat dahsyat. Sehingga tanah di lebih kurang gunung bergetar bahkangetarannya sampai terasa jauh, hal itu sebagai karena gempa vulkanik. Gempavulkanik ini lebih sporadis terjadi apabila dibandingkan menggunakan gempa tektonik.
Peristiwa gempa bumi yangterjadi begitu cepat bisa menyebabkan dampak yg sangat luar biasa. Getarangempa bumi sangat kuat serta merambat ke segala arah sehingga bisa menghancurkanbangunan dan mengakibatkan korban jiwa.
Dengan demikian dapatdisimpulkan bahwa gempa bisa terjadi kapan saja, tanpa mengenal ekspresi dominan. Mesikpundemikian, konsentrasi gempa cenderung terjadi di loka-loka tertentu saja, sepertipada batas Plat Pasifik. Tempat ini dikenal menggunakan bulat barah karenabanyaknya gunung berapi. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan olehindividu/rakyat sebelum terjadi gempa merupakan mengetahui jalan yang palingaman untuk meninggalkan rumah apabila terjadi gempa. Sedangkan ketika terjadi gempaadalah menjauhi jendela kaca, kompor atau alat-alat rumah tangga yg mungkinakan jatuh.
f. Menyunting teks eksplanasi yg ditulisteman. Tujuannya buat mengoreksi kesalahan-kesalahan yg mungkin ada dalamteks itu, contohnya berkenaan dengan
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/indikasi bacanya.
1) isi teks,
2) struktur,
3) kaidah kebahasaan, dan
4) ejaan/indikasi bacanya.
Rujukan
Kosasih,E. 2014. Jenis-Jenis Teks pada MataPelajaran Bahasa Indoneisa SMA/MA/SMK. Bandung: Yrama Widya
Suherli,dkk. 2017. Buku Siswa Bahasa IndonesiaKelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum danPerbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Suherli,dkk. Buku Pengajar Bahasa Indonesia Kelas XI Revisi Tahun 2017. Jakarta: Pusat Kurikulum danPerbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
BACA JUGA
MATERI PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KLIK //cara-pramuka.blogspot.com/2018/07/materi-pembelajaran-teks-mekanisme.html
BACA JUGA
MATERI PEMBELAJARAN TEKS PROSEDUR KLIK //cara-pramuka.blogspot.com/2018/07/materi-pembelajaran-teks-mekanisme.html